TEKNIK PEMERIKSAAN FISTULOGRAFI
PENDAHULUAN
A . Pengertian / Defenisi
Fistulografi adalah pemeriksaan secara radiografi
dengan menggunakan kontras media dari saluran abnormal yang menghubungkan
antara dua area dan dapat terjadi di berbagai jaringan atau organ tubuh. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan maksud untuk memperlihatkan arahdan hubungan fistula, yang
mana ditujukan guna membantu pengoperasian dan memperbaiki anatomi seutuhnya
B . Anatomi
dan Fisiologi Keterangan :
1. Saluran – saluran hati.
2. Saluran
sistem kandung
empedu.
3. Kolon asendens.
4.
Ileum.
5.
Apendiks.
6.
Orifisium pilori.
7.
Lambung.
8.
Saluran pankreas.
9.
Duodenum.
10. Yeyunum.
11. Kolon sigmoid.
12.
Rektum.
Gambar 1. Gambaran usus halus
Dalam garis besar saluran
pencernaan.
Keterangan :
1.
Epigastrik.
2.
Duodenum.
3.
Umbilikal.
4.
Yeyunum bagian proksimal.
5.
Yeyunum bagian distal.
6.
Ileum bagian distal.
7.
Ileum bagian proksimal.
Gambar 2 . Kedudukan normal
Usus halus.
- Usus halus
Usus halus adalah tabung
yang kira – kira dua setengah meter panjangnya dalam keadaan hidup, enam meter
setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya. Usus halus memanjang dari
lambung sampai katup ileokolika, tempat bersambung dengan usus besar.
Usus halus terletak
didaerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar, usus halus terdiri dari
beberapa bagian :
Duodenum adalah bagian
pertama dari usus halus yang panjangnya 25 cm berbentuk sepatu kuda, dan
kepalanya mengelilingi kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas
masuk kedalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula hepato pankreatika
atau ampula vateri, sepuluh centimeter dari pylorus.
Yeyunum menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus yang selebihnya ileum
menempati tiga per lima
akhir.
b.
Usus besar
Usus besar atau colon yang
kira – kira satu setengah meter panjangnya adalah sambungan dari usus halus dan
mulai di katup ileo kolik atau ileo sekal, yaitu tempat sisa makanan lewat.
Colon mulai sebagai kantong yang mekar dan
terdapat apendix vemiformis atau umbai cacing. Apendix juga terdiri dari
keempat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya , hanya lapisan
submukosanya yang berisi sejumlah besar jaringan limfe, yang dianggap mempunyai
fungsi serupa dengan tonsil. Dalam appendix yang meradang , umumnya di operasi
appendiktomi.
Selain
terletak didaerah iliaka tengah dan menempel pada otot ileopsoas . Dari sini
colon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal disebut colon ascendens di bawah
hati berbelok pada tempat yang disebut flexura hepatica,lalu berjalan melalui
tepi daerah epigastrik dan umbilikal sebagai kolon tranversus.Dibawah limfa
colon membelok sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian
berjalan melalui daerah kiri lumbal sebagai colon desendens .Didaerah kiri
iliaka terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk kolon
sigmoideus atau colon pelvis ,dan kemudian masuk pelvis besar dan menjadi
rectum.
Rectum
ialah sepuluh senti meter terbawah dari usus besar ,dimulai pada colon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira tiga senti meter
panjangnya.saluran ini berakhir kedalam anus yang dijaga oleh otot internal dan
eksternal .
C.PATOLOGI:
Ø
SIR EDWARD,ALAN,MARK :
1.
Kebocoran anatomi sesudah operasi.
2.
Penyakit chronis.
3.
Perembesan dari abses kolon.
4.
Timbulnya peptic-uller.
5.
Adanya maligna neoplasma.
6.
Diverkulisis.
7.
Cacat bawaan.
PENATALAKSANAAN
A.PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN ;
a.Peralatan radiologi dan proteksi
radiasi.
-Pesawat
rontgen dengan fluoroscopy dilengkapi TV monotor.
-Apron,kacamata Pb,dan hand scoon Pb.
-Kaset ukuran 24X30 cm
-Kacamata lonpe
b.Peralatan
steril:
-Spuit 50 cc 1 buah
-Spuit 3cc 1 buah
-Catheter tip no.8
-Hand scoon
-Lacrimal probe
-Klem
-Kapas berlidi
-Haas steril
c.Peralatan
unsteril :
-Betadine
-Plester
-Gergaji ampul
-Bahan
kontras ;Urografin 60 % sebanyak 2 ampul .
B.PERSIAPAN PEMERIKSAAN :
-.Bersihkan
luka pasien dengan haas steril
-Oleskan
betadine dengan kapas berlidi pada luka tersebut
-Cari
lubang luka dan diukur kedalamannya dengan lacrimal probe
-Masukkan
bahan kontras sebanyak 50 cc kedalam spuit
C.PERSIAPAN PASIEN
Pada pemeriksaan fistulografi eksternal tidak
di lakukan persiapan khusus.
D.PENATALAKSANAAN RADIOGRAFI
Teknik
balon pada fistulografi eksternal :
1. Posisi pasien supine diatas meja
pemeriksaan.
2. Balon kateter diberi udara secukupnya (
agak besar sedikit dari rongga mulut luka ).
3.
Masukakan ujung distal kateter kedalam rongga luka,
lalu diplester.
4.
Dengan bantuan tangan pasien atau petugas, balon
ditekan dengan kuat.
5.
Hubungkan ujung proksimal kateter dengan spuit yang
telah diisidengan bahan kontras.
6.
Injeksikan bahan kontras perlahan-lahan, dengan
pantauan fluoroscopy tampak bahan kontras bergerak masuk keusus halus, pada
saat ini diekspos ketika pasien tahan nafas.
7.
Kontras diinjeksikan lagi, dengan patauan fluoroscopy
tampak bahan kontras masuk ke colon ascendens dan diekspos pada saat pasien
tahan nafas.
8.
Pasien diposisikan oblique kiri, lalu kontras
diinjeksikan perlahan-lahan dan tampak pada TV monitor kontras mengisi usus
halus dan menuju colon ascendens.
Posisi Radiografi :
1. AP
PP :
- Supine pada meja pemeriksaan.
- MSP tubuh berada pada midline pada meja dengan kedua
tangan
diletakkan di samping dengan nyaman.
PO : Batasan pemeriksaan
obyek dapat dilihat pada tv monitor dengan
daerah fistula pada pertengahan film.
CR :
Sinar di arahkan tegak lurus.
CP :
Pertengahan kaset menembus daerah fistula.
KG:
Bahan kontras mengisi fistula
2.
Lateral
PP : - Supine diatas meja pemeriksaan.
2.
MSP tubuh berada pada pertengahan meja.
PO
: Batasan pemeriksaan objek dapat
dilihat pada tv monitor dengan
daerah fistula di
pertengahan film.
CR : Sinar diarahkan horizontal
tegak lurus kaset ( Kaset dalam posisi
vertikal ).
KG : Tampak kontras mengisi fistula
dengan gambaran lateral.
3. Oblique
Oblique
kanan atau kiri diambil tergantung pada letak fistel dengan tujuan sebagai
pelengkap untuk mendiagnosa fistula.
PP :
RAO atau LAO.
PO : Fistula berada di pertengahan film.
CR :
Tegak lurus.
CP :
Pertengahan film menembus fistula.
KG : Kontras mengisi fistula dengan posisi
oblique.
Perawatan setelah pemeriksaan :
Setelah
selesai pemeriksaan, cabut introduser dan selanjutnya bersihkan kontras yang
tumpah, tunggu film selesai di proses. Pasien diperbolehkan istirahat.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari Bab II Pembahasan yang telah di
bahas oleh kelompok kami,dapat di simpulkan dalam beberapa point yaitu sebagai
berikut:
1.
Fistulografi merupakan suatu pemeriksaan radiografi
dari saluran abnormal yang menghubungkan dua organ atau lebih yang dikarenakan
tukak yang dalam ,cacat bawaan atau tindakan medis yang dapat terjadi
diberbagai jaringan organ tubuh dengan menggunakan kontras media positif.
- Pemeriksaan fistulografi memerlukan penanganan yang khusus dan yang perlu diperhatikan adalah tahap-tahap pemeriksaan seperti persiapan pasien sebelum pemeriksaan,persiapan peralatan dan bahan ,dan teknik pemeriksaan fistulografi serta perawatan pasien setelah pemeriksaan.
B.Saran
1.
Hendaknya radiografer sebelum melakukan pemeriksaan
fistulografi dapat mempersiapkan alat dan bahan secara lengkap sebagai
penunjang pemeriksaan agar pemerksaan dapat berjalan dengan lancar.
2.
Radiografer hendaknya memberikan penjelasan tentang
pemeriksaan fistulografi kepada pasien sehingga pasien dapat diajak bekerja
sama pada saat pemerksaan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger, Philip, W ( 1986 ), Merril Atlas
of Radiographic position andRadiologic
Procedure, Sixth Edition, Columbus : CU Mosby Comp.
Evelyn C.pearce ;Anatomi dan Fisiologi untuk
paramedis,1995.
Clark, KC ( 1973 ), Positioning in Radiography
Ninth Edition, London
. Ilford Limited
referensi bukunya apa yah.??
ReplyDeletetrima kasih..