TEKNIK
RADIOGRAFI DENGAN BAHAN KONYTRAS
1. TEKNIK PEMERIKSAAN SALURAN
CERNA BAGIAN ATAS
Pengertian
|
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras
pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian
kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut,
yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
|
Tujuan
|
1.
Agar dapat digunakan
sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di
Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2.
Agar
pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.
Menghindari
atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
Indikasi umum
1.
Hematemesis
2.
Melena
3.
Penurunan berat badan
4.
Anemia
5.
Nyeri epigastrium
6.
Gangguan pencernaan, khususnya diare
7.
Disfagia
8.
Muntah-muntah
|
Kontraindikasi
|
1.
Kelainan
berupa adanya perforasi, ileus, tidak bisa menelan, kesadaran menurun.
2.
Hematemesis akut.
|
Prosedur
Persiapan
|
Persiapan umum
1.
Mengurangi jumlah makanan
2.
Puasa 4 – 6 jam sebelum pemeriksaan tergantung
pada kondisi dan umur.
3.
Tanpa laksan.
|
Prosedur
Tindakan
|
1. Foto "abdomen survey" bila
diperlukan.
Sekurang-kurangnya foto abdomen AP untuk
mengetahui adanya tumor, ileus paralitika / sumbatan.
2.
Test minum
Bila ada disfagi,
beri minum air putih. Bila tidak bisa menelan, maka "barium meal"
ditiadakan.
3. Kesadaran
menurun
Tes kesadaran dan aktivitas kooperatif
|
Penilaian
|
|
Lama
Tindakan
|
15
– 30 menit.
|
Komplikasi
|
1.
Aspirasi
kontras.
2.
Kontras
refluks ke nasofaring.
|
Wewenang
|
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli
Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja
Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1.
Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of
Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.
Sutton,
D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill
Livingstone, 1993.
|
2. TEKNIK PEMERIKSAAN OESOFAGUS
BAGIAN ATAS – BAWAH
Pengertian
|
Pemeriksaan Radiologi
Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus
digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan
anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum,
usus halus dan kolon.
|
Tujuan
|
1.
Agar dapat digunakan
sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di
Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2. Agar pemeriksaan Radiologi dapat
dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.
Menghindari
atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
1. Dikerjakan pada
Ca. Oesofagus, striktur oesofagus dan
lain-lain.
2. Post operatif
anastomosis
-
Dimulai dengan barium encer dan barium kental
-
Dengan larutan kontras non-ionik, gastrografin, bila dikuatirkan
adanya perforasi dan anastomosis bocor.
-
|
Kontraindikasi
|
1. Tidak bisa menelan,
adanya perforasi, ileus, kesadaran menurun.
2. Hematemesis
akut.
|
Prosedur
Persiapan
|
Sama dengan persiapan OMD(Oesophagus-Maag-Duodenum).
1.
Dilarang makan 6 jam sebelum pemeriksaan.
2.
Diperbolehkan minum sedikit saja.
3.
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi
setengah jam lebih awal dari waktu
yang telah dijanjikan.
4.
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada)
harap dibawa.
|
Prosedur
Tindakan
|
Teknik
1. Kontras tunggal - barium encer
a. Minum satu
teguk barium encer / kontras non - ionik yang dilarutkan.
b. Dilihat
dengan fluoroskopi, adakah sumbatan, dilatasi, menyempit.
c. Bila ada
dilatasi saja dan dugaan adanya akhalasia, barium encer boleh ditambah.
d. Foto AP,
lateral, oblik, di daerah khusus kardia.
2. Kontras tunggal - barium kental
|
Penilaian
|
|
Lama
Tindakan
|
15 – 30
menit.
|
Komplikasi
|
Aspirasi
kontras, Kontras refluks ke
nasofaring.
|
Wewenang
|
·
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
·
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1.
Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of
Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.
Sutton,
D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill Livingstone,
1993.
|
3. TEKNIK PEMERIKSAAN LAMBUNG – DUODENUM
Pengertian
|
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan
Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan
pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ
tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
|
Tujuan
|
1. Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi,
Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2. Agar pemeriksaan Radiologi dapat
dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3. Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam
pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
1.
Hematemesis, melena (dimana pendarahan sudah berhenti).
2. Penurunan berat badan.
3. Nyeri epigastrium.
4. Bayi dengan muntah-muntah.
5. Tumor-tumor lambung / diluar lambung.
|
Kontraindikasi
|
1. Adanya
perforasi.
2. lleus.
3. Keadaan umum
yang buruk.
4. Hal-hal lain yang
mungkin memperburuk keadaan penderita.
|
Prosedur
Persiapan
|
Sama dengan persiapan OMD (Oesophagus-Maag-Duodenum).
§
Dilarang makan 6 jam sebelum pemeriksaan.
§
Diperbolehkan minum sedikit saja.
§
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah
jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
§
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada)
harap dibawa.
|
Prosedur
Tindakan
|
1. Kontras
a.
Larutan barium sulfat dalam air 1 : 3 sampai 1:4
b.
Larutan barium sulfat 120 – 200 W/V%
c.
Larutan gastrografin, kontras non-ionik.
d.
Kontras ganda terdiri dari larutan barium dan
udara
atau gas.
2. Teknik
Cara kontras
tunggal
Pasien minum satu atau dua teguk kontras.
Ikuti dengan fluoroskopi sampai kontras menyebar dan
menggambarkan mukosa lambung.
Buatlah satu
"foto mukosa" dalam posisi telentang.
Minum habis satu gelas kontras itu.
Buatlah foto-foto sebagai berikut:
a.
Satu foto dalam Posisi tegak.
b.
Satu foto telentang (LAO dan RAO).
c.
Satu foto tengkurap (kontras kebanyakan "lari" ke antrum dan bulbus dan sisanya menggambarkan mukosa fundus).
d.
Spot foto : di daerah yang dicurigai ada kelainan dibuat beberapa spot foto dengan
posisi yang berbeda dan dengan kompresi.
2.2. Cara kontras ganda
·
Diberikan dahulu spasmolitika 1 ampul intramuskuler,
15' sampai dengan 30' sebelum pemeriksaan atau bila diberikan intravena dapat
langsung dilakukan pada saat pemeriksaan. Tujuannya adalah agar lambung dalam
keadaan relaksasi dan dapat meregang dengan baik serta mengurangi
peristaltik. Perhatikan kontra indikasi pemberian spasmolitika antara lain
aritma, takikardia, glaukoma dan hipertrofi prostat, juga pada anak-anak
tidak perlu diberikan spasmolitika.
·
Minum kontras barium lebih kurang 30 cc, buat foto
dalam posisi tengkurap (prone) untuk melihat dinding anterior.
·
Pasien berdiri lagi, minum satu gelas kontras Barium
dan masukan udara atau gas.
·
Udara dimasukan dengan menggunakan ”Nasogastric
Tube" sekarang jarang dipakai.
·
Untuk gas dapat diberikan "gas effervescent"
atau bila tidak ada dapat dipakai 1,5 gram atau 3 tablet Bicarbonas Natricus
kemudian ditambahkan 1 sendok Asam Sitrat.
·
Foto-foto dibuat seperti kontras tunggal.
2.3. Lain-lain :
·
Foto lateral dibuat bila dijumpai adanya tumor intra
abdomen.
·
Pada anak-anak umumnya dibuat dengan kontras tunggal,
misalnya pada dugaan stenosis pilorus, dan kontras ganda pada polip dan gaster
seperti pada "Gardner syndrome" dsb.
|
Penilaian
|
|
Lama
Tindakan
|
16-30 menit
|
Komplikasi
|
1. Aspirasi kontras.
2.
Kontras
refluks ke nasofaring.
|
Wewenang
|
·
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
·
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1.
Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of
Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.
Sutton,
D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill
Livingstone, 1993.
|
4. TEKNIK PEMERIKSAAN USUS HALUS
Pengertian
|
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan
Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan
pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ
tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
|
Tujuan
|
1. Agar dapat digunakan
sebagai pedoman dokter spesialis
Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2. Agar pemeriksaan Radiologi dapat
dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.
Menghindari
atau memperkecil kesalahan dalam
pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
1.
Anemia
yang tidak diketahui sebabnya.
2.
Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.
3.
Tanda-tanda malabsorbsi.
4.
Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran
cerna.
|
Kontraindikasi
|
Obstruksi usus halus.
|
Prosedur
Persiapan
|
Barium Follow Through.
- Sama dengan lambung duodenum (puasa
minimal 8 jam).
- Jangan makan lemak.
|
Prosedur
Tindakan
|
Teknik
1. "Follow-through" (diminum)
Dapat dikerjakan
bersama pemeriksaan lambung-duodenum. Foto-foto posisi terlentang dan lateral.
Bila perlu berdiri atau kompresi. Dibuat dengan spot foto / "Bucky
table".
Foto : l/2 jam - 1
jam - 2 jam - 4 jam.
Prinsip : Kontras
masuk sekum.
Waktu dapat
diperpanjang atau diperpendek sesuai keadaan.
2.
Dengan kateter ke duodenum (enteroclysis).
Memasukkan kateter sampai duodenum.
Dimasukkan kontras
dan udara.
Foto diambil dengan
fluoroskopi atau seperti 5.1.
|
Penilaian
|
|
Lama
Tindakan
|
1 jam sampai 4 jam (tergantung keadaan usus halus).
|
Komplikasi
|
1.
Perforasi usus halus.
2.
"Vagal reflex" karena distensi yang
berlebihan atau terlalu cepat.
3.
Meteorismus.
|
Wewenang
|
·
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
·
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1.
Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of
Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.
Sutton,
D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition. Chuchill
Livingstone, 1993.
|
I.5. TEKNIK PEMERIKSAAN
KOLON (Ba ENEMA)
Pengertian
|
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan
Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan
pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ
tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
|
Tujuan
|
· Agar dapat digunakan
sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
·
Agar
pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
·
Menghindari
atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
1. Diare kronis,
2. Hematoschezia.
Umum :
3. Obstipasi kronis.
4. Perubahan
pola defekasi.
lndikasi-indikasi
menurut klinis :
a. Kolitis.
b. Tumor kolon.
c. Tumor intra
abdominal di luar kolon.
d. Kelainan
kongenital, misal : Hirschprung.
e. Invaginasi.
f.
Ileus obstruksi rendah, misalnya : volvulus.
g. Hal-hal lain
yang diperkirakan berasal dari
kolon.
|
Kontraindikasi
|
1. Perforasi.
2.
Kolitis berat dimana dinding kolon menjadi sangat tipis dan ditakutkan
perforasi, seperti NEC., Typhus dsb.
3. Keadaan
umum yang jelek.
4. Ileus
paralitik.
|
Prosedur
Persiapan
|
1. Persiapan pada keadaan pasien :
1.1. Obstipasi kronik.
Minimal 2 hari
sebelum pemeriksaan Kolon.
Makan yang mudah dicerna, lunak, tidak mengandung serat dan lemak. Minum banyak, diberi
laksan dan dipuasakan.
1.2. Tanpa riwayat OBSTIPASI.
- Minimal I hari sebelum pemeriksaan makan makanan yang
mudah dicerna, lunak tidak mengandung serat dan lemak, minum air biasa yang
banyak dan sering.
Diberikan laksan kira-kira 8 - l2 iam sebelum
pemeriksaan.
Puasa makan kira-kira 8 jam.
Minum air
tidak dibatasi.
Dengan riwayat
Diare.
Seperti ad. 2. diatas tapi tidak digunakan laksan.
2. Persiapan apabila
pemeriksaan :
A. Colon in loop dilakukan pada pagi hari.
Pagi Hari( 1 hari sebelum pemeriksaan) makan makanan
yang lunak yang tidak mengandung
serat dan lemak.
Antara pukul 12.00 – 16.00 minum garam inggris sebanyak
30 gram (dapat dibeli di apotik tanpa resep dokter). Cara minumnya, dicampur
dengan air putih atau sirup setengah gelas, kemudian diminum sampai habis
sesudah itu minum air putih beberapa gelas.
Pukul 19.00 makan terakhir seperti bubur dengan kecap.
Dilarang makan sayur-sayuran, daging serta makanan yang keras.
Dari pukul 23.00 mulai puasa makan sampai saat
pemeriksaan. Minum air tidak dibatasi.
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah
jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada)
harap dibawa.
B. Coloon in loop dilakukan pada sore hari.
Pukul 08.00 pagi makan bubur dengan kecap
Tidak dibolehkan makan sayur-sayuran, daging serta
makanan yang keras.
Pukul 10.00 pagi makan terakhir yaitu makan bubur
dengan kecap
Pukul 11.00 siang minum garam inggris sebanyak 30 gram
dicampur dengan air putih atau sirup setengah gelas, setelah itu minum air
putih beberapa gelas.
Pukul 13.00 siang sudah harus puasa (tidak boleh makan,
minum dan merokok) sampai pemeriksaan selesai.
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah
jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada)
harap dibawa.
3. Laksan.
Jenis laksan yang digunakan sesuai dengan kondisi
penderita.
3.1.Dengan riwayat
obstipasi diberi laksan kuat / b e r
a t .
Seperti : - Castor oil.
Garam Inggris.
Lemonade Purgative.
3.2.Dalam keadaan
normal, dipergunakan laksan tingan.
Misalnya : - Laksadine dan Dulcolax
|
Prosedur
Tindakan
|
Teknik
1. Teknik Kontras Tunggal.
Setelah kontras
masuk ke rektum dan sigmoid, buat foto oblik atau lateral supaya rektum dan
sigmoid tidak saling tumpang tindih.
Kontras kemudian dimasukkan terus sampai sekum,
appendiks dan ileum terminal.
Dibuat foto besar (ikhtisar) post evakuasi.
Foto dengan KV tinggi dipergunakan untuk melihat
kelainan intra luminal, misalnya : polip.
2. Kontras
ganda.
Spasmolitika diberikan bila perlu saja. Misalnya bila
penderita terlalu mulas atau untuk menilai indentasi bersifat fungsional atau
patologis.
3. Fase pengisian : Kontras dimasukkan ke dalam lumen, tergantung pada bentuk dan
panjangnya kolon. Pada umumnya sampai pertengahan kolon Transversum. Dengan
melakukan mobilisasi kontras masuk ke dalam kolon asendens sampai sekum.
4. Fase pelapisan : Kontras dalam lumen didiamkan
selama lebih kurang 1 menit supaya dapat melapisi mukosa kolon.
5. Fase evakuasi : Kontras dikeluarkan melalui irigator ke dalam kantong
dengan jalan merubah posisi penderita.
6. Fase pengembangan : Dilakukan pemompaan udara ke dalam kolon melalui
irigator.
7. Fase pemotretan : Foto-foto dibuat tergantung pada kebutuhan, mulai
dari Rekto-sigmoid. Supine,
AP-LAT atau Oblik.
|
Penilaian
|
|
Lama
Tindakan
|
30 menit
sampai 45 menit.
|
Komplikasi
|
1. Perforasi.
2.
"Vagal reflex" karena distensi yang
berlebihan atau terlalu cepat.
3.
Meteorismus
|
Wewenang
|
·
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
·
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1. Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of
Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.
Sutton,
D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition. Chuchill
Livingstone, 1993.
|
7. TEKNIK PEMERIKSAAN KOLON
(Ba ENEMA)
Pengertian
|
Pemeriksaan noninvasif endoluminal dan
ekstraluminal kolon dan rectum dengan menggunakan sinar X - Ray
.
|
Tujuan
|
·
Agar dapat digunakan
sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di
Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
·
Agar
pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
·
Menghindari
atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
|
Indikasi
|
· Deteksi lesi polip atau lesi tumor
· Pasien yang mempunyai gejala konstipasi kronis, nyeri
perut kronis ataupun perdarahan
gastrointestinal
|
Kontraindikasi
|
·
Perforasi
· Pasien yang mempunyai
faktor resiko tinggi
untuk
terjadinya perforasi
|
Prosedur
Persiapan
|
Dua hari sebelum
pemeriksaan, pasien diharuskan untuk membersihkan kolon dari residu feses
dengan cara :
Puasa 10 jam sebelum pemeriksaan
|
Prosedur
Tindakan
|
|
Penilaian
|
Intralumen
usus, massa, irregularitas mukosa
|
Lama
Tindakan
|
5 menit
|
Komplikasi
|
Perforasi
|
Wewenang
|
·
Pemeriksaan
dilakukan oleh Radiografer.
·
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja Gastro.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
8. TEKNIK PEMERIKSAAN PLEBOGRAFI
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan radiografi dengan
sinar-x untuk organ yang akan diperiksa
|
Tujuan
|
Melihat struktur vena-vena tungkai
|
Indikasi
|
DVT
|
Kontraindikasi
|
Hamil
muda (relatif)
|
Prosedur
Persiapan
|
·
Puasa
3 jam sebelum tindakan
·
Butterfly
needle (19-21 gauge)
·
20 mL
syringe dengan NaCl 0,9%
·
Tiga buah syringe 20 mL media kontras
·
Tourniquet
2-3 buah
·
Sponges,
Band-Aids dan disinfectant
·
Melepaskan
pakaian terutama bila ada yang terbuat dari logam dan perhiasan
·
Ukuran film: 35 x 43 cm, dibagi 3
·
Fluoroskopi
|
Prosedur Tindakan
|
·
Pasien berbaring, disinfectant kulit dan posisi meja
boleh semi-tegak 45 derajat
·
Pasang tourniquet
di tumit
·
Masukan
Butterfly needle ke vena superfisialis di dorsum pedis sedistal mungkin
·
Suntikan
kontras secara manual
·
Dengan
fluoroskopi dilakukan pemotretan
o
Kruris AP dan 30 derajat rotasi internal
o
Kruris
posisi lateral
o
Genu
AP dan lateral
o
Paha
AP
o
Pelvis AP, bila perlu ditambah dengan oblik
·
Pasca tindakan: elevasi tungkai dan di pijit. Cabut
jarum lalu di pasang Band-Aid
|
Penilaian
|
·
Seluruh vena dalam terlihat jelas
·
Vena superfisial tidak tervisualisasi
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 45-60 menit
|
Komplikasi
|
·
Bengkak
·
Phlebitis
|
Wewenang
|
Pokja radiologi intervensional
|
Unit Yang Mengerjakan
|
Pokja radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
Pocket
atlas of radiographic positioning
|
No comments:
Post a Comment