KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah salah satu kanker yang
paling banyak diderita wanita di dunia. Satu dari delapan orang menderita
kanker payudara semasa hidupnya. Diagnosis dini memegang peranan penting untuk
mengurangi kematian dan meningkatkan prognosis dari penyakit ini. Tingkat
keparahan kanker bergantung pada ukuran dan penyebarannya pada diagnosis awal.
Pada kenyataannya, banyak keadaan patologis terutama kanker hanya
memperlihatkan perubahan fisik yang sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat/divisualisasikan
bahkan oleh pencitraan sinar x. Hal ini yang membuat mamografi memerlukan
prosedur yang berkualitas tinggi dari pencitraan sinar x yang lain. Kemampuan
visibilitas yang tinggi, terutama untuk tanda-tanda patologis dapat dicapai
dengan menggunakan peralatan dan protokol yang sempurna (dari segi teknik,
pemrosesan citra, dan lain-lain) yang dapat mengotimalkan dan menyeimbangkan
antara kualitas citra dan dosis yang diterima pasien. Hal ini membutuhkan
pengetahuan yang baik tentang fisika aplikasi dan teknologi oleh para staf di
lapangan [1].
2.1. Mamografi
Mamografi adalah sebuah jenis pencitraan sinar
x khusus yang menggunakan sinar x berenergi rendah, kontras yang tinggi, film
beresolusi tinggi dan sistem yang didesain spesifik untuk membuat pencitraan
yang mendetil dari sebuah payudara. Sistem mamografi yang moderen menggunakan
radiasi yang sangat rendah biasanya sekitar 0.1 – 0.2 rad per exposi. Beberapa
pertumbuhan berukuran sangat kecil dan berada pada jaringan yang letaknya cukup
dalam dan sulit dideteksi. Pertumbuhan ini dapat berupa tumor jinak (benigna)
atau berupa kanker (maligna). Mamografi merupakan cara yang tepat untuk
mengetahui pertumbuhan kanker sebelum terjadi
keparahan. Deteksi dini pada sebuah kanker payudara akan meningkatkan
keberhasilan dalam terapi. Mamografi juga sangat berguna untuk mengetahui
pertumbuhan setelah ada keluhan pada pemeriksaan fisik atau pada pemeriksaan
payudara sendiri (sadari). Kegiatan mamografi dapat dilakukan di rumah sakit,
mobil mamografi dan beberapa klinik yang melayani mamografi [2].
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
faktor resiko terjadinya kanker akan meningkat. Selain usia, terdapat faktor –
faktor lain diantaranya faktor genetik (BRCA 1 dan BRCA 2), memiliki keluarga
yang menderita kanker (ibu, anak atau saudara), belum pernah mengandung atau
mengandung pada usia di atas 30 tahun, menstruasi dini (kurang dari usia 12
tahun), menopause di atas usia 55 tahun, dan tidak pernah menyusui anak.
Seorang wanita yang telah berusia 40 – 49 tahun diharapkan melakukan mamografi
setiap 1 atau 2 tahun. Sedangkan wanita diatas 50 tahun dianjurkan melakukannya
setiap tahun. Bila seseorang memiliki faktor resiko, dianjurkan untuk melakukan
mamografi pada usia yang lebih muda [3].
Peralatan mamografi telah berevolusi setidaknya dalam 40 tahun terakhir. Walau
terdapat perbedaan antara satu manufaktur dengan manufaktur yang lain, terdapat
beberapa fitur spesifik mamografi yang selalu ada yaitu anoda pada tabung sinar
x, filter, ukuran titik fokus, penekan, grid, dan receptor [4,5].
Gambar 2.1.1. Spektrum sinar x yang dihasilkan oleh
target molibdenum [6]
Anoda pesawat mamografi
digunakan molibdenum atau bahkan terdapat dua anoda, molibdenum dan rhodium. Bahan ini digunakan untuk menghasilkan
spektrum radiasi yang mendekati optimum untuk pencitraan payudara. Spektrum
yang dihasilkan dari target / anode molibdenum dihasilkan sinar x karakteristik
17.5 dan 19.6 keV, dan target rhodium dihasilkan sinar x karakteristik 20.2 dan
22.7 keV. Filter yang digunakan biasanya
adalah molibdenum dan rhodium. Bahkan untuk pencitraan obyek yang lebih tebal
dan padat digunakan filter aluminium.
Gambar 2.1.2. Spektrum yang
dihasilkan oleh target molibdenum setelah digunakan filter Mo dan Rh [7]
|
Gambar
2.1.3. Spektrum yang dihasilkan oleh target rhodium setelah digunakan filter
Mo dan Rh [7]
|
Pada pesawat mamografi terdapat dua titik fokus
yang dapat dipilih. Secara umum titik fokus lebih kecil daripada titik fokus
pesawat sinar X biasa agar dihasilkan citra yang lebih baik (mengurangi blur
dan menghasilkan perbesaran yang baik) untuk melihat kalsifikasi yang kecil.
Untuk penggunaan biasa, digunakan ukuran titik fokus 0.3 - 0.4 mm, sedangkan
untuk menghasilkan citra yang diperbesar, digunakan titik fokus berukuran 0.1 -
0.15 mm. Ukuran titik fokus juga bergantung pada SID, untuk SID> 66cm
digunakan titik fokus 0.4 mm, untuk SID < 65 cm digunakan titik fokus 0.3 mm. Selain
itu, kompresi yang baik pada payudara merupakan salah satu cara yang efektif
untuk menghasilkan citra yang bagus. Untuk menyerap radiasi hambur digunaan
grid yang khusus untuk mamografi.
Pada sebuah pesawat mamografi terdapat sebuah
sistem yang sangat penting yaitu Automatic Exposure Control (AEC). Sistem ini
menggunakan sensor untuk memonitor eksposi yang dihasilkan. AEC didesain untuk
menghasilkan densitas film yang optimum dan konsisten.
Gambar 2.1.4.
Skematik sistem AEC pada pesawat mamografi. [6]
Mamografi
merupakan proses yang membutuhkan kontras tinggi pada jaringan lunak. Untuk
menghasilkan kontras yang baik dibutuhkan foton berenergi rendah. Mamografi dilakukan menggunakan peralatan
yang menghasilkan radiasi sinar X karakteristik yang dihasilkan oleh anoda
molybdenum. Terdapat dua faktor utama yang mengurangi kontras untuk membedakan
dua jaringan lunak yang berbeda dan antara jaringan lunak dengan cairan. Faktor pertama adalah perbedaan yang kecil
pada karakter fisikanya (densitas dan nomor atom) seperti terlihat pada Tabel
2.1.1. Faktor kedua yaitu sedikitnya interaksi fotolistrik yang terjadi karena
rendahnya nomor atom.
Tabel 2.1.1. Karakteristik fisik
material pada produksi kontras [8]
Material
|
Nomor atom efektif (Z)
|
Densitas (g/cm3)
|
Air
|
7,42
|
1,0
|
Otot
|
7,46
|
1,0
|
Lemak
|
5,92
|
0,91
|
Udara
|
7,64
|
0,00129
|
Kalsium
|
20,0
|
1,55
|
No comments:
Post a Comment