Thursday, 10 January 2013

TEKNIK MAMMOGRAFI


MAMMOGRAFI

Mammografi (rdiag11

Mammografi adalah pemeriksaan radiografi yang didesain khusus untuk mendeteksi patologi payudara. Mammografi memperoleh perhatian khusus karena berdasarkan hasil penelitian (USA) satu di antara 8 perempuan akan mengalami kanker payudara semasa hidupnya. Kemajuan ilmu dan teknologi beserta komputer, mengembangkan dengan pesat teknik mammografi. Dahulu mammografi menggunakan film tanpa screen, eksposi langsung, sehingga membutuhkan dosis tinggi, dan citra yang diproduksi mempunyai kontras dan kontras rendah. Mulai penggunaan kombinasi film screen sebetulnya sudah dimulai sekitar pertengahan 1980. Tahun 1992 MQSA (mammography quality standard act) direkomendasikan menjadi peraturan. Kehadiran teknologi digital melahirkan peralatan full-field digital mammography yang mampu akuisisi data lebih cepat, dan menghasilkan citra kualitas tinggi.

Mammografi dimanfaatkan untuk breast cancer screening program, dengan prosedur dosis radiasi rendah dan mempunyai kemampuan deteksi dini kanker payudara. Oleh karenanya American Medical Association, American Cancer Society, dan American College of Radiology merekomendasikan mammogram tiap tahun pada setiap wanita selama hidup, mulai umur 40 tahun.

Selain dengan sinar X tambahan informasi diagnostik mammografi dapat dilakukan dengan pencitraan kedikteran nuklir, MRI (magnetic resonance imaging), dan USG (ultrasonography). MRI memberikan sensitivitas kontras jaringan yang sangat bagus, berguna untuk evaluasi implant silicon, memiliki ketelitian tinggi dalam memberi informasi berkaitan dengan stage of breast cancer. Di lain pihak ultrasound berkontribusi besar dalam membedakan cyste (khusus benign) dengan massa padat (umumnya cancer).

Beberapa kesulitan dalam pencitraan payudara dengan sinar X karena:
·        Tidak ada perbedaan densitas antara suspect area dengan jaringan payudara normal, dan hanya sedikit berbeda nomer atom.
·        Diharapkan dapat digunakan untuk identifikasi mikrokalsifikasi sampai diameter sekitar 0.1 mm. Pencitraan memerlukan resolusi geometri tinggi, ukuran fokus harus kecil, yang berakibat thermal rating harus diperhatikan.
·        Jaringan payudara sangat sensitif terhadap radiasi pengion untuk induksi kanker, terutama perempuan dengan umur antara 14 tahun sampai menapause.


Optimum kilovoltage dan desain tabung

Pencitraan payudara membutuhkan sinar X energi rendah untuk memperoleh kontras maksimum, karena koefesien atenuasi jaringan maupun perbedaan jaringan lain di dalamnya meningkat dengan kenaikan energi (efek fotolistrik).

Kompromi pemilihan kV, diperhatikan karena terlalu rendah kV, banyak radiasi tidak dapat menembus obyek, meningkatkan dosis. Sinar X 12 – 15 keV terlalu rendah, dan harus tidak digunakan. Kontras yang baik diperoleh dari payudara yang ditekan sampai ketebalan 3 – 5 cm dengan sinar x 17 – 22 keV. Untuk payudara yang lebih tebal dapat menggunakan sinar x 21 – 25 keV.

Persyaratan pencitraan payudara mengakibatkan desain tabung sinar X menjadi khusus. Pada umumnya unit mammografi produksi sinar X 15 – 20 keV, menggunakan anoda molebdenum dengan jendela berelium, serta tambahan filter molebdenum.  Disampaing itu ada pula tabung mammografi yang memproduksi sinar X 21 - 25 keV, menggunakan anoda tungsten dengan menggunakan filter khusus.

Sinar X energi rendah memberikan perbedaan atenuasi antar jaringan relatif lebih baik, namun memberikan dosis absorpsi pada jaringan tinggi dan waktu eksposi tinggi. Deteksi mikrokalsifikasi juga penting..

Tabung dengan anoda molebdenum.
Sinar X karakteristik molebdenum Ka = 17.4 keV dan Kb = 19.6 keV, keduanya di bawah energi absorpsi elektron kulit K molebdenum pada 20.0 keV.

Untuk pembuatan citra dengan jarak sumber ke film 60 – 65 cm, dan jarak obyek ke film sekitar 6 cm (perbesaran 1.1). Resolusi 13 lp/mm dengan magnifikasi sekitar 1.1, diperlukan ukuran fokus 0.3 – 0.4 mm.

Kompresi payudara dilakukan untuk
·        Menghilangkan efek atenuasi tubuh sebanyak mungkin
·        Mengurangi atau menghilangkan ketidaktajaman gerakan selama paparan yang panjang
·        Mengurangi ketidaktajaman geometri karena obyek dekat dengan film.
·        Mengurangi radiasi hambur sehingga memperbaiki kontras

Tabung dengan anoda tungsten
Tabung sinar X dengan anoda tungsten, menggunakan filter 0.05 mm palladium. Absorpsi tepi palladium 24.3 keV, atenuasi di bawah energi ini menjadi lebih rendah di banding energi yang lebih tinggi. Spektrum sinar X transmisi palladium cocok untuk mammografi. Output tinggi anoda tungsten mengakibatkan ukuran fokus dapat dibuat kecil (0.2 mm) dengan fokus efektif 0.1 mm.

Tabung mammografi mempunyai anoda putar. Molebdinum merupakan material yang umum untuk anoda, meskipun sering juga digunakan rhodium dan tungsten. Molebdenum mempunyai radiasi karakteristik pada 17.5 dan 19.6 keV, dan rhodium 20.2 dan 22.7 keV.


SID ( source to image distance) diperlukan sekitar 65 cm untuk memperoleh lapangan radiasi 24 x 30 cm, dengan sudut anoda efektif sekitar 20°. SID lebih pendek memerlukan sudut anoda yang lebih besar

Tabung mammografi sering mempunyai grounded anode, struktur anoda diberi tegangan 0 dan katoda diberi tegangan tertinggi negatif. Dengan tegangan anoda sama dengan metal tempat kedudukannya. off focus radiation dikurangi karena bungkus metal tabung menarik elektron yang terpantul yang kemungkinan akan dipercepat kembali ke anoda.

Perhatikan arah katoda anoda dalam pencitraan berkaitan dengan efek heel. Daerah anoda yang mempunyai intensitas relatif lebih rendah diposisikan pada daerah puting.







Kombinasi film-screen
Film dengan emulsi satu sisi, menghindari parallax, dan menggunakan screen satu dan lebih tipis dari screen standar. Pada umumnya screen tanah jarang (rare-earth) (lanthanium bromide atau gadolinium oxysulphide). Kecepatan screen sekitar 1/10 screen umumnya, menghasilkan resolusi tinggi 20 – 22 lp/mm. AEC digunakan agar diperoleh densitas film konstan sekitar 1.5.

Dosis pasien, MGD (the mean glandular dose) sekitar 1 mGy. Perbaikan kontras dapat dilakukan dengan grid, umumnya menggunakan grid rasio 4.0 – 5.0.

  







Tube output
Output pesawat dalam mR/mAs merupakan fungsi kVp, target, filtrasi, lapangan, dan jarak dari sumber. Dalam mammografi kenaikan output eksposi mendekati sebanding dengan kV pangkat tiga, sebanding dengan nomer atom target. Setelah Oktober 2002 kerma udara mammografi direkomendasikan oleh MQSA paling rendah 7 mGy/s (800 mR/s) dengan kondisi 28 kVp pada standard Mo/Mo, dan SID sesuai dengan sistem desain operasional yang disediakan oleh pesawat.

Radiologi pediatrik
Pencitraan anak berbeda dengan pencitraan orang dewasa antara lain karena
·        Risiko bahaya radiasi pada anak lebih tinggi
·        Ukuran tubuh lebih kecil
·        Komposisi tubuh tergantung umur
·        Kurang kooperatif
·        Perbedaan fungsional, seperti laju detak jantung lebih tinggi, pernafasan lebih cepat.
Beberapa perbedaan teknik optimum pencitraan anak dengan orang dewasa
1.      Waktu paparan, pada umumnya lebih pendek karena menghindari gerakan. Pesawat sinar X untuk tujuan diagnostik anak mempunyai persyaratan khusus. Perlu diperhatikan penggunaan waktu panjang, memungkinkan kV lebih rendah, kontras meningkat, tetapi dosis pasien meningkat.
2.      Penambahan filter 1mm Al dan 0.1 – 0.2 mm Cu (sesuai dengan 3 – 6 mm Al) diperlukan untuk mengurangi sinar X energi rendah, mengurangi efek beam hardening dalam tubuh. Usaha penggunaan filter lain, dengan material penyerap tepi kulit K misalnya rhodium, perak dan cadmium, dengan tepi K pada 23.2, 25.5, dan 26.9 keV.




3.      Bahan dengan atenuasi rendah digunakan untuk mengurangi dosis pasien (tempat tidur, grid, bagian muka kaset). Jangkauan kV untuk pencitraan anak, mengakibatkan dosis anak dapat mencapai 40% dosis orang dewasa.
4.      Ukuran lapangan dan kolimasi. Pada periode neonatal lapangan tidak boleh lebih dari 1 cm dari ukuran minimum, sedangkan setelah perioda neonatal ukuran lapangan dapat diperluas sampai 2 cm.
5.      Immobilisasi efektif. Perlengkapan immobilisasi untuk menjamin
·        Pasien tidak bergerak
·        Berkas dapat diarahkan dengan benar
·        Film berada di tempat proyeksi yang benar
·        Dapat dilakukan limitasi kolimasi
·        Memungkinkan pemberian shielding pada tubuh yang tidak dperlukan
6.      Penggunaan grid. Radiasi hambur dari anak lebih sedikit, sehingga sering tidak diperlukan grid. Bila dibutuhkan grid, sebaiknya rasio grid tidak lebih dari 1 : 8 dan jumlah garis tidak lebih dari 40/cm.
7.      Kombinasi film – screen cepat mengurangi dosis pasien, mengurangi waktu paparan yang berarti juga mengurangi gerakan penyebab blurring dalam pencitraan anak.

8.      Automatic exposure control (AEC). Berbagai problem dalam pemakaian AEC
·        Sistem tidak mampu memberikan kompensasi pada perbedaan ukuran tubuh anak yang sangat bervariasi
·        Ukuran detektor yang terlalu besar untuk daerah kritis yang diinginkan.
·        Kemungkinan tidak dapat memindahkan detektor pada daerah kritis
·        Umumnya bilik ionisasi ditempatkan di belakang grid yang sering tidak digunakan
·        Variasi kecepatan film screen tidak memungkinkan semuanya dikalibrasi oleh sistem AEC.
·        AEC mungkin membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan pemeriksaan radiografi.
9.      Dosis pasien dan kriteria kualitas citra.

No comments:

Post a Comment