Tuesday 17 January 2012


TEKNIK RADIOGRAFI DENGAN BAHAN KONYTRAS

1. TEKNIK PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS

Pengertian
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
Tujuan
1.          Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2.          Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.          Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
Indikasi umum
1.       Hematemesis
2.       Melena
3.       Penurunan berat badan
4.       Anemia
5.       Nyeri epigastrium
6.       Gangguan pencernaan, khususnya diare
7.       Disfagia
8.       Muntah-muntah
Kontraindikasi
1.          Kelainan berupa adanya perforasi, ileus, tidak bisa menelan, kesadaran menurun.
2.          Hematemesis akut.
Prosedur Persiapan
Persiapan umum
1.       Mengurangi jumlah makanan
2.       Puasa 4 – 6 jam sebelum pemeriksaan tergantung pada       kondisi   dan umur.
3.       Tanpa laksan.
Prosedur Tindakan
1.      Foto "abdomen survey" bila diperlukan.
 Sekurang-kurangnya foto abdomen AP untuk mengetahui adanya tumor, ileus paralitika / sumbatan.
        2.    Test minum
Bila ada disfagi, beri minum air putih. Bila tidak bisa menelan, maka "barium meal" ditiadakan.
3.      Kesadaran menurun
 Tes kesadaran dan aktivitas kooperatif
Penilaian

Lama Tindakan
15 – 30 menit.
Komplikasi
1.          Aspirasi kontras.
2.          Kontras refluks ke nasofaring.
Wewenang
Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
Pokja Gastro.
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi
1.          Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.          Sutton, D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill Livingstone, 1993.

2. TEKNIK PEMERIKSAAN OESOFAGUS BAGIAN ATAS – BAWAH
Pengertian
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
Tujuan
1.       Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2.       Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.       Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
1.   Dikerjakan pada Ca. Oesofagus, striktur oesofagus dan    lain-lain.
2.    Post operatif anastomosis
-       Dimulai dengan barium encer dan barium kental
-       Dengan larutan kontras non-ionik, gastrografin, bila dikuatirkan adanya perforasi dan anastomosis bocor.
-        
Kontraindikasi
1.  Tidak bisa menelan, adanya perforasi, ileus, kesadaran menurun.
2.    Hematemesis akut.
Prosedur Persiapan
Sama dengan persiapan OMD(Oesophagus-Maag-Duodenum).
1.       Dilarang makan 6 jam sebelum pemeriksaan.
2.       Diperbolehkan minum sedikit saja.
3.       Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah    jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
4.       Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada) harap dibawa.

Prosedur Tindakan

Teknik
1. Kontras tunggal - barium encer
a.       Minum satu teguk barium encer / kontras non - ionik yang dilarutkan.
b.       Dilihat dengan fluoroskopi, adakah sumbatan, dilatasi, menyempit.
c.       Bila ada dilatasi saja dan dugaan adanya akhalasia, barium  encer boleh ditambah.
d.       Foto AP, lateral, oblik, di daerah khusus kardia.

2. Kontras tunggal - barium kental
  1. Bila ada penyempitan - jalannya kontras tidak   tersumbat.
  2. Foto oblik, lateral, AP.
  3. Barium boleh ditambah, buat foto lagi pada fase ekspirasi untuk mengisi oesofagus bagian distal.
  4. Buat foto seluruh oesofagus, film besar, AP, Lateral
Penilaian

Lama Tindakan
15 – 30 menit.
Komplikasi
Aspirasi kontras,  Kontras refluks ke nasofaring.
Wewenang
·         Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
·         Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
Pokja Gastro.

Dokumen Terkait

·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan

Referensi

1.          Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.          Sutton, D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill Livingstone, 1993.

3. TEKNIK PEMERIKSAAN LAMBUNG – DUODENUM
Pengertian
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
Tujuan
1.    Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2.    Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
3.    Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
1. Hematemesis, melena (dimana pendarahan sudah berhenti).
2. Penurunan berat badan.
3. Nyeri epigastrium.
4. Bayi dengan muntah-muntah.
5. Tumor-tumor lambung / diluar lambung.
Kontraindikasi
1. Adanya perforasi.
2. lleus.
3. Keadaan umum yang buruk.
4. Hal-hal lain yang mungkin memperburuk keadaan  penderita.
Prosedur Persiapan
Sama dengan persiapan OMD (Oesophagus-Maag-Duodenum).
§         Dilarang makan 6 jam sebelum pemeriksaan.
§         Diperbolehkan minum sedikit saja.
§         Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
§         Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada) harap dibawa.
Prosedur Tindakan
1. Kontras
    a.  Larutan barium sulfat dalam air 1 : 3 sampai 1:4
    b.  Larutan barium sulfat 120 – 200 W/V%
    c.  Larutan gastrografin, kontras non-ionik.
    d.  Kontras ganda terdiri dari larutan barium dan 
         udara atau gas.
2. Teknik
    Cara kontras tunggal
Pasien minum satu atau dua teguk kontras.
Ikuti dengan fluoroskopi sampai kontras menyebar dan menggambarkan mukosa lambung.
Buatlah satu "foto mukosa" dalam posisi telentang.
Minum habis satu gelas kontras itu.
Buatlah foto-foto sebagai berikut:
a.       Satu foto dalam Posisi tegak.
b.       Satu foto telentang (LAO dan RAO).
c.       Satu foto tengkurap (kontras kebanyakan "lari" ke antrum dan bulbus dan sisanya     menggambarkan mukosa fundus).
d.       Spot foto : di daerah yang dicurigai ada    kelainan dibuat beberapa spot foto dengan posisi yang berbeda dan dengan kompresi.

2.2. Cara kontras ganda
·         Diberikan dahulu spasmolitika 1 ampul intramuskuler, 15' sampai dengan 30' sebelum pemeriksaan atau bila diberikan intravena dapat langsung dilakukan pada saat pemeriksaan. Tujuannya adalah agar lambung dalam keadaan relaksasi dan dapat meregang dengan baik serta mengurangi peristaltik. Perhatikan kontra indikasi pemberian spasmolitika antara lain aritma, takikardia, glaukoma dan hipertrofi prostat, juga pada anak-anak tidak perlu diberikan spasmolitika.
·         Minum kontras barium lebih kurang 30 cc, buat foto dalam posisi tengkurap (prone) untuk melihat dinding anterior.
·         Pasien berdiri lagi, minum satu gelas kontras Barium dan masukan udara atau gas.
·         Udara dimasukan dengan menggunakan ”Nasogastric Tube" sekarang jarang dipakai.
·         Untuk gas dapat diberikan "gas effervescent" atau bila tidak ada dapat dipakai 1,5 gram atau 3 tablet Bicarbonas Natricus kemudian ditambahkan 1 sendok Asam Sitrat.
·         Foto-foto dibuat seperti kontras tunggal.

2.3. Lain-lain :
·         Foto lateral dibuat bila dijumpai adanya tumor intra abdomen.
·         Pada anak-anak umumnya dibuat dengan kontras tunggal, misalnya pada dugaan stenosis pilorus, dan kontras ganda pada polip dan gaster seperti pada "Gardner syndrome" dsb.
Penilaian

Lama Tindakan
16-30 menit
Komplikasi
1.       Aspirasi kontras.
2.       Kontras refluks ke nasofaring.
Wewenang
·         Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
·         Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
  Pokja Gastro.
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi
1.       Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.       Sutton, D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition.Chuchill Livingstone, 1993.

4. TEKNIK PEMERIKSAAN USUS HALUS
Pengertian
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
Tujuan
1.     Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter     spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
2.       Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan  dengan benar, teliti  dan aman.
3.       Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam    pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
1.       Anemia yang tidak diketahui sebabnya.
2.       Sakit perut yang tidak diketahui sebabnya.
3.       Tanda-tanda malabsorbsi.
4.       Berat badan menurun dan adanya keluhan pada saluran cerna.
Kontraindikasi
Obstruksi usus halus.
Prosedur Persiapan
Barium Follow Through.
-   Sama dengan lambung duodenum (puasa minimal 8  jam).
-   Jangan makan lemak.
Prosedur Tindakan
Teknik
1.    "Follow-through" (diminum)
Dapat dikerjakan bersama pemeriksaan lambung-duodenum. Foto-foto posisi terlentang dan lateral. Bila perlu berdiri atau kompresi. Dibuat dengan spot foto / "Bucky table". 
Foto : l/2 jam - 1 jam - 2 jam - 4 jam.
Prinsip : Kontras masuk sekum.
Waktu dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai keadaan.
2.       Dengan kateter ke duodenum (enteroclysis).
          Memasukkan kateter sampai duodenum.
Dimasukkan kontras dan udara.
Foto diambil dengan fluoroskopi atau seperti  5.1.
Penilaian

Lama Tindakan
1 jam sampai 4 jam (tergantung keadaan usus halus).
Komplikasi
1.    Perforasi usus halus.
2.    "Vagal reflex" karena distensi yang berlebihan atau terlalu cepat.
3.    Meteorismus.
Wewenang
·         Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
·         Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
Pokja Gastro.
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi
1.    Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.    Sutton, D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition. Chuchill Livingstone, 1993.


I.5. TEKNIK PEMERIKSAAN KOLON (Ba ENEMA)
Pengertian
Pemeriksaan Radiologi Konvensional dengan Kontras pada Saluran Cerna adalah pemeriksaan traktus digestivus dengan pemberian kontras intralumen untuk mengetahui keadaan anatomi radiologi organ tersebut, yang meliputi esofagus, lambung, duodenum, usus halus dan kolon.
Tujuan
·     Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
·         Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
·         Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
1.    Diare kronis,
2.    Hematoschezia.
Umum :
3.    Obstipasi kronis.
4.    Perubahan pola defekasi.

lndikasi-indikasi menurut klinis :
a.       Kolitis.
b.       Tumor kolon.
c.       Tumor intra abdominal di luar kolon.
d.       Kelainan kongenital, misal : Hirschprung.
e.       Invaginasi.
f.         Ileus obstruksi rendah, misalnya : volvulus.
g.       Hal-hal lain yang diperkirakan berasal dari     kolon.
Kontraindikasi
1.    Perforasi.
2.    Kolitis berat dimana dinding kolon menjadi sangat tipis dan ditakutkan perforasi, seperti NEC., Typhus dsb.
3.    Keadaan umum yang jelek.
4.    Ileus paralitik.
Prosedur Persiapan
1. Persiapan pada keadaan pasien :             
    1.1.   Obstipasi kronik.
 Minimal 2 hari sebelum pemeriksaan Kolon.
Makan yang mudah dicerna, lunak, tidak mengandung serat dan lemak. Minum banyak, diberi laksan dan dipuasakan.
    1.2.   Tanpa riwayat OBSTIPASI.
-                                Minimal I hari sebelum pemeriksaan makan makanan yang mudah dicerna, lunak tidak mengandung serat dan lemak, minum air biasa yang banyak dan sering.
Diberikan laksan kira-kira 8 - l2 iam sebelum pemeriksaan.
Puasa makan kira-kira 8 jam.
             Minum air tidak dibatasi.
                             Dengan riwayat Diare.                              
Seperti ad. 2. diatas tapi tidak digunakan  laksan.

2. Persiapan apabila pemeriksaan :
    A.  Colon in loop dilakukan pada pagi hari.
Pagi Hari( 1 hari sebelum pemeriksaan) makan makanan yang    lunak yang tidak mengandung serat dan lemak.
Antara pukul 12.00 – 16.00 minum garam inggris sebanyak 30 gram (dapat dibeli di apotik tanpa resep dokter). Cara minumnya, dicampur dengan air putih atau sirup setengah gelas, kemudian diminum sampai habis sesudah itu minum air putih beberapa gelas.
Pukul 19.00 makan terakhir seperti bubur dengan kecap. Dilarang makan sayur-sayuran, daging serta makanan yang keras.
Dari pukul 23.00 mulai puasa makan sampai saat pemeriksaan. Minum air tidak dibatasi.
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada) harap dibawa.
B. Coloon in loop dilakukan pada sore hari.
Pukul 08.00 pagi makan bubur dengan kecap
Tidak dibolehkan makan sayur-sayuran, daging serta makanan yang keras.
Pukul 10.00 pagi makan terakhir yaitu makan bubur dengan kecap
Pukul 11.00 siang minum garam inggris sebanyak 30 gram dicampur dengan air putih atau sirup setengah gelas, setelah itu minum air putih beberapa gelas.
Pukul 13.00 siang sudah harus puasa (tidak boleh makan, minum dan merokok) sampai pemeriksaan selesai.
Sebaiknya sudah berada di Instalasi Radiologi setengah jam lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan.
Surat pengantar dari dokter dan foto lama (bila ada) harap dibawa.

3. Laksan.
Jenis laksan yang digunakan sesuai dengan kondisi penderita.
3.1.Dengan riwayat obstipasi diberi laksan kuat / b   e r a t .
Seperti : - Castor oil.
               Garam Inggris.
                           Lemonade Purgative.
3.2.Dalam keadaan normal, dipergunakan laksan  tingan.
      Misalnya : - Laksadine dan Dulcolax
Prosedur Tindakan
Teknik
1. Teknik Kontras Tunggal.
Setelah kontras masuk ke rektum dan sigmoid, buat foto oblik atau lateral supaya rektum dan sigmoid tidak saling tumpang tindih.
Kontras kemudian dimasukkan terus sampai sekum, appendiks dan ileum terminal.
Dibuat foto besar (ikhtisar) post evakuasi.
Foto dengan KV tinggi dipergunakan untuk melihat kelainan intra luminal, misalnya : polip.
2. Kontras ganda.
Spasmolitika diberikan bila perlu saja. Misalnya bila penderita terlalu mulas atau untuk menilai indentasi bersifat fungsional atau patologis.
3. Fase pengisian : Kontras dimasukkan ke dalam        lumen, tergantung pada bentuk dan panjangnya kolon. Pada umumnya sampai pertengahan kolon Transversum. Dengan melakukan mobilisasi kontras masuk ke dalam kolon asendens sampai sekum.
4. Fase pelapisan : Kontras dalam lumen didiamkan selama lebih kurang 1 menit supaya dapat melapisi mukosa kolon.
5. Fase evakuasi : Kontras dikeluarkan melalui irigator ke dalam kantong dengan jalan merubah posisi penderita.
6. Fase pengembangan : Dilakukan pemompaan udara ke dalam kolon melalui irigator.
7. Fase pemotretan : Foto-foto dibuat tergantung pada kebutuhan, mulai dari Rekto-sigmoid. Supine, AP-LAT atau Oblik.
Penilaian

Lama Tindakan
30 menit sampai 45 menit.
Komplikasi
1.    Perforasi.
2.    "Vagal reflex" karena distensi yang berlebihan atau terlalu cepat.
3.    Meteorismus
Wewenang
·         Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
·         Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
Pokja Gastro.
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi
1.       Davis, M., Houston, J.D. : Fundamentals of Gastrointestinal Radiology. W.B. Saunders Company. 2002.
2.       Sutton, D. : Textbook of Radiology and Imaging, 5th Edition. Chuchill Livingstone, 1993.


7. TEKNIK PEMERIKSAAN KOLON (Ba ENEMA)
Pengertian
Pemeriksaan noninvasif endoluminal dan ekstraluminal kolon dan rectum dengan menggunakan  sinar X - Ray
.
Tujuan
·         Agar dapat digunakan sebagai pedoman dokter spesialis Radiologi, Radiografer dan perawat di Radiologi dalam menjalankan tugasnya.
·         Agar pemeriksaan Radiologi dapat dilaksanakan dengan benar, teliti dan aman.
·         Menghindari atau memperkecil kesalahan dalam pemeriksaan Radiologi.
Indikasi
·       Deteksi lesi polip atau lesi tumor 
·       Pasien yang mempunyai gejala konstipasi kronis, nyeri perut kronis ataupun  perdarahan gastrointestinal

Kontraindikasi
·       Perforasi
·       Pasien yang mempunyai faktor resiko tinggi    
    untuk terjadinya perforasi

Prosedur Persiapan
Dua hari sebelum pemeriksaan, pasien diharuskan untuk membersihkan kolon dari residu feses dengan cara :
    • Tiap malam hari pasien diberikan 10 mg dulcolax supositoria
    • Pada malam  hari sebelum hari pemeriksaan diikuti pemberian 5 mg dulcolax tablet
      Puasa 10 jam sebelum pemeriksaan

Prosedur Tindakan
  • Pasien sebelumnya diberikan injeksi buscopan 20 -40 mg IV bila tidak terdapat kontraindikasi seperti glaukoma, aritmia, obstruksi saluran kemih
    • Bila terdapat kontraindikasi, disarankan menggunakan glukagon IV
  • Pasien kemudian dibaringkan lateral dekubitus kiri untuk dipasang kateter rectum
  • Pemberian pompa udara diberikan sebanyak 30-40x ( 1- 2.5 l /min) atau sampai pasien merasa tidak nyaman pada daerah abdominal.
  • Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi supine dan prone (bila memungkinkan)
  • Penyuntikan kontras iodium dengan menggunakan injektor sebanyak 120 cc ( kec aliran 3 ml/dtk dengan fase delay 60-70 detik)  dilakukan setelah pemberian udara
  • Pengambilan gambar pasca kontras hanya di lakukan dengan posisi supine
  • Pencitraan dibuat dalam proyeksi aksial, koronal, oblik koronal, sagital dan  3D endoluminal ( mengunakan software flying through)

Penilaian
Intralumen usus, massa, irregularitas mukosa
Lama Tindakan
5 menit
Komplikasi
Perforasi
Wewenang
·         Pemeriksaan dilakukan oleh Radiografer.
·         Penilaian/Pembacaan dilakukan oleh ahli Radiologi.
Unit Yang Mengerjakan
Pokja Gastro.
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi


8. TEKNIK PEMERIKSAAN PLEBOGRAFI
Pengertian
Melakukan pemeriksaan radiografi dengan sinar-x untuk organ yang akan diperiksa
Tujuan
Melihat struktur vena-vena tungkai
Indikasi
DVT
Kontraindikasi
Hamil muda (relatif)
Prosedur Persiapan
·         Puasa 3 jam sebelum tindakan
·         Butterfly needle (19-21 gauge)
·         20 mL syringe dengan NaCl 0,9%
·         Tiga buah syringe 20 mL media kontras
·         Tourniquet 2-3 buah
·         Sponges, Band-Aids dan disinfectant
·         Melepaskan pakaian terutama bila ada yang terbuat dari logam dan  perhiasan
·         Ukuran film: 35 x 43 cm, dibagi 3
·         Fluoroskopi
Prosedur Tindakan
·         Pasien berbaring, disinfectant kulit dan posisi meja boleh semi-tegak 45 derajat
·         Pasang tourniquet  di tumit
·         Masukan Butterfly needle ke vena superfisialis di dorsum pedis sedistal mungkin
·         Suntikan kontras secara manual
·         Dengan fluoroskopi dilakukan pemotretan
o        Kruris AP dan 30 derajat rotasi internal
o        Kruris posisi lateral
o        Genu AP dan lateral
o        Paha AP
o        Pelvis AP, bila perlu ditambah dengan oblik
·         Pasca tindakan: elevasi tungkai dan di pijit. Cabut jarum lalu di pasang Band-Aid
Penilaian
·         Seluruh vena dalam terlihat jelas
·         Vena superfisial tidak tervisualisasi
Lama Tindakan
Sekitar 45-60 menit
Komplikasi
·         Bengkak
·         Phlebitis
Wewenang
Pokja radiologi intervensional
Unit Yang Mengerjakan
Pokja radiologi intervensional
Dokumen Terkait
·         Surat pengantar dari dokter / klinisi
·         Surat persetujuan tindakan
Referensi
Pocket atlas of radiographic positioning

No comments:

Post a Comment