Teknik Radiografi Large Instestine/Usus Besar (Colon In Loop)
1. Anatomi & Fisiologi
Kolon merupakan tab berongga dgn p=1,5m dari caecum – canalis ani, diameter rata – 2,5 inchi, semakin keujung semakin kecil.
Teknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.3. Tujuan
Mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.4. Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi
Kolon merupakan tab berongga dgn p=1,5m dari caecum – canalis ani, diameter rata – 2,5 inchi, semakin keujung semakin kecil.
- Bagian-bagian kolon :
- Apendiks vermiformis
- Sekum
- Colon ascendens
- Colon transversum
- Colon descendens
- Colon sigmoid
- Rectum Anus
- Diperlukan waktu 16 – 20 jam untuk mencapai sekum.
- Fungsi kolon :
- Absorbsi air, garam & glukosa
- Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam
- Penyimpanan selulosa
- Defekasi
- Pergerakan kolon :mencampur dan mendorong
Teknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.3. Tujuan
Mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.4. Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi
- Colitis
- Diverticulum
- Neoplasma
- Polip
- Volvulus
- Invaginasi
- Atresia
- Stenosis
- Perforasi
- Obstruksi
- Refleks fagal
- Persiapan Pasien
- 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat
- 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax
- 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per anus selanjutnya dilavement
- Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
- 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – 1 mg / oral untuk mengurangi pembentukan lendir
- 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk mengurangi peristaltic usus.
- Persiapan Alat
- Pesawat sinar – x yang dilengkapi fluoroscopy
- Kaset dan film sesuai kebutuhan
- Marker
- Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube
- Sarung tangan
- Penjepit atau klem
- Spuit
- Kain pembersih
- Apron
- Tempat mengaduk media kontras
- Kantong barium disposible
- Persiapan Bahan
- Media kontras BaSO4 = 70 – 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya sesuai panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 – 800 ml dengan perbandingan 1: 8
- Air hangat
- Vaselin atau jelly
- Metode Kontras Tunggal
- Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras.
- Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai daerah seikum.
- Dilakukan pemotretan full fillng
- Evakuasi, dibuat foto post evakuasi
- Metode Kontras Ganda
- Kontras Ganda Satu Tingkat
- Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolon
- Selanjutnya dibuat foto full filling
- Kontras Ganda Dua Tingkat
- Tahap pengisian
- Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum
- Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon
- Tahap pelapisan
- Menunggu 1 – 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon
- Tahap pengosongan
- Pasien disuruh BAB
- Tahap pengembangan
- Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 – 2000 ml, tidak boleh berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal ( wajah pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )
- Tahap pemotretan
- Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon mengembang semua
- Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta lokasinya.
- Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum )
- Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura)
- Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan hepatica)
- PA / AP
- RAO
- LAO
- LPO / RPO
- LATERAL RECTUM
- RLD
- LLD
- PA POST EVACUATION
- AP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE ( LPO ) ( BUTTERFLY )
- PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE ( RAO ) ( BUTTERFLY )
- 10 Posisi Menurut "Miller"
- Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica
- Posisi lateral untuk melihat rectum
- Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum
- RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis
- Right Lateral untuk melihat rectum
- Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica
- PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum
- LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica
- AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal
- AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
8. Proyeksi Pemotretan
- Proyeksi AP
- Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh tegak lurus meja, kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurus
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
- CP : MSP setinggi Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica
- Proyeksi PA
- PP : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus meja, kedua tangan disamping tubuh & kaki lurus
- PO : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
- CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum
- Proyeksi RPO
- Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan 35-45 derajat terhadap meja, tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang didepan tubuh dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
- CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi disbanding PA, colon descenden
- Proyeksi RAO
- Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kanan lurus disamping tubuh, tangan kiri didepan kepala dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
- CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, sigmoid dan sekum
- Proyeksi LAO
- Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis
- CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi dibanding PA, colon ascenden
- Proyeksi Lateral
- Posisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk fiksasi
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis
- CP : MSP setinggi SIAS
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid pada pertengahan radiograf
- Proyeksi LPO
- Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35-45 derajat terhadap meja, tangan kiri untuk bantalan, tangan kanan menyilang didepan tubuh dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
- Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Bats bawah: Simp.pubis
- CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
- CR : vertical tegak lurus kaset
- Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum.
No comments:
Post a Comment