Wednesday, 1 February 2012

KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling banyak diderita wanita di dunia. Satu dari delapan orang menderita kanker payudara semasa hidupnya. Diagnosis dini memegang peranan penting untuk mengurangi kematian dan meningkatkan prognosis dari penyakit ini. Tingkat keparahan kanker bergantung pada ukuran dan penyebarannya pada diagnosis awal. Pada kenyataannya, banyak keadaan patologis terutama kanker hanya memperlihatkan perubahan fisik yang sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat/divisualisasikan bahkan oleh pencitraan sinar x. Hal ini yang membuat mamografi memerlukan prosedur yang berkualitas tinggi dari pencitraan sinar x yang lain. Kemampuan visibilitas yang tinggi, terutama untuk tanda-tanda patologis dapat dicapai dengan menggunakan peralatan dan protokol yang sempurna (dari segi teknik, pemrosesan citra, dan lain-lain) yang dapat mengotimalkan dan menyeimbangkan antara kualitas citra dan dosis yang diterima pasien. Hal ini membutuhkan pengetahuan yang baik tentang fisika aplikasi dan teknologi oleh para staf di lapangan [1].
2.1. Mamografi
Mamografi adalah sebuah jenis pencitraan sinar x khusus yang menggunakan sinar x berenergi rendah, kontras yang tinggi, film beresolusi tinggi dan sistem yang didesain spesifik untuk membuat pencitraan yang mendetil dari sebuah payudara. Sistem mamografi yang moderen menggunakan radiasi yang sangat rendah biasanya sekitar 0.1 – 0.2 rad per exposi. Beberapa pertumbuhan berukuran sangat kecil dan berada pada jaringan yang letaknya cukup dalam dan sulit dideteksi. Pertumbuhan ini dapat berupa tumor jinak (benigna) atau berupa kanker (maligna). Mamografi merupakan cara yang tepat untuk mengetahui pertumbuhan kanker sebelum terjadi  keparahan. Deteksi dini pada sebuah kanker payudara akan meningkatkan keberhasilan dalam terapi. Mamografi juga sangat berguna untuk mengetahui pertumbuhan setelah ada keluhan pada pemeriksaan fisik atau pada pemeriksaan payudara sendiri (sadari). Kegiatan mamografi dapat dilakukan di rumah sakit, mobil mamografi dan beberapa klinik yang melayani mamografi [2].
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, faktor resiko terjadinya kanker akan meningkat. Selain usia, terdapat faktor – faktor lain diantaranya faktor genetik (BRCA 1 dan BRCA 2), memiliki keluarga yang menderita kanker (ibu, anak atau saudara), belum pernah mengandung atau mengandung pada usia di atas 30 tahun, menstruasi dini (kurang dari usia 12 tahun), menopause di atas usia 55 tahun, dan tidak pernah menyusui anak. Seorang wanita yang telah berusia 40 – 49 tahun diharapkan melakukan mamografi setiap 1 atau 2 tahun. Sedangkan wanita diatas 50 tahun dianjurkan melakukannya setiap tahun. Bila seseorang memiliki faktor resiko, dianjurkan untuk melakukan mamografi pada usia yang lebih muda [3].
Peralatan mamografi telah berevolusi setidaknya dalam 40 tahun terakhir. Walau terdapat perbedaan antara satu manufaktur dengan manufaktur yang lain, terdapat beberapa fitur spesifik mamografi yang selalu ada yaitu anoda pada tabung sinar x, filter, ukuran titik fokus, penekan, grid, dan receptor [4,5].


Gambar 2.1.1. Spektrum sinar x yang dihasilkan oleh target molibdenum [6]
Anoda pesawat mamografi digunakan molibdenum atau bahkan terdapat dua anoda, molibdenum dan rhodium. Bahan ini digunakan untuk menghasilkan spektrum radiasi yang mendekati optimum untuk pencitraan payudara. Spektrum yang dihasilkan dari target / anode molibdenum dihasilkan sinar x karakteristik 17.5 dan 19.6 keV, dan target rhodium dihasilkan sinar x karakteristik 20.2 dan  22.7 keV. Filter yang digunakan biasanya adalah molibdenum dan rhodium. Bahkan untuk pencitraan obyek yang lebih tebal dan padat digunakan filter aluminium.
                            Gambar 2.1.2. Spektrum yang dihasilkan oleh target molibdenum setelah digunakan filter Mo dan Rh [7]

                                  Gambar 2.1.3. Spektrum yang dihasilkan oleh target rhodium setelah digunakan filter Mo dan Rh [7]
Pada pesawat mamografi terdapat dua titik fokus yang dapat dipilih. Secara umum titik fokus lebih kecil daripada titik fokus pesawat sinar X biasa agar dihasilkan citra yang lebih baik (mengurangi blur dan menghasilkan perbesaran yang baik) untuk melihat kalsifikasi yang kecil. Untuk penggunaan biasa, digunakan ukuran titik fokus 0.3 - 0.4 mm, sedangkan untuk menghasilkan citra yang diperbesar, digunakan titik fokus berukuran 0.1 - 0.15 mm. Ukuran titik fokus juga bergantung pada SID, untuk SID> 66cm digunakan titik fokus 0.4 mm, untuk SID < 65 cm digunakan titik fokus 0.3 mm. Selain itu, kompresi yang baik pada payudara merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghasilkan citra yang bagus. Untuk menyerap radiasi hambur digunaan grid yang khusus untuk mamografi.
Pada sebuah pesawat mamografi terdapat sebuah sistem yang sangat penting yaitu Automatic Exposure Control (AEC). Sistem ini menggunakan sensor untuk memonitor eksposi yang dihasilkan. AEC didesain untuk menghasilkan densitas film yang optimum dan konsisten.


Gambar 2.1.4. Skematik sistem AEC pada pesawat mamografi. [6]

Mamografi merupakan proses yang membutuhkan kontras tinggi pada jaringan lunak. Untuk menghasilkan kontras yang baik dibutuhkan foton berenergi rendah.  Mamografi dilakukan menggunakan peralatan yang menghasilkan radiasi sinar X karakteristik yang dihasilkan oleh anoda molybdenum. Terdapat dua faktor utama yang mengurangi kontras untuk membedakan dua jaringan lunak yang berbeda dan antara jaringan lunak dengan cairan.  Faktor pertama adalah perbedaan yang kecil pada karakter fisikanya (densitas dan nomor atom) seperti terlihat pada Tabel 2.1.1. Faktor kedua yaitu sedikitnya interaksi fotolistrik yang terjadi karena rendahnya nomor atom. 
Tabel 2.1.1.  Karakteristik fisik material pada produksi kontras [8]
Material
Nomor atom efektif (Z)
Densitas (g/cm3)
Air
7,42
1,0
Otot
7,46
1,0
Lemak
5,92
0,91
Udara
7,64
0,00129
Kalsium
20,0
1,55

No comments:

Post a Comment