TEHNIK RADIOGRAFI PEMERIKSAAN
MAMMOGRAFI
Sejarah Perkembangan
Mammografi
adalah salah satu inovasi yang penting dalam mengontrol kanker payudara sejak
diperkenalkan radical mastectomy pada tahun 1898. Mammografi secara
langsung dihubungkan untuk mendeteksi dan mengawasi kanker payudara. Pada tahun
1984, kanker payudara merupakan penyakit yang paling besar mengakibatkan
kematian yang paling besar pada wanita Amerika, dan 1 dari setiap wanita
Amerika pernah mengalami kanker payudara. Pada umumnya kanker payudara terjadi
pada wanita tua dibandingkan umur pertengahan, umumnya sekitar umur 39 dan 45
tahun yang menyebabkan kematian.
Pada
tahun 1930-an telah ada publikasi tentang mammografi di Amerika
Selatan, USA
dan Eropa. Tetapi hanya klinik kecil yang tertarik pada mammografi untuk
diagnosis kanker payudara. Beberapa pelopor termasuk Le Borgne dari Uruguay, Gershon-Cohen dari USA dan Gros
dari Jerman, mempublikasikan perbandingan mammografi dan anatomi patologik dan
mengembangkan beberapa teknik klinik mammografi secara signifikan. Pada pertengahan
tahun 1950, mammografi di tingkatkan menjadi alat klinik yang dapat diandalkan.
Peningkatan ini mencakup tube-tube sinar-x dengan target molybdenum dan
tingkat ketelitian yang tinggi. Pada pertengahan tahun 1950-an Egan dari USA
dan Gros dari Jerman mempopulerkan aplikasi mammografi untuk diagnosis dan
evaluasi kanker payudara.
Anatomi Fisiologi Payudara
sekali Istilah-istilah
payudara dan kelenjar susu sering digunakan sebagai sinonim. Buku pelajaran
anatomi cenderung menggunakan istilah kelenjar susu sedangkan radiografi
cenderung menggunakan istilah payudara. Payudara (kelenjar susu) merupakan
glandular lobule yang berlokasi dalam superficial permukaan anterolateral
thorax laki-laki dan perempuan. Kelenjar susu membagi superficial fasia ke
dalam bagian anterior dan posterior, sehingga jaringan susu secara lengkap
dikelilingi olehfascia dan terselubungi antara lapisan superficial fascia
anterior dan posterior. Pda wanita, payudara menunjukan salah satu
kharakteristik dan fungsi seks sekunder sebagai kelenjar pelengkap untuk sistem
dengan menghasilkan dan mensekresikan susu selama menyusui anak. Pada pria
payudara hanya bersifat elementer dan tanpa fungsi.
Payudara wanita
bervariasi dalam bentuk dan ukuran, tergantung pada jaringan lemak dan jaringan
glandular dan kondisi ligamen-ligamen suspensory. Tiap payudara biasanya
berbentuk kurucut, dengan dasar atau permukaan posterior payudara sangat banyak
otot-otot anterior dada.Otot-otot ini terletak mulai dari tulang rusuk kedua
dan ketigaberada secara interior terhadap tulang rusuk keenam dan ketujuh dari
batas lateral tulang dada secara lateral dekat dengan bidang axilary anterior.
Suatu bagian tambahan jaringan payudara disebut pemanjangan axilary atau “ujung
ekor” axilary payudara yang melebar dari dasar lateral atas payudara sampai
dalam axilary fossa.
Payudara meruncing
secara anterior dasar, berakhir pada putting,yang dikelilingi oleh suatu daerah
melingkar kulit plagmentasi yang disebut areola. Payudara disuport oleh
ligamen-ligamen suspensory yang membentang dari lapisan-lapisan posterior
fascia superficial melalui anterior fascia sampai kedalam jaringan
subcutaneous dan kulit. Ligamen-ligamen
ini disebut ligamen-ligamen cooper.
Payudara wanita dewasa
terdiri dari 15 sampai 12 lobules yang merupakan unit-unit structural dasar
payudara. Lobules mengandung elemen-elemen glandular atau acini. Selama
akhir umur belasan atau awal umur duapuluhan, tiap payudara mengandung
beratus-ratus lobules. Lobules cenderung menurun dalam ukuran sesuai dengan
peningkatan umur dan terutama setelah kehamilan. Proses normal ini disebut involution.
Bentuk-bentuk Payudara
Indikasi Pemeriksaan
Pemeriksaan mammografi
ini dilakukan apabila diketahui terdapat:
1.
Benjolan di payudara saat di palpasi
2.
Rasa tidak enak atau tidak nyaman di payudara
3. Penderita dengan riwayat resiko tinggi kanker
4. Pembesaran pada kelenjar axiller yang tidak normal
5. Penyakit paget pada puting susu
6. Metastase tumor, tidak diketahui asal tumor primer
7. Follow up pasca operasi payudara
8. Kanker phobia
9. Displasia mammae (tidak tumbuh)
10. Kanker (sarcoma, carsinoma)
11. Keluar cairan tidak normal
12. Medical chek up
Kontra indikasi Pemeriksaan
Pemeriksasan ini tidak dapat dilakukan apabila:
1. Pasien sedang hamil
2. Saat mendekati menstruasi
3. Terjadi infeksi berat di mammae
4. Beberapa saat setelah operasi mammae
Persiapan Pasien
*
Ditanyakan penyakit yang pernah di derita
* Ditanyakan tentang:
-
Hamil pernah \ belum (Gravite)
-
Melahirkan pernah \ belum (Partus)
-
Keguguran pernah \ tidak (Abortus)
* Ditanyakan riwayat kanker:
-
Keluarga
-
Pasien
Pemeriksaan Mammografi
Proyeksi Craniocaudal
Posisi Pasien
Pasien duduk/ erect dengan tubuh menghadap tube pada meja pemeriksaan.
Posisi Objek
·
Elevasikan dada. Naikan sisi pemegang film agar
bertemu dengan lipatan intra payudara yang terelevasi.
·
Instruksikan pasien untuk menekan thorak pasien
berlawanan sehingga batas inferior udara akan berada pada film.
·
Mintalah pasien untuk merilekskan pundaknya
untuk memudahkan mengatur kuadran lateral
pada film.
·
Arahkan
kepala pasien menjauh dari sisi yang diperiksa.
·
Instruksikan
pada pasien untuk memberi tahu radiografer ketika sudah tidak merasa nyaman
(sakit). Kompresi harus kuat dn terasa tidak nyaman tetapi tidak
menyakitkan.
·
Saat kompresi penuh tercapai, instruksikan
pasien untuk menahan nafas.
Central
Point
Pusatkan sinar pada pertengahan
payudara
Central
Ray
Arah sinar tegak lurus pada bidang
film
Kriteria
Gambaran
Tampak gambaran payudara dan papilla
Proyeksi
Mediolateral
Proyeksi
Mediolateral digunakan pada penentuan dan lokalisasi tingkat keabnormalan yang
terlihat hanya pada satu proyeksi standar.
Posisi
pasien
·
Putar lengan pesawat sekitar 900 , dengan
tabung sinar x ditempatkan pada sisi tengah payudara
·
Pasien duduk/ erect dengan sisi lateral dari
thorak menempel pada kaset, dan tangan yang dekat dengan kaset diletakan di
atas kaset.
·
Eksorotasikan tubuh pasien sedikit keluar
Posisi
Objek
·
Arahkan pasien untuk membawa puting susu ke muka
kaset
·
Instruksikan pasien untuk menggenggam pegangan tangan pada unit pada sisi yang di periksa secara hati-hati mendorong film setinggi axilla
Instruksikan pasien untuk menggenggam pegangan tangan pada unit pada sisi yang di periksa secara hati-hati mendorong film setinggi axilla
·
Perintahkan pasien untuk merilekskan pundak
·
Naikkan payudara ke bentuk normalnya, dan kompresi perlahan-lahan hingga pasien terasa sakit
Naikkan payudara ke bentuk normalnya, dan kompresi perlahan-lahan hingga pasien terasa sakit
·
Instruksikan pasien untuk menahan nafas
Central
Point
Pusatkan sinar pada pertengahan
payudara
Central
Ray
Arahkan sinar tegak lurus pada bidang
film
Kriteria
gambaran
Tampak gambaran payudara berikut papilla proyeksi lateral
Proyeksi
Axilla
Proyeksi ini digunakan untuk
mengevaluasi lympha node axillary, axillary tall, dan soft tissue
Posisi
Pasien
·
Pasien erect dengan lengan abduksi, sehingga
tegak lurus dengan sumbu longitudinal tubuh dan axilla melewati kaset
·
Tempatkan film di bawah axilla pada lenagn atas
dan axillary tall termasuk yang akan digambarkan
Posisi
Objek
·
Posisikan payudara ketengah
·
Lakukan
kompresi hingga pasien terasa tidak nyaman
·
Pasien di instruksikan untuk tahan nafas
·
Naikkan eksposi 2 KVp
Central
Point
Pusatkan sinar diantara caput humeri dan tulang-tulang iga (kurang lebih
5 cm kearah distal dari apex fossa axillary)
Proyeksi Oblique
Proyeksi ini digunakan unjtuk
mengkonfirmasikan dan melokalisasi ke abnormalan pada proyeksi standar menghasilkan gambaran yang kemungkinan
overlapping dengan jaringan glandula mammae paling sedikit.
Posisi Pasien
Pasien duduk/erect dengan tangan diangkat
dan diletakan diatas kepala
Posisi Objek
Bagian atas pektoralis tercakup, lalu
payudara dikompresi hingga pasien merasa nyaman.
Central
Point
Arahkan
sinar hingga menembus payudara dari bagian medial atas ke bagian lateral bawah
menyudut sekitar 45o
Central Ray
Pusatkan
sinar tegak lurus film (horizontal)
Proyeksi
tambahan
Proyeksi
Cleopatra
Pronyeksi ini digunakan untuk
mendapatkan aspek lateral dari mammae, termasuk bagian ujung yang hanya
digunakan jika ada massa
nyata di soft tissue pada daerah ujuung mammae.
Menurut
K.C Clark
a. Supero Inferior
·
Posisi Pasien:
Pasien duduk / erect
dengan dada menghadap meja pemeriksaan
·
Posisis Objek: Salah satu mammae diletakkan diatas meja
pemeriksaan. Kemudian mammae dikompresi. Kepala di miringkan kearah lateral.
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central Point: Pertengahan basis payudara
b. Medio Lateral
·
Posisi Pasien:Pasien berdiri membelakangi
kaset dan lengan pada sisi yang di periksa di abduksi dan diletakkan di bawah
kepala, film diganjal busa dan diletakkan dibawah mammae.
·
Posisi Objek: Mammae diposisikan lateral,
putting susu tampak muka
·
Central Ray: tegak lurus film
·
Central Point: Pertengahan payudara
c. Axillary
·
Posisi Pasien: Pasien duduk tegak ,
dirotasikan 300 dari sisi
yang diperiksa sehinggga menjauhi dinding dada. Lengan diabduksi
·
Posisi
Objek: Axilla dan
payudara tercakup
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central Point: 5 cm dibawah axilla
Menurut
Greenfield
a. Cranio Caudal
·
Tujuan: untuk mendapatkan gambaran soft
tissue dari mammae
·
Posisi Pasien: Duduk, dada menempel pada
meja pemeriksaan, pasien sedikit rotasi sehingga inferior mammae yang diperiksa
diatas film. Pasien true erect dagu sedikit diangkat
·
Posisi Objek: Mammae ditempatkan full
ekstensi dengan niple pada pertengahan film
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central Point: Pada pertengahan payudara
·
Kriteria: Mammae terlihat dengan nipple
b. Medio Lateral
·
Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran
lateral soft tissue dari mammae
·
Posisi Pasien: Pasien lateral recumbent
diatas meja pemeriksaan sedikit rotasi kearah posterior. Lengan dekat meja
diangkat dengan siku difleksikan dan tangan dibawah kepala. Tangan yang satu
menarik mammae yang tidak diperiksa
·
Posisi Objek: Mammae yang menempel dimeja
diganjal dengan spon lalu diatur sehinggga full ekstensi nipple pada profilenya
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central Point: Pada pertenghan payudara
c. Axillary
·
Tujuan: untuk mendapatkan gambaran
gambaran oblique mammae dan kepanjangan axilla
·
Posisi Pasien: Pasein supine diatas meja
dan dirotasikan kurang lebih 300 kearah sisi yang diperiksa,
punggung diganjal spon. Lengan meja aduksi membentuk 900 dengan
badan. Lengan atas diletakan disamping kepala. Lengan yang tidak diperiksa
disamping tubuh
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central
Point: 5 cm distal dari
fossa apex axillary
·
Kriteria: Seluruh mammae tercakup,
retromammografi space terlihat, perpanjangan axillary didada terlihat
Menurut Glenda J Bryan
a. Supero
inferor
·
Posisi Pasien: Duduk
·
Posisi
Objek: Payudara di
posisikan diatas film sampai bagian dasar dari payudara, niple terlihat dari
samping
·
Central Ray: Tegak lurus film
·
Central Point: Pertengahan payudara
b. Lateral
·
Posisi Pasien: Duduk
·
Posisi Objek: Payudara didorong kearah
bagian yang akan diperiksa tangan dibawah kepala, nipple terlihat dan payudara
dalam keadaan lateral sehingga kaset diganjal busa
·
Central Ray: Tegak lurus fim
·
Central Point: Pertengahan payudara
c. Axillary
·
Posisi Pasien: Duduk / berbaring
telentang diatas meja lalu diputar 300 kesisi yang diperiksa. Lengan
diluruskan sehingga ketiak terletak tanpa overlap dengan scapula
·
Posisi Objek: Payudara dan ketiak akan
tercakup maka film diletakkan sepanjang garis tengah atau cranio caudal
·
Central Ray: tegak lurus film
·
Central Point: 5 cm dibawah apex (bagian
atas ketiak)
Kesimpulan:
Pemeriksaan
mammografi dapat dilakukan apabila dicurigai / diketahui terdapat kelainan pada
payudara, rasa tidak nyaman pada payudara, dan untuk kepentingan medis.
Proyeksi-proyeksi yang sering dilakukan (proyeksi rutin) antara lain:
1. Proyeksi Cranio caudal 3.
Proyeksi Axial
2. Proyeksi Medio lateral 4. Proyeksi Oblique
Penggunaan kompresi pada saat
dilakukan pemeriksaan mammmografi adalah agar dapat meminimalkan penggunaan
radiasi, menghasilkan densitas yang sama, mengurangi gerak payudara, dan dapat
mempertinggi penunjukan arsistektural yang dihasilkan oleh tumor-tumor kecil.
Daftar pustaka:
·
Phillips W. Ballinger, Radiographic Positions
and Radiologic Procedures, Vol II edisi ke VIII, 1995
·
Evelyn C, Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis, PT Gramedia, Jakarta,
1993
No comments:
Post a Comment