Thursday, 5 July 2012

Kriteria Radiografi Panoramik 

Menurut Bontrager (2001), struktur anatomi yang harus tampak pada radiografi panoramik antara lain gigi geligi, mandibula, temporomandibular joints (TMJs), nasal fossae, sinus maksila, arkus zygomatikum, maksila, dan bagian vertebra servikal.

Mandibula tampak tanpa rotasi atau penyudutan yang diindikasikan dengan TMJ pada bidang horisontal yang sama pada gambaran, ramus dan gigi belakang magnifikasinya sama pada setiap sisi gambar, gigi depan dan belakang tampak secara tajam dengan magnifikasi yang sama. Selain itu, posisi pasien yang tepat yang diindikasikan dengan simpisis mandibula terproyeksi secara lurus di bawah mandibular angles, mandibula berbentuk lengkung, bidang oklusal sejajar dengan sumbu panjang pada gambaran, gigi atas dan bawah terletak rapi dan terpisah tanpa superposisi, vertebra servikal tampak tanpa superposisi pada TMJ (Bontrager, 2001).
Densitas mandibula dan gigi geligi sama dalam gambaran. Tidak ada densitas hilang yang jelas tergambar di tengah. Tidak ada artefak yang bertumpukan pada gambaran (Bontrager, 2001).
Gambar : Struktur anatomi radiografi panoramik (Bontrager, 2001)
Keterangan : A. Fossa nasal; B. Sinus maksila; C. Arkus zygomatik; D. Kondil; E. Mandibular notch; F. Prosesus koronoid; G. Angle (gonion); H. Ramus; I. Bidang oklusal; J. Body; K. Simpisis.
Bayangan anatomi normal yang tampak pada radiografi panoramik bervariasi antara pesawat panoramik yang satu dengan yang lain, tetapi secara umum dibagi menjadi 2 yaitu bayangan asli atau nyata dan bayangan artefak (Whaites, 1997).
  • Bayangan asli atau nyata
- Bayangan jaringan keras (hard tissue)
Yaitu gigi geligi, mandibula, maksila, hard palate, prosesus styloid, tulang hyoid, septum nasal dan konka, lingkaran orbita, dan dasar kepala.
Gambar : Bayangan hard tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Septum nasal; B. Tengah dan bawah turninates; C. Garis orbita; D. Hard palate; E. Permukaan antrum; F. Permukaan antrum; G. MAE; H. Prosesus styloid; I. Hyoid; J. Plastik kepala pendukung.
- Bayangan jaringan lunak
Yaitu lobus telinga, kartilago nasal, soft palate, punggung lidah, bibir, pipi, dan lipatan nasolabial.
Gambar 12. Bayangan soft tissues pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Kartilago nasal; B. Lobus telinga; C. Soft palate; D. Punggung lidah; E. Orofaring; F. Lipatan nasolabial; G. Mulut.
- Bayangan udara (mulut dan orofaring).
  • Bayangan artefak Yaitu vertebra servikal, body, angle dan ramus sisi samping mandibula, serta palate.
 
Gambar : Bayangan artefak pada radiografi panoramik (Whaites, 1997)
Keterangan : A. Palate; B. Mandibula; C. Vertebra Servikal.
Menurut Carver (2006), kriteria untuk penilaian kualitas gambar suatu radiograf panoramik antara lain :
- Semua mandibula termasuk simpisis mental bawah dan kondilus atas tampak. Hard palate dan bagian bawah sinus maksila tampak.
- Susunan gigi tampak pada garis horison.
- Bite rod
tampak di pusat antara insisivus atas dan bawah yang dipisahkan oleh bidang oklusal gigi.
- Semua gigi tampak tajam.
- Struktur servikal tampak kabur di bagian depan yang superposisi dengan bayangan insisivus. Bayangan vertebra servikal terlihat tajam di kedua sisi samping dari gambaran, terbebas dari daerah yang akan diperiksa.
- Garis tepi mandibula tampak berlanjut dan tidak terputus.
Referensi :
- Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Fifth Edition. Saint Louis : Mosby.
- Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques, Reflection and Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.

Dasar-Dasar Pesawat Panoramik

1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989)
Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara etimologis orthopantomografi berasal dari kata :
- Ortho berasal dari bahasa Yunani yang berarti normal atau lurus.
- Pan berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyeluruh.
- Tomos berasal dari bahasa Yunani berarti potongan atau irisan.
- Graphic berasal dari bahasa Yunani berarti gambaran atau catatan.
Jadi dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa orthopantomografi (OPG) berarti pemeriksaan radiologis dari gigi beserta rahangnya yang berbentuk melengkung sehingga terlihat gambaran yang lurus dari film dengan menggunakan prinsip tomografi.
2. Komponen Pesawat Panoramik (Whaites, 1997)
Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
  • Tube head sinar-X
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.
  • Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal.
Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
 
Gambar : Kaset fleksibel panoramik berisi intensifying screen
  • Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker
Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak (Langland, 1989).
 
Gambar : Pesawat panoramik XTROPAN 2000
Keterangan : A. Tube head sinar-X; B. Penyangga dan fiksasi kepala; C. Tempat kaset; D. Kontrol panel.
3. Prinsip Kerja
Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya sangat memuaskan karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya yaitu terjadi banyak superposisi pada gigi bagian posterior. Pada pesawat ini pasien dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi pasien. Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu konsentris untuk region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada region premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).
 
Gambar : Prinsip kerja pesawat panoramik (Langland, 1989)
Referensi :
- Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and Febiger.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingston
Prosedur Pemeriksaan Panoramik
1. Persiapan Alat (Langland, 1989)
- Pesawat panoramik siap pakai
- Kaset panoramik beserta screen
- Film ukuran 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi
- Bite block (untuk pengganjal gigi)
- Pengolah film otomatis
- Apron (perisai timbal)
2. Indikasi Pemeriksaan (Whaites, 1997)
- Penilaian gigi keseluruhan, untuk mencatat pertumbuhan dan posisi dari perkembangan gigi permanen.
- Lesi seperti kusta, tumor dan anomali pada badan dan ramus mandibula, untuk menentukan letak dan ukurannya.
- Fraktur pada semua bagian mandibula, kecuali pada bagian depan.
- Antral disease, khususnya untuk melihat permukaan gigi, dinding depan dan belakang antra.
- Memeriksa kualitas permukaan kepala kondilus pada cedera TMJ, khususnya digunakan jika pasien tidak dapat membuka mulut.
- Penyakit gigi, untuk mengetahui keseluruhan level tulang alveolar.
- Penilaian terhadap pertumbuhan dan posisi gigi liar.
- Penilaian terhadap beberapa penyakit yang mendasari sebelum pemasangan gigi palsu.
- Mengevaluasi tinggi tulang alveolar sebelum pemasukan osseo-integrated implants.
3. Persiapan Pasien
Pasien diminta menanggalkan benda-benda logam, plastik dan benda-benda lain yang dapat mengganggu gambaran dari kepala dan leher. Terangkan kepada pasien tentang pemeriksaan, termasuk bagaimana tabung dan kaset berputar dan waktu eksposi yang dibutuhkan. Pandu pasien ke pesawat panoramik, istirahatkan pasien pada bite blog (Bontrager, 2001).
4. Teknik Radiografi Panoramik
- Posisi Pasien
Pasian duduk tegak pada kursi pesawat yang telah terpasang dengan punggung lurus atau penderita berdiri dan kedua tangan pasien berpegang pada hand grips (Langland, 1989). Posisi tubuh, kepala dan leher tegak, jangan sampai kepala dan leher melengkung ke depan (Bontrager, 2001).
- Posisi Objek
Ketinggian chin rest diatur sampai IOML sejajar dengan lantai. Bidang oklusal turun 100 dari belakang ke depan. MSP diatur segaris dengan garis tengah vertikal dari chin rest. Tempatkan bite block di antara gigi depan pasien. Pasien diminta menempelkan kedua bibir dan menempatkan lidah pada langi-langit mulut (Bontrager, 2001).
Gambar : Posisi pemeriksaan
- Arah Sinar
Arah sinar horizontal, berputar dari rahang sebelah kiri sampai rahang sebelah kanan (Langland, 1989).
- Pengambilan Gambar
Setelah posisi pasien tepat dan kaset dimasukkan pada tempat kaset kemudian mengatur faktor eksposi. Eksposi dilakukan pada saat mulut pasien tertutup dan setelah menelan ludah dengan tujuan agar tidak terjadi pergerakan objek. Waktu penyinaran berkisar antara 12-20 detik dengan kVp 62-90 kV dan mA minimal sampai 12 mA atau disesuaikan dengan kondisi pasien. Selama melakukan eksposi tombol penyinaran ditekan terus sampai eksposi selesai. Jika menekan tombol tidak penuh berarti eksposinya tidak sempurna dan akan berpengaruh pada radiograf yaitu berupa artefak. Pada waktu penyinaran tersebut tabung sinar-X berputar berlawanan dengan tempat kaset dan film berputar pada sumbunya. Setelah penyinaran tabung sinar-X dan tempat kaset dikembalikan pada posisi semula. Alat pengukur posisi kepala dilepaskan dan penderita dipersilakan meninggalkan ruangan pemeriksaan kemudian kaset diambil dari tempat kaset dan dibawa ke kamar gelap untuk diproses (Achmad, 1989).
Gambar : Contoh radiograf panoramik
Referensi :
- Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Fifth Edition. Saint Louis : Mosby.
- Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and Febiger.
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan Panoramik

1. Kelebihan
  • Semua jaringan pada area yang luas dapat tergambarkan pada film, termasuk gigi depan meskipun pasien tidak dapat membuka mulut.
  • Gambar mudah dipahami pasien dan media pembelajaran.
  • Pergerakan pasien pada bidang vertikal hanya akan menghasilkan distorsi pada bagian yang sedang tergambarkan saat itu.
  • Mudah dalam memposisikan pasien dan hanya dibutuhkan pembacaan yang sedikit.
  • Dapat dilakukan penilaian cepat terhadap rahang.
  • Kedua sisi mandibula dapat ditampakkan pada satu film, sehingga mudah untuk menilai adanya fraktur.
  • Gambaran yang luas dapat digunakan untuk evaluasi periodontal dan penilaian orthodontik.
  • Permukaan antral, dinding depan dan belakang tampak dengan baik.
  • Kedua kondilar kepala tampak pada satu film, sehingga mudah dibandingkan.
  • Dosis radiasinya (dosis efektif) sepertiga dari dosis pada survei seluruh mulut  dengan film intra oral.
  • Pada perkembangan, pembatasan kolimasi dapat mengurangi dosis.
2. Kekurangan
  • Gambaran tomografi hanya menampilkan irisan tubuh, struktur atau abnormalitas yang bukan di bidang tumpu tidak bisa jelas.
  • Bayangan jaringan lunak dan udara dapat mengkaburkan struktur jaringan keras.
  • Bayangan artefak bisa mengkaburkan struktur di bidang tumpu.
  • Pergerakan tomografi bersama dengan jarak antara bidang tumpu dan film menghasilkan distorsi dan magnifikasi pada gambaran.
  • Penggunaan film dan intensifying screen secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas gambar.
  • Teknik pemeriksaan tidak cocok untuk anak-anak di bawah lima tahun atau pasien non kooperatif karena lamanya waktu eksposi.
  • Beberapa pasien tidak nyaman dengan bentuk bidang tumpu dan beberapa struktur akan keluar dari fokus.
Referensi :
- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone
 

No comments:

Post a Comment