Thursday 31 May 2012


TEKNIK RADIOGRAFI KEPALA

  1. TEKNIK RADIOGRAFI CRANIUM
  2. TEKNIK RADIOGRAFI SPN
  3. TEKNIK RADIOGRAFI MASTOID AIR CELLS
  4. TEKNIK RADIOGRAFI OS OCCIPITAL
  5. TEKNIK RADIOGRAFI ORBITA
  6. TEKNIK RADIOGRAFI FISSURA ORBITALIS
  7. TEKNIK RADIOGRAFI SELA TURSICA
  8. TEKNIK RADIOGRAFI FORAMEN JUGULARIS
  9. TEKNIK RADIOGRAFI BASIS CRANII
  10. TEKNIK RADIOGRAFI FORAMEN OPTICUM
  11. TEKNIK RADIOGRAFI FORAMEN MAGNUM
  12. TEKNIK RADIOGRAFI ARCUS ZYGOMATICUM
  13. TEKNIK RADIOGRAFI MANDIBULA
  14. TEKNIK RADIOGRAFI NASAL
  15. TEKNIK RADIOGRAFI PETROSUM
  16. TEKNIK RADIOGRAFI TMJ

TEKNIK RADIOGRAFI TMJ


PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL


PROSEDUR PEMERIKSAAN

  • Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman.
  • Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :
    • MSP kepala sejajar pada bidang film.
    • Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film.
  • Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala.
  • Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ.
  • Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film.

TEKNIK RADIOGRAFI SINUS PARANASAL


§
PROYEKSI WATER'S






POSISI PASIEN
  • Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standar kaset dengan MSP tubuh tepat pada mid line kaset.
  • §Kedua telapak Tangan menempel dinding
  • §Ekstensikan kepala pada posisi yang benar.
  • §Atur kepala dan dagu sehingga MSP tegak lurus pada bidang film.
  • §Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 dari bidang film.
  • §Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek
  • §Atur Central point tepat parieto occipital menembus acanthion.
  • §Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi waters.
  • §Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN


  • Sinus Maxillaris
  • Fossa Nasalis
  • Sinus Frontalis dan Sinus Ethmoidalis(distorsi)
  • Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris).
  • Petrus Ridge terproyeksi di bawah maxillaris
  • Batas kolimasi sesuai dengan besarnya objek
  • Marker L/R harus tampak

PROYEKSI LATERAL


POSISI PASIEN

  • Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standard kaset, posisikan oblique
  • Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan
  • §MSP kepala sejajar pada bidang film.
  • §Infra orbita meatal line (IOML), sejajar dengan bidang film.
  • §Inter papillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film.Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.
  • Atur Central Point 2,5 cm posterior dari outer chantus, dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.
  • Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi lateral.
  • Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film.


KRITERIA GAMBARAN
  • Sinus frontalis, maxillaris, sphenoidalis tercakup
  • Sella tursica terproyeksi tanpa rotasi
  • Cekungan orbita dan ramus mandibula superposisi
  • Batas kolimasi sesuai dengan besar objek
  • Marker R/L harus tampak
    Proyeksi PA Caldwell
  • Sinus Frontalis tampak jelas terproyeksi di atas sutura frontonasal
  • Sinus ethmoidalis tampak jelas, ethmoidal air cells terproyeksi di atas petrous ridge
  • Sinus sphenoidalis
  • Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di Quadrant ke 3
  • Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)
  • Kolimasi sesuai objek yang difoto
  • Marker R/L harus tampak di bagian tepi

HASIL GAMBAR
  • TMJ yang diperiksa terlihat di anterior dari MAE dipertengahan film
  • Condilus mandibula terlihat berada pada fosa mandibula.
  • TMJ yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian anterior dan superior TMJ yang diperiksa.
  • Tampak batas luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang difoto
  • Tampak Marker R/L di tepi objek yang difoto

PROYEKSI SUBMENTO VERTICAL

POSISI PASIEN
  • Pasien Supine di atas meja pemeriksaan
  • Mid Sagittal Plane Kepala tegak lurus dengan bidang film
  • IOML sejajar bidang film
  • Punggung pasien diberi pengganjal dengan bantal, leher full ekstensi kepala bertumpu pada vertex di atas area bidang film
  • Knee fleksi, lengan diposisikan nyaman disamping tubuh dan bahu sejajar bidang transversal.
  • Tabung sinar x tegak lurus dengan infra orbito meatal line kepala
KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak Petrous ridge
  • Tulang-tulang pendengaran
  • Processus mastoid
  • Foramen spinosum
  • Foramen ovaleSinus sphenoidales
  • Mandibula arcus zygomaticum
  • Condilus mandibula dengan batas lateral kepala berjarak simetris kanan dan kiri
  • Petrosum terproyeksi simetris
  • Bagian anterior os frontalis superposisi dengan symphisys mandibula
  • Marker R/L tampak di bagian tepi gambar objek.
PROYEKSI SUBMENTOVERTIKAL AXIAL METODE KEMP - HARPER
Indikasi Pemeriksaan :
Fraktur
  • Diferrential Diagnosa
Ukuran Film : 18 X 24 cm
POSISI PASIEN
  • Untuk proyeksi submentovertikal (SMV) axial, posisikan pasien pada posisi supine atau duduk tegak. Pada posisi supine jika diperlukan tubuh pasien diangkat agar kepal full extensi. Kepala lebih diekstensikan akan lebih nyaman bila pada posisi duduk tegak
POSISI OBJEK
  • Pusatkan MSP tubuh pada pertengahan grid.
  • Letakkan kepala pasien pada verteknya dan aturlah garis orbitomeatal sejajar dengan film.
  • Aturlah posisi film sehingga titik tengah tepat mengenal CR.
  • Tidak ada perputaran / pergerakan kepala.
  • Mintalah pasien untuk menahan nafas pada saat eksposi
CENTRAL RAY :
  • Arahkan CR ketitik 2,5 cm distel ( menjauhi ) sympisis mandibular pada 20 derajat posterior CR menembus antara pertengahan MAE.
HASIL GAMBARAN

MODIFIKASI ERASO
Metode eraso adalah metode yang jarang dipakai untuk pasien-pasien yang mengambil metode SMV Kemp-Harper.
POSISI OBJEK
  • Posisikan pasien seperti pada posisi Kemp-Harper dengan garis orbitomeatel ditempatkan pada sudut 25 derajat dari bidang film
  • Dengan MSP kepala tegak lurus bidang film, pusatkan film 2,5 cm dibawah MAE.
CENTRAL RAY
  • Arahkan CR tegak lurus kepertengahan film kira-kira 5 cm distal dari sympisis mandibular.
STRUKTUR GAMBARAN
  • Kedua proyeksi Submentovertikal axial menunjukan proyeksi foramen jugular, ketika memeriksa prominen mandibula yang ada pada pasien CR dapat ditambah 5 sampai 10 derajat caudally.
KRITERIA EVALUASI
  • Hal-hal berikut harus dengan jelas diperlihatkan :
  • Foramen jugular terbebas dari superposisi mandibula
  • Jarak dari kedua mandibula pada tengkorak berjarak sama pada kedua sisinya
  • Modifiksi eraso akan memproyeksikan pada sudut 5 derajat lebih besar dari pada metode Kemp-Harper
PROYEKSI AP AXIAL (TRANSORAL) METODE CHAUSSE II
Ukuran film 18 X 24 cm
POSISI PASIEN
Posisikan pasien pada posisi supine .

POSISI OBJEK
  • Rotasikan MSP kepala 10 derajat kearah sisi yang akan diperiksa.
  • Atur posisi inner canthus pada titik tengah grid.
  • Extensikan leher sehingga garis ancanthomeatal pada sudut 10 derajat cranially dari vertiakal.
  • Setelah mengatur CR dan posisi film, periksa kembali posisi kepala pasien dan biarkan dalam posisi tersebut, minta pasien untuk membuka mulut selebar-lebarnya.
  • Respirasi : Jika memungkinkan perintah pasien mengucapkan “ah-h-h” dengan kondisikan mulut dibuka, Jika tidak memunkinkan minta pasien utuk menahan nafas pada saat eksposi.
CENTRAL RAY :
CR langsung melalui mulut yang terbuka dengan sudut 25 derajat cranially
STRUKTUR GAMBARAN
  • Foramen jugular pada sisi paling dekat dengan meja seluruhnya terlihat pada mulut yang terbuka diantara bayangan atas dan bagian bawah morals.
  • Foramen jugural contralateral diperlihatkan dengan jelas seluruhnya pada ramus mandibular superjacent.
KRITERIA EVALUASI
Hal-hal berikut harus dengan jelas diperlihatkan :
Foramen juguralis pada sisi yang dekat meja dari superposisi dari bagian bawah dan atas moral tau ramus mandibular.
  • Foramen jugular dalam contralateral terlihat seluruhnya superposisi dengan ramus mandibula.
PROYEKSI LATERAL
POSISI PASIEN
  • nPasien diposisikan duduk tegak atau semi prone
  • nMSP tubuh sejajar dengan bidang film
  • nKepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :
    • MSP kepala sejajar bidang film
    • garis interpupilary tegak lurus bidang film
  • Atur kedua bahu agar berada pada bidang transversal yang sama
  • Atur kepala sehingga garis IOML sejajar dengan garis khayal horizontal film
  • nAtur CR Tegak lurus bidang film
  • nCentral point 2 cm anterior dan 2 cm superior dari MAE


HASIL GAMBARAN
  • Tampak Sella Tursica proyeksi lateral di pertengahan film
  • Processus clinoideus anterior kiri dan kanan superposisi
  • Processus clinoideus posterior kiri dan kanan superposisi
  • Dorsum sellae dan clivus blumenbachi

FISSURA ORBITALIS INFERIOR
PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Fissura Orbitalis Inferior (FOI)
  • §Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
  • §Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 20 0 – 250 Cranially.
  • §Kepala posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung pasien menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan
  • §Infra Orbito Meatal Line (IOML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan mengganjal dahi dengan spon.
  • Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
  • §Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X
    §
    Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

  • §Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 20 0 - 250 Cranially.
    §
    §Central Point (CP) menembus nasion
    §Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
    §
    Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
    §
    Tampak proyeksi Postero
  •  


HASIL GAMBARAN
  • Anterior masing-masing bagian dasar os orbita §FOI tampak terproyeksi diantara bayangan prosesus pterygoidea dan ramus mandibula
  • §FOI terproyeksi dalam gambar lingkar orbita
  • §Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)


FISSURA ORBITALIS SUPERIOR

PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • §Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Fissura Orbitalis Superior (FOS)
    §
    Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
    §
    Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 25 0 Caudally.
    §
    Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung panthom menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan
    §
    Orbito Meatal Line (OML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja §Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
  • §Pertengahan kaset diatur tepat pada level batas bawah orbita (inferior margin).
  • §Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
  • §Pastikan Central Ray (CR) disudutkan 25 0 Caudally.
  • §Central Point (CP) menembus batas bawah orbita (inferior margin)
  • §Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
  • §Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.



HASIL GAMBARAN

§
Tampak bagian superior os petrosum tepat di atas lingkar bawah (inferior margin) os orbita.
§
FOS tampak terproyeksi memanjang (elongasi) di medial orbita di antara gambaran ala magna dan ala parva os sphenoidale.
§
Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)




Proyeksi Postero Anterior Axial (Caldwell)
POSISI PASIEN
  • Pasien diposisikan prone atau erect, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan. Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalam posisi yang nyaman
  • Kepala diposisikan PA, dengan menempatkan :
    • Dahi dan hidung menempel diatas kaset.
    • Atur kepala sehingga OML tegak lurus dengan bidang film
    • Pasien diberitahukan untuk menahan nafas pada saat eksposi
  • –Atur CR 30 derajat caudally setinggi pertengahan orbita –CP pada pertengahan kedua orbita.

KRITERIA GAMBARAN

  • Kedua orbita tampak
  • Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di bawah bayangan orbita
  • sinus Frontalis dan Sinus Maxilaris terproyeksi
  • Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)
  • Kolimasi sesuai objek yang difoto
  • Marker R/L harus tampak di bagian tepi


Proyeksi AP Axial ( Towne ) Merril’s Atlas ; PhilipW. Ballinger :

POSISI PASIEN
  • Pasien di posisikan supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan.
  • Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :
  • MSP kepala tegak lurus pada bidang film
  • –Orbito Meatal line (OML) tegak lurus dengan bidang film
  • Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepalaLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.
  • Atur CR dengan penyudutan 300 Caudally menembus occipitale dengan bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran
  • sesuai dengan besarnya objek. Atur Central Point 7 cm superior dari glabela menembus os occipitale dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.
KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak tulang occiptal
  • Jarak lateral batas lateral foramen magnum dengan batas lateral kepala simetris
  • Pyramid petrosum
  • Dorsum sella terproyeksi di dalam foramen magnum
  • bagian posterior os parietale
  • Marker R/L tampak di tepi gambar objek



PROYEKSI SCHULLER'S

POSISI PASIEN
  • Pasien diposisikan prone.
  • Berikan tanda letak Mastoid yang akan diperiksa pada 2,5 cm posterior dari MAE sebagai CP
  • Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :
  • §MSP kepala sejajar dengan bidang film
  • §IPL tegak lurus dengan bidang film
  • §IOML sejajar dengan bidang film
  • §Pastikan tidak terjadi pergerakan kepala dengan melakukan fiksasi
  • Letakkan CP agar terproyeksi dipertengahan film, pada daerah 2,5 cm posterior MAE. Central Ray diarahkan menyudut 25 0 caudally menembus pertengahan film


KRITERIA GAMBARAN

Tampak bagian os mastoid dan sebagian os petrosum dipertengahan film
  • Mastoid air cells tampak di bagian posterior petrous ridge
  • TMJ tampak di bagian anterior petrous ridge
  • Bagian mastoid dan petrossum yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian inferior
  • Tampak marker R/L di tepi film
PROYEKSI AP AXIAL
PROSEDUR PEMERIKSAAN

Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Foramen Magnum
  • Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
  • Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 45 derajat Caudally.
  • Kepala diposisikan supine/Antero Posterior, dengan menempatkan Mid Sagittal Plane kepala tegak lurus dengan meja pemeriksaan
  • Orbito Meatal Line (OML) phantom kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan.
  • Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
  • Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X
  • Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
  • Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 45 derajat Caudally.
  • Central Point (CP) menembus 2-2,5 inchi di atas glabella
  • Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
  • Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
  • Selesai eksposi, lakukan prosesing film di Kamar Gelap.
KRITERIA GAMBAR
  • Tampak gambaran os occipitale
  • Foramen magnum terproyeksi ditengah film
  • Kedua Petrous ridge terproyeksi simetris .
  • Gambar permukaan anterior C1 terproyeksi di dalam Foramen Magnum
  • Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

  • PROYEKSI PA AXIAL

  • PROSEDUR PEMERIKSAAN
    • Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Foramen Magnum
    • Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
    • Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 45derajat Cranially.
    • Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan
    • Orbito Meatal Line (OML) phantom kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan.


KRITERIA GAMBAR
    • Tampak gambaran os occipitale
    • Foramen magnum terproyeksi ditengah film
    • Kedua Petrous ridge terproyeksi simetris .
    • Gambar permukaan anterior C1 terproyeksi di dalam Foramen Magnum
    • Tampak proyeksi gambar dens (processus odontoid)
    • Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

PROYEKSI RHEESE

PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Foramen Opticum
  • Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
  • Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, tabung sinar x diatur 90derajat terhadap meja pemeriksaan.
  • Posisi Kepala prone/Postero anterior
  • Tempatkan orbita yang akan diperiksa dipertengahan kaset, dengan pipi, hidung dan dagu menempel meja pemeriksaan.
  • MSP kepala diposisikan 53 derajat terhadap meja pemeriksaan (bidang film) dengan menggunakan alat bantu penyudutan.
  • OML tegak lurus bidang film.
  • Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
  • Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X
  • Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
  • Pastikan Central Ray (CR) tegak lurus dengan bidang film tepat dipertengahan film
  • Central Point (CP) pertengahan orbita yang dekat dengan film
  • Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
  • Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
  • Selesai eksposi, lakukan prosesing film di Kamar Gelap


KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak gambaran foramen opticum (foramen) pada quadrant inferior lateral (Outer Inferior Quadrant)
  • Bagian batas lateral orbita, batas medial, dan batas bawah orbita.
  • Tampak bagian ala parva os sphenoidale
  • Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

TEKNIK RADIOGRAFI ARCUS ZYGOMATICUM


PROYEKSI AP AXIAL


PROSEDUR PEMERIKSAAN

  • Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan. Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakkan disamping tubuh dalam posisi nyaman.
  • Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :
    • MSP kepala tegak lurus pada bidang film
    • Kepala fleksi agar Orbito Meatal line (OML) tegak lurus dengan bidang film
  • Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala
  • Atur CR dengan penyudutan 300 caudally menuju pertengahan bidang film.
  • Central point pada glabella



HASIL GAMBARAN
  • Tampak kedua arcus zygomaticum terproyeksi bebas superposisi simetris di pertengahan film radiografi
  • Marker R/L tampak di tepi gambar objek


TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI MANDIBULA


PROYEKSI PA DAN PA AXIAL


POSISI PASIEN :

  • Pasien diposisikan prone atau duduk
  • Tempatkan lengan pada posisi yang nyaman dan atur bahu, sehingga berada pada bidang trasversal yang sama.

POSISI OBJEK
:
  • Letakan kepala dimana dahi dan hidung pasien menempel pada bidang film.Untuk mendapatkan ramus mandibula, pusatkan ujung hidung berada pada pertengahan bidang film.
  • MSP kepala tegak lurus pada bidang film.
  • Pastikan tidak terjadi pergerakan/ perputaran pada objek kepala
  • CR Untuk Proyeksi PA: CR tegak lurus bidang film dengan CP di pertengahan antara kedua bibir ( general survey / ramus mandibula)
  • CR Untuk Proyeksi PA AXIAL: CR diarahkan 20 –25 derajat cranially dengan CP menembus ujung hidung ( untuk condylus mandibula).


KRITERIA GAMBARAN


Kedua ramus dan bodi mandibula terproyeksi simetris
Keseluruhan bagian mandibula terproyeksi tidak terpotongPada proyeksi PA Axial kedua condylus mandibula terproyeksi dengan jelasMarker R/L tampak di bagian tepi film radiografi.


PROYEKSI EISLER

POSISI PASIEN :
  • Prone , semi oblique

POSISI OBJEK
:
  • Kepala diatur true lateral, Bagian pipi pasien ditempatkan pada bagian tengah kaset (melintang).
  • Atur agar bagian objek 1,2 cm anterior dan 2,5 cm inferior dari MAE diletakkan dipertengahan kaset.
  • Leher ekstensi dan atur agar ramus mandibula sejajar bidang film
  • Central Ray disudutkan 25 derajat cranially
  • CP : menembus angulus mandibula yang jauh dari film




KRITERIA GAMBARAN
:

  • Ramus mandibula
  • Condilus mandibula
  • Angullus mandibula
  • Ramus mandibula kanan dan kiri tidak overlapping



TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI NASAL


PROYEKSI LATERAL


PROSEDUR PEMERIKSAAN

  • Pasien diposisikan semiprone atau duduk.
  • Kepala true lateral sehingga MSP kepala sejajar dengan bidang film
  • IPL tegak lurus bidang film.
  • Nasal bone pada pertengahan bidang film.
  • Atur CR tegak lurus bidang film
  • CP pada pertengahan dari os nasal



KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak os nasal proyeksi lateral di pertengahan film, tidak terjadi perputaran struktur os nasal.
  • Tampak struktur soft tissue nasal
  • Tampak batas luas lapangan pemotretan (batas kolimasi)
  • Tampak tanda (marker) L/R ditepi gambar.







PROYEKSI WATER’S


PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Pasien prone atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan,bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan pada posisi nyaman
  • Posisi obyek posisikan MSP kepala sehingga tegak lurus dengan bidang film, ekstensikan leher dan letakkan dagu pada bidang film, kepala diposisikan agar mentomeatal line tegak lurus dengan bidang film, Orbito meatal line diatur membentuk 37 0 terhadap bidang film
  • Central Ray tegak lurus bidang film
  • Central Point menembus acanthion



KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak cartilago septum nasi dipertengahan film tanpa perputran objek
  • Sinus Maksilaris
  • Rongga orbita
  • Batas luas lapangan pemotretan (kolimasi)
  • Tampak marker R/L di tepi gambar.

0 komentar:



TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI PETROSUM


PROYEKSI STENVERS


PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Pasien Prone di atas meja pemeriksaan
  • Beri tanda letak petrosum yang akan diperiksa pada 2,5 cm anterior dari MAE sebagai CP
  • Kepala diposisikan 45 derajat ke arah objek yang diperiksa dengan menempatkan :
    • Dahi, hidung dan pipi menempel pada area bidang film.
    • IOML tegak lurus dengan bidang film
  • Central Ray diarahkan menyudut 120 cranially ke pertengahan film
  • Central Point pada daerah pertengahan antara outer canthus dengan MAE ((Steven B. Dowd, Bettye G. Wilson) atau pada 2,5 cm anterior MAE ( Phillip W Ballinger) objek yang menempel film.

KRITERIA GAMBARAN
  • Petrous ridge dan mastoid air cells tervisualisasi pada pertengahan film
  • Processus Mastoideus tampak di bagian bawah batas cranium
  • Condilus mandibula terproyeksi superposisi dengan tulang cervical
  • Canalis auditoris internal, cochle dan tulang-tulang labyrinth terproyeksi di bawah petrous ridge
  • Tampak marker R/L di bagian tepi film radiografi.



PROYEKSI MAYERS


PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Pasien diposisikan supine
  • Beri tanda letak petrosum yang akan diperiksa pada daerah pertemuan daun telinga dengan kepala (tepat di belakang MAE) sebagai CP
  • Kepala diposisikan 45 derajat ke arah objek yang diperiksa dengan menempatkan :
    • MAE daerah yang diperiksa menempel pada pertengahan area bidang film.
    • MSP kepala membentuk sudut 45 derajat dengan bidang film
  • Central Ray diarahkan menyudut 45derajat caudally ke pertengahan film
  • Central Point pada daerah pertengahan MAE objek yang menempel film.
  • Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.
  • Lakukan pemotretan pada kedua sisi kiri dan kanan.
  • Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film



KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak gambaran axio lateral oblique os petrosum
  • Tampak gambaran MAE, Cavum Tympani dan Tulang-tulang pendengaran.
  • Tampak gambaran Antrum Mastoideus
  • Mastoid air cells terproyeksi di atas os petrosum
  • MAE terproyeksi di atas TMJ
  • Marker R/L di bagian tepi film radiografi


TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI TMJ


PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL


PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman.
  • Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :
    • MSP kepala sejajar pada bidang film.
    • Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film.
  • Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala.
  • Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ.
  • Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film.



HASIL GAMBAR
  • TMJ yang diperiksa terlihat di anterior dari MAE dipertengahan film
  • Condilus mandibula terlihat berada pada fosa mandibula.
  • TMJ yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian anterior dan superior TMJ yang diperiksa.
  • Tampak batas luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang difoto
  • Tampak Marker R/L di tepi objek yang difoto



TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI CRANIUM


n
PROYEKSI AP

POSISI PASIEN
  • Pasien tidur pada posisi Supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan.
  • nKepala diposisikan AP, dengan menempatkan :
  • nMSPkepala tegak lurus pada bidang film.
  • nOrbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.
  • nPastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala
  • nLetakkan Marker yang sesuai R atau LnLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.
  • nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.
  • nAtur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.
  • nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.
  • nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

n
KRITERIA GAMBARAN
  • nSeluruh kepala tampak pada proyeksi antero posterior, batas atas verteks, batas bawah simphysis menti, kedua sisi tidak terpotong
  • nKepala simetris, jarak batas orbita dengan lingkar kepala sama kiri dan kanan.
  • nTampak Sinus frontalis, maksilaris, sinus ethmoidalis, dan crista galli
  • nOs frontalis tampak jelas.nMarker R/L harus tervisualisasi.

PROYEKSI LATERALn
POSISI PASIEN
  • Pasien tidur pada posisi semi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan.
  • nKepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :
  • nMSPkepala sejajar pada bidang film.
  • nInfra Orbito Meatal Line(IOML) sejajar dengan bidang film.
  • nInter Pupillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film
  • nLetakkan Marker yang sesuai R atau L
  • nLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.
  • nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.
  • nAtur Central Point tepat pada daerah 5 cm di atas Meatus Acusticus Externa (MAE), dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.
  • nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi Lateral.
  • nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN
  • Seluruh cranium lateral batas atas vertex, batas belakang os occipital, batas depan soft tissue hidung
  • nSella tursica tidak berotasi
  • nPCP & PCA , Dorsum sellae
  • nRamus mandibula superposisi
  • nMastoid superposisi
  • nMAE superposisi

PROYEKSI PAPOSISI PASIEN
  • Pasien tidur pada posisi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan.
  • nKepala diposisikan PA, dengan menempatkan :
  • nDahi dan hidung menempel meja pemeriksaan
  • nMSPkepala tegak lurus pada bidang film.
  • nOrbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.
  • nDagu diganjal dengan spon
  • nPastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepalanLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek
  • nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.
  • nAtur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.
  • nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi PA.
  • nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN
  • nKeseluruhan cranium dengan batas atas vertex, batas bawah simphysis menti, bagian samping kanan dan kiri kepala tidak terpotong
  • nSinus frontalis, maksilaris, ethmoidalis
  • nDorsum sellae, PCA, bagian superior sinus ethmoidalis
  • nCrista galli
  • nLingkar orbita
  • nJarak batas lateral kepala simetris
  • nMarker R/L tervisualisasi

No comments:

Post a Comment