PERSIAPAN PEMERIKSAAN DENGAN
BAHAN KONTRAS MEDIA
Disusun oleh :
Dra. Susy Suswaty, M.Pd.
PENDAHULUAN
Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
radiografi dengan menggunakan bahan kontras atau dikenal dengan pemeriksaan
radiografi khusus antara lain meliputi :
- Persiapan pasien khusus
- Persiapan Trolley
- Perawatan pasien
Beberapa
jenis pemeriksaan radiografi dengan bahan kontras memerlukan persiapan pasien
khusus untuk memvisualisasikan gambaran organ didaerah abdomen, misalnya
pemeriksaan tractus urinarius, tractus digestivus, angiografi abdominalis, dan
sebagainya. Persiapan pasien mencakup prosedur yang harus dilakukan pasien
sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi. Persiapan tersebut biasanya dilakukan
antara 48 jam, 36 jam atau 24 jam sebelum pemeriksaan. Umumnya persiapan pasien ini memerlukan
pemberian obat pencahar, kecuali pada
kondisi pasien tertentu yakni bila pasien mengalami resiko pendarahan atau
obstruksi.
Bila
pasien dirawat , penjelasan tentang persiapan pasien menjadi tanggung jawab
perawat ruangan, tetapi untuk pasien berobat jalan, penjelasan terhadap pasien tersebut menjadi tanggung jawab
radiographer.
Yang
dimaksud dengan persiapan trolley mencakup persiapan alat-alat dan bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan dengan bahan kontras, selain pesawat Rontgen dan
asesoriesnya. Misalnya untuk pemeriksaan salah satu tractus termasuk menyiapkan bahan kontras yang akan
digunakan, juga obat-obat yang diperlukan bila terjadi sesuatu hal pada pasien.
Sedangkan
perawatan pasien dimaksudkan sebagai tindakan yang harus dilakukan sebelum dan selama pemeriksaan berlangsung, misalnya
pasien mengalami schok saat dilakukan pemeriksaan.
1. Persiapan Pasien
Pemeriksaan bahan kontras di daerah abdomen, memerlukan
persiapan pasien dengan menggunakan obat pencahar (purgatives).
Sebelum membahas tentang persiapan pasien, perlu
diketahui tipe-tipe obat pencahar yang dapat digunakan untuk persiapan pasien
sebelum pemeriksaan radiografi dengan bahan kontras dan efek samping yang
ditimbulkannya.
Adapun tipe-tipe purgatives adalah sebagai berikut:
- Irritant purgatives
- Lubricant purgatrives
- Bulk purgatives
a. Kelompok
irritant purgatives, contohnya Bisacodyl
(“Dulcolax”) akan menyebabkan gerak peristaltik menjadi lebih kuat dan
terjadi kontraksi pada usus terutama pada colon, bila obat pencahar ini
mengenai membrane mucosa usus. Ada
yang berbentuk tablet untuk diminum, dan capsul untuk digunakan melalui anus (suppositoria). Biasanya diberikan 2 tablet ( 10 mg) malam sebelum
pemeriksaan, dan satu capsul
supposituria pagi harinya. Contoh lain adalah Senna dan cascara. Rentang
dosisnya 14 – 28 mg untuk senna, dan 130 – 260 mg untuk cascara. Jenis
ini memberi rangsangan terhadap syaraf-syaraf otonom muscularis dari usus (Auerbach’s plexus). Jenis
lain yang bentuknya cair adalah Castrol oil, dosisnya 5 – 15 ml. Di dalam colon
obat pencahar ini memproduksi minyak bersifat asam dan menimbulkan efek
penyerapan air di dalam colon akan
terhambat, sehingga volume cairan di dalam colon akan meningkat. Efek lain
yaitu mendorong gerak peristaltik dan menghancurkan faeses sehingga mudah
dikeluarkan. Jenis ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan indikasi
terjadi inflamasi appendix karena bisa terjadi abscess atau obstruksi usus.
b. Kelompok lubricant purgatives, contohnya “
Normax” mengandung diotylsodium sulphosuccinate, bentuknya liquid paraffin, diberikan dengan dosis 15 – 30 ml. Jenis ini akan
melunakkan faeses, sehingga mudah unuk defekasi. Perlu diketahui bahwa kelompok
ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang sedang mengkonsumsi obat anti-coagulant untuk pengobatan penyakit
system vascular.
c. Kelompok Bulk purgatives, contohnya Celevac, Isogel, Normacol X, satu sampai tiga
jam setelah diminum akan mendorong gerak peristaltik usus yang kuat dan
menambah volume colon, sehingga menimbulkan keinginan defekasi.
Efek samping dari penggunaan obat pencahar :
Efek samping
yang ditimbulkan akibat penggunaan obat pencahar, ada beberapa macam dan
bervariasi dan kadang-kadang bisa fatal. Bila obat pencahar ini digunakan
secara regular dengan jumlah yang banyak dan tanpa resep dokter, serta waktu
yang lama, maka orang tersebut akan mengalami defisiensi elektrolit dan
kehilangan protein dalam tubuhnya. Hal tersebut tidak berkaitan langsung dengan
tugas radiographer, tetapi ada baiknya untuk diingat, ketika kita memberikan
instruksi kepada pasien dalam hal menggunakan obat pencahar sebagai persiapan pemeriksaan
radiografi dengan bahan kontras.
Ketika
menggunakan obat pencahar, biasanya bagian perut bawah akan terasa tidak
nyaman, timbul udara di dalam perut dan colic. Tidak dapat dielakkan pasien
akan mengalami sakit, spasme dan diare. Oleh sebab itu bayi dan anak di bawah
12 tahun tidak diberikan obat pencahar per oral untuk persiapan pemeriksaan
radiografi, sedangkan anak yang umurnya di atas 12 bulan bisa diberikan suppositoria.
Penggunaan Enemata
Mengosongkan
colon dari faeses dapat juga dengan cara enema. Untuk tujuan tersebut, bisa digunakan sabun dan air,
glycerin, dan minyak zaitun sebagai enemata.
Dewasa ini
enemata yang terdiri dari larutan sodium
phosfat dalam jumlah kecil, dianggap efektif. Namun demikian untuk pemeriksaan
radiografi khususnya pemeriksaan colon, penggunaan enemata tidak dianjurkan,
karena biasanya colon kurang bersih. Sisa cairan dan udara akan tertinggal, yang akan mengaburkan gambaran
radiografi. Untuk mengurangi terbentuknya udara di dalam colon, pasien
diharuskan menghindari makan sayuran berwarna hijau, cereal dan roti, sehari
sebelum pemeriksaan.
1) Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium
meal (per oral)
a)
Pasien harus puasa ( tanpa makan dan minum) paling
sedikit lima
jam sebelum pemeriksaan.
b)
Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum obat,
dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat yang esensial
seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c)
Premedikasi biasanya diberikan bagi pasien untuk
pemeriksaan lambung, misalnya buscopan.
2) Persiapan pasien untuk pemeriksaan usus
halus (follow through) per oral
a) Pasien makan makanan lunak dua hari
sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum
obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat
yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c) Minum obat pencahar pada jam 7 malam,
setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi dilakukan.
d)
Pasien tidak boleh merokok dan mengurangi bicara.
e)
Premedikasi metaclopromide biasanya diberikan bagi
pasien untuk pemeriksaan usus halus, misalnya maxolon per oral yang berbentuk tablet atau sirup sebanyak 20 ml 30
menit sebelum pemeriksaan. Cara lain adalah
disuntikkan intravena dengan dosis 2 ml 10 menit sebelum pemeriksaan
atau intramuscular 15 menit sebelum pemeriksaan , fungsinya sebagai accelerator
( mempercepat ) laju bahan kontras. Untuk pasien anak kecil tidak diberikan .
3)
Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium
enema untuk usus halus
a) Pasien makan makanan lunak dua hari
sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum
obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat
yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c) Minum obat
pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi
dilakukan. Minum trakhir dibolehkan jam 11.00 malam
d)
Pasien tidak boleh merokok dan harus mengurangi bicara.
e)
Premedikasi basanya diberikan glucagon atau buscopan ,
untuk memperlemah gerak peristaltik.
4) Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium
enema untuk usus besar (colon)
a) Pasien makan makanan lunak dua hari
sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk menghentikan minum
obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak , kecuali obat-obat
yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat kontrasepsi.
c) Minum obat
pencahar pada jam 7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi
dilakukan.Boleh minum samapai jam 11. 00 malam
d)
Pasien tidak boleh merokok dan harus mengurangi bicara.
e)
Premedikasi basanya diberikan glucagon atau buscopan ,
untuk memperlemah gerak peristaltik.
f)
Untuk pasien dirawat biasanya dilakukan klisma.
5)
Persiapan pasien untuk pemeriksaan tractus
Urinarius
a) Persiapan pasien untuk pemeriksaan traktus
urinarius sama dengan persipan pasien untuk pemeriksaan barium enema, tetapi
pasien tidak boleh minum selama dia puasa. Hal ini tujuannya agar terjadi
konsentrasi yang baik dari kontras media di dalam pelvis renalis, sehingga
didapatkan gambaran radiografi yang lebih tajam.
b)
Miksi sebelum pemeriksaan
c)
Tidak perlu premedikasi.
2. Persiapan Trolley
Persiapan trolley untuk setiap pemeriksaan akan berbeda satu sa,a lain,
seperti yang akan diuraikan di bawah ini :
a. Persiapan trolley untuk pemeriksaan barium
meal
1) Barium
yang sudah dicampur dengan air, sesuai denga jenis pemeriksaan, misalnya untuk
pemeriksaan Oesofagus, perbandingan antara bubuk barium sulfat dengan air 1 :
1, untuk maag duodenum : 1 : 4. Bila
menggunakan bahan kontras dalam bentuk suspensi, disiapkan di dalam gelas
sesuai volume yang diperlukan.
2)
Tissue paper, dalam boks
3)
Tempat membuang muntahan (bengkok)
4)
Sedotan untuk minum
5)
Sendok makan
6)
Lap katun, untuk membersihkan bahan kontras yang
tumpah.
b. Persiapan trolley untuk pemeriksaan barium
enema
1) Larutan barium sulfat dengan kepekatan 1 :
8 dan temperature 37 derajat Celsius, sebanyak 2 liter
2)
Rectal kateter
3)
Irigator
set . Dewasa ini sering digunakan Disposible bariumenema kits yang terdiri dari:
a)
enema
bag, biasanya dari bahan translusen dengan kapasitas 3 liter.
b)
Dekat bagian atas kantong enema, terdapat
lubang untuk menambah larutan barium.
c) Kateter
yang panjangnya 1,5 meter serta clip, untuk
mengatur laju bahan kontras saat dilakukan pemeriksaan dalam berbagai posisi.
d) Rectal
kateter.
4) Glycerin
5)
Kayu
pengaduk barium ( bila menggunakan irrigator set)
6) Receiver (ember)
7)
Kain laken ( penutup meja pemeriksaan )
c.
Persiapan trolley untuk pemeriksaan
traktus urinarius
1) Untuk pemeriksaan BNO-IVP
a)
Pada bagian atas trolley (steril) :
(a)
Spuit 20 cc dan 50 cc
(b)
Jarum no 1 dan no 2
(c) Neerbecken
(Bengkok ) untuk meletakkan spuit dan jarum
(d)
Satu buah canule
(e)
Sepasang dissecting forceps
(f)
Handuk kecil atau haas
(g)
Kapas alcohol
b)
Bagian bawah trolley ( unsteril)
(a)
Ampoule
kontras media
(b)
Gergaji ampoule
(c)
Sphygnomanometer atau tourniquet
(d)
Botol skin
cleanser, misalnya Hibitane 0,5 %
(e)
Sand bag atau
bantal kecil untuk penyangga lengan pasien saat disuntik.
(f)
Obat-obat emergensi, misalnya anti alergi.
2) Untuk pemeriksaan Cystourethrografi
a)
Knutson’s clamp dan canul untukl pasien laki-laki.
Kalau tidak tersedia alat ini bisa menggunakan kateter balon.
b)
Spuit 50 cc
c)
Xylocaine antiseptic gel 2 %
d)
Bahan kontras
3. Perawatan pasien
a.
Untuk pemeriksaan tractus digestivus
Efek
samping dari penggunaan barium sulfat, adalah constivasi, untuyk mengatasinya
pasien diberikan lactulose (sistetis disacharida) 50 %, misalnya “duphulac” dalam kemasan sirup, dengan dosis 5 – 10 ml , tiga kali sehari .
b.
Untuk pemeriksaan tractus Urinarius
1)
Sebelum dilakukan penyuntikan kontras media intravena,
lakukan tes untuk mengetahui apakah pasien alergi terhadap kontras media. Bisa
dengan skin test atau dengan cara menyuntikkan 2 cckontras media secara
intravena, kemudian ditunggu reaksinya.
2) Memantau perkembangan keadaan pasien
setelah penyuntikan kontras media. Kemungkinan-kemungkinan reaksi penyuntikan
bahan kontras terhadap pasien, adalah sbagai berikut :
a)
Batuk- batuk , mual-mual
Reaksi ini disebabkan karena
penyuntikan kontras media terlalu cepat. Biasanya pasien merasa panas pada
permukaan kulit dan bingung. Mengatasinya dengan memberikan selimut
hangat dan bengkok untuk muntahan.
b)
Alergi (angioneurotic, bronchospasme)
(a)
Keadaan alergi bisa ditandai dengan urticaria, timbul
merah-merah dan gatal di seluruh permukaan kulit, diawali di sekitar mata.
(b)
Pasien diberikan suntikan intravena corticosteroid misalnya adrenaline
(c) Untuk pasien yang diduga beresiko alergi terhadap bahan
kontras, walaupun tes nrgatif, perlu disuntikkan anti- histamine, misalnya
Phenergan sebelum disuntikkan bahan kontras.
c)
Collaps
Keadaan ini sangat serius , ditandai dengan penurunan tekanan darah yang
cepat, pulsa tidak teraba . Dalam kondisi lebih
buruk terserang respiratory arrest
(pernafasan terhenti) dan cardiac
arrest.
Dokter bagian emergensi harus
segera menanganinya.
PENUTUP
Demikian
telah diuraikan mengenai persiapan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan
bahan kontras, khususnya pemeriksaan traktus digestivus dan traktus urinarius.
Semodga ada manfaatnya.
KEPUSTAKAAN
Glenda J. Bryan. Diagnostic Radiography. A concise practical manual. Livingstone :
Longman Group
Limited, 1979.
Noreen & Muriel Chesney. Care of the patient in diagnostic
radiography. Oxpord
London : Blackwell Scientific Publication,
1988
Philip W. Ballinger. Merrill’s Atlas of Radiographyc Positions
and Radiologic
Procedures. Sint Louis : Mosby Company, 1990
No comments:
Post a Comment