Friday, 8 March 2013

QC CT SCAN



BAB XXIII
QUALITY CONTROL PADA PESAWAT CT SCAN 
APA ITU QUALITY CONTROL ?
            Apa itu quality control (QC) dan bagaimana program ini berhubungan dengan penggunaan peasawat CT scan? untuk pesawat CT scan, QC mungkin diartikan sebagai program berkala untuk menguji kinerja pesawat CT scan dan membandingkannya dengan standar yang ada. Jika pesawat CT scan bekerja optimal, kemudian langkah yang harus dilakukan adalah mencari masalah yang timbul berkaitan dengan kinerja pesawat. Tujuan dari program QC adalah memastikan kualitas yang baik dar hasil gambar CT scan. Kualitas terbaik akan memberikan informasi maksimum kepada dokter radiologi, meningkatkan keakuratan diagnosa dan akhirnya memberikan fasilitas maksimum kepada pelayanan pasien.
Program QC ada dua bagian yaitu Quality Assurance dan Quality Control.  Quality Assurance diperlukan untuk mengukur kinerja pesawat CT scan serta untuk memastikan pesawat CT scan bekerja dengan baik. Sangat disayangkan, Quality Assurance tidak dilakukan jika standar yang dicari tidak ditemukan. Quality Control dilakukan untuk menindaklanjuti langkah-langkah yang telah ditempuh dalam Quality Assurance jika standar tidak ditempuh. Kemudian langkah ini diperlukan untuk menyelasaikan masalah.
Pengertian ini tidak menjelaskan bagaimana program ini bekerja atau bagaimana menerapkan QC pada pesawat CT scan. Meskipun pada akhirnya bab ini akan menjelaskan aspek-aspek yang ada pada program QC untuk pesawat CT scan dan termasuk didalamnya penjelasan tentang pengujian untuk membuktikan dari program QC. Penjelasan tentang peralatan yang digunakan, secara garis besar cara pengukuran dan petunjuk tentang menjelaskan hasil dari pengujian.
Bab ini menjelaskan secara umum program QC yang dapat diterapkan pada semua sistem pesawat CT scan. Bagian dari bentuk pesawat, yang secara harian program QC digunakan dalam sistem pesawat CT scan. Terkadang, program QC dilakukan pengujian pada phantom atau objek untuk menetukan teknik hasil pengujian gambar. Beberapa masalah timbul pada softwarenya yang digunakan untuk mengukur dan memberikan informasi pada operator.
Sayang sekali, bentuk pengujian ini sering dibatasi oleh gambar dari satu atau dua scanning. Adanya keterbatasan jumlah informasi yang dapat diperoleh dari gambar. Penjelasan pengujian dalam bab ini dapat digunakan untuk menambah atau memudahkan dalam jalannya pengujian. Informasi diperoleh dari pengujian tambahan yang membuktikan manfaat dari penilaiannya, disamping itu tampilan dari aspek pesawat CT scan. Beberapa pengujian didasarkan pada program QC yang dikenalkan oleh literatur (Cacak dan Hendee, 1979; Cacak, 1985; Burkhart et al, 1987) yang dijelaskan di Report 99of the Nastional Council on Radiation Protection and Measurement (1988). Lebih lengkapnya dijelaskan pada Report 39 American Association of Physics in Medicine (1993). Walaupun pengujian ini sama menjelaskan tentang jenis dan frekuensi pengujian QC yang bermacam-macam dalam kemajuan teknologi saat ini. Baru saja, kemajuan teknologi pesawat CT scan yang sangat signifikan dikenalkan CT scan spiral/heical. Kabel yang menghubungkan disebut “wind-up” untuk mengatur pergerakan dan bagian yang tetap dari pesawat CT scan yang dibatasi oleh sistem hubungan slip electrical atau slip ring. Karena tidak ada kabel yang mengikuti dari pergerakan pasien, hal ini tidak menjadi masalah untuk menghentikan atau menyalakan kedua kabel yang sama setiap kali scanning. Oleh karena itu pada mesin pesawat, rem dan kopling harus dibuat dengan penyinaran dan bagian yang bergerak dapat berputar dengan cepat, yang membutuhkan waktu yang sangat singkat. Pesawat ini dapat membuat perkembangan tabung sinar X (menggunakan detektor waktu) yang membutuhkan waktu sekitar 0,5 detika atau kurang. Beberapa pesawat CT scan mempunyai dua atau lebih detektor, yang dapat bergerak secara bersamaan pada saat scanning. Dengan sistem multi detektor, beberapa gambar dapat diperoleh secara cepat. Sebagai contoh, jika pesawat CT scan memiliki empat detektor dengan waktu scan 0,5 detik, yang kemudian delapan gambar didapatkan dalam waktu 1 detik. Hal ini luar biasa lebih cepat dibandingkan dengan pesawat CT scan beberapa tahun sebelumnya.
Dikarenakan hubungan sliding electrical ini, tabung sinar X dan detektor akan bergerak berputar tidak diperlukan salah satu berhenti dahulu pada saat scanning berakhir. Jika diperlukan, tabung sinar X akan berhenti menghasilkan sinar X pada saat kemajuan meja pemeriksaan pesawat CT scan pada scanning berikutnya. Nyatanya, lebih dari pesawat CT scan tidak dapat berhenti menghasilkan sinar X untuk mengerakkan meja pemeriksaan dan pasien bergerak secara kontinue seperti halnya dengan gerakan tabung sinar X berotasi dan data kemudian dikumpulkan. Susunan berkas sinar X mengintari pasien  seperti prinsip kerja penggunaan sekrup yang sering disebut dengan spiral/helical scanning. Hampir semua program QC menjelaskan hal yang diperlukan pada sistem spiral/helical pesawat CT scan dan CT scan konvensional. Meskipun, pada saat pengujian phantom, adanya kesejajaran phantom dengan berkas sinar X yang lebih mudah didapatkan jika pengujian QC dilakukan pada meja pemeriksaan yang diam, model single-scan. Untuk pengujian yang mengukur kinerja pada model meja pemeriksaan diam yang lebih mirip yang dilakukan pada pesawat model spiral/helical.
Secara umum, standar yang benar untuk kinerja pesawat dapat dilampaui dengan menggunakan pesawat CT scan. Sebagai contoh, pesawat CT scan mungkin dibutuhkan untuk menentukan ukuran objek (baik besar atau kecil) dalam suatu gambaran. Oleh karena itu, program QC menjadi standar dalam menentukan resolusi radiograf yang baik dengan melihat dari kemampuan pesawat. Pesawat CT scan juga harus dapat menghasilkan kontras resolusi gambar yang baik pada objek yang paling kecil yaitu 0,75 mm. Jika hasil kinerja pesawat dibawah standar tersebut (dipakai pada objek yang sangat kecil) sehingga pesawat CT scan harus segera diatur dan diperbaiki.
Beberapa pengujian ada yang terlalu komplek dan memerlukan terlalu banyak waktu untuk kebutuhan sehari-hari. Tergantung pada kemampuan, tingkat kenyamanan dan waktu yang dibutuhkan. Teknik QC  pengujian dapat dipilih tergantung kinerja dan frekuensi yang dibutuhkan. Mayoritas pengujian dijelaskan  pada bab ini yang dibuat oleh ahli radiasi. Pengujian yang lebih komplek dapat dilakukan oleh fisika medik.
Pengalaman yang lebih diutamakan agar program QC lebih efektif. Pengujian ini harus objektif, kuantitatif, mudah dan cepat. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa pesawat dapat digunakan dengan baik, kemudian hasil tersebut akan dicatat. Jika hasil yang ditunjukkan tidak berfungsi dengan baik, maka langkah alternatif yang lain dapat dilakukan. Pengujian pada bab ini menyarankan untuk melakukan langkah alternatif yang ada jika terjadi keterbatasan hasil yang didapat.
MENGAPA DILAKUKAN QUALITY CONTROL?
            Jawaban untuk pertanyaan “Apakah program QC diperlukan dalam penggunaan pesawat CT scan?” dan jawabannya adalah “ya”. Kemajuan dari suatu rumah sakit atau klinik yang mengoperasikan pesawat CT scan dan peralatan lain  yang lebih komplek memerlukan pengaturan dari program QC untuk meningkatkan kinerja pelayanannya kepada pasien. Disamping itu, peraturan ini diperlukan untuk standar kualitas dari hasil sinar X yang dihasilkan serta peralatan lain yang berpotensial menyebabkan kerugian terhadap pasien jika kinerja pelayanannya kurang optimal. Secara frekuensi program ini diperlukan oleh instansi yang menggunakan CT scan untuk memeriksa peralatan secara periodik (harian, bulanan atau bahka tiap tahun) dan akan dilakukan langkah alternatif lain jika standar pengujian tidak ditemukan. Untuk mengetahui kinerja alat secara teratur, maka program QC harus dilakukan.
Pada masalah tentang pesawat CT scan, maka teknisilah yang akan melakukanya. Dengan berbagai mekanikal dan bagian elektronik dibutuhkan dalam menghasilkan suatu gambaran, terdapat kesempatan yang baik untuk menghasilkan kualitas gambar untuk dengan tingkatan yang paling baik. Pada masalah mekanikal yang lebih komplek diperlukan alat yang dapat lebih memperbaiki. Bagian elektronik dapat merubah karakteristik serta arah yang diatur optimal. Pada saat terjadi masalah, pesawat akan lama menghasilkan kualitas gambar dan hal ini terjadi pada saat pesawat sedang diuji. Pada saat pesawat panas dan aliaran arus dapat diperbaiki, akan tetapi maslah yang komplek harus diselesaikan terlebih dahulu. Perbandingan data QC modern dengan data yang terdahulu dapat terlihat pada kinerja pesawat yang kurang baik dimasa yang lalu.
Program QC dapat sangat penting di berbagai aspek pelayanan pesawat CT scan. Sebagai contoh, jika data QC digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sangat luas, pelayanan perseorangan akan lebih baik untuk menyelesaikan masalah dalam menghasilkan kualitas gambaran. Jika secara kuantitatif cara pengukuran dapat dirubah dalam menanpilkan pelayanan pasien. Kebutuhan dalam memperbaiki akan lebih terlihat jelas dan keinginan pesawat untuk diperbaiki akan menjadi kenyataan (“keinginan bahwa pesawat bekerja seperti baru dibeli atau akan semakin baik di akhir Agustus”).
Sering program QC hasilnya dapat menurunkan waktu scanning. Program QC yang baik dapat dilakukan per minggu atau sebelum terjadi kerusakan pada pesawat, dan harus diadakan penjadwalan servis pesawat secara berkala.

PRINSIP DASAR QUALITY CONTROL
            Prinsip dasar dalam quality control adalah sebagai berikut :
1.      QC harus dilakukan secara teratur dan berkala. Idealnya, pengujian alat dilakukan pada masing-masing pasien pada saat pemeriksaan. Frekuensi pengujiannya adalah jika alat bekerja secara maksimal pada saat digunakan. Meskipun secara nyata biaya yang dibutuhkan sangat banyak jika dilakukan pada saat pemeriksaan pasien.
Hal ini
2.      Prinsip yang kedua yaitu mengiterpretasi secara cepat dalam mengukur. Data biasanya digambarkan bahwa pesawat CT scan bekerja dengan prosedur spesifik. Akan tetapi kesempatan tersebut tidak terjadi, yang mana secara nyata harus diatur dan diperbaiki merupakan cara yang harus ditempuh. Cara ini mungkin dibutuhkan oleh fisikawan, radiografer dan radiolog, atau mungkin unit lain yang tertarik untuk mempelajarinya sehingga harus diperbaiki. Akan tetapi instasi tertentu menganggap bahwa program QC harus dilakukan untuk mengatur hasil pengujian dengan hasil yang sesuai untuk dibatasi. Beberapa mekanik harus ditempatkan pada bagian program QC untuk menguji pesawat CT scan. Sebagi contoh, bentuk data yang khusus pengujian yang sesuai dan terbatas sehingga diperlukan untuk pembagian data. Dari perhatian terhadap hasil pengukuran, teknisi QC dapat mengatur semua hasil yang dapat diterima. Metode lain yaitu dengan memasukkan data kedalam komputer, kemudian perintah akan diterima komputer untuk memisahkan data yang cocok. Yang harus dihindari yaitu memasukkan data kedalam komputer tiap hari atau minggu.
3.      prinsip kerja yang ketiga yaitu melaksanakan program QC berdasrkan buku pegangan. Jika waktu dan usaha telah ditempuh dalam pengujian ini, yang kemudian data yang didapat dicatat. Hasil pengujian ini harus diatur dalam buku, data form atau komputer untuk pengujian secara periodik, biasanya pesawat CT scan aktif dalam waktu yang lama (life time). Menjaga catatan yang baik tidak hanya penggunaan yang membosankan. Hasil pengujian ini akan dibuktikan jika unit yang dihasilkan mengalami kesalahan fungsi untuk waktu yang akan datang. Perbandingan hasil pengukuran yang dulu dengan yang sekarang dapat mudah dibedakan darai hasil yang ditampilkan (sesuai dengan tingkatannya). Data ini juga membuktikan dalam tutuntan yang mungkin timbul pada saat pembacaan gambar CT. Sebagai contoh, jika pada proses pengadilan meningkat terikat pada interpretasi (kesalahan intenpretasi) pada gambaran CT scan dan data dapat dihasilkan dari buku QC untuk  menampilkan fungsi CT scan pada saat interpretasi, kemudian pesawat CT scan akan bekerja mengatasi kesalahan yang timbul untuk interpretasi.

PENGUJIAN QUALITY CONTROL UNTUK PESAWAT CT SCAN
Metode ini dijelaskan pada bab ini yang memberikan prosedur yang detail pada saat pengujian, peralatn yang dibutuhkan, interpretasi yang dihasilkan, beberapa saran untuk dapat diterima dalam jumlah yang terbatas dan bagaimana pengujian ini dilakukan. Langkah-langkah pengujian kurang lebih sangat penting, dengan beberapa pengujian yang dilakukan dengan cepat dan mudah.
Memilih Teknik Yang Digunakan Untuk Pengujian QC
            Dalam memilih teknik untuk menguji QC tergantung pada jenis pesawat CT scan dan jenis pengujian yang digunakan. Beberapa variabel yang dipilih untuk masing-masing pengujian yaitu kVp, mA, waktu scan, ketebalan, jenis algorithma, jenis filter sinar X dan ukuran focal spot. Nilai yang dihasilkan kemudian digabungkan dengan teknik yang digunakan dan cara terbaik dapat dilakukan dengan memilih satu atau dua teknik yang lebih sensitif. Secara umum, teknik ini harus sama untuk hari ke hari. Meskipun, satu teknik tidak sama dengan teknik yang lain. Cara yang baik ditempuh untuk menggunakan teknik yang sesuai dengan frekuensi penggunaan sehari-hari. Satu metode untuk memilih teknik QC yaitu yang lebih sering digunakan untuk pemeriksaan kepala dan tubuh dalam pengujian ini. Beberapa pengujian harus dilakukan dengan teknik ini, untuk lebih mengetahui terhadap deviasi yang mungkin diberikanuntuk pengujian ini.
Frekuensi Pengujian
            Cara ini biasanya terbatas pengujian yang lebih komplek untuk setiap survey, kesempatan ini terjadi pada saat pesawat CT scan diberikan tanda yang sesuai dan kesempatan berikutnya jika mengalami kualitas gambar yang kurang yang tidak diduga. Cara ini baik untuk mengulang pengujian yang dibutuhkan setelah memindahkan komponen utama seperti tabung sinar X atau cara pengaturan. Jika gambaran CT scan digunakan secara kuantitatif atau jika denganteliti gambar yang digunakan untuk membatasi jaringan yang akan diperiksa (penggunaan pada biaopsi perawatan radioterpi), frekuensi penggunaan yang sesuai harus dikembangkan.
Pengujian Teknik “Passing”
Apa yang sesuai dengan keterbatasan? Bagaimana cara menyesuaikan nilai window untuk masing-masing pengujian menjelaskan sebelum pesawat CT scan untuk dapat diterima? Pertanyaan yang komplek ini tergantung jenis teknologi yang digunakan untuk pengujian ini, jenis peralatan yang digunakan dan teknik yang digunakan.
Mungkin lebih penting daripada nilai pengukuran variabel dirubah antara variabel dengan pengukuran. Pesawat CT scan dijalankan pada saat hari ini dan besok harus menghasilkan hasil yang sama pada saat pengujian dilakukan. Setelah cocok maka keterbatasan dengan peraturan pengukuran yang cepat dapat dikelompokkan terhadap nilai yang menyimpang. Cerita lalu dapat diterima dengan baik dengan nilai yang dihasilkan. Jarak termasuk dalam nilai yang lebih pada saat pesawat dijalankan optimal dapat dengan mudah ditentukan dari peraturan yang lalu. Tentu, hal ini tedak pernahsecara nyata CT scan berjalan secara optimal dimasa lalu ketika dianggap baik. Tetapi jika membaca bagian ini unit akan merasa mendapatkan pesawat yang dirasa baru atau percaya bahwa alat dapat berfungsi dengan baik.
PENGUJIAN QC
            Pengujian QC dijelaskan pada bagian ini. Saran yang diberikan tergantung pada bahan-bahan berikut : phantom atau peralatan, hasil yang diharapkan, keterbatasan pengujian, penyebab terjadinya kesalahan dan waktu pengujian.
TEST 1_ Nilai Rata-Rata CT Number Air (Kalibrasi CT Number)
-          Alat atau Phantom :
Plastik silinder yang diisi air secara sederhana dengan diameter 20 cm. Phantom yang diperdagangkan digunakan untuk pengujian ini, tetapi beberapa institusi mempergunakan 1 galon plastik yang berisi cairan pemutih. Cairan pemutih ini tentu dibuat sama dengan kandungan air pada phantom plastik.
-          Pengukuran :
Dilakukan pada phantom air yang siap digunakan pad tiap teknik. Penggunaan bentuk ROI tersedia pada layar monitor pesawat CT scan untuk memilih cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan nilai rata-rata CT number pixel yang ada pada ROI. Perluasan derah ROI yang mana termasuk didalamnya 2 – 3 cm2 (sekitar 200 – 300 pixel). Posisi ROI dekat dengan pertengahan gambaran phantom dan nilai rata-rata dari CT number.
Gambar 23-1. Gambaran phantom air. Dengan area ROI ditempatkan dipertengahan phantom untuk menghitung nilai CT number dan nilai standar deviasi.



            Dua media yang menjadi poin kalibrasi untuk CT number adalah air dan udara. Kesempatan biasanya (sekali dalam sebulan), pergerakan ROI disisi luar phantom pada bagian gambar yang diketahui mengandung udara. Perhatikan nilai rata-rata CT number pada udara. Hal ini harus ditempuh pada –1000 jika pesawat CT scan dikalibrasi sebagaimana mestinya.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus dibawah nol.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika nilai rata-rata CT number air lebih dari 3 CT number yang lebih dari nol (range –3 sampai +3), pada pengujian pesawat CT scan. CT number dari udara adalah –1000 sam pai ±5.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi pada algorithma pada CT number. Jika pengulangan kalibrasi tidak membantu, memberitahukan kepada penguji. Biasanya membentuk prosedur pengulangan kalibrasi pada skala CT number.
-          Waktu Pengujian :
Disarankan dilakukukan tiap hari.
TEST 2_ Standar Deviasi CT Number Air
-          Alat atau Phantom :
Plastik silinder yang diisi air secara sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Menggunakan gambar yang sama dengan Test 1.
Menggunakan ROI pesawat CT scan yang tersedia pada monitor CRT pesawat CT scan. Pastikan ROI dapat sesuai dengan standar deviasi yang ada dalam ROI. Perluasan derah ROI yang mana termasuk didalamnya 2 – 3 cm2 (sekitar 200 – 300 pixel). Posisi ROI dekat dengan pertengahan gambaran phantom dan menyesuaikan standar deviasi CT number.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai CT number yang berkisar antara 2–7. Nilai disesuaikan dengan dosis yang diterima di area ROI, yang mana tergantung pada kV, mA, waktu scan, ketebalan, ukuran phantom dan rekonstruksi algorithma. Standar deviasi pada CT number juga dipengaruhi oleh posisi ROI. Sebagi contoh, standar deviasi yang paling rendah pada bagian tepi dibandikan pada bagian tengah gambaran phantom. Pastikan teknik yang digunakan sama setiap hari dan standar deviasi disesuaikan pada tempat yang sama tiap harinya (pada pertengahan phantom).
-          Keterbatasan Pengujian :
Idealnya, standar deviasi harus sangat rendah. Kenyataannya keterbatasan yang dihasilkan harus ditentukan oleh pengukuran pada saat pemeriksaan masa lalu yang pada akhirnya kinerja pesawat CT scan menjadi baik. Teknik yang digunakan harus selalu sama tiap hari untuk mengukur standar deviasinya. Jika standar deviasi mulai meningkat, hal ini indikasinya ditemukan adanya “noisier” pada gambar dengan berbagai macam ukuran pixel CT number dan sangat rendahnya kontras resolusi.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Yang menyebabkan noisier gambar seperti rendahnya dosis (pada keluaran tabung sinar X) atau meningkatnya noise yang disebabkan oleh detektor, amplifier atau A/D converter. Dari hasil pengujian.
-          Waktu Pengujian :
Disarankan dilakukan tiap hari. 
TEST 3_ Peningkatan Kontras Resolusi
-          Alat atau Phantom :
Meningkatkan kontras resolusi (persentase kontras 10% sampai yang tertinggi) yang dihasilkan pada gambaran phantom. Pengujian untuk meningkatkan nilai kontras, yaitu diketahui dari pangukuran fungsi pengiriman modulisasi (MTF), secara cepat dan mudah pengujian ini dilakukan dengan susunan MTF pada pengujian QC. Salah satu susunan tersebut adalah adanya deretan lubang pada plastik, dapat terlihat pad gambar berikut :
Gambar 23-2.
Susunan lubang untuk mengetahui high-contras dari phantom air. 
Masing-masing deretan terdiri dari kumpulan lubang (berjumlah lima) dengan 2 diameter konstan pada setiap deretan. Ukuran lubang akan semakin kecil pada setiap deretan. Jika lubang dibor dari arkrilik dan diisi air maka persentase kontrasnya adlah 20%. Jika lubang itu diisi udara nilai konrasnya adalah 100%. Salah satunya bahan tersebut mengisinya dengan baik.
-          Pengukuran :
Ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 23-3.  Gambar CT scan dengan susunan high-kontras, dapat dilihat dari anah panah tersebut diatas.
Dapat terlihat dengan jelas dari deretan lubang. Lubang terkecil dapat terlihat jelas, lebih baik terlihat pada tampilan gambar CT scan. Beberapa lubang terlihat sedikit pada deretan gambran phantom. Hal ini biasanya disebut dengan fenomena fase putaran dan tidak harus dihitung secara lengkat pada tiap lubang. 
-          Hasil yang diharapkan :
Pesawat CT scan yang lebih modern memiliki high kontras dengan ketebalan yang semakin kecil 1 mm pada pembutan gambar kepala. Oleh karena itu, high kontras akan didapat dengan penghitungan lubang jumlah lubang tiap deretan yaitu 0,75 sampai 1,0 mm. Dengan teknik resolusi tinggi pada alat yang khusus, beberapa pesawat dibentuk untuk menghasilkan resolusi yang semakin kecil 0.25 mm.
-          Keterbatasan Pengujian :
Nilai dasar yang menentukan pada saat alat bekerja dengan baik yaitu menggunakan phantom dan tidak ada lubang yang terlihat. Pangukuran yang baik ditandai dengan nilai baseline yang akan datang. Berikutnya, pengujian dapat dibandikan dengan hasilnya. Cara lain, yaitu dengan mengelompokkan bentuk untuk pengujian menghasilkan nilai yang spesifikasinya semakin baik.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Semakin luasnya area focal spot pada tabung sinar X, mesin terlalu panas sehingga pergerakan gantry mengahasilkan ketidaksejajaran atau lemahnya komponen mesin, vibrasi mesin atau rusaknya detektor yang digunakan. Jika resolusi mengalami penurunan, menurut hasil pengujian
-          Waktu Pengujian :
Sebaiknya dilakukan tiap bulan.
TEST 4_ Low Contrast Resolution
-          Alat atau Phantom :
Penurunan kontras dapat terlihat pada gambaran phantom. Pengujian yang mudah dan cepat menghasilkan low kontras pada objek terlihat dari lubang (diameter 2-8 mm) yang dilubangi dengan polystrene. Lubang diisi dengan cairan (biasanya air) yang kemudian ditambahkan dengan bahan lain (metanol atau sukrosa) untuk menghasilkan nilai CT number sebesar 0,5% yang dihasilkan dari bahan plastik tersebut. Susunan dapat terlihat pada gambar berikut
Gambar 23-4. “Solid plastic” model phantom yang digunakan pada pengujian low kontras yang terdiri dari susunan lubang (face view) dimana lubang yang diisi cairan. Dengan nilai resolusi sekitar 0,5% 
Pada tiap-tiap lubang memiliki diameter yang sama. Ukuran lubang akan semakin mengecil. Pada gambar tesebut lubang tampak sama disekelilingnya (lubang terlihat semakin rendah kontrasnya).
Teknik lain yang sebagian menggunakan pengisian pada plastik yang kecil (seperti selaput yang terbuat dari plastik). Kontras rendah pad gambar dihasilkan dari perbedaan prinsip dimana phantom yang terbuat dari padatan plastik. Jenis phantom ini terdiri dari susunan lubang yang berderet rapi.  Garis bidang membran melintang pada phantom dan kemudian dibenamkan di air. Berkas sinar pada pesawat CT scan digambarkan pada gambar berikut :
Gambar 23-5. Volume partikel yang terkandung dalam phantom membran sebagai pengujian low contrast. 
Variasi ketebalan plastik berpengaruh terhadap berkas sinar yang menembusnya, sehingga kontras dapat dirubah-rubah.
Pada kedua teknik ini, kontras objek sulit untuk dihitung. Pada pengujian QC teknik ini dapat menghasilkan kontras yang konstan. Kontras yang dihasilkan harus dipilih sesuai standar bahwa hasil pengujian harus menampakkan 50% dari lubang yang ada. Pada tingkatan lubang yang digambarkan mengalami penurunan kontras yang mana akan ditampilkan paling sedikit dua deretan lubang.
-          Pengukuran :
Pada gambaran CT scan menentukan deretan lubang yang semakin mengecil, semua lubang dapat terlihat jelas. Lubang yang paling kecil dapat terlihat menggunakan teknik khusus, tampilan yang lebih baik pada pesawat CT scan. Salah satunya sampel berupa “low-noise” dengan dosis yang tinggi dan “high-noise” dengan dosis yang rendah. Pada low noise objek yang sangat kecil dapat terlihat. Ditunjukkan oleh gambar berikut :
B.
A.
 
 
Gambar 23-6. (A). Low-noise, (B). High-noise 
-          Hasil yang diharapkan :
Lubang terkecil dapat dihasilkan pada pesawat CT scan yang terbaru dimana dapat menghasilkan gambaran dengan diameter 4-5 mm atau kontras 0,5% pada objek yang diuji. Mungkin hal yang terpenting yaitu alat dapat menghasilkan gambaran lubang meskipun yang paling kecil selama alat bekerja dengan baik.
-          Keterbatasan Pengujian :
Semua ukuran lubang dapat terlihat dengan berbagai teknik yang digunakan. Sebagi contoh, jika sebagian volume phantom digunakan kontras akan tampak tergantung pada ketebalan objek dan luas slice pada gambar. Disamping itu, peningkatan nilai mA pada teknik ini akan menurunkan noise pada gambar dan lubang yang terkecil dapat terlihat. Oleh karena itu, pemilihan teknik scan (biasanya pada teknik pemeriksaan kepala) sangat berpengaruh jika alat yang digunakannya juga baik sehingga dapat dibandingkan dengan nilai yang dihasilkan pad pengujian sebelumnya. Teknik ini tidak harus dirubah dari hari ke hari. Penggunaan algorithma dapat juga mengurangi nilai statistik fluktuasi yang ditampilkan antar pixel. Algorithma ini menghasilkan gambar dengan standar deviasi yang rendah dan biasanya menghasilkan kontras yang rendah. Oleh karena itu, algorithma ini sangat penting untuk selalu menggunakan susunan rekontruksi algorithma yang sama untuk membandingkan dengan pengulangan hasil dari pengujian ini.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Nilai noise yang tinggi biasanya menyebabkan kontras resolusi yang rendah. Dengan meningkatkan noise sehingga menurunkan dosis, menurunkan nilai mA atau faktor lain akan mengalami penurunan pad tabung sinar X, seperti lapisan tungsten. Peningkatan noise elektronik akan terjadi dan noise yang disebabkan karena detektor, amplifier, atau A/D converter. Penguji harus menginformasikan penurunan kontras resolusi dan tindak lanjut terhadap hasil diagnosa.
-          Waktu Pengujian :
Disarankan dilakukan tiap bulan.
TEST 5_ Alat Menghitung Jarak
-          Alat atau Phantom :
Objek yang digunakan dengan dua atau lebih objek yang kecil yang berhubungan dengan spatial resolusi (jarak antar objek). Salah satu objek lebih lebar “+” dengan susunan lubang kecil pada phantom plastik. Jarak antar lubang dengan lubang yang lain 1 cm, dan ukuran “+” cukup luas mengisi semua pada gambaran.
Gambar 23-7. Susunan lubang untuk mengukur distrorsi gambar.
Beberapa institusi telah menggunakn grid untuk untuk membatasi seperempat bagian gambar. Seperempat bagian dari grid jenisnya menggunakan cahaya flurosensi, yang dibuat agar sinar menyebar keseluruh bagian objek dengan jarak sekitar 0,5 inchi (12 mm). Dengan sejumlah usaha yang dilakukan, grid dapat digunakan atau tidak digunakan sebagai bantuan objek phantom.
-          Pengukuran :
Penghitungan jarak gambar biasanya pada layar monitor pesawat CT scna suadah tersedia, menghitung jarak yang baik antara dua lubang yang dekan dengan tepi phantom, salah satu dekat puncak dan dan yang lainya berada dibawah phantom.
Gambar 23-8. Pengujian jarak alat dengan menghitung jarak dua lubang yang terpisah.
Pengujian dilakukan berulang-ulang untuk mengukur dua jarak lubang yang bergerak ke kanan dan kekiri. Jika memerlukan perhitungan secara diagonal dua jarak lubang dapat dihitung dengan teori Pitagoras.
-          Hasil yang diharapkan :
Jarak yang sesuai dengan pesawat CT scan dengan jarak yang telah ditentukan dengan penghitungan jarak antara dua lubang.
-          Keterbatasan Pengujian :
Hasil yang tidak sesuai, biasanya didapatkan 1 mm atau kurang dan merupak hasil yang baik. Hasil yang lebih dari 2 mm harus diperbaiki lagi.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi pada rekonstruksi algorithma. Jika bentuk yang diinginkan tidak didapatkan maka dilakukan pengulangan kalibrasi algorithma.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 6_ Distorsi Pada Video Monitor
-          Alat atau Phantom :
Beberapa objek menggunakan jarak yang tepat dan susunan geometri yang teratur. Salah satu susunan yang luas ditandai “+” dari objek phantom plastik, seperti pada Test 5.
-          Pengukuran :
Menggunakan aturan tekanan cahaya yang berlawanan pada video monitor, menghitung jarak antar lubang (n = 3 – 5) pada posisi atas, bawah, sisi kanan dan kiri gambar di video monitor pada saat pengujian.
Gambar 23-9. Distorsi pada video monitor
-          Hasil yang diharapkan :
Hasilnya harus sama dengan ukuran objek (sama dengan jarak antar lubang) harus menghasilkan gambar dengan ukuran yang sama pada berbagai lokasi di layar monitor.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jarak yang baik untuk tiap lubang sangat diperlu diketahui di layar monitor. Akan tetapi jarak yang sama harus pada ukuran yang sama pada semua titik dilayar monitor. Sebagai contoh, 30 mm jarak objek dekat dengan bagian atas phantom pada layar monitor akan tampak 17 mm, hal tersebut dapat dimaklumi dengan mengartikan terjadi magnifikasi dari objek ke gambar yaitu 17/30. Akan tetapi jika dengan teknik yang sama 30 mm pada objek dan pada monitor ditampilkan 12 mmdibawah gambar, maka magnifikasi tidak dikatakan konstan dan terdapat distorsi pada monitor dari sisi atas ke bawah. Dari dua perhitungan tersebut sangat sulit untuk menentukan perhitungan yang sesuai, panjang tambahan yang sama harus diukur dari sisi kanan dan kiri pada monitor untuk menentukan empat sisi yang berbeda. Perbedaan terbesar antara beberapa nial ukuran yang lebih kecil dari 1% diameter phantom yang terlihat pada layar monitor. Sebagai contoh, jika phantom dengan diameter 170 mm gambar pada monitor, hasil maksimun yang harus ditempuh dari empat kali perhitungan adalah 170 mm x 1% = 1,7 mm. Syaratnya adalah harus lebih rendah yang tampak pada layar monitor, jika tidak distorsi terjadi semakin kuat.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Biasanya distorsi terjadi akibat layar monitor itu sendiri. Beberapa jenis distorsi dapat terjadi pada layar monitor. Biasanya hal ini disebabkan karena kesalahan pengaturan tegangan atau nonlinieritas pada tegangan elektron phospor screen pada layar monitor.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap bulan. 
TEST 7_ Distorsi Pada Film dan Hasil Hard Copy Yang Lain 
-          Alat atau Phantom :
Sama seperti pada Test 5 dan 6
-          Pengukuran :
Cetak hasil pengujian dalam film. Pada film hitung dengan jangka lengkung (jika diperlukan) nilai jarak n (n = 3 – 5) lubang yang dekat bagian atas, bawah dan kedua sisi gambar untuk total empat pengukuran. Jarak antar lubang pada film tidak terlalu penting, tetapi jarak yang sama harus diukur sama semua titik pada film. Pengukuran jarak pada film sama dengan pengukuran yang dilakukan pada distorsi video monitor.
-          Hasil yang diharapkan :
Jarak antara dua lubang harus sama diberbagai sudut gambar phatom yang tampak pada film.
-          Keterbatasan Pengujian :
Perbedaan nilai yang dihasilkan dari empat sisi pengukuran yaitu kurang dari 1% diameter phantom dihitung pada film. Sebagai contoh, jika diameter phantom  pada film adalah 50 mm, perbedaan nilai yang boleh dihasilkan adalah 50 mm x 1% = 0,5 mm.
Pengujian ini penting terutama pada saat digunakan untuk mengetahui jaringan. Sebagai contoh, jika gambar CT scan digunakan untuk perencanaan perawatan radioterapi, sesuai dengan keterbatasan yaitu distorsi diharapkan hanya sedikit yang ditemukan.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Ketidaksejajaran atau salah pengukuran pada sistem optikal kamera film atau peralatan hard copy. Video monitor dapat memperbaiki kesalahan pada hasil gambaran film, dan monitor memiliki jenis distorsi yang sama dengan hasil output film. Nonlinier pada kamera elektronik juga dapat menyebabkan terjadinya distorsi. Biasanya penguji dapat mengatur peralatan ini secara mudah untuk mengurangi distorsi.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap bulan. 
TEST 8_ Penurunan Nilai CT Number
-          Alat atau Phantom :
Plastik silinder sederhana dengan diameter 20 cm (sama seperti phantom yang digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Menggunakan cara ROI yang ada pada pesawat CT scan. Menghitung nilai CT number udara pada sisi atas, bawah, kanan dan kiri phantom.menggunakan luas ROI yang cukup untuk menghilangkan bagian 200 – 300 pixel. Membandingkan dengan Test 1.
-          Hasil yang diharapkan :
Idealnya, nilai CT number sama dengan nol.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika nilai CT number pada semua sisi phantom berbeda lebih dari 5 CT number dari rata-rata nilai CT number yang dikumpulkan dari semua pengukuran, kemudian akan dihasilkan gambaran “flat”. Jika nilai CT number tinggi di tengah dan rendah didekat dengan lingkaran phantom, maka gambar disebut capping. Pada nilai yang rendah di pertengahan phantom disebut cupping.
Gambar 23-10. Menggunakan sistem ROI untuk mengukur kerataan “flatness”.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Capping dan cupping dihasilkan pada saat sinar X menembus phantom. Dekat dengan tepi phantom sinar X tidak akan menembus terlalu kuat (nilai rata-rata energi rendah). Untuk menembus pada titik tengah diperlukan energi yang kuat untuk menghasilkan kekuatan untuk menembus bahan. 
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 9_ Hasil Hard Copy
-          Alat atau Phantom :
Cara mendapatkan gambaran gray-scale dari suatu gambar dilakukan dengan menggunakan komputer atau alat lainnya dan film densitometer. Tingkatan gambar pada step wedge dapat menunjukkan skala keabu-abuan. Tiap-tiap step pada gambaran step wedge merupakan hasil berkas sinar X yang menembus step wedge dengan jumlah yang besar. Semakin banyak menyerap sinar X maka nilai CT numbernya semakin kecil pada gambaran stepnya dan menghasilkan gambaran keabu-abuan. Setelah dihasilkan gambaran step tersebut akan disimpan dan digunakan sebagai standar.
-          Pengukuran :
Secara umum mengukur tingkatan keabu-abuan pada gambar. Menggunakan densitometer untuk menghitung densitas tingkatan pada gambaran keabu-abuan alat step wedge. Menghitung salah satu titik yang telah ditandai pada step ketiga gambar, yang dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 23-11.
Hasil output film pengujian menggunakan alat step wedge. 
-          Hasil yang diharapkan :
Gambar yang sama dihasilkan dengan alat hard copy pada masing-masing waktu. Tingkatan densitas dihitung dengan menggunakan densitometer yang diukur pada tiap gambar.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika pengukuran beda tingkatan densitas lebih dari 0,12 optical density (OD) dari standar yang telah ditentukan, yang kemudian penyimpangan tersebut harus dicari dan diperbaiki.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Penyimpangan OD film di kamera tersebut dapat ditemukan pada saat prosessing film. Meskipun prosesor juga dapat menyebabkan penyimpangan, kemudian kamera harus diperbaiki dengan alat tambahan. Alat tambahan tersebut adalah video monitor, laser atau peralatan pencahayaan yang digunakan untuk mengekspose film. 
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setiap bulan.
TEST 10_ Alat Keakuratan Lokalisasi
-          Alat atau Phantom :
Pengujian objek dengan target dapat dilakukan untuk melokaslisasi gambar dan mengetahui ukuran objek yang dihasilkan seberapa jauh gambaran CT scan yang jauh dari target. Salah satu contohnya yaitu phantom yang dibentuk dengan dua lubang yang dilubangi pada plastik yang saling tegak lurus 450 satu sama lain dengan sumbu gambar. Gambaran melintang yang tergambar akan dihasilkan seperti yang tampak pada gambar berikut :
Gambar 23-12.
Gambaran susunan target pada test localization. 
Dua lubang yang saling mengimbangi dan tidak saling berpotongan. Batasan target dipertengahan titik dimana dua lubang yang ada untuk berpotongan pada gambar, dan pada saat dilakukan scanning. Setelah gambaran CT scan dibentuk lubang harus terlihat secara langsung saling berlawanan dengan garis yang sempurna sejajar diantara masing-masing lubang. Jika terjadi penyeimbangan lubang, pada scanning tidak akan terlihat dimana pada saat lokalisasi gambar terjadi.
-          Pengukuran :
Gambaran phantom menggunakan alat lokalisasi (kadang disebut scout atau targeting gambar). Menggunakan pengujian lokalisasi gambar ini, dilakukan pada pesawat dengan single scanning ketebalan objek. Seperti terlihat pada pertengahan hasil scanning antar bagian lubang. Dengan membuat gambar dan merekonstruksi gambar. Sangat sedikit terjadi kedua lubang itu akan terlihat pada gambaran CT scan. Jika hal itu terjadi, maka alat lokalisasi sangat sedikit diatur pada luas berkas sinar tidak akan tertarik pada bagian plastik yang mana pada saat dilubangi. Jika alat lokalisasi gambar dapat bekerja dengan baik maka gambaran lubang akan terlihat jelas satu dengan yang lain.
Gambar 23-13. Contoh gambaran slice CT scan pada saat lubang terlihat melintang. Jika dua lubang sejajar bentuk lokalisasi pada target. 
Jika lubang tidak sejajar, maka pertengahan slice jauh dari target. Jarak antara pertengahan gambar CT scan diposisikan dari pada target (antar bagian lubang) dapat dihitung dengan mengukur jumlah kesetimbangan dua lubang pada gambar. Menggunakan alat pengukur jarak pada video monitor (pengukuran dapat dibuat dengan penggaris pada video monitor atau pada hasil hard copy jika tidak ada distorsi pada alat ini dan jika menggunakan alat yang tepat untuk membuat magnifikasi gambar), ukuran jarak dari ujung lubang ke ujung lubang yang lain (gambar 23-14). Tujuan dari perhitungan titik tengah pada slice CT scan dari target yaitu sama dengan panjang L.
Lakukan pengulangan pengujian pada slice width yang lain.
Catatan, panjang lubang pada gambar dihitung dari awal ke akhir yang secara langsung menghitung width pada slice CT scan. Lihat pada Test 14 untuk lebih jelasnya, menjelaskan tentang mengapa hal ini bisa terjadi.
Gambar 23-14. Menghitung nilai L untuk ketepatan lokalisasi slice. 
-          Hasil yang diharapkan :
Idealnya gambaran lubang terlihat sejajar.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika hasil pengujian nilai L 3 mm atau lebih besar, alat lokalisasi rusak maka harus diperbaiki.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi pada mekanisme posisi meja pasien, meskipun masalah software juga dapat mempengaruhi.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap bulan.
TEST 11_ Bed Index
-          Alat atau Phantom :
Satu lembar film sinar X ukuran 10 x 12 inchi “Ready-pak” (Kodak) yang masih berfungsi dengan baik.
-          Pengukuran :
Film diletakkan dibawah meja pasien, panjang film paralel dengan panjang meja. Pesawat CT scan diprogram untuk menghasilkan 10 sampai 12 scan, masing-masing scan dengan ketebalan 10 mm dari scan awal dengan slice width untuk width yang sangat kecil (kurang dari 5 mm). Meja pasien dibuat dengan kemampuan beban 100lb (50 kg) yang disesuaikan dengan berat badan pasien. Pada saat scan dimulai, berkas sinar X akan mengekspose film (Gambar 23-15). Dengan penggaris, mengukur jarak antar lapisan untuk menentukan berapa jauh film dan meja pasien bergerak pada masing-masing scanning.
Gambar 23-15.
Mengukur index meja pasien pada saat ekspose film 
-          Hasil yang diharapkan :
Jarak dari tengah ke tengah lapisan ekspose pada film diharapkan 10 mm atau jarak scanning harus dipilih terlebih dulu.
-          Keterbatasan Pengujian :
Pada saat 10 scan (9 jarak antar scan) harus dihasilkan 90 mm dari pertama sampai lapisan yang terakhir. Jika pengukuran panjang pada jarak lapisan berbeda menghasilkan lebih dari 1 mm, pergerakan meja pasien tidak akurat.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Terlalu banyak selipan pada mesin meja pasien atau kesalahan kalibrasi posisi meja pasien.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setahun sekali.
TEST 12_ Bed Backlash
-          Alat atau Phantom :
Dua lapis pita penutup persegi panjang, pensil dan penggaris.
-          Pengukuran :
Meja pemeriksaan pasien diberi beban kurang dari 100 lb (50 kg) dengan bahan yang memiliki berat sama dengan beban pasien. Meja tersebut akan digerakan pada tempat yang sesuai untuk menghasilkan point nol. Dua bidang pada lapisan pita penutup ditempatkan saling berbatasan satu sama lain, salh satu sisi bergerak pada bagian meja pemeriksaan, dan bagian lain pada meja pemeriksaan tidak bergerak (Gambar 23-16). Penanda menggunakan pensil ditempatkan pada masing-masing potongan lapisan sehingga dua tanda akan saling berhadapan satu sama lain. Pesawat CT scan diprogram untuk menggerakkan meja secara otomatis sekitar 150 sampai 200 mm pada kenaikan 10 atau 20 mm sekali bergerak (contoh : meja pemeriksaan pesawat CT scan), kemudian kembali pada posisi nol atau posisi awal.
Gambar 23-16. Dua bidang lapisan meja menentukan bed backlash untuk bergerak dan diam. Dua tanda pensil saling berhadapan satu sama lain kembali keposisi awal atau posisi nol pada meja. 
Setelah semua bergerak, tanda pada meja harus kembali pada posisi semula atau pada posisi saling berhadapan kemudian berhenti. Pengukuran jarak antara dua tanda tersebut merupakan indikasi jika terdapat ketidakcocokan pada mesin meja pemeriksaan “backlash”. Pengukuran ini harus diulang untuk mengetahui gerakan meja posisi yang berlawanan pada test pertama.
Jika terdapat posisi readout meja pemeriksaan, maka harus diuji dengan pergerakan meja masuk dan keluar sekitar 200 – 300 mm dan kemudian diulang kembali sampai ke posisi awal, untuk menentukan nilai readout. Sekali lagi, penandaan pada lapisan pite penutup harus sejajar jika tidak maka akan terjadi backlash.
-          Hasil yang diharapkan :
Dua tanda pada lapisan pita penutup harus selalu sejajar pada saat meja diposisikan pada posisi semula/nol.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika meja tidak kembali ke posisi semula 1 mm, maka penguji memberikan jalan keluar.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Perbedaan jenis mesin backlash pada roda gigi, sabuk pengikat dan mesin katrol meja atau rusaknya sensor pada meja pemeriksaan. Penguji biasanya dapat mengatur pergerakan mesin meja untuk mengurangi kesalahan.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setiap tahun.
TEST 13_ Lapangan Penyinaran
-          Alat atau Phantom :
Satu lembar film, sama seperti yang digunakan pada Test 11 sehingga dapat digunakan untuk pengujian ini.
-          Pengukuran :
Satu lembar “Ready-pak ” film pada meja pemeriksaan pasien. Letakkan film pada meja kira-kira pada pertengahan (vertical) pada saat gantry membuka. Atur kolimasi external atau internal (beberapa pesawat CT scan sudah menggunakan sinar laser) untuk menentukan scan yang pertama. Gunakan jarum atau ketajaman objek lainnya (pisau lipat), dua kantung yang sangat kecil, lubang kertas pembungkus film dan filmnya (gambar 23-17). Dua lubang harus tepat di atas lapangan penyinaran, satu lubang dekat dengan tepi sisi kiri film dan lainnya pada tepi sisi kanan. Lubang ini yang mana akan terlihat setelah film diproses, yang akan mengindikasikan pada lapangan penyinaran.
Gambar 23-17. Menandai posisi lapangan penyinaran pada film dengan jarum. Dua lubang kecil ditandai pada film di pertengahan lapangan penyinaran.
Jika penyinaran external digunakan, pergerakan meja pada posisi awal scan. Gunakan teknik medium scan dengan slice width pengaturan width paling minimum. Radiasi akan dihasilkan terbatas pada film yang mengindikasikan radiasi menembus film. Proses film dan pengujian lokasi relatif gelap menggunakan dua pinhole.
-          Hasil yang diharapkan :
Jika lapangan penyinaran diperbaiki di tengah pada daerah radiasi, dan juga posisi gambar, berkas eksposi gelap menyebabkan radiasi harus berada ditengah kedua pinhole.
-          Keterbatasan Pengujian :
Lapangan penyinaran harus disamakan dengan (posisi atas) daerah radiasi mencapai 2 mm.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Sering terjadi akibat sistem optikal lapangan penyinaran yang tidak sejajar. Terkadang tabung sinar X harus diinstal terlebih dulu. Tergantung pada penguji.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun. 
TEST 14_ Slice Width (CT Scan Nonspiral/Nonhelical)
-          Alat atau Phantom :
Phantom dengan kabel kecil atau arah lubang 450 dari scan plane. Objek sama seperti yang telah dijelaskan pada Test 10.
Jangan mengandalkan pengukuran nilai width pada berkas radiasi pada film untuk menentukan slice width.
-          Pengukuran :
Kelompok terkecil dari tiga kali scan ditunjukkan pada gambaran lubang dengan sudut 450. Scan termasuk didalamnya memilih berkas width yang tersedia pada pesawat CT scan. Cukup memilih tiga slice thickness yaitu tipis,  sedang dan tebal. Menggunakan alat pengukuran jarak pada pembentukan gambar, dengan mengukur panjang lubang yang terlihat pada gambar. Pada saat lubang berada pada 450 untuk menghasilkan berkas radiasi, proyeksi gambar lubang pada gambaran CT scan sama dengan panjang width berkas sinar X yang menembus detektor (gambar 23-18).
                        Hole in phantom section                     X-ray beam    
                       
           
           
           
                                                                                                            S         
                       
                                                    
                                                                     450    

                                                                        Projection onto
                                                                        Image
                                               
                                                Image of hole

Gambar 23-18.
Berkas sinar X membentuk sudut lubang 450 pada permukaan tebal plastik. Berkas radiasi width menembus lubang objek membentuk sudut 450.
-          Hasil yang diharapkan :
Berkas witdh diukur dari gambar harus sesuai dengan berkas width yang telah ditentukan (dalam bentuk nominal).
-          Keterbatasan Pengujian :
Untuk slice width 7 mm atau lebih maka penghitungan slice width harus sesuai dengan nominal slice width dengan 2 mm atau kurang. Akan tetapi untuk slice width yang tipis  tidak cocok dengan nilai nominal dan penghitungan nilai slice width yang lebih besar. Sebagai contoh, nominal slice width 2 – 3 mm, pengukuran slice width mungkin dua kali dari nilai nominal slice width.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan mekanisme kalibrasi (pada shutters atau kolimator) yang mana bagian kolimasi berkas sinar X yang mencapai detektor. Tergantung pada pengujinya.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setahun sekali.
TEST 15_ Pitch dan Slice Width (CT Scan Spiral/Helical)
Catatan :
Single test mungkin digunakan untuk menentukan kedua slice width dan pitch pada pesawat CT scan spiral/helical. Untuk pesawat CT scan dengan susunan single detektor, pitch yaitu rasio pergerakan meja pasien (mm) yang terjadi selama satu revolusi yang lengkap untuk slice width (mm). Untuk pesawat CT scan dengan susunan single detektor, slice width ditentukan dari penggunaan kolimator. Pada CT scan dengan beberapa (empat) susunan detektor yang memungkinkan data slice yang diperoleh sama, yang mana pengetian pitch harus dijelaskan. Pada susunan multi detektor, slice width biasanya menentukan ukuran detektor tidak menggunakan kolimator. Menggunakan logika perpanjangan, pengertian baru pitch masih pada rasio jarak pergerakan meja pemeriksaan (mm) selama sekali revolusi lengkap pada slice width (mm). Akan tetapi hal ini harus diketahui dengan ukuran detektor yang menentukan slice width dan hal ini tidak menjadi hal yang luar biasa bila penggunaan pitch 4 – 8 pada unit multi detektor.
-          Alat atau Phantom :
Phantom dengan diameter kabel kecil, dengan panjang beberapa centimeter, posisikan ditengah scan plane pada 450 dari scan plane. Pengujian ini meliputi beberapa scan yang berdekatan, yang mana salah satunya single scan terpisah dengan index meja diantara scan, atau jika peasawat dengan kemampuan scanning spiral/helical, beberapa revolusi tabung sinar X pada saat meja bergerak beberapa centimeter.
Jangan mengandalkan pada pengukuran width berkas radiasi film untuk menentukan slice width.
-          Pengukuran :
Untuk penyinaran axial, atur pesawat untuk menghasilkan 5 atau 6 slice single scan antara scan dengan index meja yang konstan. Analisa pengujian ini sangat mudah jika slice width dipilih sama dengan index meja (index meja = slice width = 10 mm). Untuk scan spiral/helical dari single scan pesawat CT scan, atur index meja sama dengan slice width dengan ukuran detektor yang digunakan. Tampilan dari scan kabel dan pembentukan gambar. Pada pesawat CT scan spiral/helical menghasilkan data dari derajat yang sama yaitu 3600 yang digunakan untuk membentuk gambar. Ukur panjang kabel yang tersedia pada gambar. Pada saat kabel diposisikan 450 untuk menjadi berkas sinar, proyeksi yang sama dengan kabel pada gambaran CT scan yaitu sama panjang width berkas sinar X yang menembus kabel (gambar 23-19,A).
Dari pengaturan gambar yang sama, mungkin terjadi slice overlap atau gap. Untuk melakukannnya, menutup dua gambar yang berdekatan secara elektronik. Jika gambar tidak dapat dilakukan secara elektronik (beberapa pesawat tidak memiliki sistem ini), maka membuat dua gambar dengan mengopy pada film. Memotong gambar yang berdekatan melalui hasil hard copy film dan menutupnya secara manual pada viewbox.
-          Hasil yang diharapkan :
Pertama, mengukur berkas width dari gambar harus sesuai dengan ketentuan atau nilai nominal berkas width menggunakan teknik yang sama yang digunakan pada Test 14. Selanjutnya, pengukuran gambar untuk menentukan pitch dengan melapisi gambar yang terlihat. Gambaran kabel (pada 450) yang terlihat pada posisi yang berbeda pada dua gambar. Jika index meja sama dengan slice width, tingkatan gambar hanya diketahui pada dua gambar yang terakhir dengan gambar ang lain. Jika yang terakhir terlihat overlap seperti pada gambar 23-19,B hal ini indikasi dari slice yang berdekatan sehingga terjadi overlap. Jika pada dua gambar tidak tersentuh pada akhirnya akan terlihat seperti pada gambar 23-19,C, dengan slice yang berdekatan juga terjadi gap satu sama lain. Idealnya, gambaran akhir kabel hanya akan tersentuh. Salah satu terjadi overlap atau gap merupakan indikasi dari index meja yang tidak sama dengan slice width. Jika index meja pada pengujian (Test 11) pengelompokan index secara tepat, maka slice width biasanya salah.
-          Keterbatasan Pengujian :
Pada slice width 7 mm atau lebih, mengukur slice width harus sesuai dengan nilai nominal slice width pada 2 mm atau kurang. Gap atau overlap antara batas yang berdekatan dengan slice harus lebih kecil dari 3 mm. Sayang sekali, untuk slice width yang lebih tipis dan pengaturan index meja, terjadi ketidaksesuaian antara nilai nominal dan ukuran yang terjadi lebih besar dari nilai ini.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kerusakan pada berkas width biasanya disebabkan karena kesalahan mekanisme kalibrasi (pada shutter atau kolimator) bagian kolimasi pada berkas yang mencapai ke detektor. Overlap atau gap pada gambar yang berdekatan atau kesalahan pengaturan pitch yang mungkin disebabkan karena ketidaksamaan index meja (lihat pada Test 11) atau lebih sering, terjadi ketidaktepatan pada pengaturan slice width. Salah satunya bisa disebabkan dari faktor pengujinya.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 16_ CT Number dan Posisi Pasien
-          Alat atau Phantom :
Phantom plastik silinder dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Sekurangnya lima kali scan pada phantom yang sama dan pada teknik yang sama. Meskipun, posisi phantom pada gantry harus dirubah untuk masing-masing scan. Tempatkan phantom dekat dengan tengah gantry (gunakan gambar ini sesuai “standar”), yaitu bagian atas, bawah, kanan dan kiri. Atur menggunakan ROI yang tersedia pada video monitor 200 – 300 mm2 (200 – 300 pixel) kemudian ukur nilai rata-rata CT number air pada pertengahan phantom (tidak pada pertengahan gambar) pada masing-masing gambar.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus selalu nol, phantom dengan posisi bebas pad pesawat CT scan.
-          Keterbatasan Pengujian :
Jika nilai rata-rata CT number bervariasi lebih dari 5 CT number dari CT number dipertengahan pesawat CT scan, mungkin terjadi masalah dengan kesejajaran pada pesawat CT scan.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Berbagai sistem pesawat yang tidak simetris. Mengkonsultasikan pada penguji.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun

                                                                        Plastic frame
                                 
Wire
                                                                                               
                               
                               
 (A)                 X-ray beam                                  
 
    Actual beam
width
               
               
               
                Measured beam width                                Image of wire
               
 

                                                   Wire
 


                                                                                                      Beam 1
 (B)
Beam 2

                Image of wire 1                       Image of wire 2



Overlap < 3mm


                                                   Wire
 


                                                                                                          Beam 1


 (C)                                                                  Beam 2

Image of wire 1                                   Image of wire 2

Gap < 3mm


Gambar 23-19.
A. Panjang beberapa centimeter (10 cm) membentuk sudut 450 diagonal melintang pada frame plastik objek dengan berkas width pada gambar CT scan, B. Terjadi penutupan gambar dari slice yang berdekatan yang membandingkan pada slice yang berdekatan, C. Jika slice yang berdekatan terlalu jauh, akan terjadi gap pada gambar yang ditutupi.


TEST 17_ CT Number dan Ukuran Pasien
-          Alat atau Phantom :
Tiga atau empat phantom air, masing-masing berbeda diameter (luhat pada gambar 23-20). Jenis-jenis diameternya adalah 30 cm (tubuh), 20 cm (ukuran kepala orang dewasa) dan 15 cm (ukuran kepala anak-anak). Pada gambar 23-20 juga menunjukkan phantom dengan diameter yang sangat kecil (8 cm) untuk jenis ekstremitas.
Gambar 23-20.
Berbagai ukuran diameter phantom air. Pemilihan ukuran phantom air yang digunakan pada pengujian tergantung pada CT number air mengubah ukuran phantom berarti juga mengubah ukuran pasien
-          Pengukuran :
Scan pada masing-masing ukuran phantom pada teknik yang sama yang digunakan untuk pengujian. Ukuran phantom harus mencangkup ukuran anatomy secara klinis pada suatu pemeriksaan. Pada masing-masing scannning, pengaturan lapangan penyinaran pesawat CT scan hanya tampak luas cukup untuk menampakkan isis yang ada dalam phantom. Pengaturan ROI tersedia pada video monitor pada 200 – 300 mm2 (200 – 300 pixel) dan mengukur nilai rata-rata CT number air dipertengahan masing-masing gambaran phantom.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus selalu nol, pada berbagai ukuran phantom.
-          Keterbatasan Pengujian :
Nilai rata-rata CT number air tidak boleh lebih dari 20 CT number dari ukuran phantom yang terkecil sampai yang terbesar.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Beberapa pesawat CT scan memiliki kontak elektronik yang mengganti semua kerusakan untuk jarak luas intensitas sinar X yang aktif pada detektor. Penggantian kerusakan yang tidak cocok untuk nilai berkas sinar X yang mencapai detektor yang mungkin disebabkan kalibrasi CT untuk air dan bahan lain untuk pergantian dari nilai yang ideal. Penguji biasanya memberikan jalan keluar terhadap masalah yang timbul.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 18_ CT Number dan Algorithma
-          Alat atau Phantom :
Phantom plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Tampilan phantom pada single scan. Jika terjadi, menggunakan data kasar yang sama untuk membentuk gambaran diberbagai waktu, masing-masing waktu menggunakan rekonstruksi algorithma yang berbeda atau filter yang berbeda. Jika hal ini tidak terjadi dengan menggunakan data yang sama untuk beberapa pembentukan gambar, pengulangan scan phantom menggunakan algorithma yang berbeda untuk masing-masing gambar.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus selalu nol, jenis algorithma yang independent digunakan untuk pembentukan gambar.
-          Keterbatasan Pengujian :
Nilai rata-rata CT number tidak boleh lebih dari tiga CT number dari satu algorithma untuk pengujian selanjutnya.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi algorithma. Jika pengulangan kalibrasi pesawat CT scan tidak hanya mengatasi masalah kerusakanakan tetapi tergantung pada pengujinya.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 19_ CT number dan Slice Width
-          Alat atau Phantom :
Phantom plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Scan kecil pada phantom air ditampilkan dengan teknik yang sama, meskipun nilai nominal slice width dirubah diantara masing-masing scanning. Slice width harus digunakan untuk menutupi ukuran slice width secara klinis. Pengaturan ROI tersedia pada video monitor yaitu 200 – 300 mm2 atau 200 – 300 pixel dan menghitung nilai rata-rata CT number air pada pertengahan masing-masing gambar phantom.
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai rata-rata CT number air harus selslu nol, dengan pengaturan slice width yang bebas.

-          Keterbatasan Pengujian :
Nilai rata-rata CT number tidak boleh lebih dari tiga CT number dari satu slice width dengan slice width yang lainnya.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi kontak deteksi elektronik atau kesalahan pada algorithma, khususnya pada bagian yang menggantikan untuk mengubah intensitas sinar X yang menembus objek.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setahun sekali.
TEST 20_ Karakteristik Noise
-          Alat atau Phantom :
Phantom plastik sederhana dengan diameter 20 cm (phantom yang sama digunakan pada Test 1).
-          Pengukuran :
Beberapa kecil scan phantom air ditampilkan pada perbedaan nilai mAs dan perbedaan slice width, dengan semua parameter yang lain tetap. Pengaturan harus dimulai pada mA yang paling rendah yang ada pada pesawat CT scan dengan waktu yang cepat (low mAs) dan peningkatan nilai mAs yang terbesar dengan waktu scan yang relatif lambat (high mAs). Mengatur ROI yang tersedia pada video monitor sekitar 200 – 300 mm2 (atau 200 – 300 pixel) dan mengukur nilai standar deviasi (tidak nilai rata-rata) CT number air pada pertengahan masing-masing gambaran phantom. 
-          Hasil yang diharapkan :
Nilai noise gambar sebanding dengan nilai standar deviasi CT number yang diukur pada homogeneous sedang (air). Secara umum, standar deviasi CT number pada ROI (σ) harus menurunkan nilai mAs dan slice width dinaikkan, menjaga agar parameter yang lain tetap konstan (Brooks dan Di Chiro, 1976). Dengan nilai mAs yang rendah, secara tetap nilai σ sebanding dengan (mAs x slice width)-1/2.
Daerah dengan low mAs disebut dengan photon noise region dan menghasilkan nilai statistik seperti biasanya. Pada lembar kertas grafik, plot standar deviasi dengan (mAs X slice width)- ½ seperti pada gambar 23-21.
                Standard deviation of CT number








 



                                                            ө

                                                                       ө


                                                                                      ө

                                                                                                  ө
                                                                                                                ө              ө              ө              ө


                                                                Photon noise               Electronic noise


 
                                                                                [ (mAs) X (slice width) ] – ½

Gambar 23-21. Standar deviasi CT number (noise dan mAs X slice width) – ½. Nilai noise menurun berangsur-angsur pada bagian photon noise (low dosis) dan noise akan naik pada high-dosis.                     
Jika nilai mAs meningkat, nilai standar deviasi akan menurun, yang pada akhirnya noise gambar tidak akan hilang dengan nilai photon. Nilai noise akan menjadi bertambah atau berkurang secara konstan dan karakteristik inhern noise elektronik pada pesawat CT scan.
-          Keterbatasan Pengujian :
Kurva noise yang dihasilkan pada saat pesawat CT scan baru tidak harus dirubah tergantung pada umur alat. Khususnya secara sensitif untuk meningkatkan standar deviasi pada umur pesawat CT scan pada bagian kurva high-mA, yang mana noise didominasi dari komponen elektronik.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Apapun yang dapat menyebabkan noise pada sistem, seperti mengubah detektor, meningkatkan noise pada sirkuit detektor amplifier atau menurunkan photon output per mA.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan tiap tahun.
TEST 21_ Radiasi Hambur dan Kerusakan
-          Alat atau Phantom :
Menggabungkan atau total eksposi/dosis survey meter (Geiger counter) atau volume ion chamber dan ukuran kepala phantom air. Penggabungan eksposi meter merupakan pokok dari pengukuran ini. Dosis rata-rata adalah tidak diperlukan karena perbedaan yang bermacam-macam pada dosis yang ditempuh pada saat gantry berotasi.
-          Pengukuran :
Masukkan phantom kepala pada scan plane yang menghasilkan radiasi hambur untuk penghitungan. Ambil apron yang biasa digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy. Posisikan detektor pada posisi dimana radiasi akan diukur dan scan pun dimulai. Jika mungkin membantu untuk memperoleh colega untuk memulai scanning selama dilakukan pengujian. Ukur total radiasi yang memancar pada lokasi per waktu scan. Ulangi pengukuran untuk beberapa lokasi, bayaran khusus pada lokasi yang butuh perhatian dimana bantuan personal mungkin ada selama scanning. Untuk menentukan total radiasi, nilai bantuan yang banyak dan sederhana dengan dosis per scan.
-          Hasil yang diharapkan :
Hasil yang bervariasi berdasarkan lokasi dan jarak dari pesawat. Biasanya nilai rata-rata eksposi tertinggi akan muncul pada pasien berikutnya dan pada saat pesawat ditutup.
 













                                                                                                                Areas of greatest
                                                                                    Scattered radiation



Gambar 23-22. Gambaran atas pesawat CT scan yang menunjukkan intensitas radiasi tertinggi dekat dengan pesawat CT scan (      ),
-          Keterbatasan Pengujian :
Tidak ada.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Jika nilai rata-rata eksposi tertinggi dilampaui (> 25 mR/scan), mungkin terjadi masalah pada sistem kolimasi atau sheilding pada tabung sinar X.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setiap tahun.
TEST 22_ Gelombang Tegangan (kVp)
-          Alat atau Phantom :
Terdapat beberapa metode untuk mengukur kVp pada pesawat CT scan. Beberapa metode invansif, yang mana mengisi untuk lebih dibutuhkan, untuk menginstal pada alat high-voltage pada kabel dengan high-voltage antara generator tabung sinar X dan tabung sinar X, alat penghubung seperti jenis osciloskop. Alat ini membawa resiko teknis yang potensial (dari tegangan tinggi) dan peralatan (dari kesalahan untuk menjaga kabel bersih atau kesalahan membuat peralatan elektrik bekerja dengan baik selama kabel terhubung).
Beberapa bentuk peralatan pengujian memberikan noninvansif kVp meter yang mengukur pancaran radiasi dalam bentuk gelombang kVp (kVp waveform). Alat ini bekerja tergantung pada waktu dan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh operator dan peralatan yang digunakan. Salah satu alat ini dihubungkan pada simpanan jenis osciloskop, dapat menimbulkan gelombang kVp dari pesawat CT scan tanpa membongkar pesawat. Yang kemudian taknik ini direkomendasikan.
-          Pengukuran :
Memilih kVp dan tampilan scan dengan noninvansif kVp meter (atau menggunakan alat tegangan tinggi) dan jenis osciloskop. Mengukur kVp dengan alat osciloskop.
-          Hasil yang diharapkan :
Pengukuran kVp harus sesuai dengan nominal atau ukuran kVp.  Bentuk gelombang kVp harus berjalan seperti itu. Hal ini tidak harus terlalu banyak bentuk anomali. Dan tidak harus merubah kV jauh dari waktu durasi scan.
-          Keterbatasan Pengujian :
Pengukuran kVp harus sesuai dengan nilai nominal kVp sampai dengan 2 kVp.
-          Penyebab terjadinya kesalahan :
Kesalahan kalibrasi generator sinar X. Penguji biasanya mengatur generator sinar X untuk mencocokkan nilai yang ditoleransi.
-          Waktu Pengujian :
Dilakukan setiap tahun. 
REFERENSI

Amaerican Association of Physics in Medicine; Specifications and acceptance testing of computed tomographic scanners, Report 39, 1993.
Brooks RA, Di Chairo G : Statistical limitatins in x-ray reconstructive tomography, Med Phys 3: 237-240, 1976.
Burkhart RL, McCrohan JL, Shuman FG : CT quality assurance in the mid-1980s, Appl Radiol 25-37, 1987.
Cacak RK, Design of a quality assurance program. In Hendee WR, ed :  The selection and performance of radiographic equipment, Baltimore, 1985, Williams & Wilkins.
Cacak RK, Hendee WR : Performance evaluation of a fourth-generation computed tomography (CT) scanner, Proc Soc Photo-optic Instr Eng 173 : 194-207, 1979.
National Council on Radiation Protection and Measurements : Quality Assurance for Diagnostic Imaging, Report 99, pp 120-124, 1988.

No comments:

Post a Comment