Ruang K, akuisisi data dan rekonstruksi citra
Data
MR awalnya disimpan dalam matrix ruang k, yang merupakan “frequensi
domain”. Ruang k menyatakan matrix 2
dimensi dari harga frekuensi spasial postif dan negatif, dan ditandai dengan
bilangan kompleks (a + bi, dengan i = ). Matrix dibagi menjadi 4 kuadran, dengan titik asal pada
pusat matrix mempunyai frekuensi = 0. Data pada domain frekuensi ditandai
dengan arah kx oleh FEG (frequency encoded gradient) dan pada arah ky
oleh PEG (phase encoded gradient)
yang diisi berurutan dalam pembentukan citra. Metode lain untuk pengisian data
pada ruang k adalah metoda spiral. Frekuensi fundamental, merupakan tambahan
frekuensi spasial terrendah merupakan bandwith pada setiap pixel. Frekuensi maksimum
yang dipakai (Nyquist frequency) sama dengan ½ jangkauan frekuensi sepanjang
arah kx ataupun ky, mengingat frekuensi ditandai oleh –fmax dan
+fmax. Sifat periodic frekuensi dinyatakan sebagai “simetri’ dan
“antisimetri” sesuai dengan fungsi sinus dan cosinus. “Real”, “imaginair”, dan
“magnitude” menyatakan sifat spesifik fase dan amplitudo bentuk gelombang
frekuensi. Akuisisi parsial matrix ruang k dimungkinkan (misalnya akuisisi
setengah data ditambah satu garis), sedangkan sisanya diisi dengan sistem
complex-conjugate symmetry.
Akuisisi
data 2 dimensi
Frekuensi
data yang dideposit ke dalam matriks ruang k, merupakan gelombang sinus 3
siklus per unit jarak dalam arah frekuency encode yang diulang untuk setiap
baris, sampai seluruh ruang terisi.
Akuisisi
data mengikuti urutan sebagai berikut.
- Pulsa eksitasi RF dengan pita sempit diaplikasikan simultan dengan SSG (slice select gradient). Energi absorpsi tergantung pada amplitudo dan durasi pulsa RF pada resonansi. Magnetisasi longitudinal diubah menjadi magnetisasi transversal. Pulsa 900 mengubah magnetisasi longitudinal menjadi magnetisasi transversal maksimum.
- Fase encode gradient (FED) diaplikasikan dalam durasi pendek untuk membentuk perbedaan fase semua spin sepanjang arah sandi fase (phase encode direction), yang berarti pada arah ky.
- Pulsa refocus RF 1800 diberikan setelah waktu tunda TE/2 yang telah dipilih. Pulsa ini membalikkan arah individual spin sehingga diperoleh koherensi magnetisasi tranversal dengan pembentukan echo pada waktu TE.
- Selama pembentukan echo yang diikuti oleh peluruhan, frequency encode gradient diaplikasikan tegak lurus pada arah PEG dan SSG.
- Bersamaan dengan aplikasi FEG dan pembentukan echo, komputer memperoleh signal time-domain dengan menggunakan ADC (analog to digital converter). Laju sampling tergantung pada eksitasi bandwidth. Transformasi Fourier satu dimensi mengubah data digital menjadi harga frekuensi diskrit yang sesuai dengan amplitudo. Frekuensi presesi proton menentukan posisi sepanjang arah kx.
- Data dideposit dalam matriks ruang k sebagai baris, yang ditentukan oleh kekuatan PEG yang diaplikasikan. Penambahan PEG selama akuisisi mengisi satu baris pada setiap waktu.
- Transformasi invers Fourier 2 dimensi memberi sandi pada frequency domain sepanjang baris dan kolom pada ruang k. Karakteristik spasial dan kontras ditunjukkan ke dalam citra.
- Citra final merupakan representasi spasial densitas proton, T1, T2 jaringan, dan karakteristik aliran yang ditunjukkan dengan menggunakan gray-scale range. Setiap piksel mewakili satu voksel, ketebalan irisan ditentukan oleh kekuatan SSG dan frekuensi bandwidth RF.
Pusat
ruang k berisi informasi spasial dengan frekuensi relatif rendah, sedangkan
daerah pinggir berisi informasi dengan frekuensi lebih tinggi. Informasi dekat
pusat ruang k memberikan kontras pada daerah luas dalam citra, sedangkan daerah
pinggir ruang k berkontribusi pada resolusi dan detail.
Akuisisi multiplanar dua dimensi
Bidang
aksial, coronal, sagital, atau oblique dapat diperoleh dengan aktivasi gradien
magnet yang sesuai selama akuisisi data. Slice encode gradient menentukan arah
irisan, untuk aksial menggunakan lilitan bersumbu z, untuk coronal menggunakan
lilitan bersumbu y, dan untuk sagital menggunakan lilitan bersumbu x. Irisan
miring menggunakan kombinasi lilitan bersumbu x, y, dan z secara simultan. Arah
gradien sandi fase dan frekuensi diberikan tegak lurus pada arah SEG (slice
encode gradient).
Waktu
akuisisi, 2DFT spin echo imaging
Waktu
yang dibutuhkan untuk memperoleh citra
TR
x No. of phase encode steps x No. of signal averages
Sebagai
contoh, suatu deretan spin echo untuk matriks citra 256 x 192 dan dua rerata
per langkah sandi fase dengan TR = 600 msec, waktu pencitraan diperkirakan 0.6
sec x 192 x 2 = 230.4 sec. = 3.84 menit. Arah sandi fase diberikan pada
sepanjang dimensi matriks yang lebih kecil, untuk mengurangi waktu akuisisi,
namun mengurangi resolusi spasial citra akibat matriks citra yang lebih kecil.
Akuisisi data multislice
Waktu
rata-rata per slice dapat diperpendek dengan metoda akuisisi multiple slice.
Beberapa irisan volume jaringan diaktivasi selama waktu TR menggunakan waktu
tunggu untuk pertumbuhan magnetisasi longitudinal pada irisan spesifik. Dalam
metoda akuisisi multislice ini diperlukan siklus semua gradien dan pulsa RF
selama interval TR. Total jumlah irisan tergantung pada TR, TE, dan
keterbatasan sistem alat.
Jumlah
total irisan = TR/(TE + C)
C
merupakan konstanta yang ditentukan oleh kemampuan alat. Akuisis dengan TR
panjang seperti pembobotan densitas proton dan T2 memberikan jumlah irisan
relatif lebih banyak dibanding dengan pembobotan T1 dengan TR pendek.
Data sintesis
Data
sintesis memanfaatkan simetri dan sifat berlebihan pada frequency domain
signals dalam ruang k. Akuisisi setengah ruang k ditambah satu baris
memungkinkan mengisi sisa baris dalam ruang k dengan metoda complex-conjugate.
Dengan demikian dapat mengurangi waktu akuisisi mendekati setengahnya. Penalti
setengah Fourier ataupun teknik fraksional echo adalah pengurangan SNR (signal
to noise ratio). Selain itu juga ketidaktelitian akibat inhomogenitas medan magnet, imperfect
linear gradient fields, dan kehadiran magnetic susceptibility agents dalam
volume yang dicitrakan.
Akuisisi fast spin echo
Teknik
fast spin echo (FSE) menggunakan multiple langkah sandi fase yang berhubungan
dengan multiple pulsa RF refocus 1800 per interval TR untuk
menghasilkan deretan echo yang dapat mencapai 16 echo. Pada umumnya echo pertama
untuk memperoleh daerah pusat ruang k, echo berikutnya untuk daerah yang
dipisahkan dengan jarak waktu echo sama terhadap echo pertama, dan echo
terakhir untuk memperoleh daerah yang paling jauh dari daerah pusat. Keuntungan
teknik FSE, immune terhadap inhomogenitas medan
magnet, dan waktu akuisisi lebih cepat. Namun setiap echo mengalami besar
peluruhan T2 berbeda, mengakibatkan kontras citra berbeda dibanding dengan
citra konvensional dengan TR dan TE yang sama. Tingkat signal rendah pada akhir
echo menghasilkan SNR lebih rendah, dan citra lebih sedikit dalam volume citra
dengan waktu akuisisi yang sama. Sebagai contoh, pencitraan spin echo dengan
pembobotan T2 (TR = 2000 msec, 256 phase encode steps, one average) memerlukan
waktu 8.5 menit, sedangkan dengan teknik FSE dengan deretan 4 echo membutuhkan
waktu 2.1 menit.
Akuisisi inversion recovery
Urutan
pulsa inversion recovery menggunakan pulsa RF awal 1800 dalam
mengeksitasi irisan jaringan untuk membalikkan spin. Pulsa 900
kemudian diaplikasikan setelah penundaan T1 untuk mengubah magnetisasi
longitudinal menjadi magnetisasi transversal. Pulsa 1800 kedua
diberikan setelah TE/2 untuk mengubah spin dan menghasilkan echo pada saat TE
setelah pemberian pulsa 900. Selama eksitasi RF, SSG diaplikasikan
untuk lokalisasi spin pada bidang yang diinginkan. Bila TR panjang (misalnya
3000 msec.), beberapa irisan dapat diperoleh dari volume yang diinginkan.
Biasanya deretan pulsa STIR (short tau inversion recovery) dan FLAIR (fluid
attenuated inversion recovery) dalam teknik ini.
Akuisisi gradient recalled echo
Urutan
pulsa gradient recalled echo (GRE) sama dengan deretan spin echo standar dengan
kebalikan readout gradient (FEG) menggantikan pulsa 1800.
Pengulangan urutan akuisisi terjadi untuk setiap langkah PEG dan setiap
average. Dengan sudut putar (flip) kecil dan gradient reversal, dimungkinkan
untuk reduksi TR dan TE, sehingga memperpendek waktu akuisisi citra. Pulsa
pembalik PEG dengan polaritas berlawanan diaplikasikan untuk menjaga hubungan
fase pulsa ke pulsa.
Waktu
akuisisi yang dibutuhkan dalam GRE sama dengan
TR
x No. of phase encode steps x No. of signal averages
Sebagai
contoh urutan gradien echo untuk 256 x 192 matriks citra, 2 averages, dan TR =
30 msec., waktu pembentukan citra sekitar 192 x 2 x 0.03 sec. = 15.5 sec.
Bandingkan dengan konvensional spin echo yang memerlukan waktu 3.84 menit untuk
TR = 600 msec. Teknik GRE mempunyai kekurangan, penurunan SNR, kurang immune
terhadap inhomogenitas medan magnet, dan magnetic susceptibility artefact.
Akuisisi
citra echo planar (echo planar image, EPI)
Akuisisi
echo planar image merupakan teknik pencitraan dengan waktu sangat cepat. Single
shot atau multishot digunakan dalam teknik EPI. Single shot (seluruh
pembentukan citra dilakukan dalam satu interval TR) akuisisi citra dimulai
dengan standar pulsa putar 900, kemudian aplikasi gradien PEG/FEG
untuk mengawali akuisisi data dari baris paling pinggir ruang k, diikuti oleh
pulsa RF 1800 pembentuk echo. Secepatnya blip (percikan) readout
gradient (FEG) dan phase echo gradient diaplikasikan secara kontinu untuk
stimulasi pembentukan echo dan secepatnya bertahap mengisi ruang k dengan pola
“zig-zag”.Waktu echo efektif terjadi pada waktu TE, pada saat amplitudo
gradient echo maksimum terjadi. Akuisisi data harus berlangsung dalam waktu
lebih pendek dari T2* (sekitar 25 sampai 50 msec), yang memerlukan laju
sampling tinggi, lilitan gradien khusus (shielded coils untuk menghindari arus
eddy), keterbatasan RF transmitter/ receiver, dan keterbatasan deposisi energi
RF.
Citra
EPI mempunyai SNR rendah, resolusi rendah (umumnya mempunyai ukuran matriks 64
x 64 atau 128 x 64), banyak artifact, khususnya chemical shift dan yang berasal
dari suceptibilitas magnetic. Teknik ini dapat digunakan untuk pencitraan real
time snap-shot yang memerlukan waktu total kurang dari 50 msec. Dalam klinis,
EPI merupakan suatu teknik untuk mempelajari pencitraan proses dan fungsi
fisiologi yang time-dependent. Akuisisi multishot planar echo dengan spin echo
readout atau gradient recalled echo juga dapat digunakan.
Pencitraan
cepat lain dapat dilakukan dengan menggunakan interval TR sekitar 3 msec., yang
dapat dimanfaatkan untuk evaluasi jantung.
Akuisisi spiral ruang k
Metoda
alternatif untuk mengisi matriks ruang k berhubungan dengan osilasi PEG dan FEG
dalam sampling data titik selama pembentukan echo dalam bentuk spiral, diawali
dari pusat (pusat ruang k) dan secara spiral keluar ke daerah pinggir. Setelah
akuisisi data selesai, tambahan langkah postprocessing dan regridding
diperlukan untuk mengkorvensi data spiral menjadi data rectilinear matrix 2DFT.
Gradient moment nulling
Dalam
pencitraan spin echo dan gradient recalled echo, SEG dan FEG diseimbangkan
sehingga defase uniform dengan aplikasi awal gradien direfase oleh gradien
polaritas berlawanan dengan luas sama. Namun bila spin yang bergerak diberi
gradien magnet, sejumlah dispersi fase tidak dapat dikompensasikan. Dipersal
fase demikian dapat menimbulkan ghost artifact pada citra. Untuk refase spin
digunakan tehnik gradient moment nulling. Dengan kecepatan aliran konstan,
semua spin dapat direfase dengan menggunakan suatu gradien triplet. Dalam
tehnik ini satu unit luas gradien positif awal diikuti oleh dua unit luas
gradien negatif, menimbulkan perubahan fase yang dikompensasikan oleh satu unit
luas gradien positif ketiga. Tehnik moment nulling dapat dipakai pada SSG dan
FEG untuk mengoreksi masalah gerakan, seperti pada aliran pulsatif CSF
(cerebrospinal fluid).
Akuisisi citra Fourier transform 3 dimensi
Akuisisi
citra 3 dimensi memerlukan pita lebar, pulsa nonselective untuk mengeksitasi
spin dalam volume dengan jumlah banyak secara simultan. Dua gradien fase
diaplikasikan secara diskrit dengan arah sandi irisan dan sandi fase,
mendahului FEG. Waktu akuisisi citra sama dengan
TR
x No. of phase encode steps (z axis) x No. of phase encode steps (y axis) x No.
of signal averages
Volume
dapat isotropik (ketiga ukuran sisi sama) atau anisotropik (paling ukuran satu
sisi berbeda). Keuntungan volume isotropic memberikan resolusi sama pada semua
arah. Bila menggunakan standar TR 600 msec dengan satu average untuk
pemeriksaan pembobotan T1, volume 128 x 128 x 128, memerlukan waktu 163 menit
(mendekati 2.7 jam). Dengan deretan pulsa GRE dan TR 50 msec diperoleh citra
sama dengan waktu 15 menit. Cara untuk memperpendek waktu dengan voxel
anisotropik, sehingga tahapan phase encode pada salah satu arah dikurangi,
meskipun dengan akibat pengurangan resolusi.
No comments:
Post a Comment