Saturday 21 January 2012


                          PELVIMETRI

PENGERTIAN

Menurut Vinita Merill Radiografi Pelvimetri adalah teknik untuk dapat memperlihatkan bentuk dan ukuran pelvic dariibu dan membandingkan ukuran kepala janin dengan tulang pelvic outlet dari si ibu.Prosedur ini dilakukan untuk menentukan apakah diameter pelvic siibu memadai untuk melahirkan secara normal atau perlu dibantu untuk melakukan pebedahan perurut dalam proses melahirkan.
Menurut G.J Van Der Plaats Pelvimetri  adalah pemeriksaan radiografi untuk mengetahui secara pasti ukuran pelvic inlet dan outlet dari si ibu yang akan melahirkan.Pemeriksaan ini dilakukan sebagai informasi kepada dokter kandungan.
Secara Terminologi pemeriksaan Pelvimetri adalah pemeriksaan radiografi dengan menggunakan sinar – x  dan untuk mengetahui ukuran dan bentuk panggul ibu dan kepala janin.Melalui pemeriksaan ini dapat dipastikan proses melahirkan  yang terbaik bagi si ibu dan si  bayi.

 ANATOMI

Rongga pelvis terletak dibawah dan bersambungan dengan rongga abdomen . pelvis besar adalah pasu tulang yang  dibentuk oleh tulang iscium dan pubis yang merupakan sisi samping  dan depan  dan tulang sacrum serta kocsigis membentukbatas belakang . Pinggiran pelvis  dibentuk oleh promotorium sacrum belakang , garis  ilioktinal disisi – sisinya dan crista pubis di depan. Pintu keluar outlet pelvis merupakan jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian lunak. Dalam proses persalinan pervaginan janin harus melewati jalan lahir ini.
Jalan lahir bagian lunak terdiri atas :
Ø      Segmen bawah uterus , cervic dan vagina berfungsi sebagai pembentuk jalan lahir bagian lunak.
Ø      Otot – otot, jaringan  ikat dan ligamen – ligamen yang berfungsi menyokong alat- alat urogenetalis.
Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.Pelvis mayor adalah bagian pelvis diatas ilio pektinea. Sedang pelvis minor dibatasi oleh pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
PINTU ATAS PANGGUL ( PAP )
  1. PAP merupakan suatu bidang yang dibatasi oleh promontorium disebelah posterior , oleh linea terminalis disebelah lateral dan oleh pinggir atas symphisis disebelah anterior.
  2. Ukuran – ukuran pada panggul yang penting untuk diketahui :
Ø      Konyugata obstetrika adalah diameter anterior posterior yang diukur dari promontorium sampai ketengah permukaan posterior symphisis.
Ø      Konyugata diagonalis adalah jarak bagian bawah symphisis sampai ke promontorium.
Ø      Konyugata vera adalah jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium.
Ø      Diameter transversal adalah jarak terjauh garis lintang  PAP.
Ø      Diameter oblikua adalah garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera dengan diameter transversal  ke articulatio sacroiliaca.
PINTU BAWAH PANGGUL ( PBP )
1.      Batas atas PBP  setinggi spina iskhiadaka . jarak antara spina disebut diameter
Bispinosum
2.      Batas bawah PBP berbentuk segiempat panjang disebelah lateral oleh tuberositas ischi dan disebelah posterior oleh os coxsigis dan ligamen sacrotuberosum.
3.      Diameter anteroposterior PBP diukur dari apex arcus pubis keujung os coxsigis.
RUANG PANGGUL
Ruang panggul merupakan saluran diantara PAP dengan PBP . Dinding posterior dibentuk oleh os sacrum , os coxsigis  sepanjang 12 cm.Pelvis meter  tidak dipakai . Jarak tiap ujung diameter anteroposterior pelvis inlet dan puncak meja harus diukur dengan caliper.

INDIKASI

1.Trauma pelvis
2.Conginetal abnormal pada pelvis
3.Poliomyelitis ( radang akut pada sumsum tulang belakang )
4.Antenal ( persalinan letak sungsang )
5.Postpartum setelah section caesaria ,persalinan yang sulit dengan forceps atau kematian prenatal ( menegaskan adanya kehamilan / kehamilan ganda)
6.Kesulitan persalinan
7.Persalinan mid forceps ( dengan obat perangsang )
8.Kematian janin yang tidak dapat diterangkan.
9.Suspect adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion ), keadaan dimana kepala  fetus lebihbesar dari rongga pelvic.

WAKTU PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan pelvimetri ini dilakukan  pada usia kehamilan 34 – 36 minggu dan sebaiknya dikerjakan dalam waktu 2 minggu terakhir sebelum persalinan.

PERSIAPAN   ALAT DAN BAHAN

1.Pesawat rontgen
2.aksesoris ( kaset dan film berukuran 35 x 35 cm dan 35 x 43 cmserta perlengkapan lainnya ).
3.Meja  khusus pelvimetri
4.Marker dan alat tulis untuk memberi tanda
5.Water pass
6.Thomas plate
7.Penggaris cm
8.Penggaris colccher – sussman
9.Automatic processing

TEKNIK RADIOGRAFI

METODE THOMS
Pada metode Thoms untuk pengukuran pelvis diperlukan 2 proyeksi yaitu lateral dan inlet suferoinferior.Kedua proyeksi ini dibuat pada jarak focus film 90 cm .Thoms dan Wilson menganjurkan bahwa persamaan jarak tetap dapat dilakukan dalam menjaga relatif nilai ukur 2 bayangan / gambar dan agar dapat meminimalkan kesalahanyang disebabkan oleh perbedaan berkas radiasi. Untuk proyeksi lateral pasien ditempatkan pada posisi erect dan centimeter pada garis besi diatur berlawanan sacrum dalamlipatan nates.
Proyeksi inlet diperlukan 2x ekspose dalam 1 film. Untuk ekspose pertama pasien diposisikan setengah duduk dan atur sehingga plane pelvis hampir sejajar dengan permukaan film dan jarak inlet dengan table diukur. Ekspose kedua  pasien dipindahkan ( sambil film dan tube dibiarkan ) diatur dan ditempatkan lebih dahulu dengan pelvis inlet lalu dibuat ekspose kedua.
Dengan type grid timbal yang dulu , dimana dibuat lubang – lubang dengan jarak 1 cmseperti dimana pola all over , menghasilkan titik hitam sepeti skala cm yang mempunyai derajat magnifikasi yang sama dengan pelvis inlet , jadi diameter inlet yang diinginkan dapat dibaca dengan menghitung titik – titik tersebut. Dengan modifikasi grid timbal , lubang – lubang dibuat memanjang keujung membentuk jarak permukaan diameter transversal berbeda dengan pelvis inlet yang memungkinkan perhitungan. Perbedaannya hanya pada teknik penggunaan kedua grid tersebut.

Alat dan Bahan

Ø      Pesawat rontgen
Ø      Meja pemeriksaan yang dilengkapi dengan grid
Ø      Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm masing – masing satu buah
Ø      Skala Thoms yaitu lempengan besi dengan lubang – lubang yang berjarak 1 cm satu sama lain
PROYEKSI INLET
Film 24 x 30

POSISI PASIEN
1.                  Mengatur sandaran duduk membentuk sudut 50 derajat dengan meja pemeriksaan.
2.                  Palpasi tempat diantara processus spinosus L4 – L5 lalu diberi tanda titik ( titik a )
3.                  Palpasi batas atas symphisis lalu beri tanda 1 cm dibawahnya. ( titik b )
4.               Ketika pasien duduk diatas meja , atur garis mid sagital pasien tepat digaris tengah meja pemeriksaan, lalu punggung pasien direbahkan pada sandaran.
5.                  Diharapkan agar bidang PAP ( proyeksi garis dari titik a – titik b ) sejajar dengan meja dam film.
6.            Eksposi dilakukan pada tahan napas diakhiri inspirasi sesudah diyakini janin didalam kandungan normal .
7.                  Ekspose pertama pada posisi setengah duduk.
8.                  Eksposi kedua pada film yang sama tanpa pasien, lalu letakkan grid skala Thoms setinggi bidang PAP pasien.

STRUKTUR GAMBARAN
Ø      PAP ( pelvis inlet ), spina iskhiadika  dan PBP ( pelvis outlet ) pada posisi axial
Ø      Titik hitam yang terbentuk dari lubang yang ada pada skala Thoms

KRITERIA GAMBAR
Ø      PAP dan PBP , spina iskhiadika harus terlihat jelas
Ø      Grid skala Thoms tampak jelas pada seluruh struktur yang akan diukur
PROYEKSI LATERAL

 POSISI PASIEN
Pasien berdiri tegak true lateral dengab seluruh berat badan bertumpu pada kaki , kedua tangan menyilang didepan dada dan pinggul menempel padameja Thoms yang telah ditegakkan.

POSISI OBJEK
Setelah pinggul menempel pada meja pemeriksaan jarak lipatan gluteal ( bokong ) dan lipatan labial diukur dengan penggaris yang diharapkan jarak keduanya sama.
Central ray        :  tegak lurus film
Central point     :  pertengahan insisura iskhiadika mayor

 STRUKTUR GAMBARAN
Ø      Sacrum , insisura sacriiliaca , spina iskhiadika . tuberositas , acetabulum serta batas anterior dan posterior dari syimphisis pubis.
Ø      Titik hitam dari skala Thoms

KRITERIA GAMBAR
Ø      Pelvis harus true lateral dibuktikan dengan superposisnya acetabulum dan femur
Ø      Grid skala Thoms tampak pada struktur yang akan diukur

METODE COLCHER – SUSSMAN
Pada metodeini digunakan alat – alat sebagai berikut :
1.                  Penggaris colcher – sussman
2.                  Bantal /alas kain
3.                  Pesawat rontgen
4.                  Film

A.                 Proyeksi AP

POSISI PASIEN :
Pasien dalam keadaan supine dengan MSP tubuh pada midline table . Tekuk lutut pasien untuk menaikkan pelvis, depan dan paha dilebarkan agar penggaris colcher dan sussman dapat ditempatkan. Penggaris diletakkan transversal ditengah sesuai lipatan gluteal dari tuberositas iskhiadikus.
Central ray           : Vertikaltegak lurus
Central point         : 3,7 cm superior symphisis pubis

KRITERIA GAMBAR
Ø      Pelvis harus tergambar pada film
Ø      Penggaris colcher – sussman harus tergambar dengan skala centimeternya
Ø      Penampakan seluruh pelvis dan diameter yang akan tervisualisasi
Ø      Pelvis tidak rotasi
Ø      Seluruh kepala janin harus tergambar

B.                 Proyeksi Lateral

POSISI PASIEN
Pasien dalam posisi lateral dan garis mid axilla berada pada garis tengah meja. Paha diposisikan setengah lurus agar tidak mengaburkan gambaran tulang pubis. Bantal pasir diletakkan diantara lutut agar tungkai tidak bergerak. Penggaris diarahkan sesuai panjang badan. Bobot tubuh tertumpu sepanjang mid sagital tubuh pasien. Penggaris colcher – sussman ditempatkan setinggi lipatan gluteal dan mid sacrum.
Central ray              : Vertikal tegak lurus
Central point            : Titik trochanter mayor

KRITERIA GAMBAR
Ø    Coxae dan kedua femur saling superposisi
Ø    Femur tidak menutupi syimphisis pubis
Ø    Pelvis , sacrum dan coxae harus terlihat
Ø    Penggaris colcher – sussman dan skalanya terlihat jelas
Ø    Seluruh struktur pelvis dan diameter yang akan diukur terlihat
Ø    Seluruh kepala janin harus tergambar

METODE BALL
Metode ini menggunakan alat khusus pada eksposi film . pemeriksaan normal ada 2 posisi :
1.                  Proyeksi AP
2.                  Proyeksi Lateral

Pada kasus menunjukkan bagian bawaan dan kehamilan multiple dan proyeksi tambahan ( AP dan Lateral ) sangat penting , dengan film dipusatkan dibagian ujung processus xipoideus . Untuk pemeriksaan kepala fetus dan maternal pelvis , sudut dari pembesaran bayangan diketahui untuk dihitung dengan calculator agar dapat dinilai yang benar pada skala jarak anoda film .

POSISI PASIEN
Posisi erect karena :
1.Menggunakan efek gravitasi diatas fetus. Sesudah 2 bulan terakhir kehamilan kondisi normal fetus akan dilindungi oleh cairan amnion . Letakkan dibawah tepi inlet pelvis dan dekat bagian spina iskhiadika
2.Dislokasi tempat fetus
   Dalam keadaan normal kepala fetus pada MSP dan mid coronal plane inlet pelvis
   Dislokasi tempat fetus karena : 
a.Pindahnya bagian placenta
b.Adanya massa di pelvis, diluar uterus

POSISI AP

Film 35 x 43 cm melintang
POSISI PASIEN
Posisi pasien berdiri dengan MSP dari tubuh pada pertengahan dari grid. Tempatkan kaset melintang meliputi bagian trochanter mayor .atur ketinggian device sehingga  batas bawah kaset akan berada sekitar beberapa inchi dibawah tuberositas ischidium ( lipatan glutea femoral  mudah dilihat ). Pasien berdiri lurus dengan berat badan bertumpu pada kedua kaki. Setelah dipastikan bahwa fetus dalam keadaan tenang / diam , instruksikan pasien untuk menahan nafas pada akhir inspirasi untuk ekspose.
Central ray      : Eksposi film dengan CR diarahkan tegak lurus menuju MSP setinggi tepi  
                          Superior dari symphisis pubis.

KRITERIA GAMBAR
Ø      Keseluruhan pelvis , kepala janin dan trochanter mayor tercakup
Ø      Pelvis tidak rotasi
Ø      Selurus struktur pelvis dan diameter yang akan diukur terlihat
POSISI LATERAL
Film 35 x 43 cm memanjang
POSISI PASIEN
Aturpasien dari posisi AP menjadi posisi true lateral . Tempatkan kaset memanjang meliputi fundus dari uterus .ketinggian dari vertical grid tidak berubah . Atur posisi tubuh sehingga tepi posterior dari gluteus sedikit tercakup pada batas lateral dari film . Posisi ini menempatkan hip joint agak sedikit pada satu sisi dari garis tengah vertical grid device. Instruksikan pasien berdiri lurus dengan berat badan bertumpu pada keduakaki.Setelah dipastikan bahwa fetus dalam keadaan tenang / diam instruksikan pasien menahan napas pada akhir inspirasi.
Central ray     : Perubahan tube kearah lateral sehingga CR melalui tepi atas dari hip joint.      
                         Sinar masuk kedalam tubuh sekitar beberapa inchi diatas tepi superior
                         Dari trochanter mayor.( gambar 20- 41)

KRITERIA GAMBAR
Ø      Hips dan kedua femur saling superposisi
Ø      Fetus harus tergambar dengan pelvis , sacrum dan coccyx
Ø      Pelvis harus ditembus sehingga lokasi dari kepala janin dapat didemostrasikan .
Ø      Seluruh struktur pelvis dan diameter yang akan diukur tervisualisasi.

KESIMPULAN
1.            Pelvimetri bertujuan untuk mengukur pelvis
2.            Pelvimetri dilakukan pada usia kehamilan 34 – 36 minggu
3.      Pemeriksaan pelvimetri radiology ini juga mempunyai keterbatasan karena potensial menimbulkan bahaya radiasi , juga hanya dapat mengukur bagian keras dari pelvis, perubahan pengecilan kepala dan kekuatan uterus dalam persalinan serta derajat relaksasi ligamentum juga tidak dapat terdeteksi dengan metoda yang ada.
4.          Pelvimetri konvensional memang dapat memberikan hasil yang akurat namun dibeberapa negara maju pemeriksaan pelvimetri konvensional telah digantikan perananannya dengan CT . Scan dan USG
5.            Pemeriksaan pelvimetri radiologi merupakan cara pengukuran dari suatu panggul yang cukup akurat dengan tujuan menolong keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan

DAFTAR PUSTAKA

Merill’s Vinita. ATLAS OF RADIOGRAFIC POSITIONS and RADIOLOGIC PROCEDURES. sixth edition volume 2  Philip W Ballinger, 1986
 Merill Vinita. ATLAS OF ROENTGENOGRAFIC POSITIONS and STANDARD RADIOLOGIC PROCEDURES. The C.V Mosby Company, Saint Louis, 1975
Pearce, Evelyn. J. ANATOMI dan FISIOLOGI untuk PARAMEDIS. PT. Gramedia Pustaka  Utama, Jakarta, 1993   

No comments:

Post a Comment