PEMERIKSAAN
RADIOLOGI INTERVENSIONAL
PERSIAPAN ANGIOGRAFI
Pengertian
|
Melakukan persiapan angiografi baik untuk diagnosis
ataupun terapi
|
Tujuan
|
Mengetahui
persiapan, indikasi dan kontra indikasi pada pasien-pasien yang akan
dilakukan angiografi
|
Indikasi
|
·
Diagnosis
penyakit vaskular primer
·
Diagnosis
dan Lokasi tumor vaskuler
·
Tindakan
sebelum operasi
·
Diagnosis
dan terapi komplikasi
·
Prosedur
endovaskular dalam radiologi intervensional
|
Kontraindikasi
|
Absolut : pasien tidak stabil, misalnya sepsis
Relatif :
|
Prosedur
Persiapan
|
·
Tempat perawatan sebelum dan sesudah tindakan
·
Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan radiologi
sebelumnya
·
Izin tindakan medik
·
Laboratorium : Hb, Ht, leukosit, trombosit, masa
perdarahan, masa pembekuan, ureum dan kreatinin
·
Puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan
·
Infus D5½%, 150 ml/jam
·
Premedikasi (bila perlu) : diazepam 10 mg, oral
·
Kosongkan kandung kemih atau pasang kateter urin
·
Identitas pasien dan catatan rekam medis lengkap
·
Pulsasi a.femoralis atau a.brakialis
·
Mencukur rambut pubis
·
Antibiotik pra dan pasca prosedur
Obat-obatan :
·
Heparinisasi : stop 4 jam, PTT 1,2 x kontrol. Mulai lagi
setelah prosedur = 6 - 12 jam. Dapat diberikan protamine sulfat dengan dosis
100 berbanding 1
·
Warparin : stop 1-2 hari, beri FFP atau Vitamin K
(25-50mg, IM) sampai PT = 15 detik
·
Aspirin : fungsi agregasi trombosit mencapai normal
dalam 3-10 hari
·
Trombosit = 75.000/ml, jika < 75.000 beri dahulu
trasfusi FFP sebanyak 10 kantong. Jika antara 75.000 - 100.000 berikan
transfusi selama tindakan
·
IDDM: insulin pada pagi hari ½ dosis. Infus D5% tetesan
emergensi. Pada tengah hari berikan makanan oral dan insulin awal
·
Gagal ginjal : kontras yang diberikan maksimum 5
ml/KgBB dibagi kreatinin serum
·
Infeksi menular : hepatitis, HIV
·
Demam : berikan antibiotik dan antipiretik
·
Hipertensi : berikan obat sebelumnya agar terkontrol
·
Alergi
: berikan antihistamin atau kortikosteroid
Hal yang perlu
diperhatikan :
·
Untuk sedasi dan analgetik : Midazolam dan Fentanyl
·
Usia tua : kurangi dosis kontras sampai 50%
·
Penyakit serebrovaskuler dan jantung koroner : hindari
obat-obatan penurun tekanan darah cepat dan cardiac output
·
Penyakit Hati : hindari barbiturat dan kurangi dosis
sedatif dan analgesik
·
Feokromositoma dengan tekanan darah labil pakai Dibenzyline
4 x 10 mg, oral selama 1 minggu sebelumnya
·
Phentolamine untuk krisis hipertensi
·
Konsul ahli anastesi
·
Multipel mieloma : hidrasi cairan harus baik
·
Sickle Cell Anemia dan polisitemia vera
: dapat terjadi komplikasi angiografi berupa tromboemboli
|
Prosedur
Tindakan
|
Sama
dengan prosedur persiapan
|
Penilaian
|
Pasien
yang akan dikerjakan angiografi sesuai dengan criteria yang sudah disebutkan
diatas
|
Lama
Tindakan
|
Tergantung keadaan pasien. Persiapan
dilakukan satu hari sebelum pemeriksaan angiografi ( pasen hrs rawat nginap )
|
Komplikasi
|
Dapat timbul sesuai keadaan atau
penyakit pasien.
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
1. Krishna Kandarpa, John E. Aruny: Handbook of
Interventional Radiologic Procedures. 2 ed.; Litlle, Brown and Company, 1996
2. Ray Dyer: Basic Vascular and Interventional
Radiology. Churchill Livingstone, 1993
|
1. TEKNIK PEMERIKSAAN AORTOGRAFI TORAKALIS
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan pembuluh darah aorta thorakalis.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Trauma
aorta
·
Aneurisma
disekting atau aterosklerosis
·
Emboli “steal phenomenon”
|
Alat
|
·
Akses femoralis : kateter Pigtail diameter 6 Fr,
panjang 90 cm
·
Akses brakialis : kateter pigtail 5 Fr, 60 cm
Giudewire
standard, diameter 0,030 inch, bentuk “J”
|
Pemberian
kontras
|
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 25-30 ml/det,
volume total 60-80 ml
Pemasukan kontras biasa secara manual atau dengan
menggunakan automatic injector
|
Prosedur
|
Memasukan kateter
pigtail harus selalu dengan tuntunan guidewire, dengan bantuan fluoroscopy lalu
ujung kateter diletakan sedikit diatas katup aorta (aorta asendens), posisi
35-450 RPO (bila perlu ditambah posisi AP atau LPO)
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama
Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit
Yang Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen
Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
2. TEKNIK PEMERIKSAAN AORTOGRAFI ABDOMINALIS
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan pembuluh darah aorta abdominalis.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Penyakit oklusi vaskuler
·
Persiapan kateterisasi selektif
·
Pemetaan aneurisma
·
Persiapan pembedahan intraabdomen (revaskularisasi
aorta-ekstermitas)
|
Alat
|
Kateter pigtail 5 Fr, 60 cm
Guidewire standar
|
Pemberian kontras
|
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 15-25 ml/det,
volume total 45-80 ml
|
Prosedur
|
Dengan tuntunan
guidewire dan teknik fluoroscaopy ujung kateter diletakan sedikit diatas
trunkus celiacus (vertebra torakal 12), posisi AP dan lateral
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
3.TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI CELIACUS
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah arteri seliakus.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Tumor
viseral
·
Perdarahan
saluran cerna atas
·
Prabedah
pirai porto-vena
|
Alat
|
Kateter RC1 atau Cobra atau Yashiro, 5 Fr, 65 cm
|
Pemberian kontras
|
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 6-10 ml/det,
volume total 36-60 ml.
Alat-alat proteksi radiasi berupa Apron, Gogle, thyroid
shield.
|
Prosedur
|
Dengan bantuan
teknik fluoroscopy ,ujung kateter dimasukan sampai setinggi T12-L1, lalu
ujungnya diarahkan ke anterior kemudian diturunkan perlahan-lahan sampai
terasa tersangkut di pangkal trunkus celiacus, untuk meyakini bila perlu
dilakukan tes dengan menyuntikan kontras 1-2 ml.
Posisi AP dengan vertebra di garis tengah dan batas
atas diafragma kanan terlihat.
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam, Tiap selang waktu 5 menit tekan tombol reset agar fluoroscopy berlanjut terus sampai
pemeriksaan selesai.
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
Selesai pemeriksaan pasen di tempatkan di ruang Recovery room sampai
dipastikan tidak terjadi efek samping, yg selanjutnya pasen di bawa kembali
ke ruang dimana pasen dirawat
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
4. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI HEPATIKA
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah arteri hepatica.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Pemetaan
vaskuler prabedah : hepatoma, transplantasi
·
TAI (transarterial infusion) dan TAE (transarterial
embolization)
·
Hipertensi
porta
·
Arteritis, aneurisma, trauma dan hemobilia
|
Alat
|
·
Kateter
RC atau Cobra. Rosch hepatic atau Simmon
·
Glidewire
·
Microcatheter
3 Fr atau SP catheter (Terumo).
·
Bahan
kontras Non Ionik, lydocain untuk anestesi local shirynx, albocath, Heparin
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml
·
Dari a.hepatica komunis : 6-8 ml/det, volume total
30-40 ml
·
Dari a.hepatica propria : 4-5 ml/det, volume total
25-30 ml
·
Atau injeksi 5-10 ml dengan tangan (tanpa alat
injector), terutama bila memakai microcatheter
|
Prosedur
|
·
Teknik
fluoroscopy digunakan untuk membantu melihat jalannya cateter dan bahan
kotras.
·
Terlebih
dahulu melakukan arteriografi celiacus untuk pemetaan a.hepatika
·
Memasukan
glidewire melewati kateter di celiacus, lalu diarahkan selektif ke a.hepatica
komunis atau a.hepatica propria (tergantung kebutuhan), kemudian kateter
dimasukan secara perlahan-lahan sampai maksimal (jangan dipaksa karena bisa
berakibat robekan/disekting pada endotel), bila tidak berhasil glidewire
dikeluarkan diganti dengan microcatheter (SP catheter, Terumo)
·
Posisi
AP dengan abdomen kwadran kanan atas terlihat (termasuk batas atas diafragma
dan batas bawah hepar), dapat ditambah posisi oblik bila terdapat super
posisi dengan organ lain
·
Arteriografi mesentrika superior harus dikerjakan
karena sebanyak 18,5% a.hepatika dapat berasal dari arteri tersebut
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing.
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
5. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI RENALIS
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah arteri renalis.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Hipertensi
renovaskuler
·
Fistel
arteriovena (AVF)
·
Tumor
·
Trauma
·
Transplantasi
ginjal
|
Alat
|
Cobra 5 Fr
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 4-7 ml/det,
volume total 10-21 ml
·
5 ml
dengan tangan
|
Prosedur
|
·
Terlebih
dahulu melakukan aortografi abdominal sebelum memasukan kateter secara
selektif ke a.renalis kanan dan kiri karena a.renalis dapat multiple (25%)
dan kelainan dipangkal a.renalis dapat terdeteksi
·
A.renalis kanan umumnya setinggi L1 dan a.renalis kiri
sedikit dibawahnya
·
Posisi
AP dan posterior oblik, bila perlu dengan magnifikasi (pembesaran)
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
6. TEKNIKPEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI
MESENTERIKA SUPERIOR
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah arteri mesenterika
superior.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Perdarahan saluran cerna: divertikel, AVM,
angiodisplasia (perdarahan diatas 0,5 ml/menit baru terdeteksi)
·
Tumor
·
Trombosis
·
Portografi indirek (untuk mengevaluasi vena porta)
|
Alat
|
Cobra 5 Fr
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 5-8 ml/det,
volume total 36-60 ml
·
5-10
ml dengan tangan
|
Prosedur
|
·
Lokasi
a.mesenterika superior terletak 1 cm dibawah celiacus atau setinggi T12-L1
·
Posisi
sedikit RPO (10-15) berguna untuk portografi (pangkal v.porta akan terlihat
lebih jelas tanpa superposisi dengan verterbra dan karena pengaruh grafitasi,
kontras lebih banyak ke v.porta). Bila perlu dapat diberikan Tolazoline, 25
mg, diencerkan dalam 10 ml NaCl 0,9% lalu disuntikan secara selektif
intraarterial dan ditunggu selama 45 detik sebelum dilakukan angiografi
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
7. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI
MESENTERIKA INFERIOR
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah mesenterika
interior.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Perdarahan
saluran cerna bawah
·
Iskemi
usus (emboli atau trombosis arteri/vena)
|
Alat
|
Guide wire Cobra
5 Fr
Peralatan
proteksi radiasi
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi Yodium 350 mg I/ml, dosis 3-5 ml/det,
volume total 9-15 ml
·
5-10
ml dengan tangan
|
Prosedur
|
·
Lokasi a.mesenterika inferior setinggi L2 atau di
pedikel L3
·
Posisi AP (pertama harus diambil pada regio rectum
dan kedua pada flexura lienalis)
·
Untuk menghindari superposisi, perlu dipasang kateter
di kandung kemih agar kontras di dalamnya dapat dikeluarkan
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
8. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI PELVIS
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh darah pelvis.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Aneurisma, AVM
·
Atherocclusive vascular disease
·
Trauma
·
Tumor
·
Impotensi
vaskuler
|
Alat
|
·
Pigtail 5 Fr
·
Selektif kontralateral: Cobra, 5 Fr
·
Selektif ipsilateral: Cobra 2 atau reverse-curve
(Simmons 2), 5 Fr
·
Peralatan proteksi, Heparin, Lydocain (anestesi
l;okal)
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi
Yodium 300 mg I/ml
·
Posisi aorta: dosis 12-15 ml/det, volume total 36-45
ml
·
Posisi untuk selektif a.iliaca: 4-6 ml/det, total
16-36 ml
|
Prosedur
|
·
Dengan
penuntun guidewire kateter pigtail dimasukan, lalu diletakan pada 3-4 cm
diatas bifurkasio aorta
·
Posisi AP ditambah posisi oblik
·
Bila perlu dapat dilakukan selektif ke arteri iliaka
interna
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
9. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI
EKSTREMITAS SUPERIOR DAN MANUS
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan pembuluh darah ekstremitas superior dan manus.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Tromboemboli
·
Subclavian
steal
·
Thoracic
outlet syndrome
·
Tumor
·
Aneurisma,
AVM, AVF
|
Alat
|
·
Headhunter
5 Fr, panjang 110 cm
|
Pemberian kontras
|
·
Konsentrasi
Yodium 300 mg I/ml
·
Injeksi pada a.subklavia : 6-10 ml/det, volume total
18-30 ml
·
Injeksi pada a.brakialis : 3-6 ml/det, volume total
12-24 ml
·
Untuk
manus : 4-5 ml/det, volume total 20 ml
·
Atau secara praktis semuanya sekitar 5-10 ml dengan
tangan
|
Prosedur
|
·
Masukan
kateter sampai a.subklavia (bila perlu dengan tuntunan guidewire)
·
Posisi AP untuk a.subklavia dan aksilaris. Posisi 15-20
kaudal untuk a.brakialis proksimal
·
Untuk mendeteksi thoracic outlet syndrome diperlukan
posisi aduksi dan abduksi
·
Posisi lengan abduksi 60-90 dan manus dalam posisi
supinasi. Posisi lanjutan: pronasi manus dan rotasi internal humerus
·
Untuk manus ujung kateter diletakan di a.brakialis
distal (sedikit diatas siku). Bila perlu diberikan Tolazolin 25 mg,
intra-arteri, ditunggu 30 detik. Posisi AP dengan manus supinasi dan
posisi kedua, manus sedikit pronasi
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
10. TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI
EKSTREMITAS INFERIOR BILATERAL
Pengertian
|
Melakukan
pemeriksaan pembuluh darah ekstremitas inferior bilateral.
|
Tujuan
|
Menggambarkan anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan
diatas
|
Indikasi
|
·
Aterosklerosis
·
Trombosis
·
Emboli
·
Trauma
·
Tumor
|
Alat
|
Guide wire Pigtail
5 Fr, 60 cm
Bahan kontras,
Heparin, sirynx
Pealatan proteksi
radiasi
|
Pemberian kontras
|
Konsentrasi Yodium 300 mg I/ml, 8-10 ml/det, 60-100 ml
|
Prosedur
|
·
Akses
disarankan dari a.brakialis (disarankan kiri), untuk memberikan opasitas yang
seimbang
·
Stepping
table:
·
Semua pengambilan gambar dilakukan dengan system camera
dan sytem storage berupa hard disk yang memungkinkan gambar dapat di
tampilkan kembali.
·
System Film Format untuk mencetak gambaran radiografi
pada film laser imaging, yang diproses secara dray prosessing
|
Penilaian
|
Pembuluh darah
yang diperiksa dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2 jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja
radiologi Intervensional
|
Unit Yang
Mengerjakan
|
Pokja
radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
No comments:
Post a Comment