Fisika Suara Dari Dr Enjun SpOG
 
 Suara merupakan suatu energi gelombang mekanis yang berupa getaran- 
getaran partikel yang berjalan melalui suatu media perantara, misalnya 
udara. Telinga manusia dapat mendengar suara bila gelombang suara 
tersebut mempunyai frekuensi 20–20.000 siklus per detik (Hertz). 
Gelombang suara yang datang akan menggetarkan gendang telinga kemudian 
impuls getaran tersebut dihantarkan ke indera dan pusat pendengaran.
 
 Ultrasound atau suara ultra adalah gelombang suara berfrekuensi lebih 
dari 20.000 Hz. Kebanyakan peralatan diagnostik dalam kedokteran memakai
 frekuensi 1–10 MHz (1 MHz = 1.000.000 siklus/detik). Gelombang suara 
yang melalui medium menyebabkan partikel yang ada di dalam medium 
bergerak maju mundur secara longitudinal sehingga terjadi pemadatan 
(kompresi) dan peregangan partikel yang berdekatan. Jarak antara dua 
kelompok partikel yang memadat dan meregang disebut panjang gelombang (λ
 = lamda).
 
 Panjang gelombang menentukan resolusi gambar USG. 
Makin pendek gelombang suara resolusinya makin baik. Saat ini, umumnya 
mesin USG yang ada memilikiλ antara 0,1–1,5 mm. Kecepatan suara 
ditentukan oleh kepadatan dan kompresibilitas media yang dilaluinya. 
Makin padat maka makin cepat kecepatan suaranya. Terdapat korelasi 
antara kecepatan suara (v = m/detik), frekuensi (f = Hertz), dan panjang
 gelombang (λ = meter) dengan rumus: v = f.λ Jaringan tubuh memiliki 
kecepatan suara yang berbeda-beda, misalnya udara 330 m/detik, lemak 
1500 m/detik, air 1495 m/detik, otot 1545–1630 m/detik, jaringan lunak 
1460–1615 m/detik, dan tulang 2700–4100 m/detik. Tulang
 Agenda bahasan pada bab Fisika Dasar terdiri dari :
 •
 Fisika suara
 •
 Transduser
 •
 Interaksi suara dengan jaringan
 •
 Keamanan pemeriksaan USG
 •
 Tampilan gambar
 •
 Artefak
 2
 memiliki kecepatan hantaran gelombang suara tertinggi karena merupakan
 jaringan tubuh yang paling padat.
 
 Selain itu, perlu diperhatikan intensitas suara. Hal ini berkaitan 
dengan keamanan pemakaian USG. Intensitas suara adalah kekuatan suara 
per luas daerah tertentu (watt/cm2). Intensitas suara yang dipergunakan 
di kedokteran sangat kecil (milliwatt/cm2) dan biasanya tidak ditulis 
dalam bentuk absolut, tetapi dalam bentuk rasio (nisbah) dari dua 
intensitas suara, terutama dalam bentuk logaritmanya (dB). Makin tinggi 
intensitas suara yang dipergunakan, makin besar paparan energi yang 
diterima oleh sel, dan makin berbahaya bagi sel atau jaringan tersebut.
 Gambar 2.1. Gelombang suara (λ )
 Transduser
 
 Transduser merupakan bagian terpenting dari peralatan USG karena dari 
alat ini suara ultra dihasilkan melalui zat yang bersifatpiezoelectric. 
Suatu benda dikatakan mempunyai sifatpiezoelectric apabila ketika 
bergetar akan menghasilkan listrik. Bila benda tersebut diberi aliran 
listrik kemudian bergetar maka disebut bersifat piezoelectric terbalik.
 
 Suatu kristal alami yang disebutquartz mempunyai sifatpiezoelectric dan
 pertama kali dipergunakan untuk menghasilkan suara ultra. Saat 
iniquartz telah digantikan oleh keramik sintetik, misalnyabarium 
titanate dan lead zirconate
 titanate yang mempunyai kemampuan bergetar lebih baik dari quartz.
 
 Di dalam sebuah transduser bisa terdapat lebih dari 64 buah elemen 
kristal piezo (tebalnya kurang dari 1 mm) yang tersusun berderet-deret. 
Elemen tersebut berfungsi menghasilkan getaran suara-ultra dan menangkap
 getaran gema suara yang kembali yang kemudian diubah menjadi impuls 
listrik dan diubah ke dalam bentuk gambar di layar monitor. Bentuk 
penjejak yang paling sering dijumpai dalam bidang diagnostik suara-ultra
 adalah yang yang memiliki eleman ganda (multi-element transducer array)
 yang sanggup menghasilkan gambar USGreal-time. Alat untuk melakukan 
pemeriksaan USG yang langsung bersentuhan dengan tubuh pasien adalah 
transduser dan tersedia di pasaran dalam bentuklinear,kurvilinear, 
atausektor.
 Dalam bidang obstetri dan ginekologi,transduser yang sering dipergunakan
 adalah bentuk kurvilinear dan bulat atau sektor (untuk pemeriksaan
 3
 
 transvaginal). Bentuklinear masih dapat dipergunakan untuk USG obstetri
 dengan kehamilan di atas 12 minggu.Transduser transrektal hanya 
dipergunakan pada keadaan tertentu. Contoh transduserkurvilinear dapat 
dilihat pada Gambar 2.2
 Gambar 2.2. Transduser Philips kurvilinear 2D dan 3D
 (Sumber : RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad)
 Interaksi Suara dengan Jaringan
 
 Gelombang suara yang melalui jaringan akan mengalami interaksi sehingga
 terjadi atenuasi (pelemahan intensitas suara) yang disebabkan oleh 
adanya pembiasan/penyimpangan berkas suara (divergensi), penyerapan 
energi suara (absorbsi), dan pantulan suara (defleksi). Energi yang 
diserap oleh jaringan akan menyebabkan peningkatan suhu jaringan. Makin 
tinggi frekuensi suara makin besar absorbsinya, makin banyak energi yang
 diserap jaringan makin sedikit suara yang dapat diteruskan. Oleh karena
 itu, untuk melihat organ tubuh yang terletak jauh dari transduser, 
diperlukan peralatan USG dengan frekuensi kurang dari 3 MHz, sedangkan 
untuk organ superfisial dipakai transduser dengan frekuensi tinggi, 
misalnya 7–10 Mhz.
 
 Jumlah gelombang suara yang diabsorbsi juga 
tergantung pada kepadatan dan kekakuan jaringan yang dilewati. Makin 
padat dan kaku jaringan yang dilewati makin besar absorbsinya, misalnya 
tulang menyerap suara kira-kira 10 kali lebih besar dibanding jaringan 
lunak.
 4
 Pantulan gelombang suara dapat berupascattering ataureflection.
 Scattering terjadi bila dimensi permukaan medium yang dikenai berukuran sama
 
 besar atau lebih kecil dari panjang gelombang suara yang datang yang 
kemudian suara akan dipantulkan ke berbagai arah.Reflection terjadi bila
 dimensi permukaan medium yang dikenai lebih besar dari panjang 
gelombang suara yang datang.
 
 Selain itu, bila suatu gelombang 
suara mengenai batas antara dua media maka sebagian dari gema suara 
tersebut akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan/dibiaskan. 
Besarnya gema suara yang dipantulkan tergantung pada perbedaan acoustic 
impedances dari kedua medium tersebut.Acoustic
 impedance adalah tahanan yang diberikan oleh suatu jaringan terhadap suara
 yang melewatinya.
 Acoustic impedance (z) tergantung pada densitas (p) dan kecepatan
 suara (v) sehingga diperoleh rumus: z = p.v. Makin besar perbedaanacoustic
 impedance dua buah jaringan yang dilewati gema suara maka makin banyak
 
 suara yang dipantulkan. Udara mempunyai nilai z : 0,00004 (sangat 
kecil), dibandingkan jaringan lemak (z : 1,63), otot (z : 1,70) atau 
tulang (z : 7,80). Akibatnya hampir semua gema suara dari dan ke 
jaringan tertentu yang melewati udara akan dipantulkan sehingga hanya 
sedikit sekali gema suara yang akan diteruskan.
 
 Agar gambar 
yang tampak pada layar monitor menjadi jelas, gelombang suara yang 
dipantulkan harus makin sedikit. Ada beberapa cara untuk mengurangi 
pantulan suara. Salah satu caranya dengan memberikan bahan perangkai 
(coupling agent), misalnya jeli atauaquasonic di antara permukaan kulit 
dan transduser. Cara-cara yang lain adalah membuat kandung kemih terisi 
cukup penuh sehingga kandung kemih tersebut berfungsi sebagai jendela 
akustik (acoustic window) untuk melihat organ pelvik di bawahnya atau 
dengan cara menggerakkan/mengubah posisi transduser agar tidak melewati 
gelembung udara yang berada di dalam usus atau tulang yang menghalangi 
organ atau jaringan di bawahnya.
 Keamanan Pemeriksaan USG
 Gelombang suara ultra yang dipergunakan dalam bidang diagnostik kedokteran
 memiliki energi yang sangat kecil ( kurang dari 20 milliwatt per sentimeter
 persegi) sehingga sampai kini tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa
 
 gelombang suara ultra tersebut berbahaya bagi janin. Meskipun demikian,
 ada prinsip umum yang harus diikuti yaitu lakukan pemeriksaan sesuai 
dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dimana pemeriksa sudah 
kompeten didalam pemeriksaan USG.
 AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine) memberikan panduan
 dalam melakukan pemeriksaan USG diagnostik dan menyatakan bahwaUSG
 aman dipergunakan dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi oleh mereka
 yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai (kompeten).
 
 Meskipun alat ini aman, tetapi seorang Sonografer atau Sonologist 
haruslah orang yang berkompetensi dalam bidang pencitraan ini, artinya 
yang bersangkutan telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang 
memadai
 
 Pantulan gelombang suara dapat berupascattering ataureflection.
 Scattering terjadi bila dimensi permukaan medium yang dikenai berukuran sama
 
 besar atau lebih kecil dari panjang gelombang suara yang datang yang 
kemudian suara akan dipantulkan ke berbagai arah.Reflection terjadi bila
 dimensi permukaan medium yang dikenai lebih besar dari panjang 
gelombang suara yang datang.
 
 Selain itu, bila suatu gelombang 
suara mengenai batas antara dua media maka sebagian dari gema suara 
tersebut akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan/dibiaskan. 
Besarnya gema suara yang dipantulkan tergantung pada perbedaan acoustic 
impedances dari kedua medium tersebut.Acoustic
 impedance adalah tahanan yang diberikan oleh suatu jaringan terhadap suara
 yang melewatinya.
 Acoustic impedance (z) tergantung pada densitas (p) dan kecepatan
 suara (v) sehingga diperoleh rumus: z = p.v. Makin besar perbedaanacoustic
 impedance dua buah jaringan yang dilewati gema suara maka makin banyak
 
 suara yang dipantulkan. Udara mempunyai nilai z : 0,00004 (sangat 
kecil), dibandingkan jaringan lemak (z : 1,63), otot (z : 1,70) atau 
tulang (z : 7,80). Akibatnya hampir semua gema suara dari dan ke 
jaringan tertentu yang melewati udara akan dipantulkan sehingga hanya 
sedikit sekali gema suara yang akan diteruskan.
 
 Agar gambar 
yang tampak pada layar monitor menjadi jelas, gelombang suara yang 
dipantulkan harus makin sedikit. Ada beberapa cara untuk mengurangi 
pantulan suara. Salah satu caranya dengan memberikan bahan perangkai 
(coupling agent), misalnya jeli atauaquasonic di antara permukaan kulit 
dan transduser. Cara-cara yang lain adalah membuat kandung kemih terisi 
cukup penuh sehingga kandung kemih tersebut berfungsi sebagai jendela 
akustik (acoustic window) untuk melihat organ pelvik di bawahnya atau 
dengan cara menggerakkan/mengubah posisi transduser agar tidak melewati 
gelembung udara yang berada di dalam usus atau tulang yang menghalangi 
organ atau jaringan di bawahnya.
 Keamanan Pemeriksaan USG
 Gelombang suara ultra yang dipergunakan dalam bidang diagnostik kedokteran
 memiliki energi yang sangat kecil ( kurang dari 20 milliwatt per sentimeter
 persegi) sehingga sampai kini tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa
 
 gelombang suara ultra tersebut berbahaya bagi janin. Meskipun demikian,
 ada prinsip umum yang harus diikuti yaitu lakukan pemeriksaan sesuai 
dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dimana pemeriksa sudah 
kompeten didalam pemeriksaan USG.
 AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine) memberikan panduan
 dalam melakukan pemeriksaan USG diagnostik dan menyatakan bahwaUSG
 aman dipergunakan dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi oleh mereka
 yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai (kompeten).
 
 Meskipun alat ini aman, tetapi seorang Sonografer atau Sonologist 
haruslah orang yang berkompetensi dalam bidang pencitraan ini, artinya 
yang bersangkutan telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang 
memadai
 5
 dalam melakukan pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi dan dibuktikan
 dengan Sertifikat Kompetensi yang dimilikinya.
 
 Pendidikan dan pelatihan USG perlu dilakukan secara berkala dan 
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan, 
keterampilan dan etika, mencegah malpraktek, dan melindungi pasien dari 
oknum-oknum yang tidak berkompeten dalam pemeriksaan USG. Pada tabel 
2.1. di bawah ini dicantumkan beberapa hasil penelitian mengenai 
kemungkinan dampak negatif pemeriksaan USG terhadap janin.
 Tabel 2.1. Penelitian Pengaruh USG Terhadap Janin Intra Uteri
 Peneliti
 Tipe
 Penelitian
 Jumlah Peserta
 Hasil Penelitian
 Bernstine
 (1969)
 Retrospektif
 720 neonatus terpapar
 Doppler in utero
 Tidak
 terdapat
 perbedaan
 bermakna kejadian anomali.
 Hellman dkk
 (1970)
 Retrospektif
 1114 janin
 Angka kejadian anomali 2,7%
 Serr
 dkk
 (1971)
 Retrospektif
 150 neonatus
 Tidak
 terdapat
 perbedaan
 kejadian anomali
 Falus
 dkk
 (1972)
 Retrospektif
 171 neonatus
 Tidak
 terdapat
 perbedaan
 bermakna
 
 gangguan perkembangan anak usia 6 bulan hingga 3 tahun
 Scheidt dkk
 (1978)
 
 Retrospektif
 dan
 pengamatan
 lanjut
 
 297 USG dan amnio- sentesis; 661 amnio- sentesis; 949 tanpa pemeriksaan
 Abnormalitas
 
 reflek mencengkram dan tonus leher; tidak ada perbedaan pada 122 orang lainnya
 Kinnier-
 Wilson dan
 Waterhause
 (1984)
 Retrospektif
 
 1731 ibu yang memiliki anak meninggal karena kanker; 1731 orang kelompok kontrol.
 Tidak
 terdapat
 perbedaan
 terhadap paparan USG.
 Cartwright
 dkk (1984)
 Retrospektif
 
 555 anak penderita kanker; 1110 orang kelompok kontrol
 
 Tidak ada perbedaan bermakna risiko terkena kanker akibat paparan USG
 Bakketeig
 dkk (1984)
 Retrospektif
 510 USG; 499 kontrol
 Tidak ada efek samping biologis
 jangka pendek
 Stark
 dkk
 (1984)
 
 Retrospektif
 dan
 pengamatan
 lanjut
 425 USG; 381 kontrol
 
 Risiko disleksia meningkat, tetapi risiko kelainan neurologi lainnya tidak berbeda.
 Lyons
 dkk
 (1988)
 
 Retrospektif
 dan
 pengamatan
 lanjut
 
 149 keturunan dengan jenis kelamin sama; 1 terpapar,
 1
 tidak
 terpapar
 Tidak
 terdapat
 
 perbedaan pertumbuhan saat lahir dan pada usia 6 tahun
 Sumber : Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X, et al. The Safety of Obstetric Ultrasonography
 : concern for the fetus. Obstet Gynecol. 1990;76:139-146.
 6
 
 Meskipun berbagai penelitian menyatakan bahwa pemeriksaan USG aman bagi
 janin (lihat Tabel 2.1), indikasi medis yang jelas tetap merupakan 
suatu keharusan yang harus ditaati oleh setiap pemeriksa. Selain 
pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi, seorang sonografer atau 
sonologist harus juga mengenali
 artefak yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan USG. Artefak tersebut dapat
 membuat salah interpretasi atau menyulitkan dalam penegakkan suatu diagnosis
 sonografis.
 Tampilan Gambar
 
 Peralatan utama pada mesin USG terdiri dari layar monitor, pusat 
pengolahan data utama (CPU : central processing unit) dan bidai untuk 
memasukkan perintah (keyboard). Tampilan gambar pada layar monitor dapat
 berupa ampiltudo (A),brightness (B),time-motion (T-M), dan Doppler. 
Tampilan Amplitudo saat ini sudah tidak dipergunakan lagi dalam bidang 
obstetri ginekologi. Tampilanbrightness saat ini sudah merupakan 
gambaran yang nyata (real-time), artinya yang kita lihat adalah yang 
juga sedang diperiksa, misalnya pada waktu janin bergerak, maka pada 
saat yang sama kita juga dapat melihat pada layar monitor bayi yang 
sedang bergerak.
 Gambar 2.3. Gambaran profil wajah janin pada tampilan B-mode.
 Pada gambar ini dapat diamati pergerakan kepala atau mulut janin
 
 Pada pemeriksaantime-motion atau lebih sering disebut “M-mode” dapat 
dilihat suatu grafik pergerakan yang berhubungan dengan keteraturan dan 
satuan waktu, misalnya dari pergerakan katup jantung dapat diukur berapa
 frekuensi denyut jantung janin dalam satu menit dan dapat dilihat 
apakah teratur atau tidak. Selain itu, dapat juga diukur ketebalan 
dinding jantung janin, serta patologi yang ada pada jantung dan daerah 
sekitarnya.
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment