TEKNIK PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI ( USG )
1.
TEKNIK PEMERIKSAAN USG SENDI BAHU
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap tendon otot-otot rotator cuff dan jaringan periartikular
lainnya di daerah bahu.
|
Tujuan
|
Mendeteksi
adanya patologi pada tendon otot-otot rotator cuff dan jaringan periartikular
lainnya di daerah bahu.
|
Indikasi
|
Nyeri bahu
akibat trauma atau proses degeneratif.
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang-tulang bahu, luka terbuka pada jaringan lunak daerah bahu.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi duduk menghadap
pemeriksa.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial bahu. Bila perlu menggunakan harmonic imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
Tendon m.bicipitalis longus diperiksa dengan meletakkan
probe di bagian anterior kaput humeri, tangan pasien dalam posisi relaks dan
supinasi dengan lengan bawah diletakkan diatas paha pasien. pengambilan gambar dilakukan pada proyeksi
transversal dan longitudinal.
Tendon m.subskapularis diperiksa dengan meletakkan
probe di bagian anterior kaput humeri. Pengambilan gambar secara transversal dan
longitudinal, dilakukan dalam posisi tangan pasien netral-supinasi (lengan
bawah diatas paha pasien) dan dalam posisi eksorotasi
Tendon m.supraspinatus diperiksa dengan meletakkan
probe di bagian superior kaput humeri. Tangan pasien dalam posisi di posterior
/ punggung pasien, atau dalam posisi telapak tangan memegang pinggul
ipsilateral. Studi dinamik menilai impingement dilakukan dengan lengan atas
dalam posisi netral dan abduksi 90 derajat. Pengambilan gambar dilakukan pada
proyeksi transversal dan longitudinal.
Tendon m.infraspinatus
diperiksa dengan meletakkan probe di bagian posterior kaput humeri,
tangan pasien dalam posisi memegang bahu kontralateral. Pengambilan gambar dilakukan pada proyeksi
transversal dan longitudinal.
|
Penilaian
|
Tendon otot-otot
m.bicipitalis longus, m.subskapularis, m.supraspinatus, m.infraspinatus,
serta sebagian labrum posterior-inferior yang dapat terlihat. Tendon yang
normal memperlihatkan ekhogenisitas yang merata dengan serat-serat otot yang
paralel dengan sumbu panjangnya. Penilaian dinamis dilakukan untuk
memperlihatkan adanya impingement otot.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 10-15 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
|
Dokter spesialis
radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Divisi Radiologi
Muskuloskeletal
|
Referensi
|
2. TEKNIK PEMERIKSAAN USG
SENDI SIKU
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap tendon otot-otot, ligamentum dan jaringan periartikular
lainnya di daerah sendi siku.
|
Tujuan
|
Mendeteksi
adanya patologi pada tendon otot-otot rotator cuff dan jaringan periartikular
lainnya di daerah sendi siku.
|
Indikasi
|
Nyeri akibat
trauma atau proses degeneratif.
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang-tulang humerus distal atau radioulna proksimal, luka terbuka
pada jaringan lunak daerah siku.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi duduk menghadap
pemeriksa.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial sendi siku. Bila perlu menggunakan harmonic imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
|
Penilaian
|
Tendon
otot-otot m.biceps brachii, m.triceps brachii, celah sendi humeroulnar,
n.radialis, n.ulnaris, arteri-vena cubiti, dan jaringan ikat sekitarnya.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 10-15 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
ekspertise
|
Dokter spesialis
radiologi.
|
Yang
Mengerjakan
|
Dokter Spesialis
Radiologi / Sonografer.
|
Referensi
|
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap tendon otot-otot dan jaringan periartikular lainnya di daerah
pergelangan tangan.
|
Tujuan
|
Mendeteksi
adanya patologi pada tendon otot-otot
dan jaringan periartikular lainnya di daerah pergelangan tangan.
|
Indikasi
|
Nyeri bahu
akibat trauma atau proses degeneratif, carpal tunnel syndrome
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang atau luka terbuka pada daerah pergelangan tangan.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi duduk menghadap
pemeriksa.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial pergelangan tangan. Bila perlu menggunakan harmonic imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
Tendon m.flexor digitorum longus dan n.medianus
diperiksa dengan meletakkan probe di bagian volar pergelangan tangan. Tendon
m.extensor digitorum longus diperiksa dengan meletakkan probe di bagian
dorsal pergelangan tangan. N.radialis dan ulnaris diperiksa dengan meletakkan
probe di sisi lateral dan medial pergelangan tangan, yang berada dalam posisi
supinasi. Pengambilan gambar dilakukan pada proyeksi transversal dan
longitudinal.
|
Penilaian
|
Tendon
otot-otot m.flexor et extensor digitorum longus, n.medianus, n.ulnarus dan
n.radialis. Tendon yang normal memperlihatkan ekhogenisitas yang merata
dengan serat-serat otot yang paralel dengan sumbu panjangnya. Khusus
n.medianus dihitung luas area pada potongan melintangnya.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 10 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
ekspertise
|
Dokter spesialis
radiologi
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Dokter spesialis
radiology / Sonografer
|
Referensi
|
4. TEKNIK PEMERIKSAAN USG
SENDI LUTUT
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap tendon otot-otot dan jaringan periartikular lainnya di daerah
sendi lutut.
|
Tujuan
|
Mendeteksi
adanya patologi pada tendon otot-otot
dan jaringan periartikular lainnya di daerah sendi lutut.
|
Indikasi
|
Nyeri bahu
akibat trauma atau proses degeneratif.
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang-tulang dan luka terbuka pada
daerah sendi lutut.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi supinasi atau
pronasi, lutut difleksikan 90 derajat.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial lutut. Bila perlu menggunakan harmonic
imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
Saat pasien dalam posisi supinasi, dilakukan
pemeriksaan pada tendon quadriceps femoris, pes anserinus, Hoffa's fat pad,
dan bursa peripatella serta trochlea. Dari arah medial dan lateral diperiksa
juga meniscus medial & lateral, ligamentum collaterale mediale &
laterale serta iliotibial band.
Saat pasien dalam posisi pronasi diperiksa fossa
poplitea, termasuk arteri-vena poplitea, serta tendon m.biceps femoris dan
m.gastrocnemius caput medial & lateral. Pengambilan gambar dilakukan pada
proyeksi transversal dan longitudinal.
|
Penilaian
|
Tendon
otot-otot m.quadriceps femoris, pes anserinus, m.biceps femoris dan m.gastrocnemius.
Tendon yang normal memperlihatkan ekhogenisitas yang merata dengan
serat-serat otot yang paralel dengan sumbu panjangnya. Ligamentum collaterale
medial & lateral serta iliotibial band memperlihatkan struktur linear
iso-hipoekhoik dengan kaliber yang merata. Hoffa's fat pad dan bursa
diperiksa untuk mencari adanya hipoekhogenisitas patologis. Meniscus lateral
& medial memperlihatkan struktur isoekhoik berbentuk segitiga.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 10-15 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
|
Dokter spesialis
radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Divisi Radiologi
Muskuloskeletal
|
Referensi
|
5.
TEKNIK PEMERIKSAAN USG SENDI PERGELANGAN KAKI
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap tendon otot-otot dan jaringan periartikular lainnya di daerah
pergelangan kaki.
|
Tujuan
|
Mendeteksi
adanya patologi pada tendon otot-otot dan jaringan periartikular lainnya di
daerah pergelangan kaki.
|
Indikasi
|
Nyeri bahu
akibat trauma atau proses degeneratif.
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang-tulang atau luka terbuka pada jaringan lunak daerah
pergelangan kaki.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi pronasi dan
supinasi.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial pergelangan kaki. Bila perlu menggunakan harmonic imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
Saat pasien dalam posisi supinasi, pada sisi medial
dilakukan pemeriksaan tendon m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus,
dan m.flexor hallucis longus, juga arteri-vena tibialis posterior dan ligamentum
deltoid. Dari arah lateral dilakukan pemeriksaan tendon m.peroneus longus
& brevis, ligamentum talofibular anterior & posterior, dan ligamentum
kalkaneofibular.
Saat pasien dalam posisi pronasi diperiksa tendon
Achilles dan jaringan synovium dibawahnya. Pengambilan gambar dilakukan pada
proyeksi transversal dan longitudinal.
|
Penilaian
|
Tendon
otot-otot m.tibialis anterior & posterior, m. peroneus longus et brevis,
m.flexor hallucis longus, dan tendon Achilles. Tendon yang normal
memperlihatkan ekhogenisitas yang merata dengan serat-serat otot yang paralel
dengan sumbu panjangnya. Ligamentum talofibular anterior & posterior,
ligamentum kalkaneofibular dan deltoid
memperlihatkan struktur linear iso-hipoekhoik dengan kaliber yang
merata.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 10-15 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
|
Dokter spesialis
radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Divisi Radiologi
Muskuloskeletal
|
Referensi
|
6.
TEKNIK PEMERIKSAAN USG PLANTAR PEDIS
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, mudah dan relatif
murah terhadap jaringan lunak plantar pedis.
|
Tujuan
|
Mendeteksi adanya patologi pada fascia
plantaris di daerah plantar pedis.
|
Indikasi
|
Plantar
fasciitis, trauma
|
Kontraindikasi
|
Relatif :
fraktur tulang-tulang atau luka terbuka pada jaringan lunak daerah plantar
pedis.
|
Prosedur
Persiapan
|
Ruang pemeriksaan dalam keadaan tenang.
Pasien dalam posisi pronasi, kaki
menggantung di tepi tempat tidur.
Probe yang dipersiapkan adalah probe
linear sekitar 9-12 MHz, menggunakan jelly USG.
Setting alat USG disesuaikan untuk organ
superfisial. Bila perlu menggunakan harmonic imaging.
|
Prosedur
Tindakan
|
Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan probe pada
posisi longitudinal di pertengahan plantar pedis daerah tumit/kalkaneus, sedikit
oblik ke arah medial. Pengambilan
gambar dilakukan pada proyeksi transversal dan longitudinal.
|
Penilaian
|
Struktur
fascia plantaris dinilai ada tidaknya lesi patologis hipoekhoik serta
dilakukan pengukuran ketebalan fascia plantaris. Penilaian juga dilakukan
pada struktur jaringan synovium disekitarnya.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 5 menit.
|
Komplikasi
|
Tidak ada.
|
Wewenang
|
Dokter spesialis
radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Divisi Radiologi
Muskuloskeletal
|
Referensi
|
No comments:
Post a Comment