Friday 20 September 2013

FILM RADIOGRAFI,

KARAKTERISTIK FILM SINAR-X RADIODIAGNOSTIK
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui karakteristik film yang digunakan pada pemeriksaan sinar-x diagnostik.
ALAT DAN BAHAN
1. Film sinar-x merk fuji blue sensitifitas
2. Sensitometer
3. Densitometer
4. Processing automatic
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan dilakukan di kamar gelap pada keadaan tanpa cahaya.
2. Mengukur suhu ruangan kamar gelap dan suhu developer di kamar gelap yang akan digunakan untuk percobaan.
3. Menyiapkan film yang akan digunakan dalam percobaan
4. Menyiapkan alat sensitometer, memilih tombol “blue” pada sensitometer, karena percobaan dilakukan dengan film blue sensitivitas (bila film green sensitivitas maka dipilih tombol “green”), kemudian film dikenai cahaya dari alat sensitometer.
5. Proses selanjutnya, pencucian film dengan menggunakan processing automatic.
6. Setelah selesai processing film, kemudian dilakukan pengukuran nilai densitas pada setiap strip yang tertera di film dari mulai strip 1 s/d strip 21.
DATA PERCOBAAN
1. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 1)
• Automatic Processing : merk CURIX 400 AGFA-GEVAERT
• Diinstal : tahun 1995
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 300 C
• Suhu larutan developer : 31,30 C
• Cairan developer terakhir diganti : 16 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 59 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 213 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas)
2. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 2, 3)
• Automatic Processing : merk KODAK X-OMAT 2000
• Diinstal : tahun 2000
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 290 C
• Suhu larutan developer : 390 C
• Cairan developer terakhir diganti : tanggal 17 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 80 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 273 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas)
3. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 7)
• Automatic Processing : merk CURIX 400 AGFA-GEVAERT
• Diinstal : tahun 1995
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 300 C
• Suhu larutan developer : 310 C
• Cairan developer terakhir diganti : tanggal 19 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 71 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 87 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas
DISKUSI
2. Jelaskan mengapa sinar-x bisa menghitamkan film ?
Salah satu sifat sinar-x dapat menyebabkan garam logam tertentu berpendar sedangkan dalam film sinar-x terdapat emulsi film yang mengandung garam logam (AgBr). Kristal Perak Bromida (AgBr) di dalam emulsi film terdiri dari ion-ion Bromida (Br) yang terikat dalam corak geometric (Ag+Br-). Dalam kristal tersebut terdapat “bintik kepekaan” (sensitivity speck) yang mengandung struktur belerang. Setelah AgBr terkena radiasi (cahaya tampak ataupun sinar-x), ikatan AgBr akan terlepas menjadi Ag+ dan Br-, kemudian Br- akan melepaskan elektron sehingga Br menjadi netral. Elektron dari Br akan bergerak dan ditangkap oleh bintik kepekaan sehingga bintik kepekaan menjadi bermuatan negatif yang selanjutnya akan mengakibatkan tertariknya beberapa ion Ag+ yang bergerak bebas menuju bintik kepekaan. Muatan negatif yang terdapat pada bintik kepekaan selanjutnya menetralisir muatan positif Ag+ sehingga terjadi deposit dari Ag logam yang berwarna hitam yang disebut “bayangan latent”.
Selanjutnya proses di developer bayangan latent tersebut dibangkitkan melalui proses reduksi elektron yaitu mereduksi Perak Bromida hingga akhirnya menjadi perak metalik, yang tampak berwarna hitam pada film sinar-x yang terkena cahaya ataupun sinar-x.
3. Apa yang anda ketahui tentang OD (Optical Density) atau kerapatan film?
Ukuran kuantitatif dari penghitaman (derajat kehitaman) yang terjadi pada film sinar-x akibat terkena cahaya tampak atau sinar-x, atau merupakan perbandingan Incident Light (cahaya jatuh ke film) dengan Transmitted Light (cahaya yang menembus film).
D = log10 Io
I1
4. Apa yang dimaksud kontras sebuah film?
Kontras radiografi merupakan perbedaan densitas (derajat kehitaman) diantara dua bagian film.
C = D1 – D2 = log10 Io - log10 Io = log10 I2
I1 I2 I1
Kontras Film biasa disebut juga Gamma Film () yaitu perbandingan antara kontras radiografi (D1 – D2 ) dengan kontras radiasi.
= D2 - D1
log E2 – log E1
Atau sudut tangen yang dibentuk dari straight portion (dalam kurva karakteristik) dengan axis.
5. Mengapa film harus dicuci, proses apa yang terjadi pada pencucian film?
Film setelah terkena cahaya tampak atau sinar-x harus dicuci agar bayangan latent yang terjadi pada film menjadi bayangan permanen.
Proses pada developer bayangan latent dibangkitkan melalui proses reduksi elektron yaitu mereduksi Perak Bromida hingga akhirnya menjadi perak metalik, yang tampak berwarna hitam pada film sinar-x, sedangkan proses pada fixer adalah melarutkan kristal AgBr yang belum terkena eksposi sehingga terjadi penjernihan pada bagian film yang belum terkena cahaya tampak atau sinar-x (gambaran tampak opaque/putih), proses lainnya adalah penetapan bayangan permanen yang sudah terbentuk dan penyamakan emulsi film agar film menjadi keras (tidak lunak) dan tidak mudah rusak.
6. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehitaman sebuah film ?
Ukuran kristal dalam emulsi film, semakin besar ukuran kristal maka kehitaman (densitas) semakin tinggi.
Lamanya waktu dalam proses pencucian film di developer, semakin lama film berada di developer maka kehitaman (densitas) akan semakin tinggi.
Suhu/temperatur developer dalam proses pencucian, semakin tinggi suhu/temperatur developer maka kehitaman (densitas) film akan semakin tinggi.
Intensitas cahaya tampak atau sinar-x yang mengenai film, semakin banyak intensitas cahaya tampak atau sinar-x yang mengenai film maka kehitaman (densitas) film akan semakin tinggi.
7. Film sinar-x dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit, mengapa demikian ?
Karena film sinar-x mengandung emulsi (garam logam) yang mampu untuk merespon perbedaan intensitas sinar-x yang menembus organ pada ketebalan, kerapatan dan nomor atom yang berbeda, yang menimbulkan gambaran hitam (lucent) dan atau putih (opaque) sehingga bisa memberikan informasi medis yang dibutuhkan.
8. Tentukan densitas optik Normal Base + Fog (strip nomor 1)
Base density pada ketiga film = 0.22
Film 1 = 0.22 + 0.23 = 0.45
Film 2 = 0.22 + 0.38 = 0.60
Film 3 = 0.22 + 0.23 = 0.45
9. Tentukan Normal Speed Index (strip nomor 11) bandingkan dengan densitas optik 1 + base + fog. Bagaimana variasinya ?
Film 1 = 2.10 – 0.45 = 1.65
Film 2 = 2.31 – 0.60 = 1.71
Film 3 = 1.95 – 0.45 = 1.50
Normal Speed Index film 2 lebih tinggi dibandingkan film 1 dan film 3
10. Tentukan Normal Contrast Index (densitas optik strip 13 – densitas optik strip 9 bandingkan dengan cara dicari strip yang densitas optiknya lebih kecil dari 2.2 lalu dikurangi dengan densitas optik strip di bawahnya). Bagaimana variasinya ?
a. Film 1 = 2.65 – 1.17 = 1.48
Film 2 = 2.53 – 1.67 = 0.86
Film 3 = 2.55 – 1.05 = 1.50
b. Film 1 = 2.10 – 1.64 = 0.36
Film 2 = 2.06 – 1.67 = 0.39
Film 3 = 1.95 – 1.50 = 0.45
Pada option a film 2 memiliki nilai Normal Contras Index lebih kecil dibandingkan film 1 dan film 3, tetapi pada option b film 1 memiliki nilai lebih kecil dibandingkan film 2 dan film 3.
11. Tentukan daerah kontras dan latitude, serta under dan over eksposure ?
Daerah kontras : daerah pada kurva karakteristik yang merupakan straight portion (garis lurus), dimana jika diberi eksposi yang terus bertambah maka densitasnya naik secara linier (proporsional)
Latitude merupakan keleluasaan film dalam merespon eksposi, semakin tinggi gamma film maka semakin kecil rentang eksposi yang direspon sehingga latitude semakin kecil.
Daerah under eksposure merupakan daerah dalam kurva karakteristik dimana jika film diberi eksposi yang sangat rendah (< 20 mR) tidak terjadi kenaikan densitas, terdapat pula fog density. Semakin pendek daerah under eksposure maka speed film semakin cepat.
Daerah over eksposure merupakan daerah dalam kurva karakteristik dimana jika film diberi eksposi yang terus meningkat dan melewati Dmax maka densitas akan turun (daerah solarisasi), film tidak memiliki lagi deposit AgBr yg akan terionisasi / kristal AgBr pada film tidak mampu lagi menangkap foton datang.
Film 1
Daerah kontras = strip 8 s/d strip 12
Daerah under eksposure = strip 4 s/d strip 8
Daerah over eksposure = strip 13 s/d strip 21
Film 2
Daerah kontras = strip 7 s/d strip 10
Daerah under eksposure = strip 4 s/d strip 7
Daerah over eksposure = strip 12 s/d strip 21
Film 3
Daerah kontras = strip 8 s/d strip 12
Daerah under eksposure = strip 5 s/d strip 8
Daerah over eksposure = strip 13 s/d strip 21
12. Mengapa pada percobaan ini perlu mencatat suhu developer dan apa pengaruh temperatur ?
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suhu developer terhadap densitas optik yang tergambar pada film, dimana suhu/temperatur berpengaruh terhadap densitas (derajat kehitaman) yang terjadi, semakin tinggi suhu maka densitas (derajat kehitaman)
akan semakin tinggi dibandingkan dengan proses pencucian pada developer suhu rendah.
13. Bagaimana pengaruh waktu (lamanya) film dicuci di developer ?
Waktu lamanya pencucian film berpengaruh juga terhadap densitas (derajat kehitaman), semakin lama film diproses di developer maka densitas film akan semakin tinggi (semakin hitam) dibandingkan dengan film yang diproses dideveloper dalam waktu singkat.
14. Diskusikan percobaan ini dalam hubungannya dengan pencitraan diagnostik
Dalam pencitraan diagnostik membutuhkan film sinar-x karena kemampuan film sinar-x dalam merespon perbedaan intensitas sinar-x, sehingga timbul densitas dan kontras (akibat perbedaan ketebalan, kerapatan dan nomor atom dari suatu object) yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penegakan diagnosa suatu penyakit.
15. Apa pendapat saudara terhadap merk-merk film yang digunakan ?
Dalam percobaan ini hanya digunakan satu merk film yaitu Fuji (blue sensitivitas), sehingga tidak bisa membandingkan merk film.
16. Kesimpulan :
Salah satu sifat sinar-x dapat menyebabkan garam logam tertentu berpendar, sehingga dapat menghitamkan film sinar-x
Normal Speed Index film 2 lebih tinggi dibandingkan film 1 dan film 3
Densitas optik Normal Base + Fog (strip nomor 1) pada film 2 lebih tinggi karena suhu developer processing yang digunakan lebih tinggi dari yang dipakai untuk processing film 1 dan film 3
Daerah kontras pada film 2 memiliki rentang lebih sedikit dibandingkan film 1 dan film 3 karena suhu developer processing yang digunakan lebih tinggi dari yang dipakai untuk processing film 1 dan film 3
Suhu developer dan lamanya waktu pencucian berpengaruh terhadap densitas film dan kontras radiografi.
Tidak bisa membedakan lebih jauh perbedaan film satu dengan lainnya karena bermerk dan bertype sama.

No comments:

Post a Comment