Wednesday, 1 February 2012


TEHNIK RADIOGRAFI PEMERIKSAAN

MAMMOGRAFI

Sejarah Perkembangan

Mammografi adalah salah satu inovasi yang penting dalam mengontrol kanker payudara sejak diperkenalkan radical mastectomy pada tahun 1898. Mammografi secara langsung dihubungkan untuk mendeteksi dan mengawasi kanker payudara. Pada tahun 1984, kanker payudara merupakan penyakit yang paling besar mengakibatkan kematian yang paling besar pada wanita Amerika, dan 1 dari setiap wanita Amerika pernah mengalami kanker payudara. Pada umumnya kanker payudara terjadi pada wanita tua dibandingkan umur pertengahan, umumnya sekitar umur 39 dan 45 tahun yang menyebabkan kematian.
Pada tahun 1930-an telah ada publikasi tentang mammografi di   Amerika Selatan, USA dan Eropa. Tetapi hanya klinik kecil yang tertarik pada mammografi untuk diagnosis kanker payudara. Beberapa pelopor termasuk Le Borgne dari Uruguay, Gershon-Cohen dari USA dan Gros dari Jerman, mempublikasikan perbandingan mammografi dan anatomi patologik dan mengembangkan beberapa teknik klinik mammografi secara signifikan. Pada pertengahan tahun 1950, mammografi di tingkatkan menjadi alat klinik yang dapat diandalkan. Peningkatan ini mencakup tube-tube sinar-x dengan target molybdenum dan tingkat ketelitian yang tinggi. Pada pertengahan tahun 1950-an Egan dari USA dan Gros dari Jerman mempopulerkan aplikasi mammografi untuk diagnosis dan evaluasi kanker payudara.

Anatomi Fisiologi Payudara

sekali Istilah-istilah payudara dan kelenjar susu sering digunakan sebagai sinonim. Buku pelajaran anatomi cenderung menggunakan istilah kelenjar susu sedangkan radiografi cenderung menggunakan istilah payudara. Payudara (kelenjar susu) merupakan glandular lobule yang berlokasi dalam superficial permukaan anterolateral thorax laki-laki dan perempuan. Kelenjar susu membagi superficial fasia ke dalam bagian anterior dan posterior, sehingga jaringan susu secara lengkap dikelilingi olehfascia dan terselubungi antara lapisan superficial fascia anterior dan posterior. Pda wanita, payudara menunjukan salah satu kharakteristik dan fungsi seks sekunder sebagai kelenjar pelengkap untuk sistem dengan menghasilkan dan mensekresikan susu selama menyusui anak. Pada pria payudara hanya bersifat elementer dan tanpa fungsi.
Payudara wanita bervariasi dalam bentuk dan ukuran, tergantung pada jaringan lemak dan jaringan glandular dan kondisi ligamen-ligamen suspensory. Tiap payudara biasanya berbentuk kurucut, dengan dasar atau permukaan posterior payudara sangat banyak otot-otot anterior dada.Otot-otot ini terletak mulai dari tulang rusuk kedua dan ketigaberada secara interior terhadap tulang rusuk keenam dan ketujuh dari batas lateral tulang dada secara lateral dekat dengan bidang axilary anterior. Suatu bagian tambahan jaringan payudara disebut pemanjangan axilary atau “ujung ekor” axilary payudara yang melebar dari dasar lateral atas payudara sampai dalam axilary fossa.
Payudara meruncing secara anterior dasar, berakhir pada putting,yang dikelilingi oleh suatu daerah melingkar kulit plagmentasi yang disebut areola. Payudara disuport oleh ligamen-ligamen suspensory yang membentang dari lapisan-lapisan posterior fascia superficial melalui anterior fascia sampai kedalam jaringan subcutaneous  dan kulit. Ligamen-ligamen ini disebut ligamen-ligamen cooper.
Payudara wanita dewasa terdiri dari 15 sampai 12 lobules yang merupakan unit-unit structural dasar payudara. Lobules mengandung elemen-elemen glandular atau acini. Selama akhir umur belasan atau awal umur duapuluhan, tiap payudara mengandung beratus-ratus lobules. Lobules cenderung menurun dalam ukuran sesuai dengan peningkatan umur dan terutama setelah kehamilan. Proses normal ini disebut involution.

Bentuk-bentuk Payudara


























Indikasi Pemeriksaan
Pemeriksaan mammografi ini dilakukan apabila diketahui terdapat:
1.      Benjolan di payudara saat di palpasi
2.      Rasa tidak enak atau tidak nyaman di payudara
3.      Penderita dengan riwayat resiko tinggi kanker
4.      Pembesaran pada kelenjar axiller yang tidak normal
5.      Penyakit paget pada puting susu
6.      Metastase tumor, tidak diketahui asal tumor primer
7.      Follow up pasca operasi payudara
8.      Kanker phobia
9.      Displasia mammae (tidak tumbuh)
10.  Kanker (sarcoma, carsinoma)
11.  Keluar cairan tidak normal
12.  Medical chek up
Kontra indikasi Pemeriksaan
Pemeriksasan ini tidak dapat dilakukan apabila:
1.      Pasien sedang hamil
2.      Saat mendekati menstruasi
3.      Terjadi infeksi berat di mammae
      4.   Beberapa saat setelah operasi mammae
Persiapan Pasien
*  Ditanyakan penyakit yang pernah di derita
*  Ditanyakan tentang:
-         Hamil pernah \ belum (Gravite)
-         Melahirkan pernah \ belum (Partus)
-         Keguguran pernah \ tidak (Abortus)
*   Ditanyakan riwayat kanker:
-         Keluarga
-         Pasien
Pemeriksaan Mammografi
Proyeksi Craniocaudal
Posisi Pasien
      Pasien duduk/ erect dengan tubuh menghadap tube pada meja pemeriksaan.
Posisi Objek
·        Elevasikan dada. Naikan sisi pemegang film agar bertemu dengan lipatan intra payudara yang terelevasi.
·        Instruksikan pasien untuk menekan thorak pasien berlawanan sehingga batas inferior udara akan berada pada film.
·        Mintalah pasien untuk merilekskan pundaknya untuk memudahkan mengatur kuadran lateral  pada film.
·        Arahkan kepala pasien menjauh dari sisi yang diperiksa.

 





       






  


















Setelah menginformasikan pada pasien maka lakukan kompresi payudara perlahan-lahan.
·        Instruksikan pada pasien untuk memberi tahu radiografer ketika sudah tidak merasa nyaman (sakit). Kompresi harus kuat dn terasa tidak nyaman tetapi tidak menyakitkan.
·        Saat kompresi penuh tercapai, instruksikan pasien untuk menahan nafas.
Central Point
         Pusatkan sinar pada pertengahan payudara
Central Ray
         Arah sinar tegak lurus pada bidang film
Kriteria Gambaran
          Tampak gambaran payudara dan papilla
Proyeksi Mediolateral
Proyeksi Mediolateral digunakan pada penentuan dan lokalisasi tingkat keabnormalan yang terlihat hanya pada satu proyeksi standar.
Posisi pasien
·        Putar lengan pesawat sekitar 900 , dengan tabung sinar x ditempatkan pada sisi tengah payudara
·        Pasien duduk/ erect dengan sisi lateral dari thorak menempel pada kaset, dan tangan yang dekat dengan kaset diletakan di atas kaset.
·        Eksorotasikan tubuh pasien sedikit keluar
Posisi Objek
·        Arahkan pasien untuk membawa puting susu ke muka kaset
·       















Instruksikan pasien untuk menggenggam pegangan tangan pada unit pada sisi yang di periksa secara hati-hati mendorong film setinggi axilla
· Perintahkan pasien untuk merilekskan pundak
·       














Naikkan payudara ke bentuk normalnya, dan kompresi perlahan-lahan hingga pasien terasa sakit
·        Instruksikan pasien untuk menahan nafas
Central Point
          Pusatkan sinar pada pertengahan payudara
Central Ray
          Arahkan sinar tegak lurus pada bidang film
Kriteria gambaran
          Tampak gambaran payudara berikut papilla proyeksi lateral
Proyeksi Axilla
           Proyeksi ini digunakan untuk mengevaluasi lympha node axillary, axillary tall, dan soft tissue
Posisi Pasien
·        Pasien erect dengan lengan abduksi, sehingga tegak lurus dengan sumbu longitudinal tubuh dan axilla melewati kaset
·        Tempatkan film di bawah axilla pada lenagn atas dan axillary tall termasuk yang akan digambarkan
Posisi Objek
·        Posisikan payudara ketengah
·        Lakukan kompresi hingga pasien terasa tidak nyaman
·        Pasien di instruksikan untuk tahan nafas
·        Naikkan eksposi 2 KVp
Central Point
          Pusatkan sinar diantara caput humeri dan tulang-tulang iga (kurang lebih 5 cm kearah distal dari apex fossa axillary)



















Proyeksi Oblique
Proyeksi ini digunakan unjtuk mengkonfirmasikan dan melokalisasi ke abnormalan pada proyeksi standar  menghasilkan gambaran yang kemungkinan overlapping dengan jaringan glandula mammae paling sedikit.
Posisi Pasien
Pasien duduk/erect dengan tangan diangkat dan diletakan diatas kepala
Posisi Objek
Bagian atas pektoralis tercakup, lalu payudara dikompresi hingga pasien merasa nyaman.
Central Point
Arahkan sinar hingga menembus payudara dari bagian medial atas ke bagian lateral bawah menyudut sekitar 45o  
Central Ray
Pusatkan sinar tegak lurus film (horizontal)
Proyeksi tambahan
Proyeksi Cleopatra
        Pronyeksi ini digunakan untuk mendapatkan aspek lateral dari mammae, termasuk bagian ujung yang hanya digunakan jika ada massa nyata di soft tissue pada daerah ujuung mammae.
Menurut K.C Clark 
a.  Supero Inferior
·        Posisi Pasien: Pasien duduk / erect dengan dada menghadap meja pemeriksaan
·        Posisis Objek: Salah satu mammae diletakkan diatas meja pemeriksaan. Kemudian mammae dikompresi. Kepala di miringkan kearah lateral.
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: Pertengahan basis payudara
b.  Medio Lateral
·        Posisi Pasien:Pasien berdiri membelakangi kaset dan lengan pada sisi yang di periksa di abduksi dan diletakkan di bawah kepala, film diganjal busa dan diletakkan dibawah mammae.
·        Posisi Objek: Mammae diposisikan lateral, putting susu tampak muka
·        Central Ray: tegak lurus film
·        Central Point: Pertengahan payudara
c.  Axillary
·        Posisi Pasien: Pasien duduk tegak , dirotasikan 300  dari sisi yang diperiksa sehinggga menjauhi dinding dada. Lengan diabduksi
·        Posisi Objek: Axilla dan payudara tercakup
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: 5 cm dibawah axilla
Menurut Greenfield
a.  Cranio Caudal
·        Tujuan: untuk mendapatkan gambaran soft tissue dari mammae
·        Posisi Pasien: Duduk, dada menempel pada meja pemeriksaan, pasien sedikit rotasi sehingga inferior mammae yang diperiksa diatas film. Pasien true erect dagu sedikit diangkat
·        Posisi Objek: Mammae ditempatkan full ekstensi dengan niple pada pertengahan film
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: Pada pertengahan payudara
·        Kriteria: Mammae terlihat dengan nipple
b.  Medio Lateral
·        Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran lateral soft tissue dari mammae
·        Posisi Pasien: Pasien lateral recumbent diatas meja pemeriksaan sedikit rotasi kearah posterior. Lengan dekat meja diangkat dengan siku difleksikan dan tangan dibawah kepala. Tangan yang satu menarik mammae yang tidak diperiksa
·        Posisi Objek: Mammae yang menempel dimeja diganjal dengan spon lalu diatur sehinggga full ekstensi nipple pada profilenya
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: Pada pertenghan payudara
c.  Axillary
·        Tujuan: untuk mendapatkan gambaran gambaran oblique mammae dan kepanjangan axilla
·        Posisi Pasien: Pasein supine diatas meja dan dirotasikan kurang lebih 300 kearah sisi yang diperiksa, punggung diganjal spon. Lengan meja aduksi membentuk 900 dengan badan. Lengan atas diletakan disamping kepala. Lengan yang tidak diperiksa disamping tubuh
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: 5 cm distal dari fossa apex axillary
·        Kriteria: Seluruh mammae tercakup, retromammografi space terlihat, perpanjangan axillary didada terlihat
Menurut Glenda J Bryan
a.  Supero inferor
·        Posisi Pasien: Duduk
·        Posisi Objek: Payudara di posisikan diatas film sampai bagian dasar dari payudara, niple terlihat dari samping
·        Central Ray: Tegak lurus film
·        Central Point: Pertengahan payudara
b. Lateral
·        Posisi Pasien: Duduk
·        Posisi Objek: Payudara didorong kearah bagian yang akan diperiksa tangan dibawah kepala, nipple terlihat dan payudara dalam keadaan lateral sehingga kaset diganjal busa
·        Central Ray: Tegak lurus fim
·        Central Point: Pertengahan payudara
c.  Axillary
·        Posisi Pasien: Duduk / berbaring telentang diatas meja lalu diputar 300 kesisi yang diperiksa. Lengan diluruskan sehingga ketiak terletak tanpa overlap dengan scapula
·        Posisi Objek: Payudara dan ketiak akan tercakup maka film diletakkan sepanjang garis tengah atau cranio caudal
·        Central Ray: tegak lurus film
·        Central Point: 5 cm dibawah apex (bagian atas ketiak)
Kesimpulan:
Pemeriksaan mammografi dapat dilakukan apabila dicurigai / diketahui terdapat kelainan pada payudara, rasa tidak nyaman pada payudara, dan untuk kepentingan medis. Proyeksi-proyeksi yang sering dilakukan (proyeksi rutin) antara lain:
1.  Proyeksi Cranio caudal                 3.  Proyeksi Axial
2.  Proyeksi Medio lateral                  4.  Proyeksi Oblique
         Penggunaan kompresi pada saat dilakukan pemeriksaan mammmografi adalah agar dapat meminimalkan penggunaan radiasi, menghasilkan densitas yang sama, mengurangi gerak payudara, dan dapat mempertinggi penunjukan arsistektural yang dihasilkan oleh tumor-tumor kecil.
Daftar pustaka:
·        Phillips W. Ballinger, Radiographic Positions and Radiologic Procedures, Vol II edisi ke VIII, 1995
·        Evelyn C, Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia, Jakarta, 1993

No comments:

Post a Comment