3D imejing pada kedokteran adalah suatu metode
dimana pengaturan data diperoleh dari obyek 3D dari pasien, diproduksi oleh
computer dan ditampilkan dalam layar computer dua dimensi (2D) untuk memberikan
gambaran kedalaman. Persepsi kedalaman menyebabkan gambar ditampakkan dalam 3D.
Manfaat dari 3D pada teknologi
spiral/helical CT dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah meningkatkan
hasil pada tampilan sectional anatomi. Dari hasilnya, 3D imaging akan menjadi paling
luas di lingkungan departemen radiology, peneliti berkelanjutan untuk menggali
patensi aplikasi 3D. untuk contohnya, penelitian Brain Image Analisis
Laboratorium di Universitas California/ San Diego menggunakan model 3D untuk mempelajari AIDS,
penyakit Huntingtons,
dan schizophrenia. Di Duke universitas , model 3D digunakan untuk mempelajari
cardiac arrhythmias. Di Radionics Software Applications di Burlington, aplikasi
tersebut disebut XKnife menggunakan informasi dari CT dan MRI brain scan untuk
menunjukkan bentuk tumor dan lokasinya untuk perencanaan tindakan penyinaran
(Mahoney,1996).
Di radiology, 3D imaging ditemukan untuk
aplikasi terapi radiasi, craniofacial imaging untuk rencana surgical,
orthopedics, neurosurgery, cardiovascular surgery, angiography, dan MRI.(Wu et
al,1999;Udupa,1999;Calhoun et al,1999). Lainnya menggunakan 3D imaging untuk
visualisasi mumi mesir kuno tanpa merusak plaster atau perban (Yusada et
al,1992).
Lebih lanjutnya, 3D imaging dapat
menghasilkan gambaran endoscopy, teknik adalah “fly through” pada tubuh akan
berusaha untuk memeriksa struktur dari otak, tracheobronchial tree, vessels,
sinus, dan colon (Vining,1996 ; Rubin et al,1996). 3D medical menyusun kembali
movie clips dan sekarang tersedia di internet, Pengamat sekarang bisa mengamati “fly through” pada colon, skull,
brain, lung, torso, dan arteri dari jantung. Sekarang ini 3D imaging adalah
keseluruhan dimensi baru dengan pemeriksaan contrast-filled vessels dari volumetric
spiral/helical CT data, CT angiography (CTA). CTA dan virtual gambar yang
sebenarnya akan dibahas lebih lanjut pada Bab 18 dan Bab 19.
Pada Bab ini menggambarkan konsep
dasar 3D imaging dan di CT untuk
menyediakan teknologi dengan peralatan yang diperlukan yang berinteraksi dengan
3D imaging system.
Penggambaran atau rekontruksigambar pada CT
Scan merupakan penggabungan yang unik antara pembangkitan sinar X secara
konvensional dengan alat-alat pengubah dan juga komputer digital. Proses
penggambaran pada CT Scan dilakukan secara matematika oleh komputer ini berguna
untuk menghilangkan informasi-informasi yang tidak di harapkan pada gambar.
Pada setiap gambar CT Scan terdiri dari ribuan pixel (picture element) yang
tersusun pada baris dan kolom (matrix) dimana pada setiap pixel tersebut
menggambarkan area dari pixel sesuai denganketebalan potongan (voxel).
Jadi dalam suatu pembentukan gambaran CT
Scan diperlukan banyak voxel (small volume) dan di dalam voxel terdapat ribuan
pixel (picture element) yang tersusun dalam barisdan kolom (matrix) yang
mewakili atenuasi sinar X pada setiap jaringan.
Setelah susunan matrix
diperoleh maka akan direkonstruksi sehingga menampilkan gambaran obyek.
Komputer tidak menyediakan program mengenai obyek tetapi menyediakan kuadran
tempat untuk menampung matrix sehingga membentuk gambaran obyek yang utuh
dilayar monitor.
Citra
tiga dimensi (3D) adalah suatu teknik yang popular pada CT Scan oleh karena
ketersediaan sejumlah besar data digital. 3D pada CT Scan telah digunakan
didalam perencanaan perawatan radiasi, craniofacial imaging, perencanaan
berhubungan denganpembedahan dan orthopedic.
Citra 3D dapat diperoleh dengan pendekatan hardware maupun software.
Pendekatan hardware menggunakan peralatan khusus seperti unit elektronik computer
display untuk melaksanakan algoritma 3D imaging dan pendekatan
softwaremenggunakan program computer atau algoritma software berkode. Algoritma
ini, atau teknik rendering mengubah data transaxial CT menjadi citra simulasi
3D.
Secara umum ada dua teknik
transformasi yang digunakan yaitu teknik surface dan volume based. Setiap
teknik terdiri dari tiga langkah : formasi volume, penggolongan dan proyeksi
citra.
Formasi volume melibatkan tumpukan gambar
untuk membentuk suatu volume dengan beberapa tahap pra pemprosesan,
penggolongan mengacu pada penentuan jenis jaringan dalam irisan. Menurut
Fishman (1991), proyeksi citra terdiri dari memproyeksikan data volume yang
digolongkan sedemikian rupa dalam bentuk penyajian dua dimensi (2D) sebagai
simulasi pembentukan volume 3D. Grafik computer melibatkan pembuatan,
manipulasi dan tampilan gambar dari citra yang dihasilkan computer. Hal itu
membuat pemakai leluasa untuk menyatakan gagasan dan informasi dalam bentuk
visual termasuk cara untuk menyajikan kembali data untuk membuat dan
menampilkan citra menggunakan bahasa pemprograman grafik dan teknik pengolahan
citra.
After using a
segmentation tool to remove the bone, the previously concealed vessels can now
be demonstrated.
Bone reconstructed in 3DBone direkonstruksi dalam
3D
Setelah menggunakan alat segmentasi untuk
menghapus tulang, pembuluh sebelumnya tersembunyi kini dapat ditunjukkan.
SEJARAH
Di tahun 1970 Greenleaf et al memproduksi
tampilan gerakan dari ventrikel dengan menggunakan biplane angiography. Setelah
itu memperkenalkan , CT terbaru untuk kepentingan medis 3D imaging karena
menampakkan kecerahan lebih baik serta bisa menghasilkan sectional image informasi
3D. Pikiran ini menghasilkan perkembangan spesifikasi hardware dan software
untuk memproduksi dari 3D imaging dan perkembangan algoritma untuk 3D imaging.
Perkembangan
teknologi pada 3D berlanjut pada tahun 1970 dan awal tahun 1980, banyak CT
Scaner memperlihatkan 3D software paket yang penuh pilihan. Pada awal tahun 1980, gambaran 3D
memperlihatkan untuk aplikasi klinik, dimana beberapa peneliti mulai
menggunakan teknologi tersebut di craniofacial surgery, orthopedic, rencana
pelaksanaan radiasi, dan gambaran kardiovascular. Pada halaman 280 meringkas
perubahan dan perkembangan gambaran 3D sampai tahun 1991. sekarang gambaran 3D
telah berubah sesuai keinginan masing-masing, menuntut pemahaman dari variasi
processing control seperti preprocessing, visualization, manipulation, dan
analisa operational.
KONSEP
DASAR 3D
Untuk memahami bagaimana pengaturan image 3D pada dunia kedokteran,
pertama sangatlah perlu untuk mengenal bagian 4 sistem coordinate untuk
menghubungka dengan CT scanner, display, obyek, dan layar. Koordinat system
tersebut ditampakkan pada gambar 17.1 dan termasuk scanner coordinate system,
display coordinate system, dan scene coordinate system. Semuanya didefenisikan
pada gambar 17.1. system tersebut lebih dikenal dengan x,y,z layar system atau
Cartesian koordinat system . di system ini ada x,y,z axis yang diposisikan
sudut kanan (orthogonal) yang berbeda satu sama lainnya. Lebar obyek dituliskan
dengan x axis, sedangkan berat obyek dituliskan dengan y axis dan z axis pada
tangan yang lainnya didefenisikan dengan kedalaman. Semuanya berhubungan dengan
image.
Menggunakan coordinate system
menggambarkan obyek dengan mengukur jarak dari titik antar bagian atau titik
nol. Jarak ini bisa positip atau negative dari titik nol dan image dapat diatur
dengan berputar pada 3 axis. Dengan terjadinya perputaran terjadi penyerahan 3D
space dan software computer membantu pengamat untuk melihat 3D space dengan
menampilkan dari depan, belakang, atas, bawah dari obyek memberikan titik
keuntungan. Teknik tersebut dikenal dengan computer-aided visualization atau 3D
visualization, dan aplikasi visual 3D di kedokteran.
Di kedokteran, 3D imaging menggunakan
tangan kanan x,y,z system koordinat karena gambaran ditampilkan pada layar
computer. Koordinat x,y,z didefinisikan berupa ruangan dimana multi dimensional
data (pengaturan slice) ditampakkan.
Ruang tersebut disebut 3D space atau scene space. System koordinat membantu
mendefenisikan voxel (elemen volume) di 3D space dan menggunakan informasi
voxel seperti CT number atau intensitas signal di MRI untuk merekonstruksi 3D
images. (European Guidelines for Multislice Computed Tomography, 2004)
Untuk mendapatkan gambaran
yang lebih informatif lagi digunakan beberapa teknik rekontruksi, diantaranya
1. Volume RenderingTecnique
(VRT)
Ketika
gambaran 3D pertama kali diperkenalkan, gambar yang kurang optimal
disebabkan resolusi kurang memadai memperlihatkan struktur dalam anatomi
tubuh.Gambar ditampilkan hanya yang lebih dense struktur yang lebih dekat dari
permukaan tubuh, meskipun soft tissue atau struktur kurang dense tidak
diperlihatkan. Dengan menggunakanfast Fourier transforms (3DFT), Algoritma
untuk kalkulasi matematika dan penggunaan computer dengan waktu processing yang
cepat, gambaran 3 dimensi menjadi smooth,sharply focused dan bayangan
sesungguhnya untuk memperlihatkan soft tissue. Kemampuan memperlihatkan soft
tissue pada gambaran dimensi tergantung pada teknik volume rendering.
Volume rendering adalah
program computer bagian “stack” dari gambar sequenceyang diproses sebagai
volume dengan informasi gray scale intensitas pada setiap pixel yang
terinterpolasi pada z- axis (tegak lurus pada x dan y axis. Interpolasi
dibutuhkan karenaFOV scan (x dan y axis) tidak sama dengan z axis Karena
interscan space. Proses computer selanjutnya, data baru digenerasikan dengan
interpolasi, hasil pada tiap voxelsemua punya dimensi yang sama. Teknik volume
rendering dapat mendefenisikan ketebalan objek,
2. Multiplanar Rekonstruksi
(MPR)
Aplikasi soft ware Multi Planar Reformating (MPR) merupakan tampilan gambar dalam berbagai bidang baik sagital,
aksial maupun coronal
Multiplanar Rekonstruksi (MPR) adalah metode rekonstruksi yang paling
sederhana. Sebuah volume dibangun dengan menumpuk potongan axial.
Perangkat lunak kemudian memotong irisan melalui volune pesawat yang berbeda (
biasanya orthogonal). Opsional, metode proyeksi khusus, seperti Proyeksi
Intensitas Maksimum (MIP) atauMinimum Intensitas Proyeksi (MIP) dapat digunakan
untuk membangun kembali irisan.
MPR sering
digunakan untuk memeriksa tulang belakang. Aksial gambar melalui tulang
belakang hanya akan menampilkan satu tubuh vertebral pada satu waktu dan
lebihnya lagi dapat menunjukkan diskus intervertebralis. Dengan reformatting
volume, menjadi jauh lebih mudah untuk membayangkan posisi salah satu tubuh
vertebral dalam hubungannya dengan yang lain. . MPR (Multi Planar Reconstruksi)
MPR adalah Proses reconstruksi gambar dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran long stenosis, long vessel segment. dilakukan hanya untuk melihat 1 cabang arteri koroner, persis me-nyamai hasil kateterisasi koroner rekonstruksi Multiplanar
3. Maximum Intensity
Projection (MIP)
.
MIP adalah sebuah
metode untuk computer dalam memvisualisasi data 3D yang proyek – proyek
dibidang visualisasi pada voxels dengan intensitas maksimum yang jatuh di jalan
sinar parallel dilihat dari sudut pandang terhadap bidang proyeksi. Ini berarti
bahwa duaMIP rendering dari sudut pandang yang berlawanan gambar.
Teknik ini cepat,
tapi hasil 2D tidak memberikan arti yang baik pada data asli. Untuk
meningkatkan hasil 3D,
biasanya diberikan dari beberapa MIP frame dimana sudut pandang sedikit berubah
dari satu ke yang lain, sehingga menciptakan ilusi rotasi. Ini membantu
persepsi untuk menemukan posisi 3D relative dari objek komponen. Namun, karena
proyeksi ortografi penampil adalah tidak dapat membedakan antara kiri atau
kanan, depan atau belakang dan bahkan jika benda ini berputar searah jarum jam
atau berlawanan jarum jam. Maksimum Intensity Projection merupakan rekonstruksi tiga dimensi yang
digunakan untuk melihat jaringan tubuh sampai intensitas yang paling maksimum.
Sebagai contoh untuk melihat perdarahan pada jaringan otak. MIP tidak dibutuhkan
hardware komputer yang baik karena seperti surface rendering itu dibuat kurang
dai 10% dari data 3D space
Pentingnya MIP
komputer program render gambar 2D pada gambar komputer dari 3D data set (
slice) sebagai berikut :
- Matematika ray hampir sama dengn satu ray tracking ) diproyeksikan dari mata peninjau melalui ruang 3D.
- Sinar xray melalui voxel tertentu
- Intensitas voxel yang dipilih kemudian disusun pada pixel ditampilkan pada gambar MIP.
- Gambar MIP ditampilkan untuk peninjau. 17.16
Teknik MIP diilustrasikan pada sequence cepat untuk mengajukan peninjau untuk melihat gambar dapat diputar secara kontinue depan dan belakanguntuk menambah visualisasi 3d dari struktur yang komplex.
Menggunakan teknik
postprosesing 17.18 menunjukan proyeksi yang banyakyang bervariasi hanya
sedikit penambahan sudut. Salah satu masalah yang mendasar dengan teknik MIP
adalah gambar yang berarti 2 macam kecuali isyarat dari kedalaman gambar
disediakan.
Untuk
membenarkan masalah ini ( Heated, 1995) pembobotan untuk kedalam MIP dapat
digunakan. Untuk banyaknya intensitas banyaknya dari ketajaman voxel,
tergantung dari jarak peninjau. Batas yang lain termasuk tidak dapat
menampilkan struktur yang berada diatasnya karena hanya 1 voxel ( salah satu
dengan intensitas maximal. Pada bagian dari voxel yang melintang oleh aretifak
yang timbul dari pulsa pembuluh darah. Prokop 1997.
Keuntungan yang signifikan dari alogaritma
MIP itu adalah telah menjadi teknik redering yang paling populer pada CT
angiograpi (prokop 1997) dan MR
angiograpi. Karena pembuluh darah membawa media kontras dan terlihat secara
jelas. Biasanya karena MIP digunakan kurang dari 10% dari volume data pada 3D
space itu mengambil waktu lebih sedikit untuk simulasi gambar 3D daripada
alogaritma volume
MIP ini digunakan
untuk mendeteksi nodul paru – paru dalam program penyaringankanker paru-
paru yang memanfaatkan computed tomography scan. MIP meningkatkan sifat 3D
nodul ini, membuat gambaran menonjol dari bronki. MIP (Maximum Intensity Projection)
MIP yaitu proses
reconstruksi untuk mencari gambaran LM, RCA, LCX dan LAD dengan mengatur
ketebalan image, gambaran yang di dapat pada MIP yaitu gambaran dari pembuluh
darah jantung secara memanjang, akan tetapi belum tentu bisa utuh. Gambaran
dari MIP lebih digunakan untuk membedakan densitas / gradasi antara kalsifikasi
dengan kontras yang ada di pembuluh darah (European Guidelines for Multislice Computed
Tomography, 2004).
4. Shaded Surface Display (SSD)
SSD adalah teknik algoritma penggambaran (kadang-kadang
disebut fitur ekstraksi atau iso permukaan) yang cocok pada permukaan dasar
seperti polygon atau patch untuk nilai konstan kontur permukaan dalam data
volume. Soft ware shaded surface display merupakan hasil
rekonstruksi tiga dimensi dari bagian luarnya saja. Sebagai contoh pada
penggunaan rekonstruksi tulang, gambaran tulang tampak dalam tiga dimensi
sementara jaringan otak tidak ditampakkan.
Brain
vessels reconstructed in 3D after bone has been removed by segmentation
kapal Otak direkonstruksi dalam 3D setelah tulang telah dihapus oleh segmentasi
(diambil
dari http://radiologyzone.com)
a.
) CPR
(Curve Planar Reconstruction)
CPR yaitu proses
reconstruksi pengambilan pembuluh darah jantung dengan mengikuti kelengkungan
pembuluh darah dari pangkal sampai ujung
b. Fly Through
Fly Through yaitu aplikasi untuk menilai lumen intra vasculler secara 3 dimensi. Dengan
menggunakan fly through dapat pula
dilihat kalsifikasi intra vascu).Seluruh
proses pembuat gambar rekayasa tersebut dibuat pada work station khusus.
c.Rekonstruksi Algorithma
Rekonstruksi Algorithma adalah
prosedur matematis yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Penampakan dan
karakteristik dari gambar CT-Scan tergantung dari kuatnya Algorithma yang
dipilih. Semakin tinggi rekonstruksi algorithma yang dipilih maka semakin
tinggi resolusi gambar yang dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran
seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jaringan lain dapat dibedakan dengan
jelas pada layar monitor.
1) Transformasi fourier
Di
radiologi, transformasi fourier itu digunakan untuk merekonstruksi
gambaran dari anatomi pasien di CT dan juga di dalam Magnetik Resonans Imaging
(MRI). Bracewell menggambarkan Transformasi
Fourier seperti "suatu fungsi yang
menguraikan amplitudo dan tahap-tahap dari tiap sinusoid, yang
berpasangan dengan suatu frekuensi yang spesifik. Dengan kata lain,
Transformasi Fourier itu adalah suatu fungsi mathematika yaitu dengan
mengkonversi suatu sinyal di dalam suatu daerah menjadi suatu sinyal di daerah frekuensi.
2) Konvulsi
Konvolusi adalah suatu teknik pengolahan citra yang
digital untuk memodifikasi gambaran-gambaran melalui suatu fungsi filter.
"Proses ini melibatkan perkalian
dan memilih respon kurva detektor untuk menghasilkan sepertiga fungsi yang
digunakan untuk rekonstruksi suatu image (Berland, 1987).
3) Interpolasi
Interpolasi adalah suatu teknik
matematika untuk memperkirakan fungsí suatu nilai dari nilai yang sudah
diketahui pada suatu fungsi tertentu.
Interpolasi digunakan di CT dalam proses
rekonstruksi gambar dan penentuan irisan di CT spiral/ helical imaging.
Daftar Pustaka
Drebin, RA, Carpenter, L.,
Hanrahan, P., "Volume Rendering", Computer Graphics, SIGGRAPH88
Marc Levoy, "Tampilan
Permukaan dari Volume Data", IEEE CG & A, Mei 1988
Seeram E: 3D Imaging: basic concepts for radiologic technologists,
Radiol technol 69:122-145, 1998.
Seeram E: Radiation dose in CT, Radiol Technol 70:534-556, 1999.
Seeram E: Computed tomography technology. Philadelphia, 1982, WB Saunders
Sirr SA, Waddle JR: use of CT in detection of internal damage and
repair and
determination
of authenticity in highquality bowed stringed instruments Radiographics
19:639-646, 1999.
Yasuda T et al: 3D Visualization of an ancient Egyptian mummy, IEEE
Comput Graph Appl 2:13-17, 1992.
Zonneveld FW et al: The use of the CT in the study of the internal
morphology of hominid fossils, Medicamundi 34:117-127, 1989.
No comments:
Post a Comment