Tuesday 10 September 2013

Perhitungan eGFR

Pada praktek klinis sehari-hari komponen ekskresi dari fungsi ginal biasanya dinilai dengan menggunakan kadar kreatinin serum. Kreatinin serum sering juga digunakan untuk menilai laju filtrasi glomerulus. Produksi kreatinin berhubungan dengan massa otot, bila massa otot berkurang maka kreatinin serum akan rendah sehingga laboratorium sering memberikan nilai normal kreatinin dalam bentuk interval dan hal ini sering memberi petunjuk yang salah untuk menilai fungsi ginjal. Kelemahan kreatinin dalam memperkirakan LFG disebabkan oleh hal-hal di bawah ini :
  1. Berhubungan dengan massa otot. Massa otot rendah maka LFG lebih tinggi dari aslinya.
  2. Korelasi negative dengan LFG, tidak sensitif pada penurunan LFG awal.
  3. Kreatinin disekresikan juga oleh tubulus. Pada nilai rendah LFG lebih tinggi dari aslinya.
  4. Ekskresi ekstrarenal. Pada nilai rendah LFG lebih tinggi dari aslinya.
  5. Konsumsi daging terutama dikukus. LFG tampak lebih rendah dari aslinya.
  6. Pengaruh chromogen saat pengukuran. LFG tampak lebih rendah dari aslinya.
  7. Kreatinin serum sering dianggap stabil . Tidak sensitif untuk perubahan yang cepat dari fungsi ginjal.
  8. Konsumsi obat seperti cimetidine dan trimetoprim menghambat sekresi kreatinin oleh tubulus. Peningkatan kreatinin serum membuat LFG tampak lebih rendah dari aslinya.
Formula MDRD untuk memperkirakan LFG
Pengukuran LFG standar memerlukan waktu yang lama dan biaya tinggi sehingga tidak praktis untuk pemeriksaan rutin. Berbagai formula untuk menilai LFG sudah divalidasi secara luas, terakhir formula dari MDRD dianggap lebih baik dari klirens kreatinin yang dihitung dari bahan urine 24 jam maupun formula dari Cockcroft-Gault (CG). Formula untuk memprediksi nilai LFG disebut sebagai eGFR (estimated GFR) untuk membedakannya dari measured GFR. Formula MDRD ini membutuhkan data umur, jenis kelamin, ras dan kadar kreatinin serum. Data-data ini biasanya diminta oleh laboratorium bila dilakukan pemeriksaan kreatinin, sehingga ini memudahkan memprediksi GFR dibandingkan CG yang membutuhkan data berat badan.
Pemeriksaan kreatinin serum biasanya dilakukan dengan metoda kolorimetrik berdasarkan reaksi Jaffe atau dengan metoda yang lebih jarang dipakai yaitu enzimatik. Metoda kolorimetrik dipengaruhi oleh kromogen lain seperti keton dan glukosa yang dapat memberikan hasil kreatinin lebih tinggi atau bilirubin yang akan memberi hasil kreatinin lebih rendah. Formula MDRD pun dapat menggunakan rumus yang melibatkan ureum dan albumin, tetapi formula ini digunakan pada pasien yang stabil sehingga untuk pasien dalam keadaan sakit hasilnya akan menyesatkan. Pada kebanyakan kondisi formula MDRD dengan 4 faktor saja lebih disukai karena sedikit saja mempengaruhi hasil perhitungan LFGnya. Pendekatan dengan metoda ini pun memerlukan biaya yang relatif ringan karena tidak perlu memeriksa albumin dan ureum.

Formula MDRD terdiri dari :

  • Formula MDRD dengan 6 variabel (original atau persamaan 7)

eGFR = 170 × SCr-0.999 × age-0.176 × SUN-0.170 × SAlb 0.318 × 0.762 (bila perempuan) × 1.180 (jika berkulit hitam)

  • Formula MDRD dengan 4 variabel ( abbreviasi atau modifikasi)

eGFR = 186.3 × SCr -1.154 × age-0.203 × 0.742 (bila perempuan) × 1.212 (jika berkulit hitam)

  • The ID-MS traceable MDRD formula

eGFR = 175 × SCr -1.154 × age-0.203 × 0.742 (bila perempuan) × 1.212 (jika berkulit hitam).

Keterangan

Formula untuk memprediksi GFR dari MDRD study. GFR dinyatakan dalam ml/min/1.73 m2 .
GFR: glomerular filtration rate
MDRD: modification of diet in renal disease;
SCr: serum creatinine in mg/dl (multiply by 88.4 to convert to mmol/l);
SUN: serum urea nitrogen in mg/dl (multiply by 0.357 to convert to mmol/l);
SAlb: serum albumin in g/dl (multiply by 10 to convert to g/l);
ID-MS: isotope dilution-mass spectrometry

No comments:

Post a Comment