·
Kecelakaan dalam radioterapi
(IAEA
Publication, Quality assurance in radiotherapy, 1997). (prad01)
Tujuan radioterapi adalah memberi dosis radiasi tertentu pada volume target
dengan mengusahakan dosis serendah mungkin pada jaringan sehat. Berarti ada
suatu perimbangan antara penyembuhan penyakit dan kemungkinan komplikasi karena
induksi radiasi. Radioterapi memerlukan presisi dan akurasi tinggi, karena
sering kenaikan dosis kecil dapat berpengaruh pada kemungkinan penyembuhan,
tetapi pada saat yang sama kemungkinan kerusakan yang tidak dapat balik akibat
induksi radiasi pada pasien meningkat.
Kesalahan yang merupakan deviasi antara suatu harga numerik dengan harga
yang seharusnya (sebenarnya). Dalam radioterapi, kesalahan paling tidak berasal
dari 4 sumber:
- Kesalahan manusia akibat tidak sengaja, tidak mengerti atau kesalahan pendapat.
- Kesalahan instrumen/alat akibat kerusakan mekanik ataupun elektrik.
- Kesalahan rambang/random dalam proses planning dan perlakuan (irradiasi)
- Kesalahan sistematik
Kecelakaan adalah setiap kejadian yang tidak sengaja, termasuk kesalahan
operasi alat, kerusakan alat atau kecelakaan lain, yang konsekuensinya tidak
dapat diabaikan dari pandangan proteksi maupun keselamatan, dan yang pada
umumnya memungkinkan dosis lebih tinggi (overexposure) dapat diterima oleh
pasien, staff, ataupun publik umum.
Penyebab kecelakaan dalam radioterapi eksternal (66 kejadian)
·
Kesalahan
kalkulasi waktu paparan atau dosis (23%)
·
Review patient chart tidak cukup
(14%)
·
Kesalahan
daerah anatomi yang diradiasi (12%)
·
Kesalahan
identifikasi pasien (6%)
·
Kesalahan
berkaitan kekurangan atau kelupaan penggunaan wedge (6%)
·
Kesalahan dalam
kalibrasi sumber Co 60 (5%).
·
Kesalahan
transkripsi dosis preskripsi (5%)
·
Kesalahan
dekomisioning sumber terapi (3%)
·
Kesalahan
manusia pada wktu simulasi (3%)
·
Kesalahan
komisioning TPS (3%)
·
Teknologist/
penata rontgen salah membaca waktu perlakuan atau MU (3%)
·
Linac malfungsi
(2%)
·
Kerusakan
mekanik pesawat (2%)
·
Kesalahan
software kontrol linac (2%)
·
Kesalahan
perbaikan yang diikuti oleh kesalahan manusia (2%)
·
Kesalahan
posisi tanda perlakuan pada tubuh pasien (2%)
·
Kebocoran
radiasi dari pesawat (linac) (2%)
·
Kesalahan tanda
untuk menentukan lapangan radiasi (2%)
·
Miskomunikasi
(2%)
·
Kesalahan dalam
memilih modalitas (2%)
·
Kesalahan
memasukkan data dalam program komputer (2%)
·
Kesalahan
manusia selama perlakuan (2%)
·
Kesalahan
formula untuk perencanaan perlakuan dengan komputer (2%)
Penyebab kecelakaan dalam brakhiterapi (63 kejadian)
·
Kesalahan
aktivitas sumber yang digunakan (21%)
·
Prosedur kurang
memadai dalam penempatan sumber dalam aplikator (14%)
·
Kesalahan dalam
kalkulasi dosis perlakuan (13%)
·
Kesalahan dalam
memasukkan data dalam komputer (8%)
·
Personil yang
berkaitan kurang training/pelatihan (5%)
·
Mishandling
sumber brakhiterapi (5%)
·
Kesalahan dalam
penentuan daerah perlakuan (5%)
·
Kesalahan dalam
melaksanakan survai dan keamanan mingguan (5%)
·
Kehilangan
sumber brakhiterapi (5%)
·
Pesawat
malfungsi (3%)
·
Review status
pasien tidak memadai (3%)
·
Penarikan
sumber tidak sengaja oleh pasien (3%)
·
Kebocoran
sumber I-125 yang dipakai pasien (2%)
·
Kabel
brakhiterapi putus dan tertinggal dalam tubuh pasien (2%)
·
Nomer sumber
brakhiterapi tidak benar (2%)
·
Kekurang
sabaran pasien (2%)
·
Miskomunikasi
antar pemegang ijin dan staff (2%)
·
Interpretasi
salah pada pesan kesalahan komputer (2%)
·
Kesalahan
isotop yang dimasukkan dalam TPS (2%)
Penyebab kecelakaan dalam terapi dengan sumber terbuka (18 kejadian)
·
Kesalahan dalam
identifikasi pasien yang sebenarnya (22%)
·
Kesalahan dalam
verifikasi labeling radiofarmaka (22%)
·
Penentuan dosis
dalam kalibrator dosis tidak memadai (22%)
·
Personil yang
berkaitan kurang training/pelatihan (11%)
·
Tidak ada
verifikasi dosis preskripsi (6%)
·
Peralatan
defek/rusak (6%)
·
Kesalahan dalam
kalkulasi dosis (6%)
·
Miskomunikasi
(6%)
Frekuensi absolut dan relatif yang inisiasi dan kontribusi penyebab
kecelakaan
·
Kesalahan
keputusan
|
16
|
5.7%
|
·
Kesalahan
prosedur
|
84
|
29.8%
|
·
Kesalahan
profesional
|
47
|
16.7%
|
·
Kesalahan
komunikasi
|
44
|
15.7%
|
·
Kesalahan
perangkat keras dan lunak
|
13
|
4.6%
|
·
Training
|
24
|
8.5%
|
·
Supervisi
|
17
|
6.0%
|
·
Kesalahan
interpretasi
|
20
|
7.0%
|
·
Lain-lain
|
17
|
6.0%
|
Jumlah pasien dan staf atau publik umum yang terkait dalam kecelakaan
radiologi
Kategori
|
Jml terkait
|
Fatal
|
Efek yang merugikan
|
Pasien
|
1616
|
15
|
Sekitar 1000
|
Staff dan publik
|
4343
|
4
|
Sekitar 250
|
Dari laporan berbagai kecelakaan diperoleh informasi yang selanjutnya dapat
dipakai sebagai pelajaran. Instansi yang pernah mengalami kecelakaan sering
kurang memiliki budaya keselamatan radiasi yang komprehensif, yang membentuk
semua aspek operasional tiap hari dengan memperhatikan pasien, staff dan publik
sebagai tujuan semua aktivitas. Beberapa pelajaran spesifik yang dapat
dipelajari di antaranya sebagai berikut:
1.
Radioterapi
pada umumnya dapat dilaksanakan dengan presisi tinggi dan aman hanya bila
peralatan yang berpengaruh pada hubungan dosis preskripsi dan pemberian dosis
memenuhi persyaratan minimum, yang dapat dilakukan melalui tes penerimaan
(acceptance tests) dan komisioning. Kesalahan yang terjadi pada saat
komisioning peralatan dan sumber berpengaruh pada jumlah pasien yang besar.
·
Kalibrasi
berkas baru atau semua berkas setelah pergantian sumber
·
Penentuan output berkas untuk Co 60
dan MU untuk linac
·
Preparasi tabel
peluruhan untuk berbagai sumber yang digunakan
·
Komisioning dan
sistem perencanaan yang memadai
·
Preparasi
berbagai tabel untuk faktor output dan faktor wedge yang dipakai dalam
perlakuan.
·
Chek aktivitas
pada saat dekat dengan pemberian dosis dan penerimaan sumber terbuka.
Kesalahan komisioning dapat dihindari dengan :
·
Human redundancy (pengulangan oleh
pihak lain)
·
Chek independen
yang dilakukan dalam institusi sendiri
·
Audit eksternal
independen
·
Dosimetri in
vivo paling tidak pada sesi pertama pasien menerima perlakuan iradiasi
·
Dengan membangun
program kontrol kualitas yang menjamin kondisi komisioning dipertahankan selama
peralatan dapat beroperasi.
Informasi untuk perencanaan perlakuan seperti data PDD dan data distribusi
dosis yang diberikan oleh manifaktur, seharusnya tidak dipakai untuk klinis
kecuali setelah dikonfirmasi dengan harga yang sebenarnya.
2.
Kebanyakan
kecelakaan radiologi berkaitan dengan kekurangan prosedur, prosedur tidak
memadai,atau kesalahan mengikuti prosedur. Prosedur yang dibutuhkan adalah:
·
Identitas positif
melalui diagnosis dan perlakuan
·
Identitas
positif jaringan yang diberi perlakuan
·
Prosedur
pemberian tanda tattoo (daerah dan pusat lapangan) yang jelas
·
Prosedur yang
konsistan sehubungan dengan citra dari berbagai teknik diagnostik untuk
simulasi
·
Radionuklida
yang dipakai dalam perlakuan
·
Kekuatan sumber
isotop
·
Lokasi sumber
·
Lokasi pasien
yang mengandung sumber
Meskipun kesalahan setiap kali umumnya hanya berakibat pada pasien,
kesalahan ini sering terjadi, kesalahan ini sering terjadi. Kesalahan ini
berbahaya terutama bila pasien hanya menerima perlakuan satu fraksi (LDR, MDR,
radiosurgery). Pencegahan kesalahan ini dapat dilakukan di antaranya dengan:
·
Identifikasi
yang jelas dengan melampirkan film pada status
·
Chek dobel
status pasien
·
Komunikasi
dengan pasien
·
Tugas yang
jelas berbagai fungsi
·
Persetujuan
harus dengan tanda tangan
·
Human
redundancy
Implementasi prosedur benar berarti semua anggota staff mengetahui dan
mengerti prosedur tersebut, telah mengikuti training sehingga dapat dan tidak
salah mengikuti prosedur. Prosedur sangat baik tidak akan berguna bila tidak
dimengerti oleh staf. Perubahan prosedur diperbolehkan dicoba dan disahkan oleh
anggota staf yang memiliki pengetahuan, pengalaman, pelatihan, dan tanggung
jawab dalam mengubah prosedur standar.
3.
Kekeliruan
dalam status pasien
- Kesalahan pencatatan dosis/fraksi atau dosisi akumulasi total
- Kesalahan jumlah fraksi
- Kesalahan kalkulasi
- Kesalahan kualitas berkas
- Kesalahan identifikasi filter wedge
- Kesalahan baca dosis
- Kesalahan baca aktivitas
- Kesalahan baca nama lengkap pasien
Berbagai kesalahan tersebut dapat dihindari dengan:
- Dua revisi yang independen per minggu (oleh dua orang: fisikawan, radioterapist)
- Prosedur ditulis jelas
- Definisi dan tanggung jawab yang jelas
- Pengesahan dengan tanda tangan
- Sistem verifikasi
4.
Kadangkala
dalam prosedur brakhiterapi berkaitan dengan implantasi sumber secara sederhana
dibandingkan dengan teleterapi namun tidak perlu ditulis. Cara ini salah karena
umumnya perhitungan dilakukan secara manual yang memungkinkan terjadi human
error (kesalahan manusia). Berbagai kesalahan tersebut termasuk:
- Kesalahan radionuklida
- Kesalahan aktivitas sumber tertutup atau terbuka
- Peletakan sumber dalam aplikator tidak adekuat
- Kesalahan kalkulasi
- Kesalahan unit aktivitas
- Pasien tidak sengaja melepaskan sumber
- Setelah aplikasi sumber diambil tidak komplit
- Kesalahan handling dan penyimpanan sumber
- Kerusakan atau kehilangan sumber
- Pembuangan sampah
Berbagai kesalahan tersebut berkaitan dengan satu pasien, berbahaya karena
umumnya perlakuan dilaksanakan dalam satu fraksi. Kesalahan dapat dihindari
dengan:
- Prosedur jelas untuk memberi label dan chek silang sumber
- Pembagian fungsi yang jelas untuk verifikasi sumber
- Penyimpanan rekord perpindahan semua sumber di dalam atau di luar gedung
- Chek sumber setelah aplikasi
- Mengukur pasien sebelum dilepas
- Penyimpanan, penggunaan, keluar dan penerimaan sumber hanya dilakukan oleh orang yang mempunyai wewenang
- Pengesahan dengan tanda tangan
- Kontrol kualitas sumber dan pesawat brachytherapi
5.
Problem
komunikasi
Komunikasi termasuk:
- Kekurangan informasi atau komunikasi informasi yang tidak benar
- Indentifikasi pasien secara verbal
- Masalah bahasa dalam daerah yang mempunyai beberapa etnik
- Kesalahan dalam menulis dan membaca informasi
- Miskomunikasi oral
- Tulisan tangan yang aneh dan tidak jelas
- Menggunakan istilah yang tidak umum dan standar
- Memberi label peralatan dengan bahasa asing
- Komunikasi telepon
- Kesulitan interpersonal
- Menggunakan orang part time untuk posisi kunci
- Lingkungan kerja yang tidak teratur
6. Kondisi khusus
dan perubahan dari kondisi rutin merupakan kontributor yang signifikan dalam
kecelakaan radiologi. Perubahan atau kondisi khusus tersebut termasuk :
- Perubahan personel
- Perubahan pemasok peralatan atau sumber
- Perubahan dosis dari yang biasanya
- Perubahan unit aktivitas
- Melaksanakan perlakuan dalam lokasi baru
- Perlakuan pasien dengan posisi tidak lazim, dsb
Agar kesalahan dapat dikurangi, disarankan untuk :
- Membuat mekanisme yang dapat membantu dalam mengantisipasi masalah berkaitan dengan perubahan dan kondisi khusus.
- Tentukan formalisme prosedur jelas, singkat, dan teratur
- Lakukan pelatihan tambahan
- Definisikan tanggung jawab untuk perlakuan
7. Berdasarkan
analisis kecelakaan, frekuensi kesalahan perangkat keras rendah. Namun
kerusakan perangkat keras akan sangat hebat, berakibat pada pasien banyak.
Kesalahan perangkat keras termasuk:
- Interpretasi keliru pada tayangan dan signal yang bertentangan
- Penolakan (overriding) safety interlock
- Perawatan yang tidak layak
- Kesalahan perangkat lunak yang berakibat pada operasi pesawat
- Ketidak cocokan perangkat keras
- Perlakuan tidak pada clinical modes
- Operasi tidak normal, dsb
Kesalahan dapat dihindari dengan
- Redundancy dan independensi dalam sistem keamanan
- Testing pesawat dalam semua situasi klinis dan kesalahan operasi
- Untuk perlakuan hanya dipakai clinical mode
- Perawatan preventif yang efektif
- Hindari bypass safety interlock
- Pelatihan staf operator dalam situasi abnormal pada operasi pesawat
- Redundant, berbagai sistem keamanan yang independen terhadap sistem operasi
- Sebaiknya menghubungi manifaktur/pemasok untuk memperoleh informasi tentang kejadian kecelakaan yang mungkin terjadi pada pesawat
8.
Kekurangan
tanggung jawab, supervisi dan training juga teramati sebagai penyebab
kecelakaan. Alam hal ini termasuk:
- Pendidikan dan pelatihan yang tidak adekuat
- Tanggung jawab yang berlebihan
- Tidak mau tahu akan prosedur birokratik tertulis
- Tidak perduli dengan peraturan lokal
- Kekurangan akan kultur keamanan
- Kekurangan sistem monitor untuk lingkungan dan personel
- Kekurangan akan tugas supervisor untuk proteksi radiasi
- Kekurangan perencanaan darurat dan kesiapsiagaan. Dsb.
Proteksi pasien hanya dapat dijamin dengan:
- Menetapkan kualifikasi masuk dan pelatihan untuk semua staf
- Menetapkan fungsi keamanan kritis untuk semua staf
- Menyusun program pelatihan untuk semua staf
- Mengintegrasikan proteksi radiasi dengan keamanan dalam program pelatihan
- Pemeliharaan suatu rencana pelatihan
- Indikasi perkiraan kecelakaan atau kejadian dan kesiapsiagaan terhadap kecelakaan.
- Tindakan yang disarankan untuk operasi pesawat abnormal
- Ketentuan untuk komunikasi adkuat dalam kedaruratan
- Meneruskan program monitoring
9. Dekomisioning
aman sangat penting, karena kesalahannya menyangkut banyak pasien. Prosedur
komisioning termasuk:
- Penglepasan sumber tertutup dari pesawat
- Pemisahan linac dari suplai daya
- Pembuangan radionuklida tertutup bila bocor atau rusak
- Pembuangan sampah dari brakhiterapi dan kedokteran nuklir, dsb
Chek kontaminasi harus dilakukan pada pesawat bekas tempat sumber
radioaktif
- Bila perlu, ikuti prosedur dekontaminasi
- Container harus diberi label jelas ”kosong” dan ”bersih”
10. Human error
merupakan kontributor tertinggi dalam kecelakaan radiologi. Contoh tipikal
kesalahan manusia adalah sebagai berikut:
- Salah bilangan dalam kalkulasi dosis
- Administrasi tidak tepat dosis
- Positioning pasien tidak tepat pada simulator
- Kesalahan kalibrasi sumber
- Hubungan manusia-pesawat
- Salah baca informasi
- Salah interpretasi signal, alarm atau peringatan
- Kesalahan keputusan dan pertimbangan
Bila merancang sistem proteksi radiasi pasien, harus diperhatikan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh staf/pekerja dan apa yang harus mereka
kerjakan. Yang perlu diperhatikan adalah :
- Desain peralatan yang layak disesuaikan dengan keterbatasan manusia
- Ruang dan waktu untuk kegiatan pelatihan
- Konsentrasi dalam kerja, tidak melaksanakan dua atau lebih pekerjaan pada saat yang sama
- Beban kerja pekerja yang layak
- Rumah tangga yang layak
- Pembagian fungsi
- Manual dan prosedur ditulis jelas
- Semua staf profesional
- Alokasi berbagai tambahan resources (dana, ruang, dukungan personel, dsb)
Pelajaran dari kecelakaan yang telah terjadi, diharapkan kecelakaan dapat
dihindarkan, dengan melaksanakan program jaminan kualitas secara komprehensif
di semua institusi radioterapi.
No comments:
Post a Comment