HYSTERO SALPHINGOGRAFI (HSG)
A. Pengertian
a.
HSG Menurut
T.Miller
Adalah
suatu pemeriksaan serial foto yang dilakukan dengan memasukkan bahan kontras
melalui cervix kedalam cavum uterus dan tuba uterine melalui suatu alat khusus.
b.
HSG Menurut
G.Briand
Adalah
pemeriksaan radiology dari uterus dan
saluran uterine dengan cara
memberikan bahan kontras.
c.
Kesimpulan
HSG adalah pemeriksaan radiografi
system reproduksi wanita bagian dalam dengan cara memberikan bahan kontras
media positif melalui suatu alat khusus.
B. Tujuan Pemeriksaan HSG
Untuk
mendapatkan gambaran dari system reproduksi wanita bagian dalam dengan cara
memberikan bahan kontras media positif.
C. Anatomi dan
Fisiologi
1. Organ
Genetalia Eksterna Wanita
·
Mons
Pubis : jaringan
lemak tertutup kulit dan ditumbuhi bulu
·
Labia Mayora : dua bibir besar
disekitar kemaluan
·
Labia
Minora : dua bibir
kecil dari kulit mengitari clitoris
·
Clitoris : analogi dengan penis dan merupakan bagian paling
peka dapat membesar dua kali dari ukuran semula, bisa bereaksi selama aktifitas
seksual. Kelompok ini disebut dengan vulva.
2.
Organ Genetalia Interna
·
Vagina :
saluran sepanjang sekitar 8 cm, berfungsi sebagai jalan penis dan tempat
lewatnya bayi lahir.
·
Uterus :
organ berbentuk buah pir berongga
terletak dirongga perut bagian depan bawah, dibalik kandung kemih. Terdiri dari
dua otot yang kuat, yang terkuat dari semua otot manusia, yang bias dilalui
janin utuh, mendorongnya ke lubang lahir, dan kembali keukuran semula dalam 6
minggu. Uterus terdiri dari 3 bagian
antara lain :
a. fundus (bagian cembung diatas merupakan
tempat muara tuba uterine)
b. badan uterus (corpus uteri, berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada corpus uteri disebut
cavum uteri atau rongga rahim )
c. cervix uteri (struktur sempit berdinding
tebal yang terletak diujung bawah uterus dan menuju ke atas vagina. Bagian
dalam cervix adalah lubang antara uterus dan vagina. Lubang cervix yang menuju
puncak vagina disebut portio
·
Saluran
Fallopian : tempat bertemunya sperma dengan telur matang. Panjang saluran
sekitar 10 cm dan berbentuk seperti keranjang terbalik.
·
Indung
Telur :kelenjar endokrin yang terletak di rongga perut di bawah pusar.
Berfungsi memproduksi telur yang siap dibuahi, serta mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone pembawa sifat-sifat
kewanitaan dan pola haid.
D. Indikasi Pemeriksaan
a.
Infertilitas primer dan sekunder
b.
Abortus berulang
c.
Melihat kelainan bawaan (congenital) uterus
d.
Evaluasi post operasi sterilisasi
e.
Tumor kandungan
E. Kontra Indikasi Pemeriksaan
·
Menstruasi
·
Hamil
·
Perdarahan pervagina yang berat
·
Infeksi organ genetalia bagian dalam atau luar
F. Persiapan Alat dan Bahan
- Pesawat roentgen dengan fluoroscopy
- kaset ukuran 18X24 cm, 24X30 cm
- apron
- peralatan HSG meliputi :
·
sonde uterus
·
speculum vagina sepasang (2 buah)
·
tenaculum (portio tang)
·
conus (ukuran S,M,L)
·
sarung tangan
·
kain kasa (haas)
·
canul injection dan syringe (salphingograf)
·
alas bokong
·
lampu sorot
·
bengkok
G. Persiapan Pasien
-
Pasien dilarang coitus sebelum dilakukan pemeriksaan
-
Dilakukan pada hari ke 13 siklus haid (jika menstruasi
sudah selesai)
-
Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien disuruh buang air
kecil (mixie)
-
Mengisi dan menandatangani Consent Inform
H. Kontras Media
☺ Lipiodol ultrafluid
☺ urografin 60% (meglumin
diatrizoate 60% atau sodium diatrizoate 10%)
☺ hipaque 50% (sodium
diatrizoate)
☺ endografin (meglumine
iodipamide)
☺ diaginol viscous (sodium
acetrizoate plus dextran)
☺ salpix (sodium acetrizoate
plus polyvinyl pyrolidone)
☺ isopaque (metrizoate)
I. Plan Foto
Dibuat untuk menentukan factor eksposi, melihat apakah
ada kalsifikasi pada ovarium, kalsifikasi fibrosa pyosalpinx,menggunakan film
ukuran 24X30 cm yang diletakkan melintang.
1.
Teknik Pemotretan
o
pasien supine diatas meja pemeriksaan
o
atur
posisi pasien agar pelvis simetris
o
sentrasi
kurang dari 2,5 cm garis tengah antara kedua SIAS atau 2 inchi di atas
Symphisis pubis (menurut Merrill)
o
sinar diarahkan tegak lurus film
2.
Kriteria Gambar
o
Daerah pelvis mencakup vesica urinaria
o
Daerah uterus (pintu panggul atas terlihat di
pertengahan film)
J. Pemasangan Alat HSG
a. pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan, bagian bokong pasien diberi alas
b. posisi pasien litotomi (cytoscopic
position), lutut flexi. Sebelum dilakukan pemasangan alat HSG, pasien
diberitahukan tentang pemasangan alat dengan maksud agar pasien mengerti dan
tidak takut.
c.
Lampu sorot diarahkan kebagian genetalia untuk membantu
penerangan
d.
Bagian genetalia eksterna dibersihkan dengan betadine
menggunakan kassa steril
e.
Speculum dimasukkan ke liang vagina secara
perlahan-lahan
f.
Cervix dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa
steril dan alat forceps/tenaculum
g. Untuk mengetahui arah dan dalamnya cavum
uteri digunakan sonde uterus
h.
Portio dijepit dengan menggunakan tenaculum agar bagian
dalam cervix dapat terbuka
i. Conus dipasang pada alat canulla injection yang telah
dihubungkan dengan syringe yang berisi bahan kontras kemudian dimasukkan
melalui liang vagina sehingga conus masuk ke dalam osteum uteri eksterna (ke dalam cervix)
j.
Tenaculum dan alat salphingograf di fixasi, agar
kontras media yang akan dimasukkan tidak bocor.
k.
Speculum dilepas perlahan-lahan
l.
Pasien dalam keadaan supine digeser ke tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai bawah pasien diposisikan lurus.
m.
Kemudian fluoroscopy pada bagian pelvis dan bahan
kontras disuntikkan hingga terlihat spill
pada kedua belah sisi.
K. Teknik Radiografi
1.
Antero Posterior
v
Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan
dengan kedua tungkai lurus, pervis rapatpada meja pemeriksaan, kedua tangan
diatas kepala, meja pemeriksaan diposisikan trendelenberg
v
Kaset ukuran
: 18X24 cm dipasang melintang
v
Bahan kontras :
disuntikkan 2-5 cc
v CR : pada symphisis pubis, lalu di eksposi
2.
Posisi Oblique ke arah kanan
¤ Posisi
pasien : supine, tungkai kanan lurus,
panggul bagian kiri diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kanan merapat ke
meja pemeriksaan,kedua tangan di atas kepala, meja dalam keadaan
trendelenberg.
¤ Kaset
ukuran : 18X24 cm dipasang melintang
¤ CR : diarahkan pada pertengahan
antara SIAS dan sympisis pubis bagian kanan, lalu di eksposi
3.
Posisi Oblique ke arah kiri
·
Posisi pasien
: supine, tungkai bawah kiri lurus, panggul bagian kanan diangkat
kira-kira 45º, panggul bagian kiri merapat ke meja pemeriksaan, kedua tangan
diatas kepala, posisi meja trendelenberg.
·
Kaset ukuran :
18X24 cm diletakkan melintang
·
CR : diarahkan pada
pertengahan antara SIAS dengan sympisis pubis
4.
Post Void
Pembersihan bahan kontras, posisi
sama dengan plan foto
L. Gambar dan Kriteria Gambar
1.
Antero Posterior View
Criteria
gambar yang tampak adalah tampak pengisian bahan kontras kedalam tuba fallopi, tampak gambaran corpus uteri dan spill pada peritoneal cavity
( rongga peritoneal ).
2.
Posisi Oblique ke arah kanan
Criteria
gambar yang tampak adalah tampak pada pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tuba uterine, dan spill pada rongga peritoneum.
3.
Posisi Oblique ke arah kiri
Criteria gambar yang tampak adalah tampak
pengisian bahan kontras pada cavum uteri,
tuba uterus bagian kanan dan kiri serta
spill di sekitar fimbrae..
M. TEKNIK PEMERIKSAAN HSG MENGGUNAKAN CATETER
Ø
Pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan,
bagian bokong diberi alas kain steril
Ø
Pasien diposisikan lithotomi, daerah vulva dibersihkan dengan betadine
Ø
Speculum dimasukkan ke dalam vagina secara
perlahan
Ø
Cervix dibersihkan menggunakan kassa steril dan
betadine
Ø
Sonde uterus digunakan untuk mengetahui arah
fleksi dan dalamnya cavum uteri
Ø Cateter yang digunakan adalah polycateter yang mempunyai dua cabang
pada pangkalnya, satu untuk
memasukkan udara sehingga menahan
bahan kontras agar tidak keluar, cabang yang kedua untuk memasukkan bahan
kontras.
Ø
Poly cateter dimasukkan perlahan sampai canalis cervikalis, balon dikembangkan
dengan mengisi udara sebanyak 1,5 cc. kemudian cateter ditarik untuk memastikan
balon telah menatap dan sempurna.pada saat memasukkan cateter dibantu dengan
alat cocor
bebek dan lampu sorot
Ø
Setelah cateter fix, speculum vagina dilepas
perlahan-lahan
Ø
Kaki
pasien diluruskan dan pasien digeser perlahan ke arah cranial (pertengahan
meja)
Ø
Fluoroscopy pada bagian pelvis, sambil
memasukkan bahan kontras yang telah terisi didalam spuit 10 cc
Ø
Bahan kontras dimasukkan kira-kira 3 cc sampai
terlihat spill sehingga dapat terlihat cavum uteri, dan menentukan apakah kedua
tuba uterine terisi bahan kontras atau belum, jika tidak terlihat maka
tambahkan lagi bahan kontras 1 cc
Ø
Setelah terlihat spill maka balon cateter
dikempiskan dan cateter dilepaskan perlahan-lahan lalu di ekspos
N. Kesimpulan
HSG
adalah pemeriksaan radiografi
dari system reproduksi wanita bagian dalam dengan cara memberikan kontras media
positif melalui alat-alat HSG yang dihubungkan dengan syringe yang berisi bahan
kontras yang kemudian dimasukkan melalui liang vagina. Pemeriksaan ini diikuti
dengan control fluoroscopy, pada saat pemasukkan bahan kontras. Pemeriksaan HSG
ini dilakukan pada hari ke 13 siklus haid atau jika menstruasi sudah bersih.
Selain menggunakan alat-alat hysterograf, pemeriksaan HSG juga dapat dilakukan
dengan menggunakan polycateter.
Daftar Pustaka
- Merril Vinita, Atlas of roentgen – ographic position and standard radiologic procedures, fourth edition, volume three, 1975.
- Michael Shopek Albert, Fundamental of special radiographic procedures, 1942
- Rasyad Syahrial, Kartoleksono Sukonto, Eka Yuda Iwan, Radiologi diagnostic, cetakan VII, Jakarta, 2001
- Sexton H.M, Strickland Basil, Practical procedures in diagnostic radiology
No comments:
Post a Comment