KARAKTERISTIK FILM SINAR-X RADIODIAGNOSTIK
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui karakteristik film yang digunakan pada pemeriksaan sinar-x diagnostik.
ALAT DAN BAHAN
1. Film sinar-x merk fuji blue sensitifitas
2. Sensitometer
3. Densitometer
4. Processing automatic
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan dilakukan di kamar gelap pada keadaan tanpa cahaya.
2. Mengukur suhu ruangan kamar gelap dan suhu developer di kamar gelap yang akan digunakan untuk percobaan.
3. Menyiapkan film yang akan digunakan dalam percobaan
4. Menyiapkan alat sensitometer, memilih tombol “blue” pada
sensitometer, karena percobaan dilakukan dengan film blue sensitivitas
(bila film green sensitivitas maka dipilih tombol “green”), kemudian
film dikenai cahaya dari alat sensitometer.
5. Proses selanjutnya, pencucian film dengan menggunakan processing automatic.
6. Setelah selesai processing film, kemudian dilakukan pengukuran nilai
densitas pada setiap strip yang tertera di film dari mulai strip 1 s/d
strip 21.
DATA PERCOBAAN
1. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 1)
• Automatic Processing : merk CURIX 400 AGFA-GEVAERT
• Diinstal : tahun 1995
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 300 C
• Suhu larutan developer : 31,30 C
• Cairan developer terakhir diganti : 16 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 59 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 213 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas)
2. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 2, 3)
• Automatic Processing : merk KODAK X-OMAT 2000
• Diinstal : tahun 2000
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 290 C
• Suhu larutan developer : 390 C
• Cairan developer terakhir diganti : tanggal 17 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 80 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 273 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas)
3. Kamar Gelap (Kamar Pemeriksaan 7)
• Automatic Processing : merk CURIX 400 AGFA-GEVAERT
• Diinstal : tahun 1995
• Kondisi kamar gelap : cukup bersih
• Lampu Inframerah : tidak ada
• Suhu ruangan kamar gelap : 300 C
• Suhu larutan developer : 310 C
• Cairan developer terakhir diganti : tanggal 19 September 2003
• Tanggal 23 Sept 2003 film diproses : lebih kurang 71 film
• Film diproses sejak ganti cairan : lebih kurang 87 film
• Film untuk percobaan : merk Fuji (Blue Sensitivitas
DISKUSI
2. Jelaskan mengapa sinar-x bisa menghitamkan film ?
Salah satu sifat sinar-x dapat menyebabkan garam logam tertentu
berpendar sedangkan dalam film sinar-x terdapat emulsi film yang
mengandung garam logam (AgBr). Kristal Perak Bromida (AgBr) di dalam
emulsi film terdiri dari ion-ion Bromida (Br) yang terikat dalam corak
geometric (Ag+Br-). Dalam kristal tersebut terdapat “bintik kepekaan”
(sensitivity speck) yang mengandung struktur belerang. Setelah AgBr
terkena radiasi (cahaya tampak ataupun sinar-x), ikatan AgBr akan
terlepas menjadi Ag+ dan Br-, kemudian Br- akan melepaskan elektron
sehingga Br menjadi netral. Elektron dari Br akan bergerak dan ditangkap
oleh bintik kepekaan sehingga bintik kepekaan menjadi bermuatan negatif
yang selanjutnya akan mengakibatkan tertariknya beberapa ion Ag+ yang
bergerak bebas menuju bintik kepekaan. Muatan negatif yang terdapat pada
bintik kepekaan selanjutnya menetralisir muatan positif Ag+ sehingga
terjadi deposit dari Ag logam yang berwarna hitam yang disebut “bayangan
latent”.
Selanjutnya proses di developer bayangan latent tersebut
dibangkitkan melalui proses reduksi elektron yaitu mereduksi Perak
Bromida hingga akhirnya menjadi perak metalik, yang tampak berwarna
hitam pada film sinar-x yang terkena cahaya ataupun sinar-x.
3. Apa yang anda ketahui tentang OD (Optical Density) atau kerapatan film?
Ukuran kuantitatif dari penghitaman (derajat kehitaman) yang terjadi
pada film sinar-x akibat terkena cahaya tampak atau sinar-x, atau
merupakan perbandingan Incident Light (cahaya jatuh ke film) dengan
Transmitted Light (cahaya yang menembus film).
D = log10 Io
I1
4. Apa yang dimaksud kontras sebuah film?
Kontras radiografi merupakan perbedaan densitas (derajat kehitaman) diantara dua bagian film.
C = D1 – D2 = log10 Io - log10 Io = log10 I2
I1 I2 I1
Kontras Film biasa disebut juga Gamma Film () yaitu perbandingan antara kontras radiografi (D1 – D2 ) dengan kontras radiasi.
= D2 - D1
log E2 – log E1
Atau sudut tangen yang dibentuk dari straight portion (dalam kurva karakteristik) dengan axis.
5. Mengapa film harus dicuci, proses apa yang terjadi pada pencucian film?
Film setelah terkena cahaya tampak atau sinar-x harus dicuci agar
bayangan latent yang terjadi pada film menjadi bayangan permanen.
Proses pada developer bayangan latent dibangkitkan melalui proses
reduksi elektron yaitu mereduksi Perak Bromida hingga akhirnya menjadi
perak metalik, yang tampak berwarna hitam pada film sinar-x, sedangkan
proses pada fixer adalah melarutkan kristal AgBr yang belum terkena
eksposi sehingga terjadi penjernihan pada bagian film yang belum terkena
cahaya tampak atau sinar-x (gambaran tampak opaque/putih), proses
lainnya adalah penetapan bayangan permanen yang sudah terbentuk dan
penyamakan emulsi film agar film menjadi keras (tidak lunak) dan tidak
mudah rusak.
6. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehitaman sebuah film ?
Ukuran kristal dalam emulsi film, semakin besar ukuran kristal maka kehitaman (densitas) semakin tinggi.
Lamanya waktu dalam proses pencucian film di developer, semakin lama
film berada di developer maka kehitaman (densitas) akan semakin tinggi.
Suhu/temperatur developer dalam proses pencucian, semakin tinggi
suhu/temperatur developer maka kehitaman (densitas) film akan semakin
tinggi.
Intensitas cahaya tampak atau sinar-x yang mengenai film,
semakin banyak intensitas cahaya tampak atau sinar-x yang mengenai film
maka kehitaman (densitas) film akan semakin tinggi.
7. Film sinar-x dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit, mengapa demikian ?
Karena film sinar-x mengandung emulsi (garam logam) yang mampu untuk
merespon perbedaan intensitas sinar-x yang menembus organ pada
ketebalan, kerapatan dan nomor atom yang berbeda, yang menimbulkan
gambaran hitam (lucent) dan atau putih (opaque) sehingga bisa memberikan
informasi medis yang dibutuhkan.
8. Tentukan densitas optik Normal Base + Fog (strip nomor 1)
Base density pada ketiga film = 0.22
Film 1 = 0.22 + 0.23 = 0.45
Film 2 = 0.22 + 0.38 = 0.60
Film 3 = 0.22 + 0.23 = 0.45
9. Tentukan Normal Speed Index (strip nomor 11) bandingkan dengan densitas optik 1 + base + fog. Bagaimana variasinya ?
Film 1 = 2.10 – 0.45 = 1.65
Film 2 = 2.31 – 0.60 = 1.71
Film 3 = 1.95 – 0.45 = 1.50
Normal Speed Index film 2 lebih tinggi dibandingkan film 1 dan film 3
10. Tentukan Normal Contrast Index (densitas optik strip 13 – densitas
optik strip 9 bandingkan dengan cara dicari strip yang densitas optiknya
lebih kecil dari 2.2 lalu dikurangi dengan densitas optik strip di
bawahnya). Bagaimana variasinya ?
a. Film 1 = 2.65 – 1.17 = 1.48
Film 2 = 2.53 – 1.67 = 0.86
Film 3 = 2.55 – 1.05 = 1.50
b. Film 1 = 2.10 – 1.64 = 0.36
Film 2 = 2.06 – 1.67 = 0.39
Film 3 = 1.95 – 1.50 = 0.45
Pada option a film 2 memiliki nilai Normal Contras Index lebih kecil
dibandingkan film 1 dan film 3, tetapi pada option b film 1 memiliki
nilai lebih kecil dibandingkan film 2 dan film 3.
11. Tentukan daerah kontras dan latitude, serta under dan over eksposure ?
Daerah kontras : daerah pada kurva karakteristik yang merupakan
straight portion (garis lurus), dimana jika diberi eksposi yang terus
bertambah maka densitasnya naik secara linier (proporsional)
Latitude merupakan keleluasaan film dalam merespon eksposi, semakin
tinggi gamma film maka semakin kecil rentang eksposi yang direspon
sehingga latitude semakin kecil.
Daerah under eksposure merupakan
daerah dalam kurva karakteristik dimana jika film diberi eksposi yang
sangat rendah (< 20 mR) tidak terjadi kenaikan densitas, terdapat
pula fog density. Semakin pendek daerah under eksposure maka speed film
semakin cepat.
Daerah over eksposure merupakan daerah dalam kurva
karakteristik dimana jika film diberi eksposi yang terus meningkat dan
melewati Dmax maka densitas akan turun (daerah solarisasi), film tidak
memiliki lagi deposit AgBr yg akan terionisasi / kristal AgBr pada film
tidak mampu lagi menangkap foton datang.
Film 1
Daerah kontras = strip 8 s/d strip 12
Daerah under eksposure = strip 4 s/d strip 8
Daerah over eksposure = strip 13 s/d strip 21
Film 2
Daerah kontras = strip 7 s/d strip 10
Daerah under eksposure = strip 4 s/d strip 7
Daerah over eksposure = strip 12 s/d strip 21
Film 3
Daerah kontras = strip 8 s/d strip 12
Daerah under eksposure = strip 5 s/d strip 8
Daerah over eksposure = strip 13 s/d strip 21
12. Mengapa pada percobaan ini perlu mencatat suhu developer dan apa pengaruh temperatur ?
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suhu developer terhadap
densitas optik yang tergambar pada film, dimana suhu/temperatur
berpengaruh terhadap densitas (derajat kehitaman) yang terjadi, semakin
tinggi suhu maka densitas (derajat kehitaman)
akan semakin tinggi dibandingkan dengan proses pencucian pada developer suhu rendah.
13. Bagaimana pengaruh waktu (lamanya) film dicuci di developer ?
Waktu lamanya pencucian film berpengaruh juga terhadap densitas
(derajat kehitaman), semakin lama film diproses di developer maka
densitas film akan semakin tinggi (semakin hitam) dibandingkan dengan
film yang diproses dideveloper dalam waktu singkat.
14. Diskusikan percobaan ini dalam hubungannya dengan pencitraan diagnostik
Dalam pencitraan diagnostik membutuhkan film sinar-x karena kemampuan
film sinar-x dalam merespon perbedaan intensitas sinar-x, sehingga
timbul densitas dan kontras (akibat perbedaan ketebalan, kerapatan dan
nomor atom dari suatu object) yang dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penegakan diagnosa suatu penyakit.
15. Apa pendapat saudara terhadap merk-merk film yang digunakan ?
Dalam percobaan ini hanya digunakan satu merk film yaitu Fuji (blue sensitivitas), sehingga tidak bisa membandingkan merk film.
16. Kesimpulan :
Salah satu sifat sinar-x dapat menyebabkan garam logam tertentu berpendar, sehingga dapat menghitamkan film sinar-x
Normal Speed Index film 2 lebih tinggi dibandingkan film 1 dan film 3
Densitas optik Normal Base + Fog (strip nomor 1) pada film 2 lebih
tinggi karena suhu developer processing yang digunakan lebih tinggi dari
yang dipakai untuk processing film 1 dan film 3
Daerah kontras
pada film 2 memiliki rentang lebih sedikit dibandingkan film 1 dan film 3
karena suhu developer processing yang digunakan lebih tinggi dari yang
dipakai untuk processing film 1 dan film 3
Suhu developer dan lamanya waktu pencucian berpengaruh terhadap densitas film dan kontras radiografi.
Tidak bisa membedakan lebih jauh perbedaan film satu dengan lainnya karena bermerk dan bertype sama.
No comments:
Post a Comment