Sunday, 6 May 2012

Teknik Radiografi Large Instestine/Usus Besar (Colon In Loop)

1. Anatomi & Fisiologi
Kolon merupakan tab berongga dgn p=1,5m dari caecum – canalis ani, diameter rata – 2,5 inchi, semakin keujung semakin kecil.

  • Bagian-bagian kolon :
    1. Apendiks vermiformis
    2. Sekum 
    3. Colon ascendens 
    4. Colon transversum
    5. Colon descendens
    6. Colon sigmoid 
    7. Rectum Anus
 Fisiologi
  • Diperlukan waktu 16 – 20 jam untuk mencapai sekum.
  • Fungsi kolon :
    • Absorbsi air, garam & glukosa
    • Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam
    • Penyimpanan selulosa
    • Defekasi
  • Pergerakan kolon :mencampur dan mendorong
2. Definisi
Teknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.
3. Tujuan
Mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.
4. Indikasi & Kontraindikasi
  Indikasi
  • Colitis
  • Diverticulum 
  • Neoplasma 
  • Polip 
  • Volvulus
  • Invaginasi
  • Atresia
  • Stenosis  
Kontraindikasi
  • Perforasi
  • Obstruksi 
  • Refleks fagal
5. Persiapan Pemeriksaan
  • Persiapan Pasien
    • 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat
    • 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax
    • 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per anus selanjutnya dilavement
    • Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
    • 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – 1 mg / oral untuk mengurangi pembentukan lendir 
    • 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk mengurangi peristaltic usus.
  •  Persiapan Alat
    • Pesawat sinar – x yang dilengkapi fluoroscopy
    • Kaset dan film sesuai kebutuhan
    • Marker
    • Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube
    • Sarung tangan 
    • Penjepit atau klem
    • Spuit
    • Kain pembersih
    • Apron 
    • Tempat mengaduk media kontras 
    • Kantong barium disposible
  •  Persiapan Bahan
    • Media kontras BaSO4 = 70 – 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya sesuai panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 – 800 ml dengan perbandingan 1: 8
    • Air hangat 
    • Vaselin atau jelly
6. Teknik Pemasukan Media Kontras
  1. Metode Kontras Tunggal
    1. Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras. 
    2. Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai daerah seikum.
    3. Dilakukan pemotretan full fillng 
    4. Evakuasi, dibuat foto post evakuasi
  2. Metode Kontras Ganda
    1. Kontras Ganda Satu Tingkat
      • Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolon 
      • Selanjutnya dibuat foto full filling
    2. Kontras Ganda Dua Tingkat
      1. Tahap pengisian
        • Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum
        • Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon
      2. Tahap pelapisan
        • Menunggu 1 – 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon
      3. Tahap pengosongan
        • Pasien disuruh BAB
      4. Tahap pengembangan
        • Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 – 2000 ml, tidak boleh berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal ( wajah pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )
      5. Tahap pemotretan
        • Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon mengembang semua
        • Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta lokasinya.
        • Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum )
        • Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura)
        • Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan hepatica)
7. Radiographic Positioning 
  • PA / AP
  • RAO 
  • LAO
  • LPO / RPO
  • LATERAL RECTUM 
  • RLD 
  • LLD 
  • PA POST EVACUATION 
  • AP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE ( LPO ) ( BUTTERFLY ) 
  • PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE ( RAO ) ( BUTTERFLY )
  • 10 Posisi Menurut "Miller" 
  1. Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica
  2. Posisi lateral untuk melihat rectum
  3. Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum
  4. RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis
  5. Right Lateral untuk melihat rectum 
  6. Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica 
  7. PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum
  8. LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica
  9. AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal 
  10. AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
8. Proyeksi Pemotretan
  • Proyeksi AP 
    • Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh tegak lurus meja, kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurus
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
    • CP : MSP setinggi Krista iliaka
    • CR : vertical tegak lurus kaset 
    • Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica
  • Proyeksi PA
    • PP : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus meja, kedua tangan disamping tubuh & kaki lurus
    • PO : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
    • CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka 
    • CR : vertical tegak lurus kaset 
    • Kriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum

  • Proyeksi RPO 
    • Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan 35-45 derajat terhadap meja, tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang didepan tubuh dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
    • CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka 
    • CR : vertical tegak lurus kaset
    • Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi disbanding PA, colon descenden
  • Proyeksi RAO
    • Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kanan lurus disamping tubuh, tangan kiri didepan kepala dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
    • CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka 
    • CR : vertical tegak lurus kaset 
    • Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, sigmoid dan sekum
  • Proyeksi LAO
    • Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis
    • CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
    • CR : vertical tegak lurus kaset
    • Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi dibanding PA, colon ascenden
  • Proyeksi Lateral
    • Posisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk fiksasi
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
    • CP : MSP setinggi SIAS
    • CR : vertical tegak lurus kaset
    • Kriteria Radiograf : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid pada pertengahan radiograf
  • Proyeksi LPO
    • Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35-45 derajat terhadap  meja, tangan kiri untuk bantalan, tangan kanan menyilang didepan tubuh dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
    • Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Bats bawah: Simp.pubis
    • CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
    • CR : vertical tegak lurus kaset 
    • Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum.

No comments:

Post a Comment