Monday 22 September 2014

FISIKA RADIODIAGNOSTIK



FISIKA RADIODIAGNOSTIK
Film Sinar-x dan Pengelolahanya
Ada 2 jenis film    :    a. Screen film
                                    b. Non screen film.
1.        Film bone terbuat dari oulluloso trisoetato atas pelyenter
2.        Lapisan emulsi t/d gelatin dan Kristal agar
3.        Lapisan perekat – larutan oulluloso soetate
4.        Superconting t/d gelatin yang bening
Film base ditambah Cat biru untuk mempermudah melihat dan disebut nafoty film karena mudah terbakar.
Pembentukan Pola
            Karena penyerapan sinar-X didalam tubuh screen berbeda-beda. Maka banyaknya foten sinar-X yang mengenai film berbeda-beda pula. Maka terbentuklah pola gambaran intent yang baru dapat dilihat setelah diolah.
Sebuah Kristal Ag Br yang menunjukan:
a.Sensitivityspeck.              
b.Perintang Br bermuatan negative.                                                             
Sebagian dari Ag - Br Kristal lattice ion +Ag O ion – Br.
Kristal Ag Br berbentuk kubus dengan Ag dan Br disudut-sudut.Bila atom                 
Bergabung membentuk AgBr.Elektron kulit luar atom Ag menyelubungi Br sehingga memberikan muatan negative (-e ) yang menyeluruh.                               
Kehilangan electron dari Ag menjadikan Ag bermuatan positif (+ e                                                      
Pada waktu pembuatan Kristal AgBr timbul kesalahan-kesalahan,antara lain tercampur dengan bahan kimia lain seperti sulpur compound alloyl thiocarbonida yang disebut sensitivity speck yang terdapat pada permukaan Kristal. Sensitivity speck tersebut mempunyai sifat menangkap electron dan disinilah akan terbentuk logam perak yang hitam.
Eksposi dengan sinar-X
1.      Sinar-X dapat diserap oleh emulsi (ZBr=35  ZAg=47)
Dengan jalan :
a.      Efek fotolistrik
b.      Efek compton yang dapat menghasilkan foto atau comton elektron
2.      Foton atau compton electron ini bila melalui Kristal akan berangsur berkurang tenaganya dengan melepaskan electron-elektron lain yang bergerak melalui Kristal. Electron yang mendekati sensitivity speek akan ditangkap olehnya sehingga sensitivity speck bermuatan negatif. Selama proses ini ion Br berubah menjadi atom Br yang meninggalkan Kristal dan diambil oleh larutan sekelilingnya.
3.      Muatan negative pada sensitivity speck akan menarik Ag hingga muatannya menjadi netral Ion Ag yang netral.
Development
            Kerja developer ialah mengubah Kristal-kristal yang mengandung gambaran Kristal Intent kedalam Ag yang hitam dan tidak merubah Kristal yang tidak mengandung gambaran Intent. Pengubahan AgBr kedalam Ag dapat terjadi bila larutan developer dapat memberikan electron ke Kristal karena ini menghasilkan pengubahan ion Ag menjadi atom Ag.
            Bahan kimia yang dapat memberikan elektron disebut reducing agent dan aksi kimia yang menyebabkan disebut reduksi.
A dan B tidak ada efek tidak dengan gambaran Intent
C – F Pembentukan butir Ag.
Gambar A dan B  adanya perintang negative pada AgBr yang tidak kena sinar, akan menolak electron dari developer. Jadi tidak ada efek.
            Gambar C-F pada Kristal AgBr yang mempunyai gambaran Intent terdapat tumpukan atom Ag pada permukaan yang menyebabkan perintang retak. Dari tempat retak inilah electron-elektron developer dapat menembus kedalam Kristal dan mengakibatkan reduksi ion2 Ag. Proses ini berlangsung sampai semua ion-ion Ag berubah menjadi atom-atom Ag dan semua ion-ion Br masuk kedalam developer. Gambaran Intent AgBr berubah dari kekuningan menjadi hitam. Perlu diketahui bahwa noda hitam Ag didalam emulsi ada di tempat yang sama dimana mula-mula diserap oleh Kristal AgBr.
Efek Developer
            Daya developer menentukan berapa besar retak dalam perintang bromine seharusnya, sebagai akibat adanya Intent sebelum Kristal dapat diproduksi. Daya yang terlalu kuat dapat menembus perintang keskipun tidak ada gambaran Intent, sehingga dapa membedakan Kristal yang mempunyai gambaran Intent dengan yang tidak. Bila terlalu lemah, maka gambaran Intent harus sangat besar atau development sangat lama.
            Jadi untuk jenis film tertentu development turut menentukan aksposi yang tepat yang harus diberikan pada film atau sebaliknya jenis gambar terakhir tidak hanya tergantung pada jenis film eksposi juga development.
Adanya Kabut
            Bila sebuah film yang disinar sama sekali didevelop, akan terdapat suatu kehitaman tertentu. Banyaknya kehitaman bergantung pada jenis film, penyimpanan, pemakaian dan development. Kehitaman disebut (fog).
Penetap dan pengeras (Fixation dan hardening)
            Proses penetap lebih sederhana pada pembangkit karena fingsinya melarutkan dan mengeluarkan AgBr yang tidak terkena sinar dari film. AgBr mula-mula membentuk molekul yang komplek dengan bahan penetap. Setelah itu molekul tersebut larut dalam larutan penetap berikutnya. Itulah sebabnya harus ada penetap yang berlebih.
            Bersamaan dengan proses penetap, emulsi film diperkeras dengan bahan-bahan kimia dalam penetap. Maksud terpenting dari pengerasan dilm inilah perlindungan film terdapat kerusakan-kerusakan.
Tahap-tahap dalam pembuatan radiograf
Proses                                       Waktu                   Apa yang terjadi
1.   Pembuatan                                                          Kristal-kristal AgBr dengan ukuran yang sesuai dan mempunyai sensitivity speck dibuat dan dicampur dengan gelatin.
2.   Eksposi                                 0.01-10 detik        gambaran Intent terbentuk
3.   Dibasahi                                10 detik                 film dibasahi hingga pembangkitan berikutnya sama.
4.   Pembangkitan                      3-10 menit            gambaran Intent diubah menjadi perak.
5.   Dicuci dengan acid              1 menit                  pembangkitan berhenti dan menghilangkan pembangkit yang berlebihan.
6.   Penetap dan pengeras        10-30 menit          melarutkan sisa-sisa AgBr dan memperkeras gelatin.
7.   Dicuci dengan air                 30 menit                menghilangkan sisa pembangkit dan penetap.
8.   Dikeringkan                          30 menit                menghilangkan air.

Proses 1 s/d 6 dilakukan di kamar gelap.
Proses 3 sering dihilangkan karena bahan untuk membasahi dimasukan kedalam pembangkit
Proses 5    kadang-kadang dihilangakan atau di ganti dengan air biasa, meskipun pencampuran bahan-bahan kimia pembangkit dan penetap dapat menyababkan bintik-biktik
SIFAT-SIFAT FILM SINAR-X
            Sifat penting dari film yang di pakai dalam radiografi adalah kemampuan sinar-X membuat pola dari bermacam-macam kehitaman dalam film. Film dilekatkan pada tabir yang diterangi secara merata dan banyaknya cahaya yang berbeda-beda diteruskan dan diamati oleh radiologi.
Kurva karakteristik film sinar-X.
Densitas optic ditentukan oleh persamaan
Kontras
Kontras adalah perbedaan densitas
Kontras minimum yang dapat dilihat mata adalah 0,02

Tabir penguat dan flouresensi
            Tabir penganut dipakai dalam radiografi dan tabir flouresensi dalam flouroskopi. Meskipun kedun teknik ini adalah sangat berbeda tatapi prinsip fisikanya adalah aman, prinsipnya adalah bahwa beberapa bahwa  dapat menyera[I sinar-x dan memanorkan kembali dalam bentuk rotan bahanya kelihatan. Banyak bahaya yang di panorkan berbanding lurus dengan tenaga sinar x yang di serap berbanding lurus dengan ekaporsi sinar x (mR) yang mengenai tabir , jadi setiap pola ( dari intositne dan eksposi dalam berkas sinar x akan di ubah kedalam pola yang serupa tetapi kelihatan).
Luminesensi
            Bahan bahan luminesensi yang memanorkan cahaya sebagai akibat disinar dengan sinar x dapat di bagi dalam dua golongan.
1.      Bahan-bahan fonforesensi
Dengan bahan ini cahaya terus di panorkan untuk waktu tertentu setelah terjadi penyerapan sinar x, teranglah bahwa bahan seperti ini tidak cocok untuk Florouskopi bila d kehendaki bahwa di setiap perubahan pola sinar x, harus di nlihat dengat segera, pennundaan dalam panorama cahaya  juga mengakibatkan pola terjadi kabur karena gerakan pasien, juag dalam radiografi fonforensi untuk aftourglow yang berlangsung agak lama, harus di hindari harna gerakan pola dari satu exposi keberikutnya akan masuk film ke dua.

2.      Bahan-bahan fluoresensi
Dalam bahan-bahan ini panoaran cahaya cepat berhenti setelah penyinaran selesai, ini tentu memerlukan waktu sedikit dan tak ada garis pemisah yang tajam antara fonforesensi dan flourensi, untuk keperluan dianostik adalah dengan “afterglow” meningkat selama sebagian kecil dari satu detik yang cukup singkat hingga eksposi-eksposi serial yang dapat di ubah.
Flourensensi
Bahan-bahan florensensi adalah Kristal yang mempinyai tingakatan-tingkatan electron seperti dalam atom-atom yang tersimpan.
Flouresensi
Penyabaran tenaga tingkatan tenaga dalam band-band tenaga bila atom-atom tambahan berdekatan.
            Penyebaran tingkatan tenaga dalam band tenaga bila atom tambah berdekatan, sebetulnya pola tingkatan-tingkatan tenaga yang terpisah-pisah (K,l,M) hanya betul untuk atom tunggal terpisah ( misalnya dalam gas ).
            Dalam solid tingkatan-tingkatan dalam (K,L, dat) tiap atom solid adalah sama seperti atom tunggal dan atom-atom lainya di sekitarnya tidak berpengaruh pada tikungan-tikungan ini yang penuh terisielektron electron, untuk tingkatan-tingkatan luar (O,P dat), kebanyakan kosong dan situasinya lain.
            Disini dalam setiap electron tidak tertingkat pada tenaga tertentu tetapi kehadiran atom-atom lain memungkinkan bagi tiap electron untuk mempuyai sembarang tenaga dalam jangka yang kecil tetapi tertentu,
jangaka ini cukup lebar sehingga tingkatan-tingkatan tunggal yang dulu tetapi sekarang mennindih membentuk band yang cukup lebar dari tenaga-tenaga electron.
            Dalam gambar tersebut di atas daerag garis menunjukan jangka tenaga yang munkin di miliki electron, sebagai kiri gambar adalah situasi atom tunggal dan sebelah  kanan dalam solid, jadi dalam solid banyak tingkata-tingkatan tenaga electron luar tinggal yang terpisah di ganti dengan beberapa band tenaga.
            Struktur band electron sebuah kridtal bahan isolasi yang sempurna dan murni.
Diagram tenaga ini terdiri dari:
a.      Band konduksi (O E)
Antara tingkat O ( tingkat tenaga di mana elektrin dapat meninggalkan bahan) dan tingkatan lebih rendah E1 terhadap band tenaga yang berbentuk dari beberapa tingkatan tenaga sebelah luar atom yang membentuk Kristal. Band ini  disebut band konduksi karena setiap electron dapat berada dalam band in dan bergerak bebas didalam bahan dan terjadi konduksi listrik. Dalam bahan flourenensi band ini tidak terisi electron-elektron dan dinamakan non-konduksi listrik (isolator).
b.      Daerah terlarang
Jangka tenaga antara E1-E2 tidak ada tingkatan tenaga dan tidak terdapat electron-elektron. Daerah ini yang dinamakan daerah terlarang sesuai dengan daerah tingkatan tenaga atom tunggal.
c.      Band terisi
Antara E2 dan E3 terdapat band tingkatan-tingkatan tenaga yang  ketemu dan electron-elektron dapat mempunyai tenaga antara ko 2 batas £ B2 dan E3 semua tingkatan-tingkatan ini terosi dan di angkut band terisi, electron-elektron dapat dikeluarkan dari band ini dan meninggalkan tempat-tempat kosong atau lubang, kedalam mana electron-elektron lain dapat masuk.
d.      Tingkatan dalam
Di bawah E3 ada band-band lain, daerah_daerah larangan dan tingkatan-tingkatan tenaga membelah dalam yang tingggal terpisah, semuanya ini tidak penting untuk flourensensi dan dapat di abaikan.
Electron trap (jebakan electron)
            Pad Kristal bagianya terdapat ketidak murnian dan kesalahan yang sebagaian adalah beberapa tingkatan tenaga electron ekstra dalam daerah terlarang E1,E2 . tingkatan-tingkatan ada di tempat- tempat tertentu dalam Kristal dan apabila electron menenpati tingkatan ini akan di tahan ditempat tersebut electron di katakana di jebak dan tingkatan tenaga tersebut di sebut jebakan electron.
            Band tenang dalam bahan flourensesi dengan jebakan electron (2) dengan tenaga-tenaga dekat penak daerah terlarang.
Flouresensi
Gambar flouresensi-pancaran cahaya.
A.     Keadaan mula-mula bahan.
B.     Tiap foto sinar x menghasilkan banyak electron
C.    Electron pergi ke CB dan terjadi lubang- lubang di F B
D.    Lubang-lubang terisi dengan electron-elektron dari jebakan dan menurunkan faton-faton cahaya.
E.     Electron-elektron dari C B mengisi kembali jebakan dan keadaan seperti semula-mula.
Antisinar fluorosensi
1.      Beberapa sinar x di serapdan terjadi electron sekunder (foto dan copton)
2.      Electron sekunder selama berangkat melalui atom-atom lai membuat banyak lubang-lubang dalam F B dan mengangkat banyak electron electron ke C B.
3.      Electron-elektron dalam jebakan (T) dengan cepat pergi kelubang baru dan memanorkan faton faton cahaya flouresensi kelihatan.
4.      Adakalanya ( tetapi tidak biasa ) electron- electron dari C B mengisi lubang-lubang dan dengan demikian memanorkan faton cahaya flouresensi.
5.      Jebakan-jebakan kosong diisi kembali oleh electron dari C B.
6.      Banyak foton-foton sinar x di serap dan mengakibatkan banyak faton-faton cahaya di pancarkan dan spetrumnya adalah kontinew.
Spektrum cahaya yang di pancarkan dari tabir penguat continnyu
Fluorosensi
            Bahan bahan flouresensi mempunyai jebakan kosong ( R ) pada posisi tenaga dekat pendek F Z 
Flouresensi pemanoaran tertunda
A & B    faton melpaskan electron electron dari F B. electron electron tersebut pergi Ke C B meninggalkan di F B.
C           electron dari C B jatuh ke trap.
D           electron kembali ke C B setelah mendapat tenaga.
E            electron ini kembali mengisi lubang di F B dan memanorkan faton cahaya.

Ikhtisar proses fosforesensi
1.        Sinar x di serap dan terjadi electron sekuder (fot dan Compton)
2.        Electron sekunder membuat banyak lubang di FB atom yang dilaluinya dan dengan demikian mengangkat electron-elektron lain ke CB
3.        Electron ini jatuh dalam trap (B) dan tinggal untuk beberapa waktu
4.        Jika sebuah electron dalam trap mendapat cukup tenaga (dari atom-atom Kristal) akan pergi kembali kelihatannya.
5.        Dari CB electron pergi mengisi lubang dalam FB dan dengan demikian memancarkan foton cahaya kelihatan
6.        Jarak waktu antara (3) dan (4) menentukan berapa lama cahaya dipancarkan setelah penyinaran sinar-X berhenti
7.        Banyak foton sinar-X diserap dan sebagai hasil dari tiap-tiap foton banyak foton cahaya tampak dipancarkan dan spektrumnya adalah kontinu
Tabir Penguat
            Efek pemakaian tabir penguat adalah menambah densitas pada film, memungkinkan pemakaian (mAs) yang lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk memberikan densitas yang sama tanpa tabir.
Tabir Fluoroskopi
Penampang melintang tabir flouroskopi
            Pada flouroskopi hanya diperlukan tabir tunggal dan pola cahaya yang dipancarkan sesuai dengan pola sinar-x yang menyebabkannya, dilihat langsung oleh radiologi.
Bahan-bahan flouresensi
Syarat-syarat utama yang cocok untuk dipakai dalam tabir sinar-X adalah :
1.        Harus dapat menyerap sinar-X banyak (Z tinggi)
2.        Harus mengeluarkan banyak cahaya dan tenaga dan warna tertentu
3.        Tidak boleh ada, efter slow yang kentara

            Bahan-bahan yang mempunyai sifat-sifat ini adalah calcium tungatate. Calcium tingatate biasa dipakai untuk tabir penguat sino calcium sulphide untuk tabir flouroskopi. Barium lead sulphate tidak dipakai lagi untuk tabir penguat, demikian pula sine sulphide tetapi kadang-kadang dipakai dalam tabir masaminiature radiography (photo fluoroscopy).
            Spectrum pancaran dari tabir penguat dan flouroskopi diatur terletak dalam daerah kepekaan maksimum dari film dan mata.

Cahaya yang dipancarkan oleh
Bahan                                 Min            Max           Peak               Warna
Calcium tungatate              3500          5800          4200                 violet
Zine sulphide                      3900          5500          4300                 violet
Barium lead sulphide         2600          4000          3000                  ultra
(10 0/0 Pb)                                                                                          violet
Zine calcium sulphide        4500          6800          5500           yellow green       
Factor penguat (intensification factor=IF)
            Dengan memakai tabir penguat maka eksposi sinar-X yang diperlukan untuk menghasilkan densitas film tertentu jauh berkurang. Pengurangan ini diukur dengan faktor penguat IF.
IF = eksposi yang diperlukan bila tabir tidak dipakai
           Eksposi yang diperlukan bila tabir dipakai
Untuk densitas film yang sama
Factor-faktor yang mempengaruihi IF
            IF tergantung pada
Tabir dengan IF yang tinggi disebut tabir cepat
Kurva karaqkteristik dari film (A) disinar tidak dengan (B) dengan tabir penguat.
IF untuk kombinasi film dan tabir pada densitas 1 adalah
IF   = E A
       E B

            Harga IF dapat menjadi besar yang berarti pengurangan banyak dalam eksposi sebagai akibat dari pemakaian tabir penguat.
            Tidak hanya eksposi yang diperlukan untuk menghasilkan densitas tertentu tetapi juga bertambah besar pada pemakaian tabir penguat. Hal ini disebabkan karena eksposi sebenarnya ke film adalah oleh cahaya tampak bila tabir dipakai, tetapi oleh sinar-X langsung bila tidak dengan tabir.
            Perubahan dalam cukup besar, dalam contoh ini dari 3 sampai 4. Film non-screen (yang dibuat untuk dipakai tanpa tabir) mempunyai yang lebih tinggi dari pada film screen (yang dibuat untuk dipakai dengan tabir) bila dipakai tanpa tabir akan tetapi bila film screen dengan tabir dan film non-sreen mempunyai yang lebih besar.


Factor-faktor yang mempengaruhi IF
IF bergantung pada
1.      Banyaknya tenaga sinar-X yang diserap tabir
2.      Kesanggupan merubahnya kedalam cahaya
3.      Berapa banyak dari cahaya ini yang mencapai film dan efeknya terhadap film.
Factor-faktor geometri yang mempengaruhi gambaran rontgen
            Pola intensitas yang sampai ke film atau tabir flouroskopi, dan yang memuat gambar dari mana radiolog dapat membuat diagnose timbul karena 2 sifat penting dari sinar-X ialah :
1.        Sinar-X berjalan dalam garis-garis lurus
2.        Sinar-X diatenuasi (dan diteruskan) oleh berbagai jenis dan tebal bahan
Pembesaran dan Distorsi
Pembesaran
            Bila objek sejajar dengan film, maka bentuk bayangan (image) tetapi dengan ukurannya diperbesar.
Pembesaran bertambah bila
1.        Jarak objek – film (d) bertambah
2.        Jarak fokus – film (f) berkurang
Efek sinar oblique
            3 mata uang, sejajar film dan pada jarak yang sama dari film, memberi bayangan lingkaran yang sama besar dimanapun diletakkan.
            Jadi bila objek sejajar film, maka gambaran yang diperbesar (bayangan) akan berbentuk sama dengan objek pada film. Ini betul untuk sinar sentral atau oblique.
EFEK OBJEK TIDAK SEJAJAR FILM
Pengurangan ukuran bayangan pada objek yang miring.
            Gambar menggambarkan benda dengan ke film. Ternyata bayangan (AB) dari benda yang sejajar film dengan rata-rata jarak yang sama terhadap film.
            Pengurangan bayangan tergantung dari sudut. Bila besar pengukuran besar bayangan berkurang dan dapat lebih kecil dari ukuran objek sebenarnya.
            Bentuk bayangan juga merubah dari lingkaran menjadi ellips. Bentuk dan ukuran bayangan tergantung dari sudut-sudut inklinasi dari objek lingkaran ke film dan juga apakah sinar-X yang dipakai secara sentral atau oblique.
PERUBAHAN BENTUK BAYANGAN DISEBUT DISTORSI
Distorsi karena posisi
            Jika 2 objek yang sama besar sejajar film, tetapi jarak terhadap film tidak sama, maka pembesaran tidak sama.
Objek Padat
            Ukuran dan bentuk bayangan dari 3 bola yang sama besar yang sejajar film, tergantung dari letak internalnya. Semakin internal (semakin jauh dari sumber sinar) semakin panjanga bayangan ellips.
            Pada objek tipis datar, memungkinkan menempatkannya sejajar atau dengan sudut terhadap film. Tidak demikian halnya dengan objek padat. Pada objek padat setiap bagian mendapatkan pembesaran yang berlainan tergantung pada jarak ke film sehingga bentuk keseluruhan akan berubah.
            Distorsi dari bentuk dan posisi dibuat sekecil mungkin dengan pemakaian jarak focus yang besar dan jarak objek film yang kecil dan berkas sinar-X yang tegak lurus film ditunjukan pada bagian yang akan diperiksa.
Ketidaktajaman gambaran
            Sinar-X keluar dari daerah kecil tetapi berukuran tertentu pada sasaran yang disebut bintik focus, adalah lebih menguntungkan mempunyai sasaran yang miring untuk mengurangi ukuran efektif dari bintik fokus.
            Ketidaktajaman geometri RP dan QS pada ujung bayangan karena ukuran tertentu bintik fokus.
            Ketidaktajaman geometri perubahan densitas pada ujung bayangan tidak tajam tetapi terjadi melalui jarak tertentu RP dan QS.
            Pada jarak PQ tidak ada sinar-X yang mencapai film disebut daerah bayangan penuh atau umbra.
            Antara R dan P, Q dan S, sinar-X dapat mencapai film dari hanya beberapa titik dan bintik fokus, dosebut setengah bayangan atau penumbra; dari R kekiri dan S kekanan, sinar-X dapat mencapai film dan semua bagian dan bintik fokus sehingga film menjadi hitam. Jadi pada film terdapat daerah pusat yang bening (PQ) dikelilingi oleh pinggir-pinggir yang kabur (RP dan QS). Pinggir-pinggir kabur ini disebut ketidaktajaman geometri karena timbul dari sebab-sebab geometri.
Ketidaktajaman Geometri
            Ketidaktajaman geometri, ukuran bintik fokus dan jarak objek dan sasaran objek menentukan besarnya ketidaktajaman geometri.
Ketidaktajaman bertambah bila :
1.        Ukuran bintik fokus efektif bertambah
2.        Jarak fokus - film (FFD) berkurang
3.        Jarak objek - film (OFD) bertambah
Untuk mendapat tepi yang tajam (Ug kecil) FFD sebesar mungkin bintik fokus sekecil mungkin, OFD sekecil mungkin.
Efek-efek ukuran bintik fokus terhadap bayangan
            Sebuah film ditempatkan dibidang (1) akan memperlihatkan embra pusat dikelilingi penumbra lebar bayangan akan tampak sangat kabur.
            Bila film dibidang (2), umbra menjadi hilang, penumbra dari tiap pinggir pq dari objek tempat tertentu dipusat. Dalam keadaan ini bayangan yang tepat (umbra) telah hilang dan apa yang tinggal adalah daerah penumbra yang sangat besar.
            Situasi menjadi lebih tidak biasa apabila film ditempatkan dibidang (3). Disini bayangan tidak ada tetapi ke-2 penumbra akan saling menindih meliputi daerah bayangan yang seharusnya ada bayangan yang terbentuk penumbra yang saling menindih.
            Bayangan ini menjadi dan densitasnya kurang dari daerah penumbra tunggal tetapi serendah bayangan penuh.
            Pembentukan bayangan jenis ini sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada pemeriksaan ulang yang sangat halus bila jarak objek film yang besar tak dapat dihindari.
Ketidaktajaman karena gerakan
            Perubahan ketidaktajaman bayangan dapat timbul bila ada gerakan selama waktu penyinaran dari tabung sinar-X. film atau objek yang dipotret. Dalam beberapa teknik (mis tenografi) gerakan-gerakan dibuat untuk menghapuskan beberapa bayangan ini harus dilakukan dengan teliti, untuk menghindari bayangan-bayangan yang ingin dilihat terhapus.
            Ketidaktajaman gerakan, pinggir objek bergerak dari p  selama eksposi dan menghasilkan perubahan densitas antara p dan q.
            Pada permulaan eksposi pinggir objek ada di p dan bayangan mulai di p. waktu eksposi berlangsung pinggir objek bergerak dan pada akhir eksposi sampai ke q. pinggir bayangan bergerak terus melalui daerah film PQ dan densitas menurun seperti pada gambar. Bayangan penuh terjadi sebelah kanan Q dengan pinggir yang kabur melalui daerah PQ yang disebut ketidaktajaman gerakan (Um) dan dapat dihitung.
Kecepatan Gerakan dan waktu eksposi
            Hasil kali kecepatan gerakan dan waktu eksposi menguntungkan dari pada terpisah-pisah. Dalam beberapa keadaan memungkinkan dengan menggunakan alat-alat penolong, membatasi gerakan sehingga dapat dipakai waktu eksposi yang cukup lama.
            Seperti pada pemeriksaan tangan, kaki dsb. Dalam keadaan lain seperti chest, heart, stomaoh colon dsb. Waktu eksposi harus sekecil mungkin tabel. Waktu eksposi maksimum untuk berbagai bagian eksposi lebih lama menghasilkan pengaburan yang tak dapat di terima.
Pembesaran dan ketidaktajaman dalam praktek
            Pada pembuatan radiograf diharapkan untuk menghasilkan bayangan yang tajam dengan bentuk yang sama seperti objek yang menyebabkan bayangan tersebut serta pembesaran seminimum mungkin. Semua ini diperoleh dengan jalan memakai :
1.        FFD yang besar
2.        Watu eksposi singkat
3.        OFD yang kecil
4.        Objek sejajar film dan dipusat berkas sinar jika tidak tipis
5.        Gerakan kecil
6.        Bintik fokus kecil
Ukuran Berkas
            Dalam praktek harus dibiasakan menggunakan berkas sinar-X yang ukurannya (penampang melintang) adalah sama (atau kurang sedikit) dari film yang dipakai.
            Cara ini tidak hanya mengurangi dosis radiasi kepada pasien tetapi juga menghasilkan radiograf yang lebih baik. Dalam praktek dipakai 2 sistim penentuan berkas (kolimator) ialah :
1.        Konus
       Konus memberikan ukuran berkas tertentu, jadi harus mempunyai sebuah set konus dari berbagai ukuran yang dipakai bersama ukuran film tertentu.
2.        Sistim diafragma
       Sistim diafragma terdiri dari 2 pasang lempeng logam yang dapat digeser-geser. 1 pasang tegak lurus yang lain hingga membentuk berkas 4 persegi panjang. Lubang X pada gambar dapat dihitung dengan rumus.
Sistim diafragma berkas sinar
            Sistim diafragma bergerak biasanya dilengkapi dengan sistim cahaya tampak sedemikian rupa sehingga ukuran berkas sinar-X pada pasien kelihatan sebagai berkas cahaya tampak. Lampu dan cermin diletakkan sedemikian rupa sehingga berkas cahaya searah dan ukuran sama seperti berkas sinar-X. ini diperoleh dengan mendapatkan cermin 450 terhadap berkas dan lampu berjarak sama dengan fokus ke cermin. Cermin terbuat dari kaca berlapis perak atau logam dipolis dan pengurangan intensitas sinar-X melalui cermin tidak besar.
Ukuran Lapangan Maksimum
            Walaupun tidak ada konus atau diafragma ukuran berkas sonar-X terbatas meskipun terlalu besar untuk pemakaian dan perlu dikurangai dengan sistim kolimasi.
            Pada gambar dibelakang TA tidak ada radiasi yang keluar dari sasaran. Semakin besar inklinasi sasaran semakin kecil berkas sinar-X. ini disebut Ansode Cut Off. Ternyata pada sudut sasaran 170 FFD = 36 inci, jarak sumbu dengan anode cut off 11 inci. Jadi lapangan maksimum pada FFD = 36 inci adalah lingkaran dengan diameter 22 inci.
Intensitas sinar-X tidak sama sepanjang garis U-V, disebabkan oleh :
1.        Titik a dan titik c lebih jauh dari sasaran dari pada titik b, sehingga intensitas lebih kecil pada a dan c
2.        Radiasi melalui titik-titik seperti a dan c melewati secara oblique berbagai bahan seperti dinding kaca, minyak isolasi, saringan dan sebagainya. Titik-titik makin jauh dari sumbu, intensitas makin kecil
3.        Sinar x tidak dipancarkan sama kesegala arah, tetapi lebih banyak kearah a (sisi anode) dari pada arah c (sisi katoda) dan juga b (sumbu sinar). Pada kwalitas radiasi (40-120 KV) dan ukuran-ukuran lapangan yang dipakai dalam pekerjaan diagnostic, efek ini tidak besar tetapi dapat menjadi penting dalam radio terapi.
4.        Sinar-X yang dipancarkan dalam arah antara a dan b lebih banyak diserap oleh sasaran dari pada dalam arah antara c dan b, sehingga intensitas titik-titik seperti a lebih banyak berkurang dibandingkan dengan c dan b. efek ini disebut heel effect, disebabkan oleh :
a.        Sinar-X timbul pada kedalaman kecil didalam sasaran
b.        Permukaan sasaran kasar
       Heel effect sinar X dihasilkan pada kedalaman kecil didalam sasaran dan pada waktu melalui sasaran intensitasnya menjadi berkurang
            Dalam gambar terlihat bagaimana sinar-X yang baru dihasilkan harus melalui bahan tungaten yang lebih tebal dan dengan demikian diatenuasi tebal tungatan dan atenuasi lebih besar untuk sinar-X pada sisi anode. Heel effect adalah effect asimetri dan hanya terjadi pada sisi anoda.
Efek penyerapan sinar-X pada gambaran radiografi
            Pola pada film sinar-X mempunyai tingkat kekelabuan yang berbeda-beda berkisar dari film yang hamper terang berasal dari bagian pasien dimana sinar-X hamper seluruhnya diatenuasi dan tak sampai ke film yang hamper hitam berasal dari bagian-bagian dimana banyak radiasi melalui pasien dan mencapai film. Demikian pula tabir flouroskopi mempinyai brightness berkisar dari daerah yang sangat suram dimana sedikit sinar-X mencapai tabir kedaerah sangat terang dimana banyak sinar_x yang mencapainya.
            Dari tingkat kekelabuan dan brightness berbeda-beda ini radioloog dapat mengirakan mengenai tebal dan jenis bahan yang dilalui sinar-X dan membuat diagnose klinis.
            Bila sinar-X yang keluar dari pasien itu kecil maka bagian pasien yang dilaluinya adalah sangat tebal dan pekat atau dari bahan dengan daya serap tinggi dan sebaliknya bila sebagian besar sinar-X diteruskan, maka bagian pasien tersebut itu tipis dan atau dari bahan yang tidak begitu menyerap.
            Setelah melalui tulang (1) intensitas sinar X berkurang dari Xo menjadi X1,sedangkan melalui otot (2) dari Xo menjadi X2. Perbedaan intensitas ini X1 dan X2 membentuk pola berkas sinar X.  flouroskopi dalam flouroskopi pola intensitas yang diteruskan dan disebabkan oleh pasien diarahkan ke tabir flouroskopi. Brightness (L) cahaya yang dipancarkan setiap titik pada tabir sebanding dengan intensitas (X) sinar-X mengenai titik tersebut pada tabir. Jadi pola intensitas dalam berkas sinar-X diproduksi sebagai pola dari pancaran cahaya tampak yang berbeda.
            Bila terdapat banyak sinar-X terdapat pula banyak cahaya dan sebaliknya faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola tersebut :
a.        Kwalitas (KV) sinar-X
b.        Tebal bahan serap (pasien)
c.        Nomor atom dan densitas berbagai bahan
            Sinar-X pada waktu melalui bahan akan mengalami pengurangan intensitas sesuai dengan Hukum Exponential
Jadi hubungan X1, X2 dan Xo adalah
X1 – Xo c –u1 X
X2 –Xo c –U2 X
U1 dan U2 – koefisien atomasi linear ke 2 bahan
             X – tebal bahan.
Dari ke 2 persamaan diatas maka
        Xo – X1 – U 1 X – X2 c U2 X
Log X1 + U1 X log c – log X2 + U2 X log c
Log X1 – log X2        - log c ( U1 X – U2 X ) log c = 0,4343
Log X1 – log X2        - l0,4343 ( U1 X – U2 X )
Intensitas ( L ) cahaya yang dipancarkan oleh tabir fluoroskopi sebanding dengan intensitas ( X ) sinar X, sehingga,
                L1 – X1        L2 – X2 -        ketetapan.
       Dalam gambar tersebut diatas,perubahan besar dalam kurva tulang Disebabkan karena perubahan cepat dalam efek foto listrik ( E3 ) Atenuasi terbanyak dalam Z tertinggi ( Z tulang -14 ). Untuk lemak ( Z = 6 ) dan otot ( Z = 7,5 ) perubahan tidak banyak karena dalam Bahan ini efek foto listrik sedikit,tetapi atenuasi terutama oleh Efek Compton yang kurang tergantung pada tenaga foton dan z. Densitas  Ke 3 bahan adalah ( tulang = 1,81 otot =11 lemak 0,9 ). Yang menghasilkan Perbedaan dalam koefisien atenuasi juga pada tenaga foton Tinggi, dimana perbedaan dalam z tidak penting ).
        Kontras yang terlihat pada film sebanding dengan perbedaan dalam Koef,atenuasi linear yang digambar utuk tulang – jaringan lunak dan jaringan lunak – lemak. Ternyata bahwa kontras dalam ke 2 hal berkurang dengan penambahan kwalitas radiasi tetapi perubahan lebih banyak untuk tulang jaringan lunak.
Kontras pada umumnya
Pembentukan kontras oleh bahan-bahan dan tebal-tebal berlainan
Aspek-aspek dalam praktek
            Pola kontras dalam berkas sinar-X yang dihasilkan oleh pasien ditentukan oleh jenis (Z dan P) dan tebal bahan-bahan dan kwalitas radiasi. Pada umumnya kontras lebih kecil bila KV diperbesar. Pengurangan ini sangat besar pada 60-80 KV untuk tulang karena perubahan pesat dari koefisien atenuasi x yang tinggi dari tulang. Kontras antara jaringan lunak, lemak, paru-paru, gas berkurang sedikit bila KV diperbesar karena perbedaan sedikit dalam z. oleh karena itu seringkali dipakai KV yang rendah untuk mendapat kontras yang cukup atau menaikan kontras dengan penurunan KV. Oleh karena itu radiografi jaringan lunak seperti memmografi dipakai KV rendah.
            Untuk kontras tulang jaringan lunak, dan z benar dari tulang memungkinkan mendapatkan kontras yang cukup dengan KV tinggi.
Latitude dan Kontras
            Pada KV rendah tidak mungkin densitas dari tulang, jaringan lunak dan paru-paru dimasukan kedalam jangka densitas yang mudah dilihat, karena intensitas sinar-X mengenai film melebihi latitude. Pada KV tinggi kontras tulang dan jaringan berkurang dengan tidak banyak mengubah kontras jaringan lunak paru-paru sehingga memungkinkan bayangan tulang dan paru-paru kedalam latitude.
Pengaturan Kontras
            Factor terpenting ialah Kv, kontras lebih besar pada KV yang lebih rendah. Untuk membuat gambar retrogen yang lebih baik perlu dipilih KV yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimum.
X1 = X1 e-U dan X2 = X2 e-u
Contras c = log X1 – log X2
Kontras C log X1 – log X2 = log (X1 e-u) – log (X2 e-u
Jadi c = log X1 – log X2
Jadi lapisan yang dibawahnya (tebal) dan diatasnya (tebal) tidak mempengaruhi kontras.
Penambahan Eksposi
            Efek utama dari jaringan diatas dan dibawahnya adalah mengurangi sebagian radiasi yang diteruskan melalui pasien ke film. Ini berarti bahwa bila banyaknya sinar-X yang mengenai film dibuat sama (supaya jangka density pada film tetap) maka banyaknya sinar-X yang mengenai pasien harus ditambah.
            Jadi makin tebal pasien makin besar eksposi, makin besar eksposi tergantung dari atenuasi oleh tebal jaringan diatas dan dibawahnya (S dan r). jadi eksposi harus dikalikan dengan factor yang tergantung pada tebal pasien (r + s) dan kwalitas radiasi KV yang menentukan u eksposi dapat diperbesar KV tetap. Ini tidak selalu mungkin karena tube inting dapat terlampaui. Bila mAs diperbesar dengan menambah waktunya menimbulkan ketidaktajaman pada gerakan, seringkali perlu menambah output dengan memperbesar KV. Efeknya daya tembus menjadi lebih besar, sehingga diperlukan penambahan output sedikit supaya sejumlah radiasi pada film yang diperlukan tetap. Penggunaan KV yang lebih besar mengurangi dosis pasien yang sangat menguntungkan meskipun kontras berkurang.
Filtrasi oleh pasien
            Tidaklah selalu betul bahwa kontras karena organ-organ tidak dipengaruhi jaringan-jaringan sekelilingnya, meskipun radiasi hambur diabaikan. Sinar-X adalah heterogen, hingga pasien akan menyaring sinar. Ini penambah kwalitas radiasi (meskipun KV tetap) dan mengurangi kontras pada film. Kontras berkurang dengan adanya jaringan sekitarnya antara lain disebabkan oleh :
1.        Pembentukan radiasi hambur
2.        KV yang lebih tinggi dipakai untuk menembus pasien
3.        Pasien menyaring berkas
Efek dari organ-organ disekitarnya
            Tiap-tiap organ ini menyebabkan kontras tersendiri pada film atau tabir dan menyulitkan pemeriksaan apabila organ-organ tersebut tidak direkord secara terpisah-pisah. Dengan tomogram atau beberapa film dari berbagai sedut dapat dipisahkan gambar organ yang tidak diperlukan.
Kontras Buatan
            Dalam banyak keadaan organ-organ yang perlu diperiksa tidak berbeda banyak dalam no, atom, densitas, tebal, dengan disekitarnya untuk dapat menimbulkan kontras yang nyata, sehingga organ-organ tersebut perlu diberi bahan kontras buatan.
Ada 2 jenis bahan kontras :
1.        Opaque
       Terbuat dari bahan yang terdiri dari no, atom yang lebih besar misalnya barium compound untuk pemeriksaan besophagus, colon dan iodine com[ound untuk ureter dan ginjal. Bahan ini dimasukan kedalam pasien secara diminum atau injeksi sehingga mengisi atau menyelebungi organ yang diperiksa dan menghasilkan kontras pada film. Karena kontras disebabkan oleh bahan bernomor atom tinggi, kontras dapat sangat tinggi dan sangat tergantung pada KV.
2.        Transparant
       Dengan kontras medium transparant ini, kontras disebabkan oleh perbedaan densitas mis. Gas (udara, oxygen, Co2) diinjeksikan pada pasien untuk mengisi rongga-rongga yang menyebabkan kontras nyata-nyata pada film. Karena no atom tidak besar kontras tak tampak banyak bergantung pada KV dimisalkan pada pemeriksaan mammografi.
Efek-efek dan pengawasan radiasi hambur
Efek radiasi hambur terhadap kontras
            Tidak semua foton diserap atau diteruskan oleh pasien. Banyak yang dihambur sehingga beberapa foton mula-mula digantikan oleh yang lain yang berjalan dalam arah berbeda-beda dengan tenaga dan daya tembus yang berkurang.
Film atau tabir disinar oleh 2 golongan foton ialah :
1.        Foton primer yang berjalan dari tabung x dan melalui pasien dengan tidak berubah arah tetapi berkurang jumlahnya. Berkas radiasi primer ini yang membentuk pola pada film.
2.        Foton hambur yang terbentuk dalam pasien terutama sebagai hasil hamburan Compton (atau modified). Golongan foton ini pada umumnya tidak berpola dan menyinari seluruh daerah film secara tidak merata atau pola yang tidak berarti.
            Efek sinar hambur yang tak berpola ini adalah mengurangi kontras. Kontras untuk objek 2 jauh lebih kecil dari pada untuk objek 1 karena sinar hambur lebih banyak mencapai film pada bayangannya.
Produksi radiasi hambur
            Foton hambur mempunyai tenaga lebih kecil dari foton promer dan daya tembusnya kurang. Meskipun radiasi hambur bergerak kesegala arah paling sedikit setengahnya bergerak menuju film dalam arah yang sama dengan berkas sinar primer.
            Bila KV bertambah, radiasi hambur kemungkinan bertambah banyak dan jumlah total radiasi hambur berkurang karena :
1.        Bagian radiasi yang dihamburkan (diukur dengan koefisien atenuasi efek Compton) berkurang bila KV diperbesar.
2.        Radiasi KV yang lebih tinggi lebih mudah menembus pasien, sehingga jumlah radiasi yang dibutuhkan ke film untuk menghasilkan penghitaman tertentu memerlukan radiasi lebih sedikit.
            Dalam gambar bak berisi air disinar dengan sinar-X. radiasi hambur akan terjadi pada semua titik air didalam berkas dan sebagian akan menuju o pada film.. radiasi hambur dari P ke O tergantung dari :
a.        Jumlah radiasi hambur yang terjadi di P yang bergerak ke O.
b.        Jumlah yang diatenuasi oleh air antara P dan O.
            Meskipun banyaknya radiasi hambur yang dihasilkan di P akan berkurang bila KV tabung sinar X bertambah bagian yang berhasil sampai di O akan bertambah karena daya tembus yang lebih besar dari radiasi hambur yang dihasilkan oleh tenaga foton primer yang lebih tinggi.
            Dalam gambar B koefisien hambur turun dengan penambahan KV dan koefisien atenuasi dari sinar hambur ini turun jauh lebih cepat, sehingga meskipun banyaknya radiasi hambur yang dihasilkan berkurang bila KV bertambah bagian yang lebih besar dari sinar hambur tersebut dapat mencapai 0 karena kurang mudah diserap (untuk radiasi hambur).
            Apa yang betul untuk lapisan P juga benar untuk seluruh air yang disinar dan hasilnya adalah bagian yang lebih besar dari jumlah radiasi hambur yang lebih sedikit yang dihasilkan dapat menghasilkan sejumlah radiasi hambur yang banyak mencapai O bila KV tabung bertambah.
            Gambar C menunjukan sejumlah radiasi hambur relative yang berhasil mencapai O (dan titik-titk Lain) pada film bila tabung KV bertambah. Gambar D daerah bergaris adalah daerah radiasi hambur yang dapat mencapai film di O. daerah ini bertambah jauh lebih cepat dari pada sejumlah radiasi hambur yang dihasilkan persatuan volume yang berkurang bila KV bertambah. Meskipun lebih banyak radiasi hambur yang dihasilakan pada KV lebih rendah, daya tembusnya begitu lebih kecil sehingga sedikit sampai ke O.
            Pada Kv diatas 150 Kv seluruh medium yang disinar dapat menghasilkan hambur ke O sehingga hambur di O berkurang denganpenambahan KV sesuai dengan penurunan koefisien hambur. Ini adalah sebab kenaikan cepat radiasi hambur bila KV naik dari 50 KV sampai 100 KV. Ini disebabkan tidak dari kenaikan sebenarnya dalam radiasi hambur tetapi dari penambahan dalam banyaknya radiasi hambur yang mencapai film. Pada KV lebih tinggi radiasi hambur yang bergerak miring mencapai film hamper tetap tetapi berkurang bila KV naik pesat. Dalam jangka megavoltage efek radiasi hambur tidak penting.
Banyaknya radiasi hambur yang ada
            Jumlahnya akan bertambah bila volume jaringan yang disinar bertambah dari jika  KV bertambah dari 60 KV sampai 100 KV. Radiasi hambur dapat 5-10 x lebih banyak dari sinar primer.
Pembatasan radiasi hambur yang merusak kontras dengan jalan :
1.        Pengurangan pembuatan radiasi hambur
2.        Oengurangan radiasi hambur yang sampai ke film
3.        Pengurangan efek radiasi hambur pada film
1.      Pengurangan radiasi hambur yang dihasilakan ukuran lapangan.
Factor terpenting yang menentukan banyaknya radiasi hambur adalah volume bahan yang disinar. Pembatasan ukuran lapangan dengan konus atau diafragma adalah cara yang paling efektif memperbaiki kontras radiografi.
Kompresi pasien dapat juga berguna dalam mengurangkan banyaknya jaringan yang disinar dan juga banyaknya hambur yang dihasilkan
Kilovoltage pemilihan KV yang cocok dapat juga menolong mengurangi radiasi hambur. Bila KV tetap rendah tidak hanya kontras bertambah besar tetapi efek hambur tidak begitu besar, seringkali KV lebih disukai karena timbul intitude yang lebih besar dari kontras yang lebih kecil dan juga pengurangan dalam dogo radiasi terhadap pasien.
2.      Pengurangan radiasi hambur mencapai film
Cara utama mencegah hambur sampai ke film ialah dengan memakai grid. Sejumlah kecil radiasi primer diserap oleh grid dan juga radiadi hambur sehingga pemakaian grid memerlukan penambahan eksposi supaya densitas film tetap.
Metal Backing kaset film mengatenuasi radiasi primer yang di teruskan ke film jadi mengurangi :
a.      Banyaknya radiasi hambur dalam kamar.
b.      Banyaknya radiasi hambur yang  sampai ke film dari benda dibelakangnya seperti lantai.
Saringan (Filter)
            Pemakaian saringan antara tabung sinar x dan pasien sangat berguna untuk keperluan laon, tetapi tak berguna untuk mengurangi hambur film.
            Saringan hanya menghilangkan radiasi lemah yang diserap oleh permukaan pasien. Teranglah hambur dari radiasi ini tak dapat mencapai film. Cara yang lebih efektif ialah dengan ruang udara (air gas) antara pasien dan film.
            Sistim ini menghasilkan radiograf yang diperbesar dan lebih kabur yang tidak diingini, sistim ini berguna dengan radiasi bertenaga tinggi sekali (beberapa MV) bila dipakai jarak fokus film besar dan pembesaran pengaburan tidak besar.
Pengurangan efek radiasi hambur pada film
            Dengan tabir foton primer yang lebih keras diintensified dari pada yang lebih lemah dan hambur. Ini mengakibatkan pengurangan efek relative radiasi hambur pada film sehingga pengurangan kontras tidak begitu besar bila tabir dipakai. Hasil ini sebagian besar karena besar dari foton-foton bertenaga tinggi.
            Lagi pula karena dari film lebih besar bila tabir dipakai, kontras yang kelihatan lebih besar dari pada tanpa tabir.
Grid
            Grid hambur (atau biasa disebut grid) terdiri dari banyak garis-garis panjang sejajar dari Pb yang diselingi oleh bahan antara yang bening. Cara grid mengurangi radiasi hambur mencapai film sedang pola berkas primer masih dapat mencapai film yang ditempatkan dibawah grid, digambar bawah.
            Radiasi hambur yang bergerak miring dihentikan oleh grid, sedangkan foton primer yang bergerak lurus melalui grid ke film.
            Gambar radiasi hambur yang terjadi di dalam daerah garis dari pasien dan bergerak ke o dapat sampai di o tak terhalang oleh grid. Jadi beberapa radiasi hambur dapat melalui grid sampai ke film.      
            Grid yang memenuhi syarat adalah yang dapat melenyapkan sinar hambur sebanyak 80-90% yang sangat berguna dalam penambahan kontras yang besar. Perbaikan kontras ini diukur dengan factor perbaikan kontras K.
K = kontras sinar x dengan grid
        Kontras sinar x tanpa grid
            Untuk grid yang baik, K harus besar. Grid yang praktis mempunyai harga berkisar dari 1,5 dan 3,5 tergantung pada konstruksi grid dan kondisi penyinaran.
            Meskipun grid dapat menghilangkan sebagian besar radiasi hambur yang tak diingini, ia juga menghilangkan beberapa radiasi primer yang berguna.
            Fraksi radiasi primer yang dihentikan disekitar 10,15% ditentukan oleh ratio d?D+d. absorpsi primer ini membentuk pada film, garis-garis putih sejajar yang tipis yang sebetulnya adalah bayangan garis-garis Pb yang dikenal sebagai garis-garis dan dapat dihilangkan dengan memakai grid bergerak.
Grid karakteristik
Grid karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pembuatan grid adalah :
1.        Banyaknya garis-garis Pb perinci (N)
            Grid karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pembuatan grid adalah : Grid terdiri dari gara-gara Pb yang sejajar yang menutupi seluruh film. Panjang garis dan lebar total grid berkisar antara 8 in sampai 17, tergantung ukuran film yang dipakai. Jumlah garis Pb dalam grid berkisar sekitar  beberapa ratus sampai seribu lebih. Semakin banyak N (garis/inci) semakin kurang garis-garis grid pada film kelihatan.
            Yang terpenting adalah jumlah garis harus sama meliputi seluruh film dan harus lurus sejajar. Pola yang kasar dan merata kurang terlihat oleh radiolog dari pada halus tetapi pola kurang merata. Grid yang biasa dipakai adalah antara 50-70 gr per inci meskipun grid yang baik ada yang sampai 100 gr per inci.
            Grid A mempunyai ratio lebih kecil dari grid B dan C yang mempunyai ratio yang sama. Volume pasien dari mana radiasi hambur dapat mencapai film berkurang bila ratio grid bertambah dan adlaah sama untuk grid-grid dengan ratio yang sama (b dan C).
Ratio grid (r)
            Dari gambar ternyata bahwa ratio yang tinggi mengakibatkan pembatasan volume yang lebih ketata radiasi hambur dapat mencapai film tetapi ketidakuntungannya ialah ratio tinggi berarti harga yang benar atau harga D yang kecil. Sangat sulit untuk membuat grid dengan benar dan atau D kecil karena garis-garis adalah tipis dan sukar membuatnya tetap ptih dan pararel. Penambahan ratio grid biasanya juga mengakibatkan penambahan dalam absorpsi radiasi primer oleh grid. Karena ke 2 ini tidaklah mungkin memakai ratio grid yang sangat tinggi. Harga-harga yang biasa adalah dari 5 atau 8 sampai 10 atau 12. Meskipun adakalanya (mis untuk pemeriksaan dengan KV tinggi) dipakai grid dengan ratio 16.
Lead content
            Ratio grid dapat dianggap sebagai indeks dari kemampuan grid menghilangkan radiasi hambur ialah menentukan fraksi radiasi hambur ditangkap oleh grid. Pada efisensi grid tidak hanya menghilangkan hambur yang penting tetapi juga trasmisi berkas primer. Fraksi radiasi primer yang dihilangkan dari berkas ditentukan oleh d/(D + d). karena harga D yang kecil sering disertai ratio tinggi, maka absorpsi radiasi primer akan menambah ratio grid.
Seleksipitas grid ditentukan oleh :
            Seleksitipitas = transmisi radiasi primer
                                      Transmisi radiasi hambur
Jadi grid yang efisien harus mempunyai selektifitas tinggi.
Isian Pb (lead content) yang sebenarnya persatuan luas (g/cm2) adalah factor yang menentukan untuk efisien grid. Grid “berat” yang mempunyai banyak Pb per cm2 adalah lebih efisien pada yang “ringan”. Isian Pb dalam grid yang biasa dipakai adalah 0,2 gr/cm2 sampai 0,9 cm2.
Untuk 2 grid dengan ratio yang sama yang lebih berat akan menghilangkan lebih banyak radiasi hambur tetapi masih meneruskan lebih banyak radiasi primer. Kenyataannya grid yang lebih berat dengan ratio lebih rendah dapat lebih baik dari pada grid yang lebih ringan dengan ratio lebih tinggi.
Faktor Grid
            Factor grid menunjuk sampai beberapa banyak eksposi tabung sinar x harus ditambah untuk mengimbangi radiasi primer dan hambur sampai ke film. Factor grid adalah ratio eksposi yang diperlukan untuk mendapatkan kehitaman film yanf sama bila grid dipakai dengan eksposi yang diperlukan tanpa grid. Biasanya factor grid berkisar antara 2 sampai 6.
Bahan diantara garis-garis Pb (interpace material)
            Garis-garis Pb pembentuk grid dipisahkan satu sama lain dan sejajar oleh garis-garis yang lebih tebal (interpace material) terbuat dari plastic. Pemisahan ini adalah fungsi utama dari interpace. Untuk melindungi garis-garis Pb yang halus dan bahan interpace terhadap kelembapan dan kerusakan mekanis maka gris dimasukkan kedalam alumunium disealed.
            Jumlah garis Pb yang dilalui radiasi hambur secara miring bertambah dengan kemiringan radiasi hambur tersebut. Dalam gambar diatas jumlah garis Pb ini akan bertambah bila tipis, pemakaian garis pb yang tebal akan menghasilkan garis-garis grid yang tebal pada film dan penyerapan radiasi primer yang banyak. Tebal garis Pb yang dipakai ialah 0,002 - 0,003 inci karena dianggap cukup tebal untuk mengurangi radiasi hambur dan cukup tipis untuk tidak menyerap banyak radiasi primer.
Macam-macam Grid
Grid Linier
            Mempunyai garis-garis Pb yang satu dengan lain sejajar. Ukuran grid menutupi seluruh film. Radiasi primer bergerak dari titik fokus tabung sinar x film dan mengenai garis Pb secara miring. Tebal garis pada film yang disinar dengan radiasi primer akan berkurang sehingga lebih kecil dari pada inter tebal interpace (D) (gb B) dan oleh karena itu garis-garis grid pada film menjadi lebih lebar dan densitas rata-rata yang kelihatan akan berkurang. Pada jarak yang cukup besa dari pusat berkas aka nada complete cut off dari sinar primer. Dari gb c ternyata bahwa jarak (x) dari pusat dimana complete cut off dari berkas primer intensitas terjadi ditentukan oleh
            O =   d   =   x
                    H     FFD

            X = d – FFD = FFD
                   H
Bila ratio = 10 dan fokus – film distance FFD = 36 inci maka X = 3,6 inci gambar film maksimum yang dapat dipakai harus kurang dari 7 inci. Dengan ratio 5 cut off dapat terjadi pada jarak lebih dari 7 inci dan pada ratio 15 pada lebih dari 2 inci dari pusat. Dengan grid linear densitas dilm rata-rata berkurang terus dari 2 inci dari pusat. Dengan grid linear densitas film rata-rata berkurang terus dari pusat ketepi film. Jarak dari pusat terjadi pengurangan densitas yang nyata menjadi lebih kecil bila ratio grid bertambah dan FFD berkurang. Ini berart bahwa ratio grid yang tinggi dapat dipakai dengan film-film yang kecil atau dengan FFD yang besar. Cut off berkas dapat terjadi di tengah-tengah film bila grid tidak tegak lurus terhadap sumbu pusat berkas sinar (gb D).
Floused grid
            Cut- off sinar primer menjauhi pusat berkas dapat menghindari dengan pemakaian flouset grid. Garis-garis Pb nya berangsur tambah miring dari pusat ke tepi sehingga titik perpotonganya bertemu dititik fokus ( Cb A ). Di sini tidak ada pengurangan radiasi primer melalui tepi, tetapi FFD yang di pakai haruslah sesuai dangan untuk nama floused grid dibuat, pemakaian FFD lebih kecil atau lebih besar mengakibatkan pengurangan densitas film diluar pusat film ( Gb B ). Jangka FFB yang dapat di pakai seperti dengan kemiriringan, lebih terbatas untuk grid dengan ratio lebih tinggi jarak fokus lebih kecil dan berkas sinar, misalkann ratio grid 12 yang di buat untuk penggunaan jarak fokus 60 cm, dapat di pakai untuk FFD 55-65 cm sedangkan grid dengan ratio 6 untuk FFD 120 cm dapat dipakai untuk jangka-jangka 75-200 cm tanpa pengurangan densitas yang kentara pada tepi.
            Jadi grid di pakai pada jarak lain dan pada jarak fokus dan untuk nama grid disebut di buat maka pengurangan densitas yang kentara pada film bila menjauhi pusat akan selalu menjadi dan pengurangan ini akan menjadi lebih besar bila ratio grid dan ukuran lapangan ditambah dan jarak fokus kurang pada batas jangka FFD ada pangutangan 50 0/0 dalam isentitas 15 cm dari pusat.
Pembatasan selanjutnya dalam pengguanaan floused grid yang betul harus menghadapi tabung sinar x, bila terbaik out-off pada tepi jauh lebih besar dari pada unfloused grid.
Psendo fosed grid
            Pembuatan floused grid sulit dan kegagalan mendapat pola grid yang uniform mempengaruhi radiograf, beberapa praktik lebih baik membuat linear grid yang uniform benar dan mambatasi pengurangan exstra radiasai primer yang menjauhi pusat berkas dengan cara lain ialah mengurangi tinggi garis Pb secara berangsur seperti pada gambar di bawah ini ,.
Hasilnya adalah pengurangan ratio grid dari pusat tertepi.
Crossed grid
            2 grid yang ditentukan yang satu di atas yang lain dengan garis-garis grid, Grid tegak lurus sesamanya sangat efisien menghilangkan radiasi hambur seringkali lebih baik memakai orased grid dengan ratio lebih kecil dari pada grid tunggal dengn ratio lebih tinggi.
Misalkan    :    2 orased grid, masing masing dengan ratio 7 dapat lebih baik  dari pada single grid dengan ratio 15. Bila memakai crossed grid sumbu pusat berkas sinar x harus tegak lurus grid.
Moving Grid (grid Bergerak)
            Salah satu kerugian memakai grid adalah garis-garis putih tertera pada fil yang dapat mempersulit radiologi lebih bila garis-garis itu tebal dan jarang-jarang. Hal ini dapat dihindari dengan menggeserkan grid kesamping selama eksposi. Bayangan garis-garis grid menjadi kabur san tidak kelihatan. Radiasi hambur dan primer mencapai film banyak berkurang sehingga grid bergerak menghasilkan penambahan kontras yang sama dan memerlukan penambahan eksposi yang sama seperti grid tetap identic. Perbedaannya hanyalah garis-garis telah hilang. Untuk menghilangkannya secara efektif grid harus bergerak sejauh sekurang kurangnya 3-4 interspace selama waktu eksposi. Bila kecepatan grid tidak cukup besar maka timbul densitas yang tidak merata pada film karena pengaburan garis-garis yang tidak komplit. Kecepatan gerakan ditentukan oleh waktu eksposi dan jumlah garis-garis per inci.
Misalnya    :    grid mempunyai garis per inci harud bergerak sekurangnya 3 x 1/30 inci = 0,1 inci selama eksposi. Bila waktu eksposi 0,04 detik maka kecepatan grid minimum adalah 0,10/0,04 = 2,5 inci per detik. Bila waktu eksposi berkurang menjadi 0,004 detik maka kecepatan grid harus 25 in per detik.
Efek Stroboscopio
            Ada kesukaran lain yang dapat tumbuh bila grid dipakai pada pesawat sinar x yang mempunyai 2 atau 4 pentiel, setengah atau full-wavo circuit setifikasi. Dalam pesawat seperti ini kebanyakan sinar x efektif dipancarkan dalam bentuk pulsa selama 0,003 detik pada frekwensi 50 (helf wave) spasi dalam 1/50 atau 1/100 detik, akan bayangan garis-garis Pb dan grid bergerak akan saling menindih dan pola garis tidak akan hilang dan grid bergerak kelihatan seperti grid tetap.
            Sebagian besar sinar x yang mencapai film menghasilkan selama periode pusat (bagian bergaris) dari tanpa pulsa.
Eksposi radiografi
            Radioloog dapat membuat dengan hanya apabila ia dapat melihat gambar yang tajam dengan densitas cukup berbeda dengan sekelilingnya yang mempunyai densitas yang dapat diterima mata dan ini tergantung dari :
1.      Sifat struktur didalam pasien
2.      Factor-faktor eksposi (ialah KV, mAs, jenis film dan sebagainya)
3.      Kondisi melihat radiograf
Kontras dan ketajaman suatu gambar
Kontras objektif dan ketidaktajaman pada pinggir bayangan objek.
Kontras objektif dan subjektif
            Kontras objektif tidak selalu dapat diterima mata, jadi harus melampaui hanya ambang. Diatas nilai ambang ini, ia tergantung pada kontras daera berbatasan dengan gambaran (image).
Jadi    :    kontras objektif harus diatas nilai ambang penerimaan sebelum dapat dibedakan secara subjektif.
Nilai ambang penerimaan berubah-ubah dan tergantung dari factor-faktor berikut :
1.        Kwalitas detail
2.        Derajat adaptasi mata
3.        Daya melihat dari mata
            Supaya mata dapat melihat sejumlah besar detail maka nilai ambang harus serendah mungkin.
1.      Kwalitas detail
Ditentukan oleh :
a.      Ukuran detail
Detail makin kecil, makinkurang jelas juga tergantung sudut optim. Sudut lebih besar, penerimaan lebih besar. Kalau melihat foto rongen harus pada jarak dekat (sudut lebih besar) untuk dapat melihat dengan jelas.
b.      Derajat kontras detail
Kontras menjadi kelihatan apabila kontras dengan latar belakang mempunyai harga minimum tertentu, bila kontras lebih kecil dari pada harga ini, maka detail harus lebih besar untuk tetap dapat kelihatan atau sebaliknya kontras yang lebih besar memungkinkan detail yang lebih kecil dapat kelihatan.
c.      Derajat ketidak tajaman (ukuran daerah peralihan kontras)
Ketidak tajaman adalah kekaburan suatu detail yang meluas sampai daerah tertentu. Ini menimbulkan daerah peralihan pada pinggir-pinggir yang disebut setengah bayangan dan yang diukur dalam mm. bila ketidaktajaman lebih kecil dari detail, kontras baik dan bila lebih besar, detail-detail tak dapat dibedakan (loss contras)
d.      Brightness suatu gambaran
Daya yang membedakan intensitas dari mata (kontras sebjektif) berubah dengan brightness (intensitas) bila brightness lebih besar, daya menerima kontras akan lebih besar. Flouroskopi adalah metode kasar untuk pemeriksaan radiologis dan bila mungkin lebih disukai radiograf.
2.      Derajat adaptasi mata
Adaptasi gelap
Bila seseorang masuk dari daerah terang kegelap mula-mula sangat sukar untuk melihat tetapi setelah beberapa saat, mata dapat menyesuaikan diri terhadap tingkat cahaya rendah dan daya melihat bertambah. Ini disebut adaptasi gelap yang makan waktu 20-40 menit, tergantung pada mata seseorang.
3.      Daya melihat dari mata
Ketergantungan kontras dan ketajaman
Kombinasi ketajaman dan kontras objektif yang berbeda dapat menghasilkan pengelihatan subjektif yang serupa.
Pada pinggir bayangan pada radiograf terdapat kontras onjektif dan ketajaman objektif yang tak tergantung satu sama lain. Bila dapat dilihat oleh radiolog, akan kelihatan lain dari pada sebenarnya. Kontras yang kelihatan lain dari pada sebenarnya, kontras yang kelihatan tergantung pada ketidaktajaman. Kontras dan ketajaman yang tampak oleh mata disebut kontras dan ketajaman subjektif. Bila kontras tidak ada pinggir bayangan kelihatan lebih tajam dari pada sebenarnya dan bila bayangan  tajam (ketidaktajaman kecil) maka kontras kelihatan lebih benar dari pada sebenarnya dan sebaliknya.
Sebab-sebab ketidaktajaman (atau pengaburan)
1.      Ketidak tajaman geometri (Ug)
Ini dapat diperkecil dengan menggunakan ukuran titik fokus kecil dan atau ratio jarak objek film/fokus dilm yang kecil
2.      Ketidaktajaman karena gerakan (Um)
Dapat diperkecil dengan memakai jarak objek fil dan waktu eksposi singkat. Waktu eksposi singkat ini tergantung pada jumlah gerakan yang mungkin terjadi. Untuk anggota badan yang mudah dilihat waktu dapat lama sedangkan untuk organ sebelah dalam waktu harus sangat singkat.
3.      Ketidaktajaman tabir (Vs)
Setiap jenis tabir mempunyai ketidaktajaman tertentu. Tabir sangat cepat mempunyai nilai ketidaktajaman sekitar 0,3 mm dan tabir definisi tinggi sepenuhnya.
Nilai-nilai ini tidak tergantung pada kondisi-kondisi lain tetapi tergantung pada kontak yang baik antara film dan tabir.
Tabir-tabir yang telah dipakai secara nilai-nilai ini tambah besar. Pengaburan jenis tabir flouroskopi sekitar 0,5 mm.
4.      Ketidaktajaman parallax
Ketidaktajaman parallax hanya timbul padadoubly coated film, karena akan terlihat 2 pola . mungkin untuk melihat tempat diats (straight on) ke 2 gambaran tersebut karena kedua gambaran itu terpisah. Akibatnya ialah bayangan tepat berimpit dan terjadilah ketidaktjaman.
Untuk film kering ketidaktajaman sangat kecil dan dapat diabaikan. Untuk film bawah, sampai ke 2 gambaran ini bertambah karena meluasnya gelatin dan ketidaktajaman dapat terlihat. Oleh karena itu detail dalam radiograf yang kering dapat kelihatan lebih jelas dari pada yang basah.
5.      Ketidaktajaman film (Uf)
Sinar x dan cahaya tampak masuk ke film dapat dihamburkan dan efek ini akan meluas kedaerah yang juga menimbulkan ketidaktajaman yang karena kecilnya dapat diabaikan.
Ketidaktajaman tepi
            Karena hampir semua organ-organ anatomi dalam pasien tidak terbuat dari objek-objek dengan tebal sama dengan tepi-tepi yang tajam tetapi dengan tepi-tepi bundar akan menghasilkan ketidaktajaman.
            Ketidaktajaman dalam. Perbedaan transmisi pada tepi objek bulat menimbulkan pola densitas yang serupa tetapi berbeda dengan ketidaktajaman sebenarnya.
            Pola ini timbul karena radiasi melalui bermacam-macam tebal bahan dengan atenuasi yang harus berkurang bila mendekati tepi. Sebetulnya walaupun kelihatan seperti ketidaktajaman ini bukan ketidaktajaman tetapi kontras yang berbeda.
Ketidaktajaman gabungan
Ketidaktajaman total U = B (Ug + Um + Us)
Ug = ketidaktajaman geometri
Um = ketidaktajaman gerakan
Us = ketidaktajaman tabir
Factor-faktor mempengaruhi kontras
1.      Pasien
Nomer atom, densitas dan tebal organ factor-faktor penting yang menentukan kontras. Factor-faktor lain harus dipilih sesuai dengan pemeriksaan untuk menghasilkan gambar dengan kontras yang baik.
2.      Radaiasi
Kwalitas radiasi primer (ditentukan oleh KV dan saringan) adalah variabel tergantung pada kontras yang diingini. Radiasi hambur mempunyai efek yang kontera terhadap kontras dan tergantung pada KV, volume jaringan yang disinar (ukuran lapangan, tebal pasien) dan sifat dari grid yang dipakai.
3.      Recording medium
Jenis film tabir dan processing yang dipakai menentukan kontras film dan mempunyai efek terhadap kontras radiografi. Eksposi sebenarnya yang dipakai (OV, mAs) juga mempunyai efek ini karena jumlah radiasi mencapai film menentukan daerah kurva karakteristik yang dipakai. Factor-faktor eksposi dipilih sedemikian rupa sehingga dipakai bagian daerah lurus (daerah kontras maksimum-gamma)
Cara melihat radiograf
            Apa yang tampak pada radiograf tergantung pada kondisi-kondisi melihat antara lain yang terpenting adalah :
1.      Memakai tabir pelihat yang diterangi secara merata keseluruh permukaan dengan cahaya berwarna yang sesuai, seperti tabung flouresensi yang memancarkan cahaya biru putih.
2.      Cahaya pelihat harus dari intensitas yang sesuai karena mata berfungsi terbaik pada jangka intensitas yang sempit, jika cahaya terlalu terang atau suram, mata tak dapat melihat kontras yang kecil, meskipun terdapat secara objektif pada radiograf. Sebaiknya memakai tabir pelihat yang intensitasnya dapat diatur.
3.      Tingkat intensitas cahaya dalam daerah sekitar detail yang dipersangat penting misalnya bila film lebih kecil dari tabir, maka cahaya yang keluar dari tepi-tepi film menyukarkan melihat detail yang sebetulnya mudah dilihat untuk membatasi cahaya yang keluar dari tepi-tepi film, bagian tabir yang tidak tertutup film ditutup. Ruangan tidap perlu digelapkan sama sekali, cukup cahaya remang-remang tanpa sumber cahaya local yang terang seperti lampu baca atau seberkas sinar matahari.
4.      Kesanggupan seorang radiolog melihat kontras kecil tergantung pada teknik yang tentu berbeda dari radiolog ke radiolog yang sampai cepat melihat dan ukuran harus membatasi bayangan. Jangan mengarahkan mata hanya pada satu titik, mundur sedikit untuk melihat objek yang kontrasnya agak rendah yang tidak terlalu tajam dan memakai kaca pembesar untuk melihat detail kecil.
Dosis pasien
            Selain densitas ketajaman dan kontras dosis pasien sangat penting. Dosis harus ditekan serendah mungkin supaya bahaya yang mungkin terjadi terhadap pasien sekecil mungkin yang merupakan tanggungjawab penata rontgen. Tetapi sebaliknya harus ditekankan, bahwa untuk kebanyakan pemeriksaan radiografi, manfaat terhadap pasien yang diperoleh dari radiograf bermutu tinggi adalah jauh lebih besar dari pada kerusakan-kerusakan kecil yang dialami pasien. Kenyataanya pasien dapat mengalami lebih banyak bahaya (karena diagnosa yang lengkap atau tidak lengkap dan memerlukan radiografi). Tidaklah mungkin membuat radiograf yang baik dengan tidak memakai radiasi.
            Pada umumnya dosis pasien berkurang bila KV lebih besar, jarak fokus film lebih besar, ukuran lapangan lebih kecil, film-film lebih cepat, screen lebih cepat dipakai.
            Penggunaan grid selalu mengakibatkan penambahan dosis pasien dan grid hanya diperlukan apabila tanpa grid radiograf tidak dapat dipakai. Untuk kebanyakan pesawat sinar x, eksposi (mR) pada permukaan pasien dapat dihitung dengan rumus:
            Eksposi = p x KV2 x mAs  mR
                                          D2
D       =   jarak fokus kulit dalam cm
KV    =   kilovoltage yang diberikan kepada tabung
mAs =   milli – ampere – second
P       =   15

Misalnya : eksposi dari mAs = 5   80 KV  D = 100 cm
Dosis kulit pasien menjadi
15 x 802x5 = 48 mR
         1002
Pemilihan faktor eksposi
Processing
            Dilakukan secara otomatis atau standard. Mula-mula diatur sesuai dengan film yang dipakai dan hasil radiografi yang diminta radiologi. Detail-detail processing mempengaruhi harga factor-faktor lain.
Film-film dan tabir
            Biasanya kombinasi film dan tabir agak cepat yang mengurangi dosis pasien, ketidaktajaman geometri dan gerakan. Kadang-kadang ketidaktajaman tabir tinggi hingga dapat dipakai tabir yang lebih lambat. Dengan mengurangi ketidaktajaman tabir mungkin akan menambahkan ketidaktajaman lain tetapi ketidaktajaman total akan lebih baik.        
            Dika diperlukan detail tinggi dipakai film non screen asal mAm kecil sehingga ketidaktajaman gerakan geometri tidak begitu besar.
Ukuran lapangan
            Lapangan harus cukup untuk mencakup semua daerah yang perlu dipotret tetapi sekecil mungkn untuk mengurangi dosis pasien dan hambur.
Grid
            Perlu dipakai apabila terjadi pengurangan kontras akibat sinar hambur yang berlebihan. Hal ini terutama terjadi pada penyinaran volume yang besar atau dengan KV tinggi. Penggunaan grid dan atau pengurangan lapangan mengurangi densitas film jadi mAs harus di tambah.
Fokus film and object film distance
            FFD harus cukup besar untuk mengurangi ketidaktajaman geometri, pembesaran dan perubahan bentuk sampai tingkat yang bisa diterima karena bila FFD terlalu besar banyaknya radiasi yang sampai film sangat kecil. Perubahan FFD mempengaruhi pemaparan pada film menurut hokum kwadrat terbalik karena titik fokus sangat kecil dibandingkan dengan jarak meskipun ada atenuasi didalam pasien ini tetap sama. Kebanyakan radiografi dilakukan dengan memakai FFD = 100 cm karena ada kompromi yang layak untuk sebagian besar organ-organ. Untuk dada yang lebih mudah ditembus dimana diperlukan ketajaman pembesaran dan distorsi rendah, kompromi yang lebih baik diperoleh dengan memakai jarak 72 inci.
            Jarak objek film (OFD) sebenarnya tidak diatur oleh penata rontgen karena ditentukan oleh posisi struktur didalam pasien. Pengaturan efek ketidaktajaman geometrid an gerakan dan pada pembesaran dapat dipengaruhi oleh orientasi (AP atau PA) dan oleh posisi kaset (segera setelah pasien atau didalam baki dibawah meja) ono adalah nilai relative FFD dan OFD yang sesungguhnya mengatur aspek-aspek radiograf.
Pemilihan ukuran titik fokus
            Efek utama ukuran titik fokus adalah pengaburan geometri. Ukuran titik fokus yang kecil sekali memberikan pengaburan geometri yang kecil pula. Hal ini tidak mungkin dan tak dapat dianjurkan karena pemusatan produksi panas yang berlebihan pada target akan kenaikan suhu pesat sekali. Ukuran titik fokus yang lebih mesar memudahkan menghindari kenaikan suhu target yang sangat besar.
            Ukuran titik fokus minimum ditentukan oleh KV dan Ma dan waktu penyinaran (karena ini mengatur produksi panas) untuk kebanyakan pemeriksaan dipakai ukuran fokus efektif 1 x 1 mm. bila eksposi besar sekali 2 x 2 mm dan bila eksposi rendah dipakai 0,3 x 0,3 mm.
Pemilihan Kilovoltage
            KV adalah penting karena menentukan kontras radiasi (pasien) dan kontras radiografi suatu struktur anatomi. Oleh karena itu kilovoltage dipilih sesuai dengan kontras (intitude) yang diingini. Bila diperlukan kontras rendah ( intitude besar) dipilih KV tinggi dan sebaliknya. Harga KV sebenarnya yang diperlukan tergantung pada :
1.      Struktur (bentuk pasien) yang membentuk kontras.
2.      Gelombang voltage karena tenaga foton rata-rata dari bentuk gelombang konstan adalah kebih besar dari pada yang dari gelombang berdenyut dengan KV nominal yang sama.
Perubahan KV mempengaruhi kwalitas radiasi dan intensitas radiasi yang dipancarkan dari sasaran karena intensiditas kira-kira sebanding kwadrat kilovoltage, efek perubahan KV terhadap kehitaman film adalah lebih besar dari pada hal tersebut diatas karena fraksi radiasi yang diteruskan oleh pasien juga bertambah dengan penambahan KV.
Perubahan KV juga mengakibatkan perubahan response kombinasi film tabir. Pada umumnya dapat dianggap bahwa efek keseluruhan sebandung dengan KV. Jadi bila KV bertambah dari 50 KV ke 60 KV maka supaya densitas 40 tetap mA harus dikurangi dengan factor (50/60)4 = 0,48.
Dalam praktek penambahan KV dengan 10 KV memungkinkan mA menjadi separuhnya atau mengurangi waktu eksposi menjadi setengah dari harga semula karena output radiasi berbanding langsung dengan waktu dan arus. Untuk 85 KV kontras perubahan dengan 15 KV menghasilkan mA atau menjadi setengah.
Pemilihan waktu eksposi
            Efek penting dari pada waktu eksposi pada radiograf ialah densitas dan ketidaktajaman gerakan.
Misalnya    :    untuk tangan yang dapat dibuat sehingga tak ada gerakan secara voluntary atau involuntary, waktu dapat dibuat panjang.
Untuk organ-organ sebelah dalam dimana terdapat gerakan involuntary seperti colon, waktu harus sangat singkat.
Pemilihan arus tabung (mA)
            mA hanya mempengaruhi jumlah radiasi yang keluar dari tabung sinar x (dan mencapai film) dan tidak mempunyai efek terhadap aspek-aspek lain dari film. Dalam situasi yang ideal dan sederhana semua factor-faktor lain dipilih lebih dahulu sesuai dengan berbagai persyaratan dan akhirnya dipilih mA sedemikian rupa menghasilkan jangka eksposi (mR) pada film yang densitasnya terletak didalam jangka yang diingini (biasanya 0,5 – 1,5) kadang-kadang ini mungkin tetapi biasanya mA yang diperlukan sangat besar, untuk ukuran titik fokus, Kv dan waktu eksposi yang dipilih sasaran menjadi sangat panas dengan perkataan lain “tube rating” dilampaui. Untuk dapat membuat eksposi yang diperkenankan terdapat banyak kemungkinan yang mencakup kompromi dari factor-faktor yang dipilih misalnya :
1.      Dapat dipilih ukuran titik fokus yang lebih besar. Ini tidak ada efek terhadap output radiasi tetapi memungkinkan memakai mA besar yang diingini (ialah dalam rating tt fokus yang lebih besar ini) hal ini akan menambah ketidaktajaman geometri yang dapat atau harus diterima
2.      Dapat dipakai kombinasi fil tabir lebih cepat. Dengan ini dapat diperoleh kehitaman film yang sama dengan jumlah radiasi lebih sedikit, yang berarti mA lebih kecil dapat dipakai. Pemakaian tabir lebih cepat akan menambah pengaburan tabir yang harus diterima.
3.      Kemungkinan lain adalah menambah waktu eksposi (juga ketidaktajaman gerakan) yang berarti diperlukan mA lebih kecil.
Umunya harus dipilih kv yang cukup tinggi untuk dapat menembus oasien tetapi tidak setinggi yang sangat mengurangi kontras. Karena perubahan intensitas pada film besar untuk perubahan kecil dalam KV sedangkan perubahan kontrasnya kecil, maka dalam praktek untuk mengimbangi perbedaan pasien kepasien diatur perubahan KV. Jumlah radiasi yang mencapai film atau densitas film ditentukan oleh mAs.
            Pada pesawat masa kini, mula-mula dipilih KV kemudian Mas sesuai dengan eksposi 100 mAs.
            Pada pesawat masa kini, mula-mula dipilih KV kemudian  mAs sesuai dengan kontras dan densitas yang diperlukan madiatur sampai hamper maksimum (kira-kira 80 0/0) yang diperkenakan pada X-ray tube rating. Waktu eksposi menjadi sekecil mungkin pada keadaan tersebut jika waktu terlalu panjang maka dipilih KV yang lebih tinggi dan mAs akan berkurang.
Perhitungan factor-faktor yang dirubah
Misal :
            Eksposi dari 12 mAs 90 KV menghasilkan radiograf dengan densitas yang dapat diterima bila jarak fokus film 36 inci. Berapa mAs yang diperlukan untuk menghasilkan radiograf dengan densitas yang sama bila FFD diubah menjadi 42 inci dan KV 75 KV
Jawab :
Bila KV tetap 90 KV dan FFD berubah dari 36 – 42 inci maka harga mAs baru menjadi (menurut hukum kwadrat terbalik).
Kecerahan cahaya tampak
            Satuan yang dipakai adalah Lambert (L) dan suatu permukaan dikatakan mempunyai kecerahan 1 L bila diterangi oleh cahaya 1 lumen per cm2 Mis lampu 40 watt setara dengan 80 standart candles dan sehelai kertas putih sejauh 15 ini dari lampu tersebut mempunyai kecerahan 50 mm lambert (0,05 L)

Standart candle (candela)     satuan intensitas cahaya
Lumen                                       satuan flix cahaya, 4 lumen dipancarkan untuk 1 standart candle
Lambert                                   satuan kecerahan (permukaan)
Penglihatan batang dan kerucut
            Untuk dapat melihat angka intensitas cahaya yang sangat lebar ada jenis mekanis yang bekerja pada retina dari mata. Retina adalah tabir peka cahaya dalam mata diatas mana gambaran objek yang diperiksa sipusatkan oleh mata. Retina ditutupi oleh 2 jenis susunan-susunan yang peka yang disebut batang-batang dan kerucut.
            Batang-batang ada diseluruh daerah retina kecuali didaerah kecil, macula atau centralis dimana hanya terdapat kerucut.
Dalam penglihatan normal pola yang dibentuk didalam otak ditentukan oleh pola yang berbentuk pada retina ialah kerucut-kerucut (batang-batang yang diterangi). Batang-batang adalah sangat peka, sanggup menangkap cahaya sebesar 0,000001 mm disebut penerimaan ambang kecerahan, karena kurang dari itu tidak menimbulkan sensasi. Ambang untuk penglihatan kerucut jauh lebih tinggi (0,005 mL) batsa atasnya.
            Dari contoh-contoh tersebut diatas jelaskan bahwa pola pada tabir flouroskopi tradisional dilihat dengan batang sedangkan pembacaan radiograf pada tabir pelihat dengan menggnakan kerucut.
Kemampuan melihat
            Kemampuan mata untuk membedakan 2 objek yang sangat berdekatan ialah melihat detail halus disebut kemampuan melihat.
            Kemampuan penglihatan batang jauh lebih keruh dari pada kerucut dan kedua-duanya terjadi bila tingkatan brightness menurun. Perbedaan antara kemampuan batang dan kerucut adalah bahwa setiap saat kerucut bertindak sendiri-sendiri mengirim beritanya sendiri ke otak. Sedangkan batang bertindak dalam kelompok cahaya-cahaya yang jatuh pada batang dalam daerah kecil akan diteruskan kotak dalam berita yang sama. Ini berarti bahwa gambaran-gambaran objek yang dibuat dan kedua objek tidak akan terlihat terpisah. Kemampuan diukur dalam separasi terkecil antara 2 objek dan masih dapat dibedakan. Bentuk kerucut kira-kira 1/20 mm bila dilihat dari jarak normal 20-25 cm. bentuk batang jauh lebih buruk dari pada kerucut.
            Bila melihat radiograf (tingkat kecerahan 10-1000 mL) mata dapat  membedakan objek terpisah dengan jarak 1/40 mm. untuk tabir flouroskopi yang tingkat seluruhnya biasanya 0,0001-0,01 mL mata tak dapat melihat detail yang demikian dan detail sebesar beberapa mm tak dapat dilihat.
Kepekaan warna dan penglihat warna
            Batang dan kerucut juga berbeda dalam memberi radiasi terhadap cahaya bermacam-macam warna. Pada umumnya fakta yang sangat penting adalah bahwa dalam penglihat, kerucut, cahaya, bermacam-macam warna menyebabkan bermacam-macam sensasi kelihatan dan penganut dikatakan mempunyai penglihatan warna ialah ia dapat melihat perbedaan antara merah, jingga hijau, biru dan seterusnya. Batang sebaliknya tidak menunjukan efek ini dan meskipun mempunyai kepekaan berbeda terhadap panjang gelombang yang berlainan tidak menghasilkan sensasi penglihatan yang berbeda dan warna dalam penglihatan batang gelombang. Batang-batang dikatakan menjadi buta warna, oleh karena ini pada penerangan tingkat rendah segala-galanya tampak mempunyai warna kelabu yang sama.
Kemungkinan melihat kontras
            Kerucut-kerucut dapat lebih menangkap perbedaan-perbedaan dalam kecerahan dari pada batang.
            Bila radiografi ditempatkan ditabir pelihat maka bila kecerahan adalah tinggi kerucut dapat mendekati kontras serendah 0,02 (2 0/0) sedangkan bila kecerahan rendah sekali sehingga hanyabatang yang bekerja sukar untuk mendekati perbedaan sebesar 0,2 (20 0/0).
Adaptasi gelap
            Adalah sangat sulit untuk melihat bila seseorang masuk dari tempat terang ketempat gelap, tetapi setelah waktu singkat mata menyesuaikan diri kekeadaan gelap tersebut dan daya melihat menjadi lebih baik ini disebut adaptasi gelap dan disebabkan oleh cara bekerja batang.
            Dengan singkat aksi cahaya terhadap batang melibatkan pengubahan (sebagai akibat penyerapan cahaya) satu zat yang dikenal sebagai Visyal purple yang di buat dalam mata oleh suatu mekanis campuran vitamin A.
            Jadi tidak ada sensasi cahaya jika tidak ada visual purple di dalam batang, bila isentitas cahaya tinggi namun visual purple telah di ubah, pada itensitas cahaya tingkat rendah visual purple dapat di pakai rupanya ada 2 mekanik untuk produksi visual purple, satu yang bertindak secara cepat sedangkan yang lain jauh lebih lambat. Akibatnya adalah bahwa kepekaan mata pada tingkatan penerangan rendah (kemudian diterangi dengan kecerahan tinggi normal) berubah dengan waktu (lihat gambar). Ada kenaikan cepat selama 5 – 15 menit pertama disusul oleh kenaikan yang lebih lambat, kepekaan bertambah lambat tetapi terus juga setelah 40 menit.
            Nilai-nilai untuk kemampuan melihat dan kemungkinan melihat kontras untuk penerangan tingkat rendah hanya berlaku untuk meta yang telah diadaptasi gelap selama 20-40 menit. Sebelumnya nilai-nilai tersebut jauh lebih rendah. Karena batang-batang tidak peka terhadap cahaya merah, penerangan dengan cahaya demikian tidak mengganggu pembentukan visual purple dan memungkinkan mendapatkan adaptasi gelap. Dengan memakai kaca mata merah yang hanya meneruskan cahaya merah atau dengan menggunakan cahaya merah untuk penerangan kamar.
            Kerucut-kerucut sebaliknya peka terhadap cahaya merah dan memungkinkan untuk melihat dalam cahaya merah atau bila memakai kacamata merah. Harus diperhatikan bahwa penyinaran retina dengan cahaya putih yang terang walaupun hanya untuk seperberapa detik akan merusak adaptasi gelap dan membutuhkan 15-20 menit lagi untuk mendapatkannya.
            Ada mekanis lain yang membantu mata melihat dalam kondisi gelap ialah membesarkan iris. Ini memungkinkan lebih banyak cahaya masuk kemata, tetapi setidak-tidaknya adalah gerakan reflek yang segera.
Doserate radiasi
            Kecerahan tabir berbanding lurus dengan kecepatan ekposi radiasi dan kondisi normal untuk flouroskopi adalah kira-kira 60 KV 3 mA dan jarak fokus- kulit 40Cm maka doserate kulit adalah:
Menurut rumus 2 x KV2 x ma mR/det
            Jadi: 15x602 x 3/402= 100mR/dat.
Bila waktu penyinaran 4 menit maka dosis kulit total menjadi:
            100 x 4 x 60 = 24000 mR = 24 R.
            Karena dosis kulit pasien pada florouskopi besar lebih-lebih bila arus di perbesar untuk memperoleh kecerahan tabir yang lebih besar maka untuk mengurangi arus dan dosis pasien tersebut diperlukan cara-cara sebagai berikut:
1.      Pemakaian jarak fokus kulit yang lebuh besar biasanya tabung di bawah meja pasien di buat tetap dan jarak maksimum meja pasien ( kulit )fokus terbatas.
2.      Pengguna jarak fokus kulit pendek berarti bahwa pembesaran tinggi meki tidak selalu di inggini berguna karena semua bayangan bertambah besar dan lebih keliatan.
Jarak kefokus yang pendek juga menambah geometrid an pengaburan gerakan, tetapi hal ini tidak begitu penting, kerena harga-harga ini rendah sekali walaupun dingin/mata yang di adaptasi gelap penuh pada tingkat kaca rendah-rendah ini.
Pemakaian KV tinggi juga mengakibatkan pengurangan dosis pasien untuk pencerahan tabir yang sama tetapi ini juga tidak selalu mungkin, perlu diingat bahwa tabir flourouskopimempunyai =1, jadi tidak ada perbaikankontras seperti film ( =4 ) dalam radiografi, supaya kontras tetap tinggi di pakai KV rendah.
Efisiensi tabir U
            Zine cadium suplhide adalah bahan yang paling umum di pakai untuk tabir flouroskopi karena:
i.        Tidak ada afterglow
ii.      Cahaya yang dipanorkan adalah pada bagian spectrum dimana batang-batang lebih peka ( hijau ).
iii.    Mempunyai efisiensi yang cukup tinggi untuk mengubah tenaga sinar x kaedalam cahaya keliatan lebih-lebih pada KV lebih rendah yang dipakai dalam flouroskopi.

Tebal tabir agak lebih besar dari pada untuk tabir penguat untuk memperbesar sebanyak mungkin sinar x yang diserap dalam tabir dan dengan demikian juga kecerahannya.
Bila tabir terlalu tebal maka cahaya yang dihasilkan dalam lapisan yang lebih dalam akan diserap oleh lapisan yang dibawahnya hingga tidak kelihatan. Penambahan tebaln juga akan menambah pengaburan sekitar 0,5 – 1 mm lebih besar dan tabir penguat. Karena kemungkinan melihat detail dari mata lebih besar dan 1,5 mm pada tingkat kecerahan rendah, maka penambahan pengaburan tersebut dianggap kecil sekali dan diperoleh kecerahan yang lebh besar.
Peranan flouroskopi
            Kendati kesukaran tehnis yang besar dan banyaknya informasi yang dapat dilihat terbatas pada tingkat kecerahan rendah, flouroskopi adalah cara diagnostic yang sangat berguna.
Keuntungannya adalah :
1.  Lebih murah dibandingakan dengan radiograf karena tidak memakai bahan-bahan seperti film dan bahan-bahan kimia untuk pengolahan.
2.  Membuat dengan segera gambar dinamik yang oleh radiolog bila perlu diubah oleh palpasi atau pemberian bahan kontras berdensitas atau nomor atau tinggi. Yang mengakibatkan kontras tinggi. Bila takdapat melihat detail cukup pada tabir, maka dibuat radiograf pada saat secara flouroskopi terlihat akan menghasilkan informasi yang diingini.
Karena flouroskopi harus dilakukan dikamar gelap yang tidak menyenagkan untuk pasien dan staf. Untuk mengatasi kesulitan ini dipakai image intensifier yang membuat gambaran flouroskopi cukup terang dan dalam jangka penglihat kerucut.
Penguat gambaran (image intensifier)
            Terdiri dari tabir flouroskopi (a) diatas mana diarahkan pola sinar x. pola pancaran cahaya dari tabir ini masuk ke tabir ke II (b) yang dalam praktek melihat pada tabir (a)
            Tabir ke II terbuat dari bahan pemancar foto electron dan disebut foto katoda. Pola intensitas electron yang dipancarkan dari foto katoda akan sesuai betul dengan pola cahaya yang masuk dan oleh karena itu dengan pola dalam berkas sinar x. electron-elektron sekarang dipercepat melalui tabung volume oleh tegangan (kira-kira 25 KV) yang dipasang dan flourosensi pelihat (d), cahaya yang dihasilkan oleh absorpsi tenaga-tenaga electron.
            Dalam tabir ini jauh lebih terang dari pada cahaya yang dipancarkan tabir permulaan (a) dan cukup terang untuk dilihat dengan pelihat kerucut. Sisi tabir output (d) yang terdekat dengan foto katoda ditutup oleh lapisan Al yang tipis.ini membiarkan electron lewat tetapi menghentikan setiap cahaya yang dihasilkan dalam tabir output menuju ke foto katoda karena dapat melepaskan electron yang tidak diingini.
Electron ini juga menghasilkan cahaya yang sama pada tabir output. Pola yang diingini radiolog ada dalam berkas electron dari foto katoda (b) ke tabir penguat (d) karena lensa electron (o) ukuran diameter pola asli berkurang menjadi seperlima yang sama dengan diameter pola pada tabir pelihat (d) adalah seperlima pola tabir permulaan (a). bila diameter-diameter berbanding 1 : 5 maka luas dan kecerahannya berbanding 1 : 25 (1 : 5) jadireduksi keukuran seperlima menyebabkan kecerahan 25 x lebih besar.
Keuntungan dan ketidakuntungan penguat bayangan
            Memperbesar kecerahan yang dapat diperoleh dengan penguat bayangan dapat digunakan dalam banyak cara :
a.      Penguat dosis pasien
Dengan adanya penambahan kecerahan untuk eksposi pasien yang sama (arus tabir) maka eksposi dapat diturunkan dan menerima kecerahan yang kurang atau sama. Sekarang lebih sering dipakai arus sekitar 0,5 mA dari pada yang traditional 3 mA dan mengakibatkan pengurangan dosis pasien dengan 6 – 10 x penambah kecerahan menjadi 100%.
b.      Kondisi kerja yang lebih menyenangkan
Penggunaan alat mata untuk melihat gambaran dan gambaran kelihatan jauh lebih cerah berarti bahwa radiolog tidak perlu adaptasi gelap penuh dan ruangan tidak perlu gelap benar. Ini berarti bahwa pasien dalam ruangan-ruangan yang tidak menyeramkan dan dapat melihat dan bekerja sama radiolog dan penata rontgen dapat melihat apa yang terjadi, dapat menambah kasus-kasus, mencegah pertumpahan barium. Dengan jalan ini pemeriksaan jauh lebih menenangkan, kurang melelahkan dan lebih baik untuk semuanya.
c.      Detail tabir
Karena kecerahan tabir lebih besar, daya melihat detail lebih besar dan setiap keterangan diatas tabri dapat dilihat. Pembatasan dalam kemungkinan melihat detail sekarang adalah sama seperti dalam radiografi ialah geometri, gerakan dan pengaburan tabir.
Butir Kristal tabir input dan output harus supaya penyebaran kecil. Bila televisi dipakai, ketidak tajaman geometri diperkecil dengan ukuran titik fokus yang lebih kecil disekitar 0,3 mm
d.      Perubahan bentuk
Pola tabir output (d) tidak boleh ada kerusakan, manfaat atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh tabung tabir penguat.
e.      Ukuran lapangan
Salah satu kekurangan dari penguat gambaran ialah hanya daerah kecil dari pasien yang dapat dilihat pada satu saat.
Penyelesaian yang memuaskan adalah dengan cara menempatkan sistim lensa antara tabir flouresensi dan penguat.
Gambar.
Penambahan ukuran tabir flouresensi maksimum dengan memasukkan sistim optik
Tabir flouroskopi dengan butir-butir halus dipakai dan cahaya yang dipancarkan difokuskan oleh lensa ketabir input penguat gambaran. Untuk menghilangakan distorsi dan cacad optis maka dipakai sistim yang menggunakan cermin optic dengan koreksi khusus seperti pada gambar dibawah ini.
Kombinasi penguat gambaran – sistim televisi
Melihat gambaran
            Pemakaian alat mata untuk melihat tabir output (d) menyulitkan karena mambatasi posisi radiolog misalnya sulit membuat palpasi. Tidak mungkin lebih dari 1 orang yang emlihat pemecahan kesulitan ini adalah menggunakan rangkaian tertutup  sistim televisi. Jenis kamera televisi.
Kecerahan
            Camera televise terutama mangubah gambar cahaya tampak kedalam signal listrik yang dilihat kembali kedalam cahaya pada tabir televisi camera dihubungakan oleh kaset langsung ke monitor maka disebut televise rangkaian tertutup.
            Yang terpenting dari ini ialah kecerahan gambar dapat diatur setinggi yang diingini tidak tergantung dari kecerahan tabir input.
Foto fluorografi
            Pada penggunaan sistim foto fluorografi yang sederhana tabir fluoroskopi dibuat foto secara langsung oleh kamera 35 mm dosis radiasi pasien beberapa kali lebih tinggi dari pada radiograf dada normal. Sistim alteruatif dapat dengan jalan membuat fotograf tunggal dari monitor televisi dengan ukuran penuh atau diperkecil.
TOMOGRAFI
            Dalam radiografi biasa seringkali pola pada radiograf yang dibentuk oleh struktur-struktur anatomi yang hendak diperiksa dirusak oleh bayangan dari susunan-susunan diatas atau dibawahnya. Dengan memakai sistim body section radiography atau tomografi bayangan-bayangan yang membingungkan disebabkan oleh susunan-susunan diatas dan dibawahnya akan kabur dan yang akan diperiksa akan tajam dan kelihatan. Untuk memperoleh pengaburan tertentu perlu adanya gerakan tabung sinar x, film dipasien selama eksposi yang terkendali dan teliti.
            Sasaran tabung sinar x bergerak sepanjang garis lurus TT dan film dalam arah berlawanan sepanjang garis sejajar FF. eksposi sinar x mulai pada waktu tt fokus ada di t1 dan berakhir pada posisi t2. Bayangan objek o dibidang film (FF) ada di o1 bila sasaran di t1 dan bila sasaran bergerak ke T2 bayangan sampai di O2.
            Karena film dan sasaran bergerak sepanjang garis-garis sejajar pembesaran adalah tetap dan ketajaman bayangan O adalah sama bila dibuat radiograf tetap. Pesawat tomografi dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi gerakan film dan tabung sinar x yang saling berhubungan dengan jalan tempat tabung dan baki Ducky di beri penghubung yang berputar pada suatu titik dengan memakai alat khusus untuk komografi.
            Untuk susunan-susunan dalam pasien yang terletak lebih jauh atau dekat kefilm (X dan Y dalam gambar) dari O, bayangannya akan bergerak dengan jarak yang lebih besar atau kecil dari jarak O1 –O2 dan dengan demikian menjadi kabur.
Missal bayangan x akan bergerak sejauh Vx bila sasaran bergerak dari T1 ke T2 sedangkan film akan bergerak sejauh (U – D1 O2).
Bayangan x akan menjadi kabur sebanyak Vx – V.
Demikian pula bayangan x menjadi kabur sebesar U – Vy.
Karena T1 OT2 dan 01002 sebangun maka
U = S x b/a
S = jarak tempuh sasaran
U = jarak tempuh film
A, b jarak dari O ke S dan U.
Bidang potong
            O dan L kedua-duanya sama jaraknya terhadap film dan bayangannya akan bergerak dengan jarak yang sama selama gerakan tomografi dank arena bayangan O tetap pada film demikian pila bayangan L. ini berakhir untuk semua susunan pada tingkat yang sama seperti O dan L dan disebut bidang potong (atau bidang in- fokus).
            Bayangan semua objek dalam bidang ini (sejajar bidang gerakan film), bebas dari penguburan tomografi sedangkan objek yang tidak terletak dalam bidang ini mempunyai bayangan akan kabur tergantung jarak dari bidang ini.
            Alat tomografi dibuat sedemikian rupa sehingga bidang potong dapat diletakkan pada ketinggian yang diingini didalam pasien dengan menggeser posisi pasien atau titik putar (0) dari alat tersebut.
            Dalam gerak tomografi titik fokus bergerak sepanjang garis sejajar gerakan film dan tabung sinar x sendiri berputar mengelilingi fokus sebagai sumbu supaya berkas ditunjukan pada film dan untuk mendapatkan kecepatan eksposi yang sama selama seluruh waktu penyinaran. Bila tidak demikian radiasi pada ujung perputaran akan berkurang.
Pengaburan tomografi
            Pengaburan dari bayangan yang tak diingini disebut pengaburan tomografi. Banyaknya pengaburan ini bertambah bila jarak objek dari bidang potong bertambah.
            Bayangan-bayangan obyek-obyek antara tingkatan X dan Y mempunyai pengaburan tomografi yang tidak cukup besar untuk dapat dilihat diantara pengaburan radiografi biasa. Daerahnya ini disebut lapisan tomografi atau lapisan in-focus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal potongan
            Dalam gambar tersebut diatas O terletak dalam bidang-bidang dan gerakan tomografi dianggap sempurna. Titik X jarak t diatas bidang menjadi kabur sebanyak Bm yang dianggap sebagian pengaburan tomografi meksimum yang tidak terlihat Tt serupa (X) dibawah O dan lapisan XX adalah lapisan tomografi. Tebal (2t) dan lapisan dihitung sebagai berikut :
Gerakan film (gerakan bayangan obyek 0 ) adalah
U = S.b/a
Sedangkan gerakan bayangan X adalah
V = S (b+t)/(a-t)
Gerakan bayangan ini pada film, pengaburan (Bm) sama dengan perbedaan ke 2 gerakan ialah :
Bm = V-U-S (a+b)  t
                     (a-t)
Jauh lebih kecil dari a sehingga tanpa kesalahan yang kentera.
M = S (a+b) t
             a2
atau t = Bm a x   a
    S        (a+b)
Sudut ayunan (Ø) tabung sinar x pada o adalah
Ø = s/a dalam radiasi
Bila dimasukan kedalam persamaan sebelumnya didapat :
2 t = 2 Bm   1       a
                  Ø     (a+b)
Jadi tebal lapisan bertambah, bila sudut ayunan berkurang dan pengaburan berkurang.
Tebal kira-kira lapisan tomografi diperoleh dengan sudut gerakan yang berbeda-beda dalam tomografi sudut gerakan linier.
                       Sudut gerakan Ø                             tebal lapisan
                                   200                                             3,5 mm
                                   100                                             6,5 mm
                                    70                                              9,5 mm
                                     4                                              1 2/3 cm
                                    20                                             3 2/3 cm

Gerakan linear alternatif
Gambar.
Gerakan tomografi grossman B. gerakan kombinasi
Pada gerakan grossman posisi T1, T0 dan T2 sesuai dengan 01, 00 dan 02. Dan ternyata bahwa pusat film mengikuti daris lengkung. Filmnya sendiri tetap sejajar bidang potong melalui O. gabungan dari gerakan twining dan grossman menghindari pengaburan yang tak diingini karena gerakan tidak sama. Biasanya lebih mudah menggerakkan tabung sinar x menurut garis lengkung seperti dalam sistim grossman tetapi lebih mudah menggerakkan film horizontal dalam bidang seperti sistim twining.

Dosis pasien
            Eksposi tomografi dengan 60 KV 150 mA 1,2 detik dan jarak sasaran -  kulit 65 cm, menghasilkan dosis kulit sekitar 2300 m red. Bila dibuat beberapa radiograf dan berbagai potong dari ketinggian yang berbeda-beda maka pasien akan mendapat dosis yang sangat besar. Dosis total ini dapat dikurangi dengan memakai kaset banyak (biasa 5 atau 6) dimasukkan dalam kotak dengan jarak antara 1 cm.
Gambar. Potongan-potongan banyak serentak diperoleh dengan memakai multikaset.
            Dari gambar ternyata bila bidang potong untuk film teratas I melalui O, aka nada bidang in focus melalui Y yang bayangannya ada di film II dan lapisan lain yang sejajar untuk film III dan seterusnya. Hubungan antara jarak bidang potong (OY) dan separasi film (O1 Y1) ditentukan oleh :
O1 Y1 = OY (a+b) a
Misalnya : a = 80 cm, b = 20 cm, untuk membuat potongan 1 cm maka jarak film adalah 1,25 cm.

Gerakan lingkaran, elips dan hypocycloid
            Salah satu dari kekurangan tomografi linier adalah bahwa semua pengaburan terletak pada garis-garis lurus sehingga bayangan-bayangan obyek yang terletak diatas atau dibawah bidang potong tidak cukup dikaburkan. Ini timbul karena bayangan kabur dari berbagai bagian dari objek-objek diluar bidang bertindihan yang dapat memberi kesan suatu bayangan obyek nyara meskipun obyek demikian sebenarnya tidak ada.
            Persoalan ke 2 adalah bahwa lintasan tabung (S) dan sudut ayun (Ø) tak dapat terlalu besar.
            Pada sudut-sudut yang besar jarak sasaran ke film dan jalan radiasi miring kepasien panjang sehingga penghitaman pada film sedikit karena radiasi sedikit yang mencapainya, lagi pula meskipun sudut besar kebanyakan eksposi berlangsung selama bagian pusat sehingga sudut efektif jauh lebih kecil dari pada sebenarnya.
            Pengaburan bayangan obyek-obyek disebelah atas dan bawah yang lebih efektif dan dengan demikian pengurangan tebal potongan dapat diperoleh dengan memakai gerakan-gerakan lebih kompleks daripada yang linear misalnya pada gerakan lingkaran film dan tabung bergerak dalam lingkaran. Demikian pula pengaburan dari susunan lapisan diatas dan bawahnya mengikuti lingkaran dan tidak mengganggu. Teranglah setiap jenis gerakan singkron yang serentak tabung dan film memperngaruhi banyaknya pengaburan dan tebal potongan, gerakan lebih besar menghasilkan potongan yang lebih tipis. Dalam praktek gerakan-gerakan dibatasi dengan (a) linear (b) lingkaran (c) elips (d) hypocycloid.
            Dengan hypocycloid besar kemungkinannya mendapatkan potongan-potongan yang tipis. Bentuk pengaburan dan artefact tentu saja berbeda untuk tiap jenis gerakan.
Kontras dalam tomografi
            Dengan tidak adanya artifact- artifact tomografi bayangan-bayangan susunan-susunan diatas dan bawahnya sama sekali dikaburkan dan kontras dibentuk susunan-susunan didalam bidang potong.
Gambar. Kontras dalam tomografi
Jika, 2 t adalah tebal lapisan tomografi maka kontras
C = 0,4343 (U1-U2) 2t
Jadi jika tebal potongan dibuat kecil dengan menggunakan gerakan tomografi besar, kontras akan juga menjadi kecil dan dalam limit, tidak kelihatan. Oleh karena itu perlu memakai lapisan yang cukup tebal apabila perbedaan atenuasi  susunan-susunan didalam lapisan tidak besar. Sebaliknya jika ada perbedaan besar dalam nomor atom atau densitas, kontras yang kelihatan dapat diperoleh lapisan tomografi sangat tipis.
ZONOGRAFI
Zonografi adalah tomografi yang menggunakan lapisan setebal beberapa cm dan biasa dilakukan dengan gerakan lingkaran dan sudut ayunan antara 11 dan 5, efeknya adalah membuat radiograf yang sempurna dari susunan-susunan lapisan tebal tersebut tetapi bayangan susunan-susunan yang diatas dan bawahnya dikaburkan. Karena gerakan kecil maka ketidaktajaman susunan dalam daerah tersebut serupa dengan radiograf tetap. Tekhnik sangat berguna bila ingin memeriksa susunan-susunan yang tebal atau yang tidak berbeda banyak dalam daya atenuasi dengan sekitarnya.
TOMOGRAFI SUMBU MELINTANG

Gambar.
            Pada gambar kiri pesawat untuk keperluan tersebut susah dipakai dan tidak teliti dan dosis pasien sangat tinggi terutama bagian kepala. Dalam praktik dipakai cara dalam gambar kanan.
            Tabung sinar x tetap dengan sudut 30 dengan horizontal. Pasien didudukkan dan dapat dirotasi melalui sumbu vertical KK dan film diletakkan horizontal dan siputar dengan sumbu YY. Sumbu YY dan KV dan titik fokus harus terletak dalam bidang yang sama. Selama eksposi pasien dan film diputar secara sykron. Bila pasien berputar bayangan P adalah P1 akan berputar melalui sumbu KK. Bayangan P1 tetap pada film demikian pula semua objek dalam bidakng horizontal seperti P. bidang ini adalah lapisan tomografi. Bayangan susunan-susunan diatas dan bawahnya akan kabur, karena bergerak sesuai film.

Gambar. Bidang potong dan pengaburan dalam tomografi sumbu melintang.
            Pada permulaan eksposi objek Q dan Q1 dan bayangan pada film di Q1. Selama eksposi objek Q berputar melalui garis kK dan bayangannya berputar melintasi lingkaran seperti gambar B.
            Misalkan setelah perputaran Q ada di Q2 dan bayangannya di Q2. Titik Q1 pada film ditempat mana bayangan permulaan Q jatuh. Juga akan mengikuti lingkaran tetapi dengan jari-jari yang lebih besar. Ternyata bahwa gerakan bayangan Q terhadap film juga menjadi lingkaran dengan diameter sama dengan selisih diameter ke 2 lingkaran ini.

Tebal lapisan dalam tomografi sumbu melintang
            Seperti dalam tomografi linear tebal lapisan dapat dihitung dengan geometri sederhana.
Gambar.
Jari-jari bayangan Q pada film adalah r (a+b)/a
Jari-jari lingkungan diikuti oleh titik pada film diatas mana terdapat bayangan Q permulaan adalah :
(r+t tan Ø) (a+b)/a
Pengaburan (b) sebanding dengan beda ke 2 siameter ialah 2x beda jari-jari jadi :
B = 2 t tan Ø (a+b) /a
bilaBm pengaburan maksimum yang dapat diterima maka 2 t adalah tebal lapisan dank arena 2 t sangat kecil dibandingkan dengan q dan b maka :
(a+b)/a = (a1+b1)/a = (x+y)/x
Dan
2t = Bm      1       x        x
              Tan Ø           (x+y)
Harga normal x dan y adalah 150 cm dan 50 cm Ø biasanya 680.
Bila Bm = 0,7 mm, tebal lapisan adalah
0,7 = 1  x 150   0,3 mm
        V 3   200
Pembesaran tomografi
M = (x+y)/x-200/150 = 1,33

Lingkaran dengan diameter sama dengan selisih diameter ke 2 lingkaran ini.

Tebal lapisan dalam tomografi sumbu melintang
Seperti tomografi linear tebal lapisan dapat dihitung dengan geometri sederhana.

Gambar. Tebal lapisan dalam tomografi sumbu melintang.

Jari-jari bayangan pada film adalah r (a+b)/a. pengaburan (b) sebanding dengan beda ke 2 siameter ialah 2x beda jari-jari jadi
B = 2t tan 9 (a+b)/a
Bila Bm pengaburan maksimum yang dapat diterima maka 2t adalah tebal lapisan dank arena 2t sangat kecil dibandingkan dengan a dan b maka :
(a+b)/a = (a1+b1)/a1 = (x+y)/x
2t = Bm 1/cm/Ø x      X
                               (X+Y)
Harga normal x dan y adalah 150 cm dan 50 cm Ø biasanya 60. Bila 0,7 mm, tebal lapisan adalah 0,7 = 1 / V5. 150/200=0,3 mm.
Pembesaran tomografi
            M = (x+y)/x = 200/150 =1,33.
a.      Posisi sesuai dari setiap elemen harus tetap.
b.      Hubungan tepat dari karakteristik setiap elemen harus juga dipertahankan. Dalam TV karakteristik suatu elemen dinyatakan oleh kecerahan dan warna. Dalam teknik sinar x, sebagai suatu gambaran dari koefisien atenuasinya.
Rekonstruksi gambaran oleh scanning sinar x
            Sistim scanning suatu obyek dengan sinar x adalah “melihat” obyek tersebut secara radiografis dari sejumlah besar proyeksi “menulis” suatu seri seri persamaan-persamaan matematika untuk titik bersama dalam ruang ialah perpotongan berbagai proyeksi untuk memperoleh ini diperlakukan bantuan teknologi computer modern.
Dalam gambar posisi I
            Kita melihat objek secara radiografis dengan jalan berkas sinar x difokuskan pada detector kecil.
            Informasi yang dikumpulkan oleh detector ini adalah fungsi dari koefisien atenuasi “kolom” mewakili jalan berkas sinar x. informasi-informasi ini disimpan didalam computer. Persamaan pertama adalah ertulis.
Posisi II
            Tabung sinar x dan detektor telah bergeser sedemikian rupa untuk melihat obyek dari proyeksi lain. Sekarang informasi koefisien kolom b-b diukur dan disimpaan dalam computer.
Persamaan ke 2 adalah “tertulis”.
Didalam ke 2 kolom tersebut ada titik bersama (sebetulnya titik 3 dimensi). Bila computer dimata untuk memecahkan 2 persamaan yang disimpan sehingga menghilangkan semua informasi titik-titik yang tidak bersama pada ke 2 proyeksi maka hasilnya adalah suatu nilai koefisien atenuasi “titi 0” saja pada perpotongan ke 2 berkas sinar x.
            Teranglah bahwa makin banyak proyeksi yang dipakai makin bayak titik-titik perpotongan. Dengan mengatur semua proyeksi secara teliti memungkinkan semua sel-sel lapisan dan kemudian kita dapat membangun kembali gambaran yang mewakili koefisien atenuasinya.