Proses Pembuatan Film Radiologi
1. PRODUKSI KRISTAL
Proses produksi kristal dilakukan di dalam keadaan gelap total dalam medium gelatin untuk mengurangi oksidasi. Reaksinya :
AgNo3 + KBr à AgBr + KNO3
Bentu dari kristal flat, kasar, dan berbentuk segitiga. Ukuran kristalnya 1 μm ( mikrometer ). Dalam 1 ml3 terdapat lebih dari 500.000.000 kristal. Permukaan kristal bermuatan negatif sedangkan bagian dalam kristal bermuatan positif. Setiap kristal terdiri dari ikatan yang terdiri dari atom-atom Bromida (Br-) dan beberapa atom-atom Iodine ( I- ) dengan atom-atom ( Ag+ ). Kristal belum bersih benar maka ditambahkan silver sulfida yang mengakibatkan timbulnya sensentive specks / bintik kepekaan.
2. PEMASAKAN ( RIPENING )
Dimulai sejak kristal halida sudah cukup banyak. Ukuran kristal menentukan fotosensentivenya yang menyebabkan semakin lama proses pemasakan. Penentuan besarnya kristal dan tebalnya lapisan emulsi mempengaruhi film faktor. Pada waktu tertentu dilakukan pendinginan, diparut, dan dibersihkan untuk menghilangkan potasium nitrate.
3. PENCAMPURAN ( MIXING )
Pemarutan emulsi dilelehkan pada suhu yang tepat untuk menjaga kesensitifan Kristal. Kemudian ditambahkan :
• Pewarnaan ( Coloured ) untuk menambah kepekaan kristal selama eksposi. Pewarnaan ( Coloured ) Film terbagi menjadi 2 jenis :
1. Panchromatic Film
Panchromatic sensentive terhadap semua jenis warna cahaya.
2. Orthochromatic Film
Orthochromatic tidak sensentive terhadap spektrum warna merah.
• Pengerasan ( Hardness ) untuk menjaga dari benturan fisik.
• Bactericidies & fungicides untuk mencegah pertumbuhan bakteri & jamur.
• Antifogging agent untuk mengurangi sensitivity terhadap lingkungan agar tidak terjadi pemanasan.
4. PELAPISAN ( COATING )
Pada proses coating memerlukan ketepatan yang ekstrim dan peralatan yang mahal. Pertama lapisan adhesive pada permukaan base lalu emulsi dan terakhir supercoat
a. EFEK PARALAKS
Merupakan pola penghitaman emulsi depan dan emulsi belakang tidak bertumpuk secara tepat, sehingga menghasilkan kekaburan.
Faktor yang Mempengaruhi Paralaks
• Ketebalan lapisan emulsi
Jika lapisan emulsi film makin tebal, maka kekaburan akibat paralaks makin besar
• Film basah dan film kering
Film yang masih basah maka kekaburan paralaks lebih besar karena pengaruh pengembangan gelatin. Oleh karena alasan tersebut, maka film kering memiliki detail gambar yang lebih baik.
b. EFEK HALATION
Merupakan bertambahnya kekaburan pada emulsi karena pantulan cahaya dari base film. Ini bisa terjadi pada single emulsi. Lapisan anti halation yang menyerap / menghentikan cahaya. Lapisan ini akan hilang saat pencucian film.
Faktor yang Mempengaruhi Efek Halation
• Makin tebal base film makin besar terjadinya “halation”
• Tidak adanya lapisan anti halation
Lapisan Anti Halation
• Mampu menyerap sinar hambur yang datang dari base film dan yang akan memantul
• Diberi warna kelabu untuk mencegah halation
Proses produksi kristal dilakukan di dalam keadaan gelap total dalam medium gelatin untuk mengurangi oksidasi. Reaksinya :
AgNo3 + KBr à AgBr + KNO3
Bentu dari kristal flat, kasar, dan berbentuk segitiga. Ukuran kristalnya 1 μm ( mikrometer ). Dalam 1 ml3 terdapat lebih dari 500.000.000 kristal. Permukaan kristal bermuatan negatif sedangkan bagian dalam kristal bermuatan positif. Setiap kristal terdiri dari ikatan yang terdiri dari atom-atom Bromida (Br-) dan beberapa atom-atom Iodine ( I- ) dengan atom-atom ( Ag+ ). Kristal belum bersih benar maka ditambahkan silver sulfida yang mengakibatkan timbulnya sensentive specks / bintik kepekaan.
2. PEMASAKAN ( RIPENING )
Dimulai sejak kristal halida sudah cukup banyak. Ukuran kristal menentukan fotosensentivenya yang menyebabkan semakin lama proses pemasakan. Penentuan besarnya kristal dan tebalnya lapisan emulsi mempengaruhi film faktor. Pada waktu tertentu dilakukan pendinginan, diparut, dan dibersihkan untuk menghilangkan potasium nitrate.
3. PENCAMPURAN ( MIXING )
Pemarutan emulsi dilelehkan pada suhu yang tepat untuk menjaga kesensitifan Kristal. Kemudian ditambahkan :
• Pewarnaan ( Coloured ) untuk menambah kepekaan kristal selama eksposi. Pewarnaan ( Coloured ) Film terbagi menjadi 2 jenis :
1. Panchromatic Film
Panchromatic sensentive terhadap semua jenis warna cahaya.
2. Orthochromatic Film
Orthochromatic tidak sensentive terhadap spektrum warna merah.
• Pengerasan ( Hardness ) untuk menjaga dari benturan fisik.
• Bactericidies & fungicides untuk mencegah pertumbuhan bakteri & jamur.
• Antifogging agent untuk mengurangi sensitivity terhadap lingkungan agar tidak terjadi pemanasan.
4. PELAPISAN ( COATING )
Pada proses coating memerlukan ketepatan yang ekstrim dan peralatan yang mahal. Pertama lapisan adhesive pada permukaan base lalu emulsi dan terakhir supercoat
a. EFEK PARALAKS
Merupakan pola penghitaman emulsi depan dan emulsi belakang tidak bertumpuk secara tepat, sehingga menghasilkan kekaburan.
Faktor yang Mempengaruhi Paralaks
• Ketebalan lapisan emulsi
Jika lapisan emulsi film makin tebal, maka kekaburan akibat paralaks makin besar
• Film basah dan film kering
Film yang masih basah maka kekaburan paralaks lebih besar karena pengaruh pengembangan gelatin. Oleh karena alasan tersebut, maka film kering memiliki detail gambar yang lebih baik.
b. EFEK HALATION
Merupakan bertambahnya kekaburan pada emulsi karena pantulan cahaya dari base film. Ini bisa terjadi pada single emulsi. Lapisan anti halation yang menyerap / menghentikan cahaya. Lapisan ini akan hilang saat pencucian film.
Faktor yang Mempengaruhi Efek Halation
• Makin tebal base film makin besar terjadinya “halation”
• Tidak adanya lapisan anti halation
Lapisan Anti Halation
• Mampu menyerap sinar hambur yang datang dari base film dan yang akan memantul
• Diberi warna kelabu untuk mencegah halation
No comments:
Post a Comment