Pencitraan Resonansi Magnetik
(Magnetic
Resonance Imaging, MRI) ialah gambaran potongan cara singkat badan yang diambil
dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut.
Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak memberikan rasa sakit akibat
radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut.
Magnetic
Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan
jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk
menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan
ketelusan batu kepada hidrokarbon. Alat ini ditemukan oleh Paul Lauterbur dan Sir Peter Mansfield,
keduanya di anugerahi nobel atas penemuannya tersebut pada tahun 2003.
Perkembangan MRI
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR.2 Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging ( MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.
Prinsip Dasar MRI
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat di luar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI, maka atom H sejajar dengan arah medan magnet . Demikian juga arah spinning sejajar dengan arah medan magnet. Saat diberikan frekuensi radio, maka atom H mengabsorpsi energi dari frekuensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio frekuensi yang diberikan. Sewaktu radio frekuensi dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diperkuat. Selanjutnya komputer mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
Cara kerja MRI
1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.
2. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada
konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang
dapat ditemukan oleh gegelung yang mengelilingi pasien.
4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.
4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.
Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI
digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumur otak dibandingkan otot
normal.
Teknik ini bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang
menggunakan magnet dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga
radio frekuensi, yang dengan kehadiran medan megnet, membuatkan nuklei dalam
keadaan bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali menurun kepada normal, tenaga
akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses yang dikenal sebagai relaksasi.
Molekul bebas menurun pada ambang normal, tenang lebih pantas. Perbedaan antara
kadar tenang merupakan asas gambar MRI–sebagai contoh, molekul air dalam darah
bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda
berbanding molekul air dalam otot lain.
Penamaan MRI
Penamaan MRI
Walaupun perilaku nuklir atomik terhadap contoh adalah hal terpenting bagi
teknik ini, akan tetapi penggunaan istilah nuklir dihindari. Hal ini dilakukan
agar tidak menimbulkan kebingungan maupun kekhawatiran yang timbul sebagai
akibat adanya kaitan antara perkataan “nuklir” dengan teknologi yang digunakan
dalam senjata nuklir dan resiko bahan radioaktif. Berbeda dengan teknologi
senjata nuklir, nuklei berkait dengan MRI yang ada dan sedia ada samaada teknik
ini digunakan atau tidak.
Adapun macam-macam MRI bila ditinjau dari kekuatannya :
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil, yaitu :
Adapun macam-macam MRI bila ditinjau dari kekuatannya :
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil, yaitu :
1. Gradien koil X, untuk membuat citra potongan
sagital
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan oblik.
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan oblik.
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio
frekuensi serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem pencetakan citra,
berfungsinya untuk mencetak gambar pada film Rongent atau untuk menyimpan citra
Artefak pada MRI dan Upaya
Mengatasinya
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat
terdiri dari : kesalahan geometrik, kesalahan algoritma, kesalahan pengukuran
attenuasi. Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari : a. Artefak yang
disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan
per-nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi
secara tidak periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain. b.
Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet. c. Artefak
yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya. d.
Artefact yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap. f. Artefak
sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat
faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frequens.
Akibat adanya artefak – artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garis–garis dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara : waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio fre-quensi, menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan, perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
Akibat adanya artefak – artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garis–garis dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara : waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio fre-quensi, menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan, perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
Kelebihan MRI
Salah satu kelebihan tinjau MRI adalah, menurut
pengetahuan pengobatan masa kini, tidak berbahaya kepada orang yang sakit.
Berbanding dengan CT scans “computed axial tomography” yang menggunakan aksial
tomografi berkomputer yang melibatkan dos radiasi mengion, MRI hanya
menggunakan medan
magnet kuat dan radiasi tidak mengion “non-ionizing” dalam jalur frekuensi
radio. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa orang sakit yang membawa benda asing
logam (seperti serpihan peluru) atau implant terbenam (seperti tulang Titanium
buatan, atau pacemaker) tidak boleh dipindai di dalam mesin MRI, disebabkan
penggunaan medan
megnet yang kuat.
Satu lagi kelebihan scan MRI adalah kualitas gambar
yang diperoleh biasanya revolusi lebih baik berbanding CT scan. Lebih-lebih
lagi untuk scan otak dan tulang belakang walaupun mesti dicatat bahwa CT scan
kadangkala lebih berguna untuk cacat tulang.Selain itu MRI lebih unggul untuk
mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak otak, sumsum tulang serta
muskuloskeletal, mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas,
mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT scan, mampu membuat gambaran
potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien, dan MRI
tidak menggunakan radiasi pengion
Kesimpulan
Pemanfatan MRI untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat.
Pemanfatan MRI untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat.
Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan
tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan
pesawat sinar X.
Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI
tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat
terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya.
Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek
sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan
yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.
Penelitian perlu dilakukan untuk menge-tahui ada /
tidaknya efek samping bagi pasien, petugas maupun lingkungannya (terutama efek
latennya ), mengingat kekuatan medan
magnet-nya cukup tinggi. Perlu tindakan pecegahan kecelakaan dalam pemeriksaan
MRI.
No comments:
Post a Comment