Fisika Radiasi Diagnostik
Film Sinar-x dan Pengelolahanya
Ada 2 jenis film : a. Screen film
b. Non screen film.
1.
Film base
terbuat dari cellulose triasetate atas pelyenter
2.
Lapisan emulsi t/d gelatin dan Kristal agar
3.
Lapisan perekat – larutan oulluloso soetate
4.
Superconting t/d gelatin yang bening
Film base ditambah cat biru untuk mempermudah melihat dan
disebut nafoty film karena mudah terbakar.
Pembentukan Pola
Karena penyerapan
sinar-X didalam tubuh screen berbeda-beda. Maka banyaknya foten sinar-X yang mengenai film berbeda-beda pula. Maka
terbentuklah pola gambaran intent yang baru dapat dilihat setelah diolah.
Sebuah Kristal Ag Br yang
menunjukan:
a.Sensitivityspeck.
b.Perintang Br bermuatan negative.
b.Perintang Br bermuatan negative.
Sebagai dari Ag - Br Kristal
lattice ion +Ag O ion –Br.
Kristal Ag Br berbentuk kubus
dengan Ag dan Br disudut-sudut.Bila atom
Bergabung membentuk AgBr.Elektron
kulit luar atom Ag menyelubungi Br sehingga memberikan muatan negative (-e )
yang menyeluruh.
Kehilangan electron dari Ag
menjadikan Ag bermuatan positif ( + e ).
Pada waktu pembuatan Kristal AgBr
timbul kesalahan-kesalahan,antara lain tercampur dengan bahan kimia lain
seperti sulpur compound allyl thiocarbonida yang disebut sensitivity apeek yang
terdapat pada permukaan Kristal. Sensitivity speek tersebut mempunyai sifat
menangkap electron dan disinilah akan terbentuk logam perak yang hitam.
Eksposi dengan
sinar-X
1. Sina-X dapat diserap oleh emulsi (ZBr=35 ZAg=47)
Dengan jalan :
a.
Efek fotolistrik
b.
Efek comton yang dapat menghasilkan foto
atau comton elektron
2.
Foto atau comton electron ini bila melalui Kristal akan berangsur berkurang tenaganya dengan
melepaskan electron-elektron lain yang bergerak melalui Kristal.
Electron yang mendekati sensitivity speek akan ditangkap olehnya sehingga sensitivity
speek bermuatan negatif. Selama proses ini ion Br berubah menjadi atom Br yang
meninggalkan Kristal dan diambil oleh
sekelilingnya.
3.
Muatan negative pada sensitivity speek akan
menarik Ag hingga muatannya menjadi netral Ion Ag yang netral.
Development
Kerja
developer ialah mengubah Kristal-kristal
yang mengandung gambaran Kristal
Intent kedalam Ag yang hitam dan
tidak merubah Kristal yang tidak
mengandung gambaran Intent. Pengubahan
AgBr kedalam Ag dapat terjadi bila
larutan developer dapat memberikan electron ke Kristal
karena ini menghasilkan pengubahan ion Ag menjadi atom Ag.
Bahan kimia
yang dapat memberikan elektro disebut reducing agent dan aksi kimia yang
menyebabkan disebut reduksi.
A dan B tidak ada efek tidak
dengan gambaran Intent
C – F Pembentukan butir Ag.
Gambar A dan B adanya perintang negative pada AgBr yang
tidak kena sinar, akan menolak electron dari developer. Jadi tidak ada efek.
Gambar
C-F pada Kristal AgBr yang mempunyai gambaran Intent terdapat tumpukan atom Ag
pada permukaan yang menyebabkan perintang retak. Dari tempat retak inilah
electron-elektron developer dapat menembus kedalam Kristal dan mengakibatkan
reduksi ion2 Ag. Proses ini berlangsung sampai semua ion-ion Ag
berubah menjadi atom-atom Ag dan semua ion-ion Br masuk kedalam developer. Gambaran
Intent AgBr berubah dari kekuningan menjadi hitam. Perlu diketahui bahwa noda
hitam Ag didalam emulsi ada di tempat yang sama dimana mula-mula diserap oleh
Kristal AgBr.
Efek Developer
Daya
developer menentukan berapa besar retak dalam perintang bromine seharusnya,
sebagai akibat adanya Intent sebelum Kristal dapat diproduksi. Daya yang
terlalu kuat dapat menembus perintang keskipun tidak ada gambaran Intent,
sehingga dapa membedakan Kristal yang mempunyai gambaran Intent dengan yang
tidak. Bila terlalu lemah, maka gambaran Intent harus sangat besar atau
development sangat lama.
Jadi
untuk jenis film tertentu development turut menentukan aksposi yang tepat yang
harus diberikan pada film atau sebaliknya jenis gambar terakhir tidak hanya
tergantung pada jenis film eksposi juga development.
Adanya Kabut
Bila
sebuah film yang disinar sama sekali didevelop, akan terdapat suatu kehitaman
tertentu. Banyaknya kehitaman bergantung pada jenis film, penyimpanan,
pemakaian dan development. Kehitaman disebut (fog).
Penetap dan pengeras (Fixation dan hardening)
Prosespenetap
lebih sederhana pada pembangkit karena fingsinya melarutkan dan mengeluarkan
AgBr yang tidak terkena sinar dari film. AgBr mula-mula membentuk molekul yang
komplek dengan bahan penetap. Setelah itu molekul tersebut larut dalam larutan
penetap berikutnya. Itulah sebabnya harus ada penetap yang berlebih.
Bersamaan
dengan proses penetap, emulsi film diperkeras dengan bahan-bahan kimia dalam
penetap. Maksud terpenting dari pengerasan dilm inilah perlindungan film
terdapat kerusakan-kerusakan.
Tahap-tahap dalam pembuatan radiograf
Proses Waktu Apa yang terjadi
1. Pembuatan Kristal-kristal
AgBr dengan ukuran yang sesuai dan mempunyai sensitivity speek dibuat dan
dicampur dengan gelatin.
2.
Eksposi 0.01-10
detik gambaran Intent terbentuk
3.
Dibasahi 10
detik film dibasahi hingga
pembangkitan berikutnya sama.
4. Pembangkitan 3-10
menit gambaran Intent diubah
menjadi perak.
5. Dicuci dengan acid 1
menit pembangkitan
berhenti dan menghilangkan pembangkit yang berlebihan.
6. Penetap dan pengeras 10-30 menit melarutkan
sisa-sisa AgBr dan memperkeras gelatin.
7. Dicuci dengan air 30
menit menghilangkan sisa
pembangkit dan penetap.
8.
Dikeringkan 30
menit menghilangkan air.
Proses 1 s/d 6 dilakukan di kamar gelap.
Proses 3 sering
dihilangkan karena bahan untuk membasahi dimasukan kedalam pembangkit
Proses 5 kadang-kadang
dihilangakan atau di ganti dengan air biasa, meskipun pencampuran bahan-bahan
kimia pembangkit dan penetap dapat menyababkan bintik-biktik
SIFAT-SIFAT FILM
SINAR-X
Sifat
penting dari film yang di pakai dalam radiografi adalah kemampuan sinar-X
membuat pola dari bermacam-macam kehitaman dalam film. Film dilekatkan pada
tabir yang diterangi secara merata dan banyaknya cahaya yang berbeda-beda
diteruskan dan diamati oleh radiologi.
Kurva karakteristik film sinar-X.
Densitas optic ditentukan olehj
persamaan
Kontras
Kontras adalah perbedaan densitas
Kontras minimum yang dapat dilihat
mata adalah 0,02
Tabir penguat dan flouresensi
Tabir
penganut dipakai dalam radiografi dan tabir flouresensi dalam flouroskopi.
Meskipun kedun teknik ini adalah sangat berbeda tatapi prinsip fisikanya adalah
aman, prinsipnya adalah bahwa beberapa bahwa dapat menyera[I sinar-x dan memanorkan kembali
dalam bentuk rotan bahanya kelihatan. Banyak bahaya yang di panorkan berbanding
lurus dengan tenaga sinar x yang di serap berbanding lurus dengan ekaporsi
sinar x (mR) yang mengenai tabir , jadi setiap pola ( dari intositne dan
eksposi dalam berkas sinar x akan di ubah kedalam pola yang serupa tetapi
kelihatan).
Luminesensi
Bahan
bahan luminesensi yang memanorkan cahaya sebagai akibat disinar dengan sinar x
dapat di bagi dalam dua golongan.
1.
Bahan-bahan fonforesensi
Dengan bahan ini
cahaya terus di panorkan untuk waktu tertentu setelah terjadi penyerapan sinar
x, teranglah bahwa bahan seperti ini tidak cocok untuk Florouskopi bila d
kehendaki bahwa di setiap perubahan pola sinar x, harus di nlihat dengat
segera, pennundaan dalam panorama cahaya
juga mengakibatkan pola terjadi kabur karena gerakan pasien, juag dalam
radiografi fonforensi untuk aftourglow yang berlangsung agak lama, harus di
hindari harna gerakan pola dari satu exposi keberikutnya akan masuk film ke
dua.
2.
Bahan-bahan fluoresensi
Dalam bahan-bahan
ini panoaran cahaya cepat berhenti setelah penyinaran selesai, ini tentu
memerlukan waktu sedikit dan tak ada garis pemisah yang tajam antara
fonforesensi dan flourensi, untuk keperluan dianostik adalah dengan “afterglow” meningkat selama sebagian
kecil dari satu detik yang cukup singkat hingga eksposi-eksposi serial yang
dapat di ubah.
Flourensensi
Bahan-bahan florensensi adalah Kristal
yang mempinyai tingakatan-tingkatan electron seperti dalam atom-atom yang
tersimpan.
Flouresensi
Penyabaran
tenaga tingkatan tenaga dalam band-band tenaga bila atom-atom tambahan
berdekatan.
Penyebaran tingkatan tenaga dalam
band tenaga bila atom tambah berdekatan, sebetulnya polatingkatan-tingkatan
tenaga yang terpisah-pisah (K,l,M) hanya betul untuk atom tunggal terpisah (
misalnya dalam gas ).
Dalam solid tingkatan-tingkatan
dalam (K,L, dat) tiap atom solid adalah sama seperti atom tunggal dan atom-atom
lainya di sekitarnya tidak berpengaruh pada tikungan-tikungan ini yang penuh
terisielektron electron, untuk tingkatan-tingkatan luar (O,P dat), kebanyakan
kosong dan situasinya lain.
Disini dalam setiap electron tidak
tertingkat pada tenaga tertentu tetapi kehadiran atom-atom lain memungkinkan
bagi tiap electron untuk mempuyai sembarang tenaga dalam jangka yang kecil
tetapi tertentu,
jangaka ini cukup
lebar sehingga tingkatan-tingkatan tunggal yang dulu tetapi sekarang mennindih
membentuk band yang cukup lebar dari tenaga-tenaga electron.
Dalam gambar tersebut di atas daerag
garis menunjukan jangka tenaga yang munkin di miliki electron, sebagai kiri
gambar adalah situasi atom tunggal dan sebelah
kanan dalam solid, jadi dalam solid banyak tingkata-tingkatan tenaga
electron luar tinggal yang terpisah di ganti dengan beberapa band tenaga.
Struktur band electron sebuah
kridtal bahan isolasi yang sempurna dan murni.
Diagram tenaga ini terdiri dari:
a.
Band konduksi (O E)
Antara
tingkat O ( tingkat tenaga di mana elektrin dapat meninggalkan bahan) dan
tingkatan lebih rendah E1 terhadap band tenaga yang berbentuk dari beberapa
tingkatan tenaga sebelah luar atom yang membentuk Kristal.
Band ini disebut band konduksi karena
setiap electron dapat berada dalam band in dan bergerak bebas didalam bahan dan
terjadi konduksi listrik. Dalam bahan flourenensi band ini tidak terisi electron-elektron
dan dinamakan non-konduksi listrik (isolator).
b.
Daerah terlarang
Jangka tenaga antara E1-E2 tidak ada
tingkatan tenaga dan tidak terdapat electron-elektron. Daerah ini yang
dinamakan daerah terlarang sesuai dengan daerah tingkatan tenaga atom tunggal.
c.
Band terisi
Antara
E2 dan E3 terdapat band tingkatan-tingkatan tenaga yang ketemu dan electron-elektron dapat mempunyai
tenaga antara ko 2 batas £ B2 dan E3semua
tingkatan-tingkatan ini terosi dan di angkut band terisi, electron-elektron dapat
dikeluarkan dari band ini dan meninggalkan tempat-tempat kosong atau lubang,
kedalam mana electron-elektron lain dapat masuk.
d.
Tingkatan dalam
Di bawah E3 ada
band-band lain, daerah_daerah larangan dan tingkatan-tingkatan tenaga membelah
dalam yang tingggal terpisah, semuanya ini tidak penting untuk flourensensi dan
dapat di abaikan.
Electron trap (jebakan electron)
Pad
Kristal bagianya terdapat ketidak
murnian dan kesalahan yang sebagaian adalah beberapa tingkatan tenaga electron
ekstra dalam daerah terlarang E1,E2. tingkatan-tingkatan
ada di tempat- tempat tertentu dalam Kristal
dan apabila electron menenpati tingkatan ini akan di tahan ditempat tersebut
electron di katakana di jebak dan tingkatan tenaga tersebut di sebut jebakan
electron.
Band
tenang dalam bahan flourensesi dengan jebakan electron (2) dengan tenaga-tenaga
dekat penak daerah terlarang.
Flouresensi
Gambar flouresensi-panoraan
cahaya.
A.
Keadaan mula-mula bahan.
B. Tiap foto sinar x menghasilkan banyak electron
C. Electron pergi ke CB dan terjadi lubang- lubang di
F B
D. Lubang-lubang terisi dengan electron-elektron dari
jebakan dan menurunkan faton-faton cahaya.
E. Electron-elektron dari C B mengisi kembali jebakan
dan keadaan seperti semula-mula.
Antisinar
flourosensi
1.
Beberapa sinar x di serap dan terjadi electron sekunder (foto dan
copton)
2. Electron sekunder selama berangkat melalui atom-atom lain membuat
banyak lubang-lubang dalam F B dan mengangkat banyak electron electron ke C B.
3. Electron-elektron dalam jebakan (T) dengan cepat pergi kelubang baru
dan memancarkan foton-foton cahaya flouresensi kelihatan.
4.
Adakalanya ( tetapi tidak biasa ) electron-
electron dari C B mengisi lubang-lubang dan dengan demikian memanorkan faton
cahaya flouresensi.
5.
Jebakan-jebakan kosong diisi kembali oleh
electron dari C B.
6. Banyak foton-foton sinar x di serap dan
mengakibatkan banyak foton-foton cahaya di pancarkan dan spektrumnya adalah
kontinew.
Spektrum cahaya yang di pancarkan dari
tabir penguat continu
Flouresensi
Bahan
bahan flouresensi mempunyai jebakan kosong ( R ) pada posisi tenaga dekat
pendek F Z
Flouresensi pemancaran tertunda ( After Glow )
A & B faton
melpaskan electron electron dari F B. electron electron tersebut pergiKe C B
meninggalkan di F B.
C electron
dari C B jatuh ke trap.
D electron
kembali ke C B setelah mendapat tenaga.
E electron
ini kembali mengisi lubang di F B dan memanorkan faton cahaya.
Ikhtisar proses
forforesensi
1.
Sinar x di serap dan terjadi electron
sekuder (fot dan Compton)
2.
Electron sekunder membuat banyak lubang di
FB atom yang dilaluinya dan dengan demikian mengangkat electron-elektron lain
ke CB
3.
Electron ini jatuh dalam trap (B) dan
tinggal untuk beberapa waktu
4.
Jika sebuah electron dalam trap mendapat
cukup tenaga (dari atom-atom Kristal)
akan pergi kembali kelihatannya.
5.
Dari CB electron pergi mengisi lubang dalam
FB dan dengan demikian memancarkan foton cahaya kelihatan
6.
Jarak waktu antara (3) dan (4) menentukan
berapa lama cahaya dipancarkan setelah penyinaran sinar-X berhenti
7.
Banyak foton sinar-X diserap dan sebagai
hasil dari tiap-tiap foton banyak foton cahaya tampak dipancarkan dan
spektrumnya adalah kontinu
Tabir Penguat
Efek
pemakaian tabir penguat adalah menambah densitas pada film, memungkinkan
pemakaian (mAs) yang lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk memberikan
densitas yang sama tanpa tabir.
Tabir Fluoroskopi
Penampang melintang tabir flouroskopi
Pada
flouroskopi hanya diperlukan tabir tunggal dan pola cahaya yang dipancarkan
sesuai dengan pola sinar-x yang menyebabkannya, dilihat langsung oleh
radiologi.
Bahan-bahan flouresensi
Syarat-syarat utama yang cocok untuk
dipakai dalam tabir sinar-X adalah :
1.
Harus dapat menyerap sinar-X banyak (Z
tinggi)
2.
Harus mengeluarkan banyak cahaya dan tenaga
dan warna tertentu
3.
Tidak boleh
ada, efter slow yang kentara
Bahan-bahan yang mempunyai
sifat-sifat ini adalah calcium tungatate. Calcium tingatate biasa dipakai untuk
tabir penguat sino calcium sulphide untuk tabir flouroskopi. Barium lead
sulphate tidak dipakai lagi untuk tabir penguat, demikian pula sine sulphide
tetapi kadang-kadang dipakai dalam tabir masaminiature radiography (photo
fluoroscopy).
Spectrum pancaran dari tabir penguat
dan flouroskopi diatur terletak dalam daerah kepekaan maksimum dari film dan
mata.
Cahaya yang dipancarkan oleh
Bahan Min Max Peak Warna
Calcium tungatate 3500 5800 4200 violet
Zine sulphide 3900 5500 4300 violet
Barium lead sulphide 2600 4000 3000 ultra
(10 0/0 Pb) violet
Zine calcium sulphide 4500 6800 5500 yellow green
Factor penguat
(intensification factor=IF)
Dengan
memakai tabir penguat maka eksposi sinar-X yang diperlukan untuk menghasilkan
densitas film tertentu jauh berkurang. Pengurangan ini diukur dengan faktor
penguat IF.
IF = eksposi yang
diperlukan bila tabir tidak dipakai/Eksposi yang diperlukan bila tabir dipakai
Untuk densitas film
yang sama
Factor-faktor yang mempengaruihi IF
IF tergantung pada
Tabir dengan IF yang
tinggi disebut tabir cepat
Kurva karaqkteristik
dari film (A) disinar tidak dengan (B) dengan tabir penguat.
IF untuk
kombinasi film dan tabir pada densitas 1 adalah
IF
= E A
E B
Harga IF dapat menjadi besar yang
berarti pengurangan banyak dalam eksposi sebagai akibat dari pemakaian tabir
penguat.
Tidak hanya eksposi yang diperlukan
untuk menghasilkan densitas tertentu tetapi juga bertambah besar pada pemakaian
tabir penguat. Hal ini disebabkan karena eksposi sebenarnya ke film adalah oleh
cahaya tampak bila tabir dipakai, tetapi oleh sinar-X langsung bila tidak
dengan tabir.
Perubahan dalam cukup besar, dalam contoh ini dari 3 sampai 4. Film
non-screen (yang dibuat untuk dipakai tanpa tabir) mempunyai yang lebih tinggi
dari pada film screen (yang dibuat untuk dipakai dengan tabir) bila dipakai
tanpa tabir akan tetapi bila film screen dengan tabir dan film non-sreen
mempunyai yang lebih besar.
Factor-faktor yang
mempengaruhi IF
IF bergantung pada
1. Banyaknya tenaga sinar-X yang diserap tabir
2.
Kesanggupan merubahnya kedalam cahaya
3.
Berapa banyak dari cahaya ini yang mencapai
film dan efeknya terhadap film.
No comments:
Post a Comment