MAMMOGRAFI
Mammografi (rdiag11
Mammografi adalah pemeriksaan radiografi yang
didesain khusus untuk mendeteksi patologi payudara. Mammografi memperoleh
perhatian khusus karena berdasarkan hasil penelitian (USA) satu di antara 8
perempuan akan mengalami kanker payudara semasa hidupnya. Kemajuan ilmu dan
teknologi beserta komputer, mengembangkan dengan pesat teknik mammografi.
Dahulu mammografi menggunakan film tanpa screen, eksposi langsung, sehingga
membutuhkan dosis tinggi, dan citra yang diproduksi mempunyai kontras dan
kontras rendah. Mulai penggunaan kombinasi film screen sebetulnya sudah dimulai
sekitar pertengahan 1980. Tahun 1992 MQSA (mammography quality standard act)
direkomendasikan menjadi peraturan. Kehadiran teknologi digital melahirkan
peralatan full-field digital mammography yang mampu akuisisi data lebih cepat,
dan menghasilkan citra kualitas tinggi.
Mammografi dimanfaatkan untuk breast cancer
screening program, dengan prosedur dosis radiasi rendah dan mempunyai kemampuan
deteksi dini kanker payudara. Oleh karenanya American Medical Association,
American Cancer Society, dan American College of Radiology merekomendasikan
mammogram tiap tahun pada setiap wanita selama hidup, mulai umur 40 tahun.
Selain dengan sinar X tambahan informasi diagnostik
mammografi dapat dilakukan dengan pencitraan kedikteran nuklir, MRI (magnetic
resonance imaging), dan USG (ultrasonography). MRI memberikan sensitivitas
kontras jaringan yang sangat bagus, berguna untuk evaluasi implant silicon,
memiliki ketelitian tinggi dalam memberi informasi berkaitan dengan stage of
breast cancer. Di lain pihak ultrasound berkontribusi besar dalam membedakan
cyste (khusus benign) dengan massa padat (umumnya cancer).
Beberapa kesulitan dalam pencitraan payudara dengan
sinar X karena:
·
Tidak ada perbedaan densitas antara suspect area dengan
jaringan payudara normal, dan hanya sedikit berbeda nomer atom.
·
Diharapkan dapat digunakan untuk identifikasi
mikrokalsifikasi sampai diameter sekitar 0.1 mm. Pencitraan memerlukan resolusi
geometri tinggi, ukuran fokus harus kecil, yang berakibat thermal rating harus
diperhatikan.
·
Jaringan payudara sangat sensitif terhadap radiasi
pengion untuk induksi kanker, terutama perempuan dengan umur antara 14 tahun
sampai menapause.
Optimum kilovoltage dan desain tabung
Pencitraan payudara membutuhkan sinar X energi
rendah untuk memperoleh kontras maksimum, karena koefesien atenuasi jaringan
maupun perbedaan jaringan lain di dalamnya meningkat dengan kenaikan energi
(efek fotolistrik).
Kompromi pemilihan kV, diperhatikan karena terlalu rendah kV, banyak
radiasi tidak dapat menembus obyek, meningkatkan dosis. Sinar X 12 – 15 keV
terlalu rendah, dan harus tidak digunakan. Kontras yang baik diperoleh dari
payudara yang ditekan sampai ketebalan 3 – 5 cm dengan sinar x 17 – 22 keV.
Untuk payudara yang lebih tebal dapat menggunakan sinar x 21 – 25 keV.
Persyaratan pencitraan payudara mengakibatkan
desain tabung sinar X menjadi khusus. Pada umumnya unit mammografi produksi
sinar X 15 – 20 keV, menggunakan anoda molebdenum dengan jendela berelium,
serta tambahan filter molebdenum.
Disampaing itu ada pula tabung mammografi yang memproduksi sinar X 21 -
25 keV, menggunakan anoda tungsten dengan menggunakan filter khusus.
Sinar X energi rendah memberikan perbedaan
atenuasi antar jaringan relatif lebih baik, namun memberikan dosis absorpsi
pada jaringan tinggi dan waktu eksposi tinggi. Deteksi mikrokalsifikasi juga
penting..
Tabung dengan anoda molebdenum.
Sinar X karakteristik molebdenum Ka = 17.4 keV dan Kb = 19.6 keV, keduanya di
bawah energi absorpsi elektron kulit K molebdenum pada 20.0 keV.
Untuk pembuatan citra dengan jarak sumber ke film
60 – 65 cm, dan jarak obyek ke film sekitar 6 cm (perbesaran 1.1). Resolusi 13
lp/mm dengan magnifikasi sekitar 1.1, diperlukan ukuran fokus 0.3 – 0.4 mm.
Kompresi
payudara dilakukan untuk
·
Menghilangkan efek atenuasi tubuh sebanyak mungkin
·
Mengurangi atau menghilangkan ketidaktajaman gerakan
selama paparan yang panjang
·
Mengurangi ketidaktajaman geometri karena obyek dekat
dengan film.
·
Mengurangi radiasi hambur sehingga memperbaiki kontras
Tabung dengan anoda tungsten
Tabung sinar X dengan anoda tungsten, menggunakan
filter 0.05 mm palladium. Absorpsi tepi palladium 24.3 keV, atenuasi di bawah
energi ini menjadi lebih rendah di banding energi yang lebih tinggi. Spektrum
sinar X transmisi palladium cocok untuk mammografi. Output tinggi anoda
tungsten mengakibatkan ukuran fokus dapat dibuat kecil (0.2 mm) dengan fokus
efektif 0.1 mm.
Tabung mammografi mempunyai anoda putar.
Molebdinum merupakan material yang umum untuk anoda, meskipun sering juga
digunakan rhodium dan tungsten. Molebdenum mempunyai radiasi karakteristik pada
17.5 dan 19.6 keV, dan rhodium 20.2 dan 22.7 keV.
SID ( source to image distance) diperlukan sekitar 65 cm untuk memperoleh
lapangan radiasi 24 x 30 cm, dengan sudut anoda efektif sekitar 20°. SID lebih
pendek memerlukan sudut anoda yang lebih besar
Tabung mammografi sering mempunyai grounded anode, struktur anoda diberi
tegangan 0 dan katoda diberi tegangan tertinggi negatif. Dengan tegangan anoda
sama dengan metal tempat kedudukannya. off
focus radiation dikurangi karena bungkus metal tabung menarik elektron yang
terpantul yang kemungkinan akan dipercepat kembali ke anoda.
Perhatikan arah katoda anoda dalam pencitraan
berkaitan dengan efek heel. Daerah anoda yang mempunyai intensitas relatif
lebih rendah diposisikan pada daerah puting.
Kombinasi film-screen
Film dengan emulsi satu sisi, menghindari
parallax, dan menggunakan screen satu dan lebih tipis dari screen standar. Pada
umumnya screen tanah jarang (rare-earth) (lanthanium bromide atau gadolinium
oxysulphide). Kecepatan screen sekitar 1/10 screen umumnya, menghasilkan
resolusi tinggi 20 – 22 lp/mm. AEC digunakan agar diperoleh densitas film
konstan sekitar 1.5.
Dosis pasien, MGD (the mean glandular dose)
sekitar 1 mGy. Perbaikan kontras dapat dilakukan dengan grid, umumnya
menggunakan grid rasio 4.0 – 5.0.
Tube output
Output pesawat dalam mR/mAs merupakan fungsi kVp,
target, filtrasi, lapangan, dan jarak dari sumber. Dalam mammografi kenaikan
output eksposi mendekati sebanding dengan kV pangkat tiga, sebanding dengan
nomer atom target. Setelah Oktober 2002 kerma udara mammografi direkomendasikan
oleh MQSA paling rendah 7 mGy/s (800 mR/s) dengan kondisi 28 kVp pada standard
Mo/Mo, dan SID sesuai dengan sistem desain operasional yang disediakan oleh
pesawat.
Radiologi pediatrik
Pencitraan anak berbeda dengan pencitraan orang
dewasa antara lain karena
·
Risiko bahaya radiasi pada anak lebih tinggi
·
Ukuran tubuh
lebih kecil
·
Komposisi tubuh
tergantung umur
·
Kurang kooperatif
·
Perbedaan fungsional, seperti laju detak jantung lebih
tinggi, pernafasan lebih cepat.
Beberapa perbedaan teknik optimum
pencitraan anak dengan orang dewasa
1.
Waktu paparan, pada umumnya lebih pendek karena
menghindari gerakan. Pesawat sinar X untuk tujuan diagnostik anak mempunyai
persyaratan khusus. Perlu diperhatikan penggunaan waktu panjang, memungkinkan
kV lebih rendah, kontras meningkat, tetapi dosis pasien meningkat.
2.
Penambahan filter 1mm Al dan 0.1 – 0.2 mm Cu (sesuai
dengan 3 – 6 mm Al) diperlukan untuk mengurangi sinar X energi rendah,
mengurangi efek beam hardening dalam tubuh. Usaha penggunaan filter lain,
dengan material penyerap tepi kulit K misalnya rhodium, perak dan cadmium,
dengan tepi K pada 23.2, 25.5, dan 26.9 keV.
3.
Bahan dengan atenuasi rendah digunakan untuk mengurangi
dosis pasien (tempat tidur, grid, bagian muka kaset). Jangkauan kV untuk
pencitraan anak, mengakibatkan dosis anak dapat mencapai 40% dosis orang
dewasa.
4.
Ukuran lapangan dan kolimasi. Pada periode neonatal
lapangan tidak boleh lebih dari 1 cm dari ukuran minimum, sedangkan setelah
perioda neonatal ukuran lapangan dapat diperluas sampai 2 cm.
5.
Immobilisasi efektif. Perlengkapan immobilisasi untuk
menjamin
·
Pasien tidak
bergerak
·
Berkas dapat
diarahkan dengan benar
·
Film berada di tempat proyeksi yang benar
·
Dapat dilakukan
limitasi kolimasi
·
Memungkinkan pemberian shielding pada tubuh yang tidak
dperlukan
6.
Penggunaan grid. Radiasi hambur dari anak lebih sedikit,
sehingga sering tidak diperlukan grid. Bila dibutuhkan grid, sebaiknya rasio
grid tidak lebih dari 1 : 8 dan jumlah garis tidak lebih dari 40/cm.
7.
Kombinasi film – screen cepat mengurangi dosis pasien,
mengurangi waktu paparan yang berarti juga mengurangi gerakan penyebab blurring
dalam pencitraan anak.
8. Automatic exposure control (AEC). Berbagai problem
dalam pemakaian AEC
·
Sistem tidak mampu memberikan kompensasi pada perbedaan
ukuran tubuh anak yang sangat bervariasi
·
Ukuran detektor yang terlalu besar untuk daerah kritis
yang diinginkan.
·
Kemungkinan tidak dapat memindahkan detektor pada daerah
kritis
·
Umumnya bilik ionisasi ditempatkan di belakang grid yang
sering tidak digunakan
·
Variasi kecepatan film screen tidak memungkinkan semuanya
dikalibrasi oleh sistem AEC.
·
AEC mungkin membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan
pemeriksaan radiografi.
9.
Dosis pasien dan kriteria kualitas citra.
No comments:
Post a Comment