Wednesday, 1 February 2012

 CCTV
PENGERTIAN CCTV
     Secara umum       :
 Seperangkat peralatan elektronik yang dirangkai secara tertutup dan berfungsi untuk menampilkan gambar pada TV Monitor.
Dalam Bidang Radiologi :
Suatu peralatan elektronik yang dirangkai secara tertutup dan di fungsikan untuk menampilkan gambar padaTV monitor sehingga dapat digunakan untuk pelaksaan Fluoroscopy dan Fotoseri. Dalam Fluoroscopy dan Fotoseri ada beberapa alat penunjang yang merupakan alat utama CCTV yaitu Explorator ( Spot Film Device ) dan Perlengkapannya.
                          Ada beberapa tombol pada explorator antara lain :


  \
1.                                                       : Kompression


 
2.                               : Decompression                      


 
3.                     : Exposure

4.                                                     : Mesuring Field Selection


 
5.                                                     : Full Field/ Survay


 
6.                                                     : Split to Half


 
7.                                                     : Split to Quarter

8.                                                     : Layer ( heigh ) Menentukan kedalam/ ketebalan objek yang harus  Diambil


 
9.                                                     : Fluoroscopy ( screening )

10.                                                  KV : Screening KV


 
11.                    : Bucky Exposure


 
12.                                                  : FFD / SID 150

13.                    : Linier Tomografi 0.8

14.            1, 2            : Linier Tomografi 1,2

15.             A             : Angiografi


 
16.                                                                          : Collimation Auto


 
17.                                                                          : Contrast


 
18.                             : Brightness
         
19.                             : Normal Size

20.                                      : Zoom

Perlengkapan perlengkapan lain :

·        Grid : Alat yang berdiasi fungsi untuk radiasi hambur dan radiasi yang energinya lemah sehingga dapat mempertajam gambar yang dihsilkan .
·        Collimator : Suatu alat yang berfungsi untuk menentukan luas lapangan penyinaran.
·        Radiation Shield : Karet timah yang berfungsi untuk melindungi operator dari radiasi hambur.
·        Bucky : Alat untuk menempatkan Cassete tray, cassete, grid dan iontomat chamber.
·        Cassete tray : tempat meletakkan cassette waktu membuat foto
·        Iontomat chamber : Kelengkapan automatic timer yang berfungsi untuk merubah sinar-x menjadi sinyal listrik.
·        Scader Radiation : Radiasi hambur yang menyebabkan kaburnya gambar.
·        Contras : Ketajaman hasil gambar.
·        Brightness : menentukan terang gelapnya hasil gambar.
·        Normal size II : Focus yang diterima/ dihasilkan ( dengan ukuran normal )
·         Zoom : Lebar lensa yang merupakan berkas sinar-sinar tampak yang ditangkap oleh camera.
Yang terangkai dalam CCTV :
a.      Image Intensifier : Berfungsi untuk mengubah sinar-x menjadi cahaya tampak dan memperkuat berkas berkas cahaya sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam .
Image intensifier dilengkapi dengan input phosper tiga buah metal yang merupakan 3 elektroda berbentuk ring dan output phosper.
b.     Camera : Mengubah cahaya tampak menjadi sinyal listrik.
c.      Central TV : Secara sinkronisasi dan otomatis rangkaian dan memproses sinyal ke TV monitor.
d.      TV monitor untuk mengubah sinyal video menjadi gambar.


IMAGE INTENSIFIER
 








Image intensifier adalah alat untuk merubah sinar x menjadi cahaya tampak.
*Konstruksi tabung image intensifier(diagram proses perubahan   sinar-x menjadi cahaya dalam tabung image intensifier ) gambar:
*konstruksi dari tabung image intensifier
Gambar
Tabung image Intensifier terdiri dari   :
q       Input screen
     Berfungsi untuk merubah sinar x menjadi cahaya tampak.
q       Photo cathoda
Berfungsi untuk mengubah cahaya tampak menjadi elektron.
q       Electron Optik
1.       Electron Optik 1; berfungsi untuk mempercepat elektron menuju output screen.
2.     Electron Optik 2; berfungsi untuk memfokuskan elektron pada satu titik . 
3.     Electron Optik 3; berfungsi untuk mengubah elektron gun menjadi berkas elektron kembali yang besarnya tergantung dari luasnya lensa output screen.
q       Output Screen
Brfungsi untuk mengubah elektronmenjadi cahaya tampak.
Tabung image intensifier didalam nya diselubungi oleh sesuatu gelas envelope yang vakum,kemudian fluoroscent tersebut dilapisi foto katoda sehiga terbentuk suatu lapisan input screen. Pada bagian lain gelas envelope dipasang output screen dan dipasang pula suatu silinder anoda yang saling berhubungan  pada output screen tersebut.
 ~ didalam sistem optik elektron pada glass envelope, dipasang 3 metal berbentuk silinder dengan dinding tipis. Apabila suatu objek dikenai sinar-x maka sebagian energinya akan diserap oleh objek, adapun besar kecilnya penyerapan tergantung dari 2 faktor:
-         ketebalan  objek
-          nomor atom dari objek
Cara kerja image intensifier
q       Sinar X masuk melalui input screen yang fungsinya untuk merubah sinar x menjadi cahaya tampak, kemudian cahaya tampak tersebut diubah menjadi elektron oleh photo cathoda.
q   Elektrron dipercepat jalannya oleh electron optik 1, difokuskan ke satu titik (electron gun) oleh electron optik 2 dan diubah kembali menjadi berkas electron yang besarnya tergantung dari luasnya lensa output screen oleh Electron Optik 3.
q       Electron tersebut akan diubah menjadi cahaya tampak dan kemudian dikeluarkan melalui output screen


CAMERA
 








Camera adalah  suatu alat yang merubah cahaya tampak menjadi sinar listrik.
Gambar
BAGIAN-BAGIAN KAMERA     :
q       Face plate glass      (+400 V)
q       Elektroda sinyal transparan dilapisi dengan foto konduktif , dimana resistansinya berubah sesuai cahaya tampak yang masuk.
q       Jaringan
q       Cincin sasaran/target
q       G4(jaringan) +50 V
q       G1 (berkas) -30 V
q       G2(pemercepat) +260 V
q       G3(focus) +360 V
q       Katoda
q       Filamen
q       Berkas Elektron
q       Pemanas filamen +6,3 V
q       Horizontal deflection coil dan Vertical deflection coil
q       Bias sasaran
q       Keluaran Video
q       Kaki
Jenis jenis camera :
  • Vidicom.
Vidicom mempunyai diameter pelat penyetel sebesar 1 inci, 2/3 atau 1,2 inci. Dalam tabung kamera ini, sasaran yang peka cahaya, atau pelat bayangan, dibuat dari trisulfida antimony.
  • Plumbicon
Ini adalah  merek buatan N.V. Philips, yang bentuknya kamera serupa dengan vidicon, tetapi pelat bayangan plumbicon terbuat dari oksida timbale (Pbo).kepekaannya lebih baik pada cahaya biru atau merah.
  • Saticon.
Nama ini adalah merek dagang Hitachi Ltd. Pelat bayangan terbuat dari selenium, arsenic dan tellurium.
  • Silicon vidicon.
Titik sambungan semikonduktor silicon digunakan untuk bahan sasaran didalam silicon vidicon. Keuntungannya adalah sensitivitasnya yang sangat tinggi untuk pemakaian dengan cahaya rendah.
  • Chalnicon
Nama ini adalah merek dagang Thosiba electric co. Ltd.sasarannya berupa sebuah susunan lapisan ganda yang rumit yang terdiri dari oksida kaleng, cadmium selenide dan trisulfida arsebik. Tabung kamera ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi.
  • Newvicon
Nama ini adalah merek dagang Matsushita elektrik. Sasaran terbuat dari lapisan selenium seng, tidak terbentuk (amorphous) dan ditopang oleh trisulfida antimony. Amorphous berarti suatu keadaan fisis yang bukan dalam suatu bentuk yang pasti yakni, ekivalen dengan cairan padat. Keuntungan newvicon adalah sensivitasnya yang sangat tinggi dan respons spectral yang meluas kepanjang gelombang cahaya yang panjang untuk infra merah.

          Semua tabung kamera ini serupa dekam kontruksi dengan vidicom, tetapi digunakan bahan yang berbeda untuk pelat sasaran guna mendapatkan karakteristik fotolistrik yang diinginkan. Sensivitasnya yang tinggi diinginkan agar hanya sedikit cahaya yang diperlukan untuk sinyal kamera. Respons spectral menentukan sensivitas relative untuk berbagai warna.
VIDICON
          Vidicon terdiri atas sebuah pembungkus gelas bersama sebuah Face Plate yang rata secara optik diujung, guna menerima masukan cahaya.  Pada permukaan belakang Face Plate dibagian dalam pembungkus yang dihampakan, Terdapat bahan yang peka cahaya, dimana bahan tersebut bekerja sebagai plat bayangan.  Plat tersebut terdiri dari 2 lapisan,
q       Bagian depan menghadap cahaya, merupakan suatu lapisan tipis yang dapat tembus cahaya (Transparan)
Tetapi secara listrik bersifat menghantar.  Lapisan ini terdiri dari lapisan oksida Seng ( SnO).  Sambungan listrik dilakukan ke lapisan ini oleh sebuah cincin sasaran (Target Ring ).  Logam yang mengelilingi tabung (cincin Logam ) merupakan terminal keluaran sinyal. 
q       Bagian Belkang plat sasaran yakni yang menghadap senapan electron, memiliki suatu lapisan bahan peka cahaya yang biasanya terbuat dari trisulfida Antimoni. Lapisan ini adalah foto konduktif, tahanannya berkurang terhadap pertambahan cahaya. Akibatnya, perubahan- perubahan intensitas cahaya dapat diubah menjadi perubahan sinyal listik.
Pemandangan difokuskan oleh sebuah lensa optik ke sasaran Vidicon.  Cahaya lewat melalui Face Plate permukaan konduktif bagian dalam ke Plat Bayangan foto konduktif dipayar oleh bekas electron.  Sinyal kamera yang dihasilkan diambilkan dari cincin sasaran.
Umumnya vidicon terdapat dalam 3 ukuran menurut diameter face Plate, :
q       1,2 Inch ( 30,5 mm)
q       1 Inch (25,4 mm)
q       2/3 Inch (18 mm)
Panjangnya adalah 5-8 Inch (127 – 203 mm)
CARA KERJA KAMERA
Cara kerja kamera didasari oleh 2 pemikiran dasar   “
q       Cahaya tampak dari imege intensifier mendarat didepan face plate (photo anoda) yang terdiri dari photo resistif terbuat dari oxyde seng (transparan0 yang sifatnya konduktif apabila mendapat cahaya tampak.
q       Terjadinya scanning dalam tabung kamera.  Scanning atau penyapuan adalah gerakan electron gun kekiri dan kekanan dikontrol oleh horizontal deflection coil (gerakan keatas dan kebawah) dan vertical deflection coil ( gerakan kekiri dan kekanan)
  1. Didalam tabung kamera terjadi proses pemayaran / penyapuan / scanning     sebagai berikut:
    1. mula mula filament mendapat pemanasan sehingga terjadi thermionich emission, electron terbebas dari ikatan atomnya dan membentuk awan-awan electron pada katoda. Karena adanya perbedaan tegangan antara filamen dan faceplate maka  Electron electron yang dihasilkan akan ditarik kebidang sasaran bagian dalam face plate yang dilengkapi bahan peka cahaya terbuat dari trisulfida antimony.
    2. sebelum sampai sasaran electron electron dikontrol oleh G1, dipercepat G2 dan difocuskan oleh G3, menjadi berkas titik yang disebut electron gun.
    3. Oleh G4, electron gun diperlambat pendaratannya pada faceplate bagian dalam sehingga mengurangi terjadinya radiasi hambur, G4 juga mengatur agar berkas electron yang jatuh ke face plate membentuk sudut 90derajat.
    4. electron gun ini akan menyapu seluruh permukaan bidang sasaran dengan proses fly back yang digerakkan oleh rangkaian horizontal deflection dan rangkaian vertical deflection.
    5. Pada bagian luar, cahaya tampak mendarat tepat di face plate bagian luar yang menembus lapisan foto konduktif yang akan berubah menjadi sinyalk listrik yang amplitudonya sesuai dengan banyaknya cahaya tampak yang masuk, kemudian sinyal listriknya akan merambat melalui konduktor (kabel) sehingga terjadi rangkaian tertutup yang kemudian menjadi masukan vagi central TV.
  1. trisulfida antimony yang sifatnya peka cahaya ini adalah merupakan lapisan foto konduktif. Tahanannya akan berkurang sesuai dengan pertambahan cahaya yang diterima dari image intensifier. Dengan kata lain cahaya yang dating akan dirubah menjadi sinyal listrik..
  2. cahaya yang telah dirubah menjadi sinyal listrik video akan diteruskan ke control unit / central unit untuk diolah dan diproses menjadi sinyal gambar.
TV MONITOR
 

PENDAHULUAN
     Untuk melaksanakan fluoroscopy dan photoseri diperlukan suatu perlengkapan elektronik yang dirangkai secara tertutup dan difungsikan untuk menampilkan gambar pada TV monitor, yang biasa disebut dengan Close Circuit Television (CCTV), yang terdiri dari patient table, spot film device, image intensifier, camera dan TV monitor.
 Yang terangkai dalam CCTV :
a)     Image Intensifier
Berfungsi untuk mengubah sinar-x menjadi cahaya tampak dan memperkuat berkas-berkas cahaya sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam. Image Intensifier dilengkapi dengan input phosper, 3 buah metal yang merupakan 3 elektrode berbentuk ring dan output phosper.
b)    Camera
Berfungsi untuk mengubah cahaya tampak menjadi sinyal listrik.
c)     Central TV
Berfungsi untuk mengolah sinyal listrik menjadi sinyal vidio.
d)     TV Monitor
Berfungsi untuk mengubah sinyal vidio menjadi gambar pada monitor.
Konfigurasi CCTV:
Beberapa keuntungan menggunakan CCTV :
1.      Gambar dapat dilihat ditempat yang terang (tidak usah diruang gelap).
2.      Intensitas sinar-x lebih kecil sehingga :
§         Beban pesawat (tabung sinar-x) berkurang.
§         Dosis radiasi yang diterima pasien lebih sedikit.
3.         Hasil gambar bisa dilihat langsung.
4.      Gambar dapat direkam dan sewaktu-waktu dapat dilihat kembali apabila diperlukan (dengan fotoseri).
Selain itu, penggunaan CCTV juga memiliki kekurangan yaitu memerlukan operator untuk menjalankan pemilihan kV, mAS secara manual.
       Untuk mempermudah penggunaan CCTV, contohnya pada pemilihan kV, mAS, dipasanglah Automatic Dose Rad Control yang merupakan suatu peralatan elektronik yang fungsinya untuk emngatur besarnya kV, mAS secara otomatis. Hal tersebut akan lebih mempermudah jalannya fotoseri dan fluoroscopy. Automatic Dose Rad Control digunakan image intensifier yang dilengkapi degan photo multiplier tube yang berfungsi untuk merubah dari cahaya tampak menjadi sinyal listrik yang selanjutnya menggerakkan motor yang akan merubah posisi kV selector.
TV MONITOR
Televise monitor adalah suatu peralatan dari CCTV yang berfungsi untuk merubah sinyal video (dari kamera) menjadi sinyal gambar (menampilkan gambar).
Gambar TV MONITOR
     
BLOK DIAGRAM TV MONITOR








 



                                                                                                CRT


 














 




                                                                                                       


 
                                                                                                            
                                                                                                        












 



                       G1      G2          G3

                                                                                                   Bidang Sasaran
  1. .Cara bekerja TV monitor :
Sebuah katoda dipanasi oleh kawat pemanas maka akan terjadi emisi electron. Electron elektronnya dan electron electron tersebut akan ditarik oleh anoda karena diberi tegangan positif sangat tinggi terhadap katoda. Pada layer anoda diberi suatu lapisan zat yang apabila terkena benturan electron elktronnya akan berpendar.
Berpendarnya zat tersebut akan semakin terang apabila electron yang menabrak  anoda ini jumlahnya persatuan waktu semakin banyak atau tenaga yang terdapat pada electron electron itu semakin besar. Akan tetapi electron electron tersebut akan menyebar dan membentuk bidang cahaya yang lebar dan redup.
Bidang cahaya yang lebar lagi redup itu perlu dibuat menjadi bintik yang tajam lagi cerah. Guna mewujudkan hal tersebut maka pancaran electron yang keluar dari katoda ke anoda harus dibuat menjadi berkas electron yang tipis dan kuat yang intensitasnya layer sesuai dengan kebutuhan.
  1. Memfokuskan electron
Yang dimaksud dengan memfokuskan electron ialah mengkonsentrasikan bidang cahaya yang lebar dan redup menjadi satu titik kecil tajam dan cerah.pekerjaan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan medan listrik atau medan magnet. Dalam tabung gambar televisi dimanfaatkan medan listrik.
  1. Membelokkan berkas electron
Berkas electron perlu dibawa kesegala penjuru layar gambar agar supaya      kelak dapat melukiskan informasi gambar. Pembelokkan berkas electron itu akan dikerjakan secara listrik oleh suatu peralatan.pada dasarnya electron akan kita belokkan kearah horizontal ( dari kiri kekana dan sebaliknya ). Guna membelokkan berkas electron itu maka dileher tabung gambar dipasang dua pasang kumparan, satu pasang kumparan akan membelokkan berkas electron kea rah horizontal, satu oasang yang lain akan membelokkan berkas berkas electron kearah vertical. Pasangan kumparan yang pertama tadi disebut kumparan pembelok vertica ( vertical deflection coil ). System dari  kedua pasang kumparan ini disebut juga dengan deflection joke atau disingkat dengan DJ.
  1. Penguat video.( penguat sinyal gambar )
Penguat video berfungsi memperkuat sinyal sinyal masukan berupa sinyal sinyal video yang mempunyai frekuensi antara 30 Hz – 5MHz. penguat video harus mampu memperkuat sinyal yang sangat lebar jalurnya ini dengan factor penguatan yang diumpankan kepada tabung gambar dan pembangkit denyut ( separator sinkronisasi ). Penguat semacam ini disebut juga penguat jalur lebar.penguat ini harus mampu memperkuat sinyal dengan frekuensi 50 Hz sebab ini adalah sinyal frekuensi sinkronisasi vertical yang dikirim dari sentral pemancar, juga harus mampu memperkuat sinyal dengan frekuensi sebesar 5 MHz supaya definisi gambar ( detail ) dapat direproduksi dengan baik.
  1. Pemisah sinkronisasi ( separator sinkronisasi )
Kegunaan denyut denyut sinjronisasi dalam tabung gambar adalah untuk penelusuran layer oleh berkas berkas electron. Penelusuran yang dilakukan dalam tabung gambar haruslah berjalan sinkron dengan penelusuran yang dilakukan dalam kamera. Apabila gerak penelusuran tabung gambar dan gerak penelusuran kamera pada garis horizontal tidak serempak maka akan akan dihasilkan gambar yang terkoayak koyak. Kalau gerak penelusuran kearah vertical tidak sinkron maka gambar akan naik atau turun. Guna menyermpakkan gerakan penelusuran pada kamera dan tabung gambar, maka pada sentral televise harus memencarkan denyut denyut sinkronisasi.
  1. Rangkaian pembelok vertical 
Sebelum dibicarakan mengenai rangkaian pembelok vertical maupun rangkaian pembelok horizontal, terlebih dahulu kita bicarakan mengenai dimana sinyal sinyal untuk pekerjaan penelusuran itu dibangkitkan.sinyal sinyal untuk pekerjaan penelusuran dibangkitkan oleh oscillator oscillator. Dalam hal ini ada dua jenis rangkaian oscillator, yaitu rangkaian oscillator pembelok horizontal. Keduanya tidak membangkitkan sinyal sinusoida akan tetapi bentuk denyut denyut.
  1. Rangkaian pembelok horizontal
Suatu oscillator sumbatan yang diterapkan dalam rangkaian pembelok horizontal dalam azasnya tidaklah berbeda dari yang diterapkan dalam rangkaian sapu vertical, hanya saja selalu dilengkapi dengan sebuah pengatur frekuensi automatic ( AFC ). Pengatur ini menjaga agar frekuensi dan fasa dari oscillator horizontal benar benar mantap dan sinkron dengan sinyal yang berasal dari sentral televisi karena oscillator horizontal peka sekali terhadap gangguan gangguan dari luar.
Pemisah sinkronisasi ( separator sinkronisasi ) tidak memberikan umpan langsung kepada pengatur frekuensi automatic ( AFC ). Penguat akhir horizontal mengembalikan sebagian dari tegangan sinyal keluarannya kepada pengatur frekuensi. Sinyal ini merupakan indikasi yang tetap terhadap fasa arus listrik yang mengalir di dalam kumparan pembelok horizontal.
Dalam pengatur frekuensi automatic tegangan sinyal yang berasal dari tempat penguat akhir horizontal dibandingkan dengan denyut denyut sinkronisasi, kalau kedua sinyal ini tidak sinkron, maka pengatur frekuensi membangkitkan KOREKSI. Tegangan koreksiini diumpankankepada oscillator horizontal guna mengkoraksi frekuensi dan atau fasanya.
  1. Detektor Fasa
Rangkaian ini adalah sebuah penyearah yang terdiri dari dua buah dioda. Dalam rangkaian ini sinyal yang berasal dari pemisah sinkronisasi disearahkan sambil dibandingkan dengan sinyal yang berasal dari salah satu penguat pembelok horizontal.
Secara garis besar, detector fasa bekerjanya sebagai berikiut :
-          Pertama tama kita misalkan tidak ada sinyal dari penguat akhir horizontal. Sinyal A dan sinyal B berasal dari separator sinkronisasi adalah sama kuat akan tetapi saling berlawanan fasa karena pada dioda D1 dan D2 ada sinyal yang berlawanan fasa dan sama kuat, maka dioda dioda tersebut tidak menghantar. Antara terminal R3 dan ground tidak ada tegangan.
-          Jikalau ada sinyal yang berasal dari penguat akhir horizontal, maka pada titik pertemuan antara D1 dan D2 menjadi positif / negative terhadap ground. Potensial ini ditentukan dengan fasa sinyal tersebut, maka sekarang kesetimbangan menjadi terganggu , pada terminal R3 timbul potensial.
-          Potensial pada terminal R3 ini diteruskan ke oscillator horizontal, oleh potensial inilah frekuensi dan fasanya dikoreksi.
AUTOMATIC DOSE RATE CONTROL 

KONFIGURASI PESAWAT CCTV

     X RAY TUE                







 
                                                 CAMERA





















 

TV
Monitor
 


Control
TV
 
                     PASIEN















 

















 
X ray tube menghasilkan sinar x yang tidak homogen karena gelombang elektromagnetignya berasal dari peristiwa yang berbeda yaitu breamstrakhlung, K Karakteristik, dll.  Sinar X yang dihasilkan menembus tubuh pasien dan diteruskan ke I.I. Sinar X yang menuju I.I (Image Intensifier) intensitasnya berkurang karena menembus objek yang ketebalan dan daya serapnya berbeda-beda. Sehingga sinar x yang masuk ke Image Intensifier tidak semua sama.  Sinar X yang masuk ke Image Intensifier diubah menjadi cahaya tampak.  Cahaya tampaknya masuk ke kamera dan dikamera diubah menjadi sinyal listrik .  Sinyal listrik yang dihasilkan kamera diteruskan ke ControlTV (Central TV).  Di central TV sinyal L:istrik  diubah menjadi sinyal Video yang diteruskan ke TV Monitor. Dimana pada TV monitor sinyal Video diubah menjadi gambar sesuai dengan objek yang difoto.   Sinyal Video yang berasal dari Central TV dapat direkam dengan menggunakan VCR (Video Recorder).
Diantara Image Intensifier dan kamera terdapat splitting mirror, dimana sebagian dari cahaya tampak selain diteruskan ke kamera juga diteruskan  masuk ke ADR, dimana pada ADR terdapat Photo Multiplier Tube,. Photo Multiplier Tube menghasilkan sinyal listrik yang akan menggerakkan motor untuk pemilihan KV sesuai yang diperuntukkan oleh objek dimana pemilihan KV secara otomatis terjadi pada X Ray generator.  Pada X Ray generator, pemilihan KV dengan cara pemilihan jumlah lilitan pada auto trafo. Pemilihan KV akan mempengaruhi produksi X ray pada X ray tube.
cara kerja Automatic Dose Rad Control
          pada awal fluoroscopy dan photoseri, dilakukan pengaturan besarnya kV, mAS yang diperlukan. Misalnya untuk pemotretan photo torak, diperlukan kV sebesar 80 kV, mAS =50. maka dilakukan pengaturan untuk nilai yang dibutuhakn tersebut pada control table. Setelah paien berada diatas meja pasien, dan proses preparation telah selesai, lalu dilakukan fluoroscopy (gambar pada monitor), jika sudah tepat posisi dan gambar yang ingin dipotoseri, maka dilakukan photoseri pertama. Ketika ingin mengambiol gambar pada posisi lan (misalnya posisi tubuh pasien miring), maka ketebalan objek akan berbeda dengan ketebalan pada pemotretan pertama, sehingga besarnya kV yang dibutuhkan juga kan berubah. Apabila X-Ray yang diterima terlalu tinggi (tidak tepat untuk objek yang akan dipoto), maka control motor akan menggerakkan motor yang akan menggerakkan kV selector secara otomatis.
     X RAY TUBE                






 
                                                 Splitting mirror  CAMERA









































                    



ADR

 
 


RANGKAIAN 
TV MONITOR
 






















Pembahasan
q     Pick up tube (kamera); terjadi scanning didalamnya yang dipengaruhi oleh deflection unit 1 dan 2 (Horizontal deflection dan Vertical deflection) dan juga dipengaruhi oleh circle production yang berfungsi untuk memproduksi agar gambar Pick up tube berbentuk bulat .  Keluaran dari pick up tube berupa sinyal listrik kemudian akan dikuatkan oleh Video amplifier yang diteruskan ke control unit.
q       Control Amplifier; Untuk mengatur penguatan sinyalnya.
q       Vignetting Compens ; Untuk menghilangkan terjadinya gangguan.
q       Control Amplifier dominant ; Untuk mengontrol seberapa jauh penguatan yang dikehendaki.
q       Pulse Generator ; Untuk membangkitkan pulsa-pulsa diantaranya adalah sinyal horizontal dan sinyal vertical.
q       Signal Formation ; Untuk menentukan informasi dari letaknya gambar dalam CRT dan juga berfungsi untuk menggabungkan sinyal-sinyal dari control amplifier, signal generator, dan dari signal circle production.
            I.      CAMERA
Dibagian ini Pick Up tube ( kamera) terjadi proses Scanning yang dipengaruhi oleh Deflection Circuit H dan V. dan Circle Production yang berfungsi untuk memproduksi, agar gambar pick up tube berbentuk lingkaran.Keluaran dari pick up tube diteruskan ke Video amplifier (dikuatkan).
       II.      CONTROL UNIT
Keluaran dari Video Anplifier akan dikontrol oleh Control Ampilifier sebelum itu akan melalui vignatting compens yang fungsinya menghilangkan terjandinya gangguan (noise).  Selain itu akan dikontrol seberapa jauh penguatan yang dikehendaki oleh control amplifier dominan. Keluaran control amplifier akan diteruskan ke signal formation yang merupakan gabungan sinyal-sinyal dari control amplifier, sinyal generator, dan sinyal circle production.
   III.      MONITOR
Keluaran signal Formation akan diteruskan ke video amplifier untuk dikuatkan.  Keluara video amplifier akan dipengaruhi oleh deflection horizontal dan deglection Vertical.  Kemudian akan diteruskan ke CRT (Cathode Ray Tube).
Antara kamera dan monitor harus sinkron, karena terjadinya scanning dalam waktu yang bersamaan. Sehingga didapat gambar yang sempurna
PESAWAT RONTGEN
CONDENSOR DISCHARGE 

Pesawat Rontgen condensor discharge adalah
v     pesawat rontgen yang cara kerjanya dikontrol oleh condesator pada saat melakukan  pengosongan capasitor tegangan tinggi.
v     Pesawat rontgen yang diSinar X terjadi saat terjadi pengosongan capasitor tegangan tinggi.
Cara kerja:
  1. S1 ditekan sehingga akan terjadi pemanasan filamen, terjadi thermionik emission, electron terbebas dari ikatan atomnya sehingga terjadi kabut electron pada katoda.
  1. S2 ditekan sehingga kontak A, B, C  akan terhubung, kontak ini meupakan self holding relay, relay A-B-C akan siap bekerja. Siap Bekerjanya relay- relay tersebut akan menyebabkan rangkaian timer bekerja untuk waktu jangka pendek pada posisi skala sekarang. Untuk waktu jangka panjang skala dipindah ke H.
  1. S3 ditekan condensator tegangan tinggi diisi, rangkaian tegangan tinggi mendapat supply, dan akan memberikan beda potensial antara anoda dan katoda, meskipun transformator diberi tegangan tinggi, namun bila grid masih mendapat bias negativ ( - ) sehingga  electron belum dapat ditarik ke anoda.
  1. S4 ditekan blok 4 akan bekerja sehingga akan menutup kontak D; menutupnya kontak D menyebabkan grid mendapat polaritas netral yang sama dengan polritas katoda.
  1. pada saat ini trioda X-ray tube berfungsi sebagai dioda atau grid tidak mempunyai peranan, sehingga electron akan ditarik ke anoda.
Dengan demikian akan terjadi rangkaian tertutp, sehingga terjadi arus tabung yang berkebalikan dengan  arus listrik.
Pada saat electron tiba  di anoda ada electron yang mnumbuk ke inti atom (Breamstrakhlung); yang menumbuk kulit K isebut K karakteristik.
Akibat dari tumbukan electron tersebutakan mengakibatkan terjadinya hole, hole tersebut akan diisi oleh electron diluarnya. Perpindahan electron tersebut akan mengakibatkan/ menimbulkan gelombang elektro magnetic yang panjang gelombangnya 0,1 sampai 1Ao disebut dengan
sinar X. 




RANGKAIAN TABUNG RONTGEN
CONDENSOR DISCHARGE 




TRIODE X RAY TUBE

     
Digunakan juga pada  X Ray mobile.
Tabung triode x ray tube akan bekerja jika antara grid dan katoda terhubung singkat.
Rangkain ini terdiri dari   :
q       Triode X ray tube
q       Condensator tegangan tinggi ( C1 dan C2)
q       Resistor (R9)
q       Batterai Eg
q       Sakelar S
Cara kerja:
1.       Kondnsator C sudah terisi, katoda dari triode X ray tube mendapat bias positive (+) dari bateray E9. sehingga terjadi thermionik emission, tetapi masih ditahan oleh grid sehingga X ray tube belum menghasilkan sinar X. (jika grid mendapat bias negative ( - ) maka electron dari katoda tidak dapat ditarik ke anoda).
2.     Pada saat saklar S ditekan maka grid akan netral (grid dan katoda dihubung  singkat) atau tidak ada beda polaritas. Besarnya tegangan tabung antara anoda dan katoda adalah tegangan C1 + C2. Dalam hal ini anoda mendapat bias positive (+) dari tegangan C1 dan katoda mendapat bias negative ( - ) dari tegangan C2, maka akan terjadi proses sinar X:
    • Electron ditarik  dari katoda ke anoda.
    • Dengan demikian terjadi rangkaian tertutup dan terjadi arus tabung
    • Pada saat electron tiba  di anoda ada electron yang mnumbuk ke inti atom (Breamstrakhlung); yang menumbuk kulit K isebut K karakteristik.
    • Akibat dari tumbukan electron tersebutakan mengakibatkan terjadinya hole, hole tersebut akan diisi oleh electron diluarnya. Perpindahan electron tersebut akan mengakibatkan/ menimbulkan gelombang elektro magnetic yang panjang gelombangnya 0,1 sampai 1Ao disebut dengan sinar X.


RANGKAIAN TEGANGAN TINGGI
 

 




       
Rangkain ini Terdiri dari  :
q       Auto Transformator
q       Tombol Charge
q       Transformator step up ( HTT ) TR4
q       Relay Ry1 Untuk mengaktifkan TR 4
q       Diode penyearah D4 dan D5
q       Condensator tegangan tinggi ( C7 dan C8 )
q       Resistor R15, R16, R17
Cara kerja:
  1. Main switch on
  2. Autotrafo mendapat supply
  3. Tombol charge ditekan , Ry1 energize. Kontak Ry1 (14 - 15)dan (6 - 8) menutup, kontak tersebut merupakan self holding relay. Menutupnya kontak Ry1 menyebabkan adanya arus mengalir dari titik A    D4     R16      C8    ground dan ketitik B sehingga terjadi pegisian condesator C6.
  4. Titik B positive (+), arus mengalir dari titik B     ground dan C7  R15  D5   titik A, saat itu terjadi pengisian kondensator C7(tegangan tinggi) dengan demikian tegangan pada anoda dan katoda merupakan penjumlahan dari C8 dan C7.
  5. C7 dan C8 dihubung seri sehingga antara keduanya mendapat polaritas antara C7 dan C8. polaritas positive (+)  pada C8 membias Positive pada anoda = tegangan anoda C7 dan C8.
  6. Tegangan tinggi ini akan diumpan balik menuju ke pengatur tegangan tinggi, sehingga terjadi pengisian capasitor merupakan hasil pengendalian dari tegangan yang diatur/ disesuaikan dengan tegagan yangdiatur.



RANGKAIAN PENGAMAN BEBAN LEBIH
 





Rangkaian ini terdiri dari:
  1. Auto trafo
  2. TR2, TR4, TR5
  3. Triode X ray tube
  4. Tabung Thyatron
  5. KV meter
  6. Dioda penyearah (D4; D5; D6; D9; D10; D7)
  7. Dioda zener (Ze1)
  8. Tombol charge button
  9. Condensator tegangan tinggi C7; C8; C9; C10
  10. Relay (Ry1; Ry5; Ry12; Ry2)
  11. Resistor (R12; R14; R15; R16; R17; R21; R22; R23; R24; R25)
Cara kerja rangkaian:
  1. Pengaturan trgangan KV ditentukan dari besarnya pengaturan Kv selector (6, 7, 8 dari auto trafo). Saat main switch on, TR2 bekerja memberikan supply pada thyatron V2. katoda diberikan bias  lebih negative ( - ) terhadap anodanya. Sebelumya terjadi pemanasan filamen pada A-B hingga terjadi thermionik emission ( electron terbebas dari ikatan atomnya dan membentuk awan electron pada katoda).
  2. Bias katoda diberi tegangan tetap dari dioda zener (Ze1)  sebesar VC.
  3. Pengaturan Tegangan grid thyatron mendapatkan tegangan dari umpan balik anoda melalui R17    KV meter   R21   R23  grid thyatron.
  4. Saat tegangan anoda naik sedemikian rupa sehingga menyebabkan tegangan pengatur grid V2 mendekati tegangan katodanya  sehingga V2  wearing.
Apabila tegangan C7 dan C8 pada rangkaian tegangan tinggi dan rangkaian pengaman beban lebih melebihi / mengalami kerusakan, maka akan ada arus balik melalui R17     Kv meter     R22     R23              ke grid thyatron (V2)  sehingga grid bertambah (+) energizenya thyatron V2 menyebabkan Ry12 bkerja, arus mengalir dari TR2 ke Ry12. bekerjanya Ry12, kontaktor 1-4 terbuka. Membukanya kontaktor 1- 4 menyebabkan Ry1 energize,  energizenya Ry1 menyebabkan kontaktor 6-8 terbuka, terbukanya kontaktor 6-8 menyebabkan TR4 tidak mendapat tegangan, dengan begitu akan menyebabkan tabung rontgen tidak bekerja lagi.


RANGKAIAN PENGATUR
PENGISI TEGANGAN
 

 



Cara kerja:
  1. TR1 selalu dalam keadaan on, tegangan dari sekunder TR1 akan disearahkan oleh rangkaian penyearah setangah gelombang yaitu dioda (D1) dan kondensator (C1) sebagai by pass tegangan lebih supaya sesuai denga kebutuhan filamen tabung thyatron. Sedangkan condensator C2 dan C4 akan diisi sampai nilai puncaknya = Va. Pada saat tersebut tegangan grid tabung thyatron jauh lebih negative (-) dibanding dengan tegangan pada katodanya, sehingga tabung thyatron  V1 dalam keadaan cut off.
  2. Apabila saklar charge ditekan sesaat maka relay Ry1 akan bekerja dan akan merubah kontak – kontak tersebut adalah kotak Ry1 (5-3) dan Ry1 (9-7) akan membuka, mengakibatkan hubungan kondesator C4 terpisah dari rangakian penyearah setengah gelombang. Sehingga katoda tabung thyatron ini mendapat sumber tegangan dari tegangan yang terkandung dalam kondensator (C4). Dalam hal tersebut pada kontaktor Ry1 (6,8) terhubung. Sehingga Transformator tegangan tinggi TR4 mendapat tegangan dengan demikian kondensator C7 dan C8 akan diisi melalui pengganda tegangan, sehingga dengan demikian proses pengisian tegangan tinggi berlangsung.
  3. Apabila tegangan anoda dari tabung rontge telah mencapai harga sedemikian rupa maka akan melalui elemen – elemen feed back R17 KV meter      R6     R7 dan R5 pengatur tegangan grid tabung thyatron V1, sehingga tabung thiatron V1 akan energize (aktif).
  4. Dengan bekrjanya tabung thytron V1 menyebabkan relay Ry2 bekerja. Sehingga kontak – kontak Ry2 akan berubah kedudukannya, antara lain Kontak Ry2 (3-7) akan terbuka, sehingga memutuskan hubungan yang menuju ke relay Ry1, dan menyebabkan relay Ry1 tidak bekerja dan kontak – kotaknya kembali ke posisi semula. Karena kontaktor Ry1 (6-8) terbuka maka pengisian tegangan tinggi berakhir.
  5. Disamping itu juga kontaktor Ry2 (8-11) akan terbuka,sehingga relay Ry5 tidak bekerja dan kontaktor Ry5 kembali terhubung. Maka tegangan grid tabung rontgen ini menuju positive (+). Sehingga tabung rontgen bekerja dengan kata lain terjadi penyinaran.
  6. Bersamaan degan hal tersebut kotaktor Ry2 (2-5) berubah ke posisi (2-4). Sehingga tabung rontgen akan bekerja selama tegangan anoda mendapat polaritas positive (+), sedangkan tegangan grid sama dengan tegangan katodenya.
  7. Saat terjadi penyinaran tegangan anoda tabung rontgen akan turun sedemikian rupa, sehingga tegangan feed back menuju rangkaian pengatur grid akan ikut turun. Jika tegangan grid turun maka tabung thytron akan cut off, sehingga relay Ry2 tidak bekerja, sehingga kontak-kontaknya tidak bekerja , dan akan kembali keposisi semula.  Oleh karena Ry2 (8-11)terhubung maka relay Ry5 kembali bekerja, dan kontak-kontak  Ry5 kembali terbuka. Tegangan grid mendapat bias negative ( - ) sehingga tabung rontgen berhenti bekerja.
RANGKAIAN PENGATUR TEGANGAN GRID 
Pada Tabung Rontgen Condensor Discharge

Rangkaian ini terdiri dari :
q       Auto Transformator
q       Tombol ready dan tombol X ray
q       Triode X ray tube
q       Transfgormator TR 6, TR3, TR5
q       Relay RY3, RY4, RY5, RY9, RY10, RY13
q       Diode penyearah D6, D7, D13, D15 dan diode Bridge
q       Condensator C9, C11, C5
q       Resistor R10, R19, R27, R28
q       Micro switch
q       Solenoid
Cara keja:
  1. Main switch on.
  2. Auto transformator bekerja.
  3. Bekerjanya auto trafo menyebabkan arus mengalir dari auto trafo  Ry2      kontaktor 11       Ry13 (kontak 3 & 7)     Ry5      TR 6    auto trafo.
  4. Transformator (TR6) bekerja menyebabkan Ry5 energize dan kontaktor Ry5 membuka akibatnya ada arus yang mengalir dari TR6 D6     C9     TR6.
  5. Pada saat itu  condesator C9 terjadi pengisian kanan (+);kiri (-)
  6. Maka (+) akan diumpan ke KaToda, dan ( - ) di biaskan ke grid, sehingga grid mendapat bias negative.
  7. Saat tombol ready  kita tekan, maka Ry3 energize; kontaktor Ry3 menutup, sehingga ada arus yang mengalir, mengakibatkan trafo filemen bekerja untuk memanaskan  filamen sehingga terjai thermionik emission, electron terbebas dari ikatan atomnya dan membentuk awan – awan electron pada katoda.
  8. Ry3 menutup; Ry4 energize (kontak Ry4 membuka); Ry 9 energize (kontaktor Ry9 membuka); R10 energize (kontak Ry10 membuka).
  9. Sehingga pada TR6 hanya mendapat supply dari Ry13.
  10. Jika tombol X ray ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari auto trafo    rangkaian penyearah    Ry13     selenoid     rangkaian pnyearah      auto trafo.
  11. Selenoid akan bekerja pada saat/ waktu tertentu (panas) maka micro switch secara otomatis akan menutup akibatnya Ry13 energize (kontaktor Ry13 membuka) maka dengan demikian tidak ada yang mensupply TR6.
  12. Tegangan antara grid dan katoda sama, pada saat itu electron ditarik  dari katoda  ke anoda (terjadi expose).  Electron ditarik  dari katoda ke anoda. Dengan demikian terjadi rangkaian tertutup dan terjadi arus tabung . Pada saat electron tiba  di anoda ada electron yang mnumbuk ke inti atom (Breamstrakhlung); yang menumbuk kulit K isebut K karakteristik.  Akibat dari tumbukan electron tersebutakan mengakibatkan terjadinya hole, hole tersebut akan diisi oleh electron diluarnya. Perpindahan electron tersebut akan mengakibatkan/ menimbulkan gelombang elektro magnetic yang panjang gelombangnya 0,1 sampai 1Ao disebut dengan sinar X
PESAWAT RONTGEN THERAPHY 





 

 

PENDAHULUAN

Pada aplikasi therapy tenaga radiasi diberikan kepada jaringan tubuh yang yang memerlukan dosis radiasi untuk penyembuhan penyakit yang diderita.  Untuk lesi yang berbeda pada permukaan tubuh digunakan radisi dengan daya tembus yang kecil. Tetapi kalau jaringan yang sakit berada cukup dalam, maka diperlukan radiasi dengan daya tembus yang besar.
Sinar x adalah radisi yang diperoleh dari perubahan tenaga kinetic elektron menjadi pancaran radiasi elektron magnetic dalam bentuk foton Untuk mendapatkan sinar x dengan foton foton bertenaga tinggi diperlukan berkas alektron yang bertenaga tinggi.
Waktu ditemukan sinar x beberapa tahun yang lalu tenaga kinetic elektron diperoleh dari medan listrik  searah yang ditimbulkan oleh selisih potensial antara anode dan katode tabung sinar x.  Pada katode terdapat filamen yang merupakan sumber elektron bebas.  Pada anode terdapat logam sasaran dimana terjadi penghentian gerakan elektron yang menghasilkan radiasi elektron magnetic sinar x yang disebut bremsstraKhlung.
Untuk menghentikan tenaga foton dalam sinar x dinaikKan tegangan antara anoda dan katoda tabung sinar x.  Peningkatan kualitas sinar x dengan teknik peningkatan potensial tabung hanya dapat dilakukan  sampai batas tertentu.  Pada suatu tegangan yang cukup tinggi akan terjadi kegagalan isolasi seperti lucutan corona, sehingga diperlukan cahaya yang lainuntuk peningkatan tenaga penggerak elektron sebelum bertubukan dengan logam sasaran(target).
Bahan radioaktif alam radium-226 dalam bentuk jarum dan tabung telah lama digunakan sebagai alat radiotherapy untuk lesi yang terdapat permukaan atau dalam rongga rongga tubuh seperti kanker nasopharynx dan kanker mulut rahim.  Tetapi bahan radioaktif ini sangat berbahaya,kalau yang menggunakannya kurang hati-hati.
Dengan kemajuan teknologi nuklir pada pertengahan abad XX telah dapat dibuat isotop radioaktif pemancar sinar gamma dengan dengan tenaga foton yang sesuai untuk diginakan sebagai symbol radiasi pesawat teleteraphy dan segai pengganti radium-226.  Diindonesia telah lama digunakan pesawat tele teraphy dengan sumber radiasi cobalt-60 dan censium-137.
Untuk memberikan tnaga yang cukup tinggi kepada elektron elektron dewasa inidigunakan medan listrik bolak balik frekuensi ultra tinggi dari sumber daya gelombang mikro R. F. yangbiasanya digunakan dalam teknik radar. Disini pemancar gelombang radar (magnetron atau kiystron) menghasilkan gelombang mikro pengangkut medan listrik bolak balik yang disalurkan oleh pipa penyalur gelombang mikro(transmission waveguide) kesuatu penyalur gelombang pemercepat (accelerating waveguide) yang pada ujung pangkalnya ditembakkan elektron.elektron yang sesuai kecepatan dan frekuensi penembakanya akan ditangkap oleh listrik bolak balik gelombang mikro disalurkan dengan kecepatan yang makin tinggi. Pada aplikasi teraphy kendala yang dihadapi dalam usaha peningkatan tenag sinar x adalah keterbatasan teknologi untuk memberikan tenaga yang cukup tinggi kepada berkas elektron.

PESAWAT RONGEN TERAPHY SINAR X

Tabung Rontgen terapi adalah

Tabung rontgen yang dapat menghasilkan sinar x yang digunakan untuk keperluan Terapi.
Fungsi tabung Rontgen terapi adalah
Menghasilkan sinar Rontgen atau sinar x yang akan digunakan untuk terapi/ membunuh penyakit.
       Pesawat teraphy sinar x mempunyai anoda diam stationer. Karena waktu penyinarannya pada umumnya agak lama (beberapa menit), maka tabung sinar x memerlukan pendinginan yang baik.untuk KV yang rendah pendinginan dapat dilakukan dengan udara.pada tegangan anoda yang lebih tinggi pndinginan dilakukan dengan air yang dialirkan dalam pipa selang melalui wadah tabung yang berisi minyak atau minyak transformator dipompa dalam selang melalui tangki air yang isinya selalu diperbaharui.
Sistem filter : Inherent filter dan additional filter;Inherent filter  adalah filter yang tetap atau paten pada tabung rontgen, yaitu : Glass envelope, oli, window; Additional filter adalah filter yang dapat dipasang ataupun dilepas di tabung rontgen, bahannya bias terbuat dari apa saja tergantung kebutuhan.
Sesuai dengan tegangan anode pesawat teraphy sinar xdibagi dalam golongan :
q       Kontak teraphy
q       Teraphy superficial
q       Teraphy tegangan menengah(medium)
q       Teraphy orthovolt
q       Teraphy supervolt


KONTAK THERAPY
 







Pesawat rontgen kontak theraphy adalah
Pesawat rontgen yang berfungsi untuk penyembuhan penyakit , dengan tegangan yang digunakan adalah 10-50KV .
Pada pesawat kontak theraphy anodanya harus selalu lebih positif .
Caranya agar anoda lebih positif yaitu antara sekunder transformator tegangan tinggi dan anoda tabung rontgen dihubungkan dengan rangkaian penyearah anoda grounding.
Pesawat teraphy superficial dengan tegangan 10 KV – 50 KV digunakan sebagai pesawat teraphy kontak, yaitu tabung sinar x dibuat bersentuhan dengan kulit pasien (kontak).oleh sebab itu anoda diberi potensial nol dan katode berpotensial negative terhadap anode.
Saringan dalam setara dengan 0.03mm dan arus tabung 2mA. pendinginan dilakukan dengan udara yang dipompa melalui wadah tabung yang berbentuk bumbung. Jarak penyinaran FSD ( focus skin distance) melalui dari 2 cm-15cm,tergantung pada ap;ikator yang digunakan. Karena keluaran dosis sinar x pada jarak yang pendek (FSD 20mm) sangat, maka KV dikopel dengan saringan untuk mmenghindarkna kesalahan pemasangan saringan.
Untuk FSD 2 cm pada berbagai tegangan anoda diperoleh keluaran dosis kulit sbb
10 KV – 0 mm Al           :10400 rad/menit
15 KV – 0,05 mm Al      :  9400 rd/menit
20 KV - 0,10 mm Al      : 11000 rad/menit
30 KV – 0,25 mm Al     :  9000 rad/menit
50 KV – 0,5 mm Al       :  7900 rad/menit
50 KV – 1 mm Al          :  3400 rad/menit
Gambar      :


ENDOTHERAPHY
 










Pesawat ini dioperasikan pada kondisi 100 KV – 2,5 mA.saringan dalam termasuk selubung pendingin setara dengan 0,3 mm Cu. Diameter batang anoda termasuk selubung pndingin kira kir 15 mm, dapat dimasukan kedalam rongga tubuh. Karena FSD pendek. Maka keluaran radiasi cukup besar,kira kira 350 rad/menit pada jarak 5 cm.
Tersedia bermacam macam aplikator yang bentuknya disesuiakan dengan rongga tubuh yang hendak diberikan radiasi.
Aplikator adalah selubung untuk mengarahkan radiasi agar tertuju pada penyakit yang harus disembuhkan.bentuknya tergantung rongga yang dijangkiti/tumbuh kanker/tumor.


SUPERFICIAL THERAPHY
 








Fungsi theraphy superficial adalah untuk theraphy penyembuhan penyakit pada kulit, dengan penyinaran ke kulit.
Spesifikasi Tabung Rontgen superficial Theraphy     :
q       Besarnya tegangan atau beda potensial antara anoda dan kathoda adalah 40-100 KV.
q       Pada tabungnya terdapat jendela beryllium, terdapat saringan dalam 1 mm.
q       Aplikator (konus) terdiri dari berbagai bentuk dengan FSD 10cm-30cm.
q       Menggunakan penyearah anoda grounding, anoda di groundkan , katoda lebih negatif dari anoda.
q       System pendingin dengan menggunakan air, caranya air pendingin dipompakan disamping pada pendingin ruang penyinaran.
q       Suhu diluar selubung anodapesawat theraphy superficial dibuat kira-kira sama dengan suhu tubuh.
Tegangan anoda dari 40 KV – 100 KV. Tabung sinar x mempunyai jendela beryllium pada sisinya dengan saringan dalam 1 mm Be. Tersedia jumlah aplikator (konus) dari berbagai bentuk dengan FSD 10 cm dan 30 cm. potensial anode dibuat sama dengan tanah,jadi katoda berpotensial ngatif terhadap anode.tabung didinginkan dengan air dan pompa air pendingin disamping pada dinding ruang penyinaran. Suhu luar selubung anode pesawat teraphy superficial dibuat kira kira sama dengan suhu tubuh.


THERAPHY URTHOVOLT
 








Tegangan tabung dari 160 KV – 300 KV. Biasanya digunakan generator tegangan tinggi potensial konstan supay berkas radiasi mempumyai daya tembus yang baik dan keluaran dosis radiasi yang cukuo besar. Arus tabung dari 10 mA – 20 mA, tergantung dari KV yang digunakan.
System pendingin dengan air secara langsung hanya memadai untuk tabung sinar dengan pembebanan rendah.pada pesawat orthovolt kapasitas tinggi digunakan system pendingin dengan minyak. Bagian belakang batang anoda berlubang.sebuah saluran terdapat sepanjang rongga anoda dan menembus wadah tabung melalui sebuah mulut pipa  (nozzle) minyak dari suatu reservolr pesawat ditekan oleh pompa listrik melalui pipa selang  dan mengalir melalui kebelakang sasaran (target) dan anode. Waktu minyak mengalir melalui bagian belakang anoda ia mengambil panas dan mengalir keluar melalui ruang berongga B, masuk kedalam wadah tabung.akhirnya minyak beredar dalam wadah tabung melewati mulut pipa dan pipa selang kedua kembali kereservoir luar.saklar pengaman menghindarkan pembebanan tabung sinar x dengan tegangan tinggi, jika system pendingin  tidak berfungsi dengan sempurna dan suhu tabung mencapai suatu nilai yang membahayakan.
Ada beberapa konstruksi pesawat teraphy orthovolt. Yaitu untuk penyinaran statis dan untuk penyionaran setengah rotasi atau pendulum. Tersedia serangkaian saringan yang terbuat dari logam AL,Cu daan logam campuran. Semua saringan dari Cu harus diberi lapisan bawah 1 mm Al untuk menyerap radiasi karakteristik dari Cu. Selanjutnya ada lagi saringan majemuk thoraeus, yaitu :
Thoraeus I     = 0,3 mm Sn + 0,25 mmCu  +1,0 mmAl
Thoraeus II   = 0,8 mm Sn + 0,25 mm Cu +1,0 mmAl
Thoraeus III = 1,2  mmSn  + 0,25 mmCu  +1,0 mm Al
Kombinasi KV dan saringan dipilih untuk mendapatkan kwalitas (HVL) dan homogenitas radiasi yang dikehendaki dengan memperhatikan lamanya waktu penyinaran


PESAWAT SINAR X 
FREKUENSI TINGGI
 










Pesawat Rotgen Frekeunsi Tinggi adalah pesawat roentgen yang kerjannya menggunakan frekuensi tinggi. Pesawat ini biasanya menggunakan 3 phase sehingga tegangan masukkannya sebesar 380 Volt.
Pesawat roentgen ini berbeda dengan pesawat rontgen konvensional karena pesawat roentgen ini telah menggunakan pengaturan secara computerize melalui keyboard.
Komponen utama dalam pesawat roentgen ini adalah VCO ( Voltage Controled Oscilator ) untuk menghasilkan frekuensi tingggi, dimana frekuensi tinggi tersebut digunakan sebagai trigger thyristor pada rangkaian inverter dan output inverter menjadi input tegangan pada rangkaian HTT. Frekuensi yang dihasilkan sebesar 7 – 13 KHz.
Gambar Rangkaian pesawat rontgen dengan frekuensi tinggi :
q       Keterangan :
1.                   Blok Rangkaian Penyearah dengan system bridge.
2.                 Blok Rangkaian Filter.
3.                 Blok Rangkaian Inverter.
4.                 Blok Rangkaian Trafo Tegangan Tinggi.
5.                 Blok Rangkaian Penyearah Tegangan Tinggi.
6.                 Blok Rangkaian Filter Tegangan Tinggi.
7.                 Blok Rangkaian Voltage to Frekuensi Converter.
1a. Blok Rangkaian Penyearah dengan system bridge.
2a. Blok Rangkaian Filter.
3a. Blok Rangkaian Inverter.
4a. Blok Rangkaian Trafo Filamen.
Blok 1 – 7 merupakan blok rangkaian tegangan tinggi.
Blok 1a – 4a merupakan blok rangkaian pemanas filament.
Cara Kerja pesawat rontgen dengan frekuensi tinggi :
1.       Sakelar ditekan .
2.     Main switch on, tegangan dari PLN disearahkan pada rangkaian  penyearah blok 1, kemudian difilter oleh rangkaian filter pada blok 2 sehingga menjadi tegangan searah tetapi masih terjadi ripple.
3.     Tegangan yang telah disearahkan ini oleh rangkaian inverter pada blok 3 diolah dari tegangan DC menjadi tegangan AC berfrekuensi tinggi.
4.     Tegangan AC frekuensi tinggi dari rangkaian inverter akan dinaikkan oleh trafo tegangan tinggi.
5.     Tegangan tinggi ini akan disearahkan oleh rangkaian penyearah pada blok 5, kemudian oleh rangkaian condensator pada blok 6, tegangan ini disimpan untuk memberi supply tabung rontgen sehingga memberikan beda potensial antara anoda dan katoda. Anoda mendapat polaritas positif (+) dan katoda mendapat polaritas negative (-).
6.     Pada Voltage Devider oleh R1 dan R2 tegangan ini diumpanbalikan menuju rangkaian regulator.
7.     Tegangan umpan balik ini (KV Ist) akan dibandingkan dengan KV yang diatur (KV Soll) sehingga akan diperoleh tegangan yang telah ditentukan.
Bentuk gelombang pada rangkaian pesawat rontgen tegangan tinggi :

RANGKAIAN INVERTER

Rangkaian Inverter berfungsi untuk
mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Pada pesawat rontgen frekuensi tinggi, rangkaian inverter mendapat trigger dari rangkaian VCO dan tegangan yang dihasilkan memiliki frekuensi tinggi.
Gambar Rangkaian Inverter
Cara Kerja rangkaian  Inverter :
1.       Pada  saat  Ud  memberikan  tegangan  (setengah  periode  pertama),  Th1    dan  Th2  di  beri  pulsa  triger  pada  gate  sehingga  firing. Maka  arus  akan  mengalir  dari  sumber  tegangan  positif (+)  ke  negatip (-)  dengan  arah  aliran  sumber  tegangan  positip, Th1, C, L, R terus  ke  Th2  dan  ke  sumber  tegangan  negative (-).
2.     Pada  saat  ini  terjadi  pengisian  kapasitor  C  hingga  penuh,  akibat  adanya  kumparan (L)  yang  di  aliri  arus,  maka  akan  timbul  arus  yang  melawan  arus  awal  (arus  balik).  Arus  balik  itu  sendiri  mengalir  dari  (melalui)  V2, R, L  dan  V1  dan  terus  ke  terminal  positip (+).  Pada  saat  ini  kapasitor  C  terjadi  pengosongan  muatan,  arus  balik  ini  juga  berfungsi  untuk  memetikan  Th1  dan  Th2.
3.    Pada  saat  setengah  periode  berikutnya  Th3  dan  Th4  mendapat  pulsa  trigger  pada  gate,  sehingga  firing.  Arus  mengalir  dari  sumber  tegangan  positif (+)  ke  sumber  tegangan  negatif (-) dengan  arah  sumber  tegangan  positif (+)  ke Th3,  ke R, C,  ke Th4  lalu ke  sumber  tegangan  negative (-).
4.    Pada  saat  ini  terjadi  pengisian  kapasitor  (C)  dengan  polaritas  kebalikan  dari  pengisian  pertama. Setelah  itu  terjadi  arus  balik  dari  rangkaian  oscilator  (hukum  lines)  V3  ke  sumber  tegangan  positip (+). Saat  ini  maka  capasiotor  akan  mengosongkan  muatannya, arus  balik  ini  juga  berfungsi  untuk  mematikan Th3   dan  Th4  thyristor  yang  diberikan  secara  bergantian  antara  Th1, Th2,  dengan  Th3  dan  Th4.
MEKANISME KERJA
PESAWAT RONTGEN FREKUENSI TINGGI
q       Saklar ditekan/main switch on.
q       Tegangan listrik 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz, pesawat ini umumnya menggunakan 3 phase sehingga tegangan masuknya 380 Volt. Tegangan ini masuk ke rangkaian tegangan tinggi dan rangkaian pemanas filamen.
q       Pemilihan mAS :
1.       Tegangan dari PLN sebesar 380 Volt masuk ke rangkaian penyearah system bridge pada blok 1a. pada rangkaian ini tegangan dari PLN disearahkan.
2.     Tegangan yang telah disearahkan masuk ke rangkaian filter pada blok 2a. pada rangkaian filter, tegangan yang telah disearahkan diubah menjadi tegangan ripple.
3.     Output dari rangkaian filter merupakan inputan untuk rangkaian inverter yang ditunjukkan pada blok 3a.
4.     mAS yang akan digunkana sebesar 40 Mas maka kita mengatur pada control Consoll jika perbandingan yang digunakan 10 Mas : 1 Volt dengan demikian pada IRO Soll (V reff) yang digunakan adalah tegangan sebesar 4 Volt.
5.     Rangkaian regulator (penguat differential) digunakan untuk membandingkan antara IRO Ist dengan IRO Soll, dimana IRO Ist dikendalikan oleh rangkaian pengganti.
6.     Rangkaian pengganti adalah rangkaian yang dilengkapi dengan sensor (photo anoda) dan lampu. Lampu akan menghasilkan cahaya tampak. Jika cahaya tampak tesebut didekatkan ke sensor maka cahaya tampak tersebut akan berubah menjadi sinyal listrik.
7.     Pada saat tegangan IRO Soll lebih besar dari tegangan IRO Ist maka output dari regulator akan bernilai =1. output regulator akan diubah oleh VCO ( Voltage Control Oscilator ) menjadi frekuensi tinggi
8.     Output dari rangkaian VCO (Voltage Control Oscilator ) merupakan trigger bagi Thyristor (Th1 dan Th 2) serta Th3 dan Th4 pada rangkaian inverter.
9.     Ouput dari rangkaian inverter berupa tegangan yang menyerupai sinusoida yang merupakan inputan dari primer transformator pemanas filamen.
10.  Tegangan pada primer adalah sebesar 380 Volt. Transformator pemanas filamen berupa transformator step down. Tegangan yang masuk pada primer menimbulkan garis-garis gaya magnet (GGM) yang berubah setiap saat tergantung dari tegangan PLN sehingga akan menginduksi lilitan sekunder sehingga akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) sebesar : E = - dΦ / dt. Karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih sedikit maka tegangan pada sekunder lebih kecil, yaitu sebesar 24 Volt.
11.   Tegangan dari trafo Transformator filament memberikan tegangan pada filament (katoda) sehingga terjadi pemanasan filament (thermionic Emission) sehingga mengakibatkan electron-elektron melepaskan diri dari ikatan atomnya menyebabkan terjadinya awan-awan electron pada katoda.
q   Pemilihan KV
1.           Tegangan dari PLN sebesar 380 Volt masuk ke rangkaian penyearah system bridge pada blok 1. Pada rangkaian ini tegangan dari PLN disearahkan.
2.         Tegangan yang telah disearahkan masuk ke rangkaian filter yang ditunjukkan pada blok 2. Pada rangkaian filter tegangan yang telah disearahkan diubah menjadi tegangan ripple.
3.         Output dari rangkaian filter merupakan inputan untuk rangkaian inverter yang ditunjukkan pada blok 3.
4.         Tegangan yang akan digunakan adalah sebesar 70 KV, maka kita mengatur pada Control Consoll. Jika perbandingan yang digunakan 1 Volt : 20 KV maka pada KV Soll kita menggunakan 3,5 Volt.
5.         Pada saat itu KV Ist bernilai 0 Volt maka output dari regulator adalah 3,5 Volt. Output rangkaian regulator akan masuk ke VCO ( Voltage Control Oscilator ) dan tegangan akan diubah menjadi frekuensi tinggi yang berkisar antara 7 – 13 KHz.
6.         output dari rangkaian inverter merupakan inputan untuk transformator tegangan tinggi sebesar 3,5 Volt karena perbandingan Primer : Sekunder =  1 : 20 KV, maka output dari sekunder transformator tegangan tinggi sebesar 70 KV.
7.         Output transformator tegangan tinggi akan disearahkan oleh rangkaian penyearah system bridge seperti ditunjukkan pada blok 5.
8.         Ouput yang telah disearahkan akan difilter oleh rangkaian filter, seperti ditunjukkan pada blok 6.
9.         Pada rangkaian filter (Condensor) tegangan akan disimpan untuk memberi supply pada tabung roentgen sehingga memberi beda potensial antara anoda dan katoda. Anoda mendapat polaritas positif (+) dan katoda mendapat polaritas (-) . sementara itu melalui Voltage Divider R1 dan R2, tegangan ini diumpan balikkan  menuju rangkaian regulator. Selama KV Soll lebih besar dari KV Ist maka Capasitor akan terus terisi oleh arus yang mengalir.
10.      Jika KV Ist lebih besar dari KV Soll maka VCO tidak aktif, rangkaian inverter tidak aktif, HTT tidak aktif, rangkaian penyearah tidak aktif sehingga capasitor akan membuang muatannya.
q       Setelah terjadi beda potensial antara anoda dan katoda maka awan electron yang terdapat pada kumparan katoda akan tertarik dari katoda ke anoda akibatnya terbentuk arus electron yang berlawanan dengan arus tabung. Saat itu electron ada yang menumbuk samapai ke inti atom disebut Breamstrahlung dan ada yang menumbuk sampai ke kulit K electron yang menumbuk di kulit k.
q       Elektron yang menumbuk kulit K disebut K Karakteristik. Ion – ion yang tertubruk dan terpental ketempat lain dan diisi kembali oleh partikel dari tempat lain. Perpindahan partikel ini mengakibatkan terjadinya gelombang elektromagnetik yang panjangnya 0,1 – 1 A° disebut sinar x. ( tejadilah Expose)
RANGKAIAN TEGANGAN TINGGI
PESAWAT RONTGEN FREKUENSI TINGGI
Titik  U dan V  pada  rangkaian  tegangan  tinggi  di  hubungkan  dengan titik  A dan B  pada  rangkaian  inverter,  karena  pada   titik  U,V  memerlukan  perubahan  tegangan  dari  kondisi  U negatip,V positip,  hal  ini  bisa  di  peroleh  dari  rangkaian  inverter  yaitu  pada  titik  A,B
A  positif (+), B negatif (-) =  saat  setengah  periode  pertama  Th1 dan Th2  bekerja.   
A  negative (-), B positif (+) =  saat  setengah  periode  berikutnya  Th3  dan  Th4  bekerja, begitu  seterusnya.
Pada rangkaian tegangan tinggi keadaan yang terjadi adalah :
q       Pada saat U +
Arus mengalir dari B(+)       C2            V2               A(-)
                             B’(+)      C4            V4               A’(-)
q       Pada Saat V +
Arus mengalir dari  A(+)      V1             C1                B(-)
                             A’(+)      V3            C3               B’(-)

                
CARA  KERJA 
Trafo  TR1  dan  TR2  bekerja  bersamaan  karena  di  hubung  paralel,  pada 
saat  setengah  gelombang  pertama,  saat  U positp,  V negatip  maka  titik  A positip  dan  titik  B negatip,  karena  karena  arah  arus  berlawanan  dengan  arah  arus  pada  primer   HTT.  Dan  karena  A,B  berada  pada  dalam  sumber  maka  arus  mengalir  negatip  ke  positip  berarti  B negatip  dan  A  positip  ini  menyebabkan  arus mengalir  dari  (  melalui  )  A  ke  V1, ke  C1  ke  B.  Saat  ini  kapasitor  C1  akan  terisi,  saat  yang  bersamaan  titik  B  mendapat  negatip  dan  A  positip  ini  menyebabkan  C3  akan  terisi  karena  arus  mengalir  dari  A ke  V3 ke  C3  ke  B  ke  A. Pada  saat  setengah  gelombang  kedua  yaitu  U negatip  maka  titik  A negatip  dan  B positip  pada TR1.  Ini  menyebabkan  C2  akan  terisi  karena  raus  mengalir  melalui  B  ke  C2  ke  V2  ke  A  ke  B. Saat  yang  bersamaan  titik  B  positip  dan  A  negatip  pada  TR2.  Karena  arus  mengalir  melalui  B  ke  C4  ke  V4  ke  A  ke  B  akan  menyebabkan  capasitor  C4  terisi.  Kapasitor  C1 , C2 , C3  dan  C4  di  hubung  seri  dan  jumlah  tegangannya  di  berikan  kepada  tabung  sinar x .                 
RANGKAIAN REGULATOR
PESAWAT RONTGEN FREKUENSI TINGGI


RANGKAIAN
PESAWAT RONTGEN FREKUENSI TINGGI 
SHIMADZU
 
















Gambar3.1.1
Rangkaian Tegangan Tinggi
Pertama kita umpamakan TR1 Dan TR4 mendapat trigger, maka arus akan mengalir dari sisi positif battery ke TR1, T2, HTT bagian primer, T1, TR4 dan kembali ke sisi (-) battery.
          Saat berikutnya TR2 dan TR3 mendapat trigger, maka arus akan mengalir dari sisi (-) battery menuju ke TR2 ke TR1. Trafo bagian  primer, T2, TR3 dan berakhir di sisi (-) battery.
          Hasil dari TR1-TR4 tadi, tegangan DC battery akan berubah menjadi AC yang tegangannya dinaikan oleh HTT dan terjadi pengisian kapasitor. Untuk ½ siklus pertama dari sekunder HTT bagian atas disearahkan dengan dioda ,melewati R = 2KΩ, mengisi kapasitor 2µF, ke CN1, N1, E dan menuju bagian bawah sekunder HTT. Untuk ½ siklus berikutnya, sekunder HTT bagian bawah lebih(+), arus akan mengalir dari sekunder, E, N2, CN2, mengisis kapasitor kutub (-) 2µF ke resistor 2KΩ, disearahkan dengan dioda dan berakhir pada HTT sekunder pada bagian atas.
          Dari hasil-hasil kerja rangkaian di atas dan penyearah voltage doubler menghasilkan tegangan tabung 2x lipat dari yang dikeluarkan primer HTT.
          Tombol discharge adalah untuk mengurangi nilai pengisian atau untuk mengosongkan kapasitor tegangan tinggi supaya benar-benar kosong. Apabila tombol ini ditekan muatan kapsitor sisi (+) akan dibuang melewati R 400MΩ, VC1, V1, N1, dan kembali ke CN1sedangkan pembuangan muatan sisi (-) melewati R400MΩ terus ke terminal VC2, V2, N2, dan kembali ke terminal CN2.
Gambar 3.1.2 Rangkaian Inverter
Gambar 3.1.2 merupakan transistor pengendali untuk mengubah DC menjadi AC. Jika sinyal dimasukkan pada T14K pada konektor J30 pin T14A ke M6 kembali ke T14K. Dan transisitor Q3 dan Q4 mendapat bias basis yang membuatnya bekerja. Bekerjanya Q3 arus akan mengalir dari T2 AC, D7 DC, bagian (+) merupakan catu daya mentrigger TR1, emitor TR1, kembali ke (-) D7. Sedangkan bekerjanya Q4 arus mengalir dari T2, D6 bagian (+), Q4, mentrigger basis TR4. Emitor TR4 dan kembali ke (-) D6.
           Dari hasil diatas arus akan mengalir dari (+), TR1, T2, T1,TR4 dan berakhir di  negatif.
          Jika sinyal dimasukkan pada T23K pada konektor J30 arus akan mengalir dari T23A ke M5 dan kembali ke T23K. Dengan demikian Q1 dan Q2 akan bekerja. Bekerjanya Q2 menyebabkan catu daya dari T2, D5 bagian (+), Q2, mentrigger basis TR2 hingga bekerja lewat emitter TR2 arus kembali ke sisi (-) D5 pada saat yang bersamaan dengan bekerjanya Q1 arus akan mengalir dari catu daya T2, D6, sisi (+), Q1, mentrigger TR3 hingga bekerja, dan arus kembali melewati emitter TR3 menuju sisi (-) D6.
          Dalam hal ini bekerjanya TR23 merupakan kebalikan dari TR14 karena tujuannyan memang demkian, yaitu arus akan mengalir dari (+), ke TR2, T1, T2, TR3, dan kembali ke (-).
          Denag hasil cara kerja yang telah disebutkan seperti di atas pada trafo HTT akan terjadi arus bolak-balik dengan sumber battery 24 Volt DC.
Gambar 3.1.3
          Arus akan mengalir dari sisi (+) battery (sebelumnya kita umpamakan TR1 dan TR3 yang bekerja), ke TR1, TR2, T1, TR3 dan kembali ke sisi (-) battery.
          Apabila TR2 dan TR4 bekerja maka arus akan mengalir dari battery sisi (+) TR2, T1, T2, TR4 dan kembali ke sisi (-) battery.
          Akibat mengalirnya arus yang berlawanan pada T1 dan T2 akan menyebabkan tegangan DC battery berubah menjadi AC yang diumpamakan pada primer trafo sehingga trafo dapat bekerja .
Keterangan gambar pulasa pada gambar 3.1.4
·        Pulsa TR1-TR4 adalah pulsa-pulsa yang dikeluarkan untuk mentrigger transistor TR1-TR4.
·        Pulsa TR2-TR3 adalah pulsa-pulsa yang dikeluarkan untuk mentrigger transistor TR2-TR3.
·        Pulsa TR1-TR4 adalah pulsa-pulsa AC yang dihasilkan oleh bekerjanya TR14 dan TR23.
Terlihat dalam bentuk pulsa T1-T2 tidak membentuk gelombang square yang sempurna, hal tersebut disebabkan adanya delay time antar TR14 dengan TR23, karena kedua pulsa ini bekerja secara bergantian, sehingga pada saat terjadi selang waktu tadi T1-T4 membentuk pulsa yang rata sebelum terjadi perubahan.
Gambar 3.1.2
PENDETEKSI PENGISIAN TEGANGAN PADA CAPASITOR TEGANGAN TINGGI
          Rangkaian ini berfungsi untuk menghentikan pengisian capasitor tegangan tinggi. Apabila sudah sesuai dengan yang dikehendaki dan mendeteksi apabila terjadi kelebihan pengisisan. Prinsip kerja rangkaian ini adalah memanfaatkan komparator sebagai pembanding KV yang di set (Kvsol) dengan Kv yang terisi pada capasitor tegangan tinggi Kvist.
Pada R diperoleh perbandingan 1:10000 hal ini untuk mendeteksi pengisisan capasitor sisi positif. CKV+/CP32 adalah titik pengesetan Kv dengan perbandingan  1:20000 dimana nilai perbandingan tersebut terletak diantara R156 dan R157 yang merupakan tegangan referensi (input inverting) bagi comparator A10.Pada D12 = 6.2V untuk menjaga agar tegangan yang masuk tidak lebih dari 6,2 volt yang setara dengan 125 Kv.
Apabila kita ingin melakukan pemeriksaan dengan pemilihan Kv sebesar 100Kv, maka dititik antara R156 dan R157 diperoleh tegangan 100Kv / 20 Kv = 5 V (V referensi/ Kvsol). Pada tabung juga memiliki tegangan sebesar 100Kv dimana masing-masing capasitor di muati 50 Kv. Tetapi pengisisan capasitor tersebut berlangsung secara berangsur-angsur dari 0 sampai 50 Kv. Misalnya kenaikan tegangan 10Kv maka di R198 bernilai 10Kv/10000 = 1Volt. Tegangan 1 Volt ini dikirim ke A10 pin 5 (noninverting) melalui R182 karena nilai tegangan pada pin2 lebih besar dari pada tegangan pada pin 5 maka keluaran A10 bernilai negative. Kemudian keluaran negative tersebut di umpankan ke buffer A10 dan dikirim ke J4 pin A2 yang menginformasikan ke CPU XSYS-86.
Proses pengisian capasitor tegangan tinggi terus naik sampai mencapai nilai 50Kv yang menyebakkan tegangan pada R198 sebesar 50Kv/20000 = 2,5 Volt, dengan demikian besarnya tegangan pada pin 5 dan pin 2 comparator A10 sama besar dan keluaranya 0 demikian juga keluaran dari buffer A10 = 0. A2 menginformasikan kepada CPU XSYS-86 untuk menghentikan pengisian capasitor tegangan tinggi.
  Untuk pendeteksian sisi negative capasitor tegangan tinggi memiliki prinsip yang sama dengan pendeteksian sisi positif dimana apabila terjadi perubahan nilai pengisian dari 32CKP maka perbandingan tegangan input penguat referensi tidak lagi stabil atau terjadi perubahan nilai tegangan pada pin 3 (noninverting = pin 2 ) hal ini menyebabkan input comparator A13 pin 1 menjadi lebih negative dari tegangan  referensi noninverting A7 (-6,5 V). sehingga output A7 berubah dari -15 Voly menjadi -15 Volt menyebabkan dioda (S212) bekerja flip-flop M35 diset atau mendapat set sehingga output pada pin 13 akan high dan pin 12 akan low menyebabkan pengisian capasitor akan berakhir dan pada display di panel akan muncul charge over
GAMBAR 3.5.1 Rangkaian Osilator

Cara Kerja rangkaian osilator :
1.                   Jika menghendaki 90 – 125 Kv, berarti memberikan sinyal CCH1 Low dan CCH2 High. CCH1 low maka arus mengalir dari Vcc, R311, D135, M120, dank e B3. Optocoupler M120 bekerja dan tegangan colektornya menjadi low. Lalu diteruskan pada M201 PIN 11. CCH2 high maka optocoupler M120 tidak berkerja dan arus akan langsung mengalir dari Vcc, R306 yang high diinputkan ke pin 10 M201. oleh M201 akan di set pada pin 13 dan arus mengalir dari R244, R114, C34. kemudian pembuangan kapasitor dari C34 ke R114 yang menghasilkan osilasi oleh M20 pada pin 3 mengakibatkan pin 9 pada M18 terjadi masukan high-low secara kontinu.
2.                 Jika menghendaki 55-100kv berarti memberi sinyal CCH1 high dan CCH2 low. Saat CCH1 high maka optocoupler M120 tidak berkerja karena tidak mendapat bias basis dan colectornya akan high, arus akan mengalir dari Vcc, R306, collector high, ke M201 pin 11. saat CCH2 low menyebabkan arus akan mengalir dariVcc, R311,D134,M120,A1 low. Dengan demikian tegangan kolektornya low sehingga M201 pin 10 juga low. Maka oleh M201 akan diset ke pin 14 menyebabkan arus mengalir dari R242,D244,mengisi kapasitor C34,kemudian pembuangan dari C34,R114 sama seperti tadi akan tejadi pembangkitan osilasi oleh M20.
3.                 Jika menghendaki 0-60 KV, berarti CCH1 diberi high dan CCH2 juga high. Optocoupler M120 tidak bekerja keduanya dan tegangan kolektornya high keduanya maka arus akan langsung mengalir dari Vcc, R306, colektor, ke pin 11 dari M120. Serta dari Vcc, R306, colektor, ke pin 10 dari M201. Demultiflexer akan mengeset pin 15 dan arus akan mengalir dari R240, R114, C34, kemudian pembuangan kapasitor dari C34, R114, dan terjadi pembangkitan osilasi pin 3 dari M20 sebagai input M18 pin 9.
4.                 Selanjutnya untuk pengisian kapasitor CCHA diaktifkan, dengan demikian arus akan mengalir dari Vcc, D136, M121, ke  A3. Akibatnya tegangan kolektor menjadi low tetapi oleh M29 3 – 2 diinverter menjadi high.
5.                 Sinyal KC tidak diaktifkan membuat M118 tidak bekerja dan tegangan colektornya high, arus akan mengalir dari Vcc, R304, input M28 keluaran M28 pin 4 akan high, mentriger M19 pin 9 menyebabkan keluaran pin 13 menjadi high secara kontinu.
6.                 Karena sifat gerbang AND akan high hanya jika kedua inputnya high, keluaran M18 pin 10 akan sama dengan pulsa M20 pin 3, sama dengan pulsa M18 pin 3 , mentriger M6 pin 11 yang befungsi sebagai pembagi frekuensi.
Untuk menerangkan cara kerja M6 lihat table dibawah ini :
C
Q
Q
D
Qn
Qn
H
H
L
H
L
H
L
L
H
H
L
H
H
L
H
L
H
L
L
H
L
L
H
L
Clock        Awal      Data        Hasil
Dari table diatas apabila C high, Q low, Q high, D low maka Qn menjadi high M15 pin1-2 high membias keluaran pin 3 high, M17 pin 4 high, diinvenyer oleh M14 pin 13 low, sehingga arus dari Vcc,R108, ditandai dengan menyalanya LED D147. dengan T14K low menyebabkan T14A mengalir ke T14K tadi. Apabila pulsa Qn tetap dipertahankan pada posisi high.
7.           Siklus berikutnya jika C high, Q low, Q high, D low maka Qn menjadi low menyebabkan Qn menjadi high. Karena C high dan Qn high maka keluarga M15 pin 4 menjadi high, M17 pin 3 high, diinventer oleh M14 pin 13 menjadi low yang ditandai dengan menyalannya LED D148 oleh karena itu arus akan mengalir dari Vcc,T23A menuju ke T23K.
8.           Pembangkit osilasi (M6) membagi pulsa clock menjadi dua : apabila pulsa keluarannya dijumlahkan sama dengan pulsa input. Oleh karena pembagian frekuensi ini TR14 dan TR23 bisa berkerja bergantian.
Keterangan ganbar pulsa 3.5.2
  1. M20 adalah pulsa clock akibat pengisian dan pengosongan kapasitor C34.
  2. Pulsa CCHA adalah pulsa low menyatakan CCHA belum aktif dan CCHA high berarti aktif low.
  3. Pulsa M19 (10) Q merupakan hasil dari pulsa M20 yang high, pulsa CCHA high oleh gerbang AND dibentuk menjadi high.
  4. Pulsa M18 (9) adalah sama dengan pulsa clock karena sifat gerbang AND, yaitu input 1 = 1 ouptput 1 dan input 10 / 00 ouput akan 0.
  5. Pulsa M6 (11) / clock pulsa ini sama dengan pulsa M18.
  6. Pulsa M6 Q, memperlihatkan fungsi M6 yaitu membagi pulsa keluaran menjadi dua. Apabila pulsa yang satu high : yang lain low. Dan apabila pulsa clock low akan terjadi penahanan pulsa sehingga pulsa dibentuk lebih panjang.
  7. Pulsa M16 (1) (6) merupakan pulsa clock atau menggunakan inputnya clock.
  8. Pulsa M17 (4) TR14 merupakan pulsa yang telah diblok oleh M15 artinya pulsa clock berharga low menjadi low, high menjadi high sehingga bentuk pulsa yang tadinya ada penahanan dipotong kembali untuk mengaktifkan TR14.
  9. Pulsa M17 (3) TR23 merupakan pulsa hasil pemotongan AND gate M15 yang hanya high jika clock high untuk mengaktifkan TR23.
  10. Pulsa T1 – T2 output merupakan pulsa yang dihasilkan oleh M16, M17, TR14, M17, TR23.
  11. Apabila M16 high, T1 – T2 menjadi high. Jika M16 low, M17 low. T1 – T2 membentuk pulsa low ( pulsa delay time). Sedangkan siklus berikutnya M16 high M17 – TR23 high. M17 – TR14 low, menghasilkan T1 – T2 low negative karena T1 – T2 low negative karena T1 – T2 bertegangan AC.

GAMBAR 3.6.1

Kita ketahui bahwa pada saat pengisian SCR2 akan aktif sedangkan SCR3 off. Arus akan mengalir dari sisi positif beterai à F2 à TR INV à SCR2 à T2 à Trafo primer à T1 à TR INVà kembali ke kutub negative baterai. Saat berikutnya arus mengalir dari sisi positif baterai à F2 à TR INV à T1 à Trafo primer à T2 à SCR2 à TR INV à kembali kesisi negatif  baterai , sehingga tegangan DC baterai pada titik T2 – T1 diubah menjadi AC untuk mengisi capasitor tegangan tinggi.
Apabila melakukan tahap persiapan SCR 3 akan aktif dan SCR 2 akan OFF, maka arus akan mengalir dari baterai sisi positif à F2  à TR INV à T3 à SCR3 à TR INV à kembali kesisi negatif baterai ,siklus berikutnya dari sisi positif  baterai à F2 à TR INV à SCR 3 à  T3 à TR INV à kembali ke negatif baterai.
Dari hasil tadi T3 menjadi AC dan X Ray tube stator mendapat tenaga. Hal itu memungkinkan start rotating anoda dan rotasi anoda sebenarnya

GAMBAR  3.6.2

Rangkaian gambar 3.6.2 berfungsi untuk rotasi anoda pada saat dilakukan persiapan dengan mengaktifkan sinyal KC Low.
Pada M21 akan mengalir arus dari VCC à R117 à R116 à mengisi C36 dan pembuangan muatan capasitor C34 à ke R116 à M21 pin 7 menghasilkan pulsa clock pin 3 M21 secara terus menerus yang merupakan input M18 kaki 5
Pada saat melakukan persiapan KC diberi sinyal low mengakibatkan akan ada arus yang mengalir dari VCC à R309 à D135 à menuju B11 . bekerjanya M118 membuat tegangan kolektor low, tapi inverter M29 menjadi high
Karena CCHA aktif maka M121 tidak bekerja dan tegangan kolektor menjadi high yang diteruskan ke M28 pin 1 . M28 pin 1 dan 2 high , keluarannya akan naik. M19 Q juga menjadi high constant. Output dari M!8 pin 4 dan 11 akan sama dengan pulsa clock M21/M16 pin 11/M15 pin 8 dan 12. oleh M16 pulsa clock dibagi dua. Jika pulsa clock high, Q high, dan D akan high , menghasilkan Q high yang membuat keluaran M15 pin 10 high. M17 pin 4 diinverter oleh M14 menjadi low yang ditandai dengan menyalanya led D147, sehingga akan ada arus yang mengalir dari vcc – R110 – T14A – dan kembali ke T14K. Sedangkan jika clock high,ˉQ low, D low akan membuat ˉQ menjadi high karena M16 bekerja D = Q dan Q dengan ˉQ  harus berlawanan . dengan demikian M16 pin 11 dan M17 pin 3 menjadi high , diinverter menjadi low oleh M14 yang ditandai dengan menyalanya led D148 . lownya konektor J30  pin 4 , arus akan mengalir dari vcc à R110 à T23A à T23K .
Pada saat ccha aktif . M121 bekerja karena ada arus dari vcc à R312 à D136 à R3 . tegangan kolektor low diinverter oleh M29 pin 2 menjadi high, karena KC tidak aktif dan M118 belum bekerja tegangan kolektornya high yang mengakibatkan M28 pin 4 high, di inverter M14 pin 14 menjadi low, arus mengalir dari Vcc- R228- D149 menyala sehingga arus mengalir dari Vcc- R119- SCR2A menuju SCR2K.dengan demikian SCR2K akan aktif.
Untuk Ready KC akan aktif dan arus akan mengalir dari Vcc- R309- LED- M118 bekerja- menuju B11 yang low. Tegangan kolektor jatuh di inverter oleh M9 pin 4 jadi high, karena CCHA tidak aktif membuat M121 tidak bekerja dan tegangan kolektor high diumpankan pada M28 pin 1.
M28 pin 1 dan 2 high keluarannya akan high pula, tetapi diinverter oleh M14 pin 15 menjadi low yang ditandai dengan menyalanya led D150,kemudian akan ada arus yang mengalir dari VCCàR120àSCR3Aàkembali ke SCR3K mengakibatkan SCR3 bekerja.

Gambar 3.8.1

Pengecekan putaran anoda

Gambar 3.10.1 Kontrol Grid Bias.
    
          Jenis MC25L 50 menggunakan tabung triode. Rangkaian ini berfungsi untuk menghalangi terjadinya exposure dengan membrikan tegangan negative sebesar 2700 volt pada grid dan sisi positif dimasukan kekatoda tabung yang membuat adanya medan listrik antara katoda dan grid sehingga akan menghambaat aliran aliran elektron ke anoda.prinsip rangkaian ini hanya untuk memberikan masukan high pada D dari D flip flopapabila menghendaki terjadinya oscillasi dan bias grid negative sedangkan masukan data (D) low akan menghentikan oscillaasi/terjadinya exposure.
          M2 adalah multivibrator  Astabil yang memenfaatkan pengisian dan pengosongan kapasitor dan keluarannya akan terjadi clok yang merupakan masukan M4.M3 adalah. M3 adalah D flip flop dimana masukan D = Q. ketika D nya high membuat keluaran Q high  terus yang menghasilkan keluaran M4 menjadisama seperti pulsa clock sebab sifat gerbang  AND demikian pulsa clock tadi dibagi menjadi dua pulsa yang berbeda oleh M5.karena flip flop dihubungkan dengan D maka keluarannya juga tergantung pada Q nya. Berlogika low atau high, Q high, D menjadi high maka Q high dan Q low sehingga keluarannya M4 di CP3 high,diinverter M3 menjadi low mengakibatkan arus mengalir dari Vcc,M107, optocoupler M109, D105 menyala.
          Bekerjanya optocoupler M107 dan M109 menyebabkan catu daya transistor mengalir dari T2,disearahkan oleh D2, melalui sisi positif menuju M107, Q13,Q9, dan kembali kesisi negative D2.sedangkan yang lainnyacatudaya dari T2, penyearah D4, sisi positif penyearah, M109, Q15 bekerja, Q11 bekerja, dan kembali kesisi negative penyearah D3 sedankan catu daya untuk M110 menyebabkan aliran arus dariT2.D4 sisi positif \, M110 bekerja. Q16 bekerja, Q14 bekerja, dan arus mengalir menuju sisi negative D4.
          Dengan aktifnyaFET Q14 dan FET Q10 arus akan mengalir dari sisi positif battery volt DC berubah menjadi AC dan yang utama akibat adanya ossilsi.

GAMBAR 3.9.1 Detektor Arus Tabung

          Fungsi rangkaian ini adalah sebagai pendeteksi arus tabung . Arus tabung yang dihubungkan di antara terminal N1 dengan E dan E dengan N2 berfungsi untuk mencegah berubah – ubahnya tegangan tinggi ke terminal N1 dan N2 ketika hubungan  N1-E terjadi oleh beberapa perubahan diluar trafo tegangan tinggi.
          Selama exposure berlangsung arus tabung mengalir dalam suatu rangkaian yang ditujukan oleh tanda panah seperti pada gambar 3.9.1
          Arus mengalir dari kondensator tegangan tinggi kutub positif terus ke Tabung sinar x dan ke kondensator tegangan tinggi sisi negatif keterminal CN2 terus ke N2 dan R183 R184 terus ke N3 dan terakhir ke terminal CN1.
          Resistor R183 dan R184 merupakan input penguat deferensial yang berfungsi untuk menghilangkan gangguan (noise) . output A11 diperkuat oleh penguat non inverting A7 . ouput A7 adalah sebagai input untuk M203 ( pada M25 ) yang merupakan suatu converter tegangan menjadi frekuensi (V/F) hubungan antara frekuensi dan tegangan tersebut adalah 1V = 20 Khz . frekuensi M203 dibagi 1/10 oleh M24 kemudian output frekuensi M24 dibagi menjadi ½ oleh M23 sehingga frekuensi hasil converter totalnya dibagi 20 . output M23 merupakan sinyal TMV yang bernilai 100mA = 1Khz . jika nilai cek tidak sesuai maka kita atur tegangan output A7 untuk mencapai 100mA = 1Khz .
          Sinyal TMV dikirim ke CPU XSYS 86 untuk dicounter dan apabila telah mencapai harga pengesetan dari mAs (I soll ), maka sinyal X-ray menjadi off dan menghentikan penyinaran .
Gambar 3.12.1

RANGKAIAN INVERTER FET

Inverter FET berfengsi untuk mengubah tegangan dari battery utama menjadi tegangan AC 1kHz. Masukannya ke trafo daya T2 dan memperoleh daya bias transistor utama dan daya pemanasan filamen tabung sinar x dari output T2.
          Jika kita melaksanakan pengisian dengan menekan tombol charge. Sinyal on diberikan pada konektor J5 pin B7 XSYS-86 board ke papan control dan arus akan mengalir dari Vcc. D137 optocoupler M119 bekerja dan menuju sinyal dan B7 yang di berikan. Bekerjanya M119 membuat pada tegangan pada emiter menjadi high yang merupakan input bagi M8 pin 9 dan pin 13.
          M10 adalah IC pembangkit osilasi akibat menglirnya arus diri Vcc terus ke D209 yang berfungsi untuk mempercepat pengisian kapasitor C24,kemudian terjadi pembuangan muatan C24 melewati R88 ke pin 7 dari M10 sehingga output pin 3 akan mengeluarkan pulsa clock untuk mentrigger pin 3 pada M6. M6 adalah IC pembagi frekuensi menjadi dua frekuensi yang berbeda. Jika yang satu low yang stunya high. Apabila clock high,Q high, D menjadi high maka keluaran Q akan high dan Q menjadi low. Dengan demikian M8 pin 10akan beroutput high, di inverter oleh M1 pin 13 menjadi low. Sehingga arua akan mengalir dari Vcc terus ke R69 menuju D181 yang menyala. J33 pin 3, dan ke pin 4 yang berharga low.
          Saat berikutnya jika clock high, Q low. D menjadi low maka keluaran Q menjadi low sedangkan Q berubah menjadi high. Input M8 pin 1 dan 2 high, outputnya akan high diteruskan oleh M8 pin 11 yang juga high, dan inverter oleh M1 pin 14 menjadi low, sehingga arus akan mengalir dari Vcc, R70, D102 yang menyala, pin 1 pada J33 menuju ke pin 2 yang berharga low.
          Jika J33 pin 4 low dari FE 2K, maka arus akan mengalir dari FE 2A yang high melewati M7 hingga bekerja dan kembali ke pin 4 FE 2K yang low. Dengan demikian arus akan mengalir melewati transistor M7 yang bekerja membias Q14, membias Q13, membias Q12 yang membuat ketiga FET tersebut bekerja kemudian arus kembali ke battery sisi negative.
          Bekerjanya Q12 mengakibatkan arus supplay akan mengalir dari battery sisi positif menuju OM, 26 MB, J56 pin 1 dan 2, FET Q12, konektor J55 pin 2,3,4 dan kembali ke sisi negative battery.
          Jika J33 pin 2 low mengakibatkan arus akan mengalir dari J33 pin 1/FE 1A menuju optocoupler M7 1-2 kembali ke FE 1K yang berharga low. Sehingga arus catu daya akan mengalir melewati M7 7-8 mentrigger Q10, mentrigger Q9 yang kesemuanya menjadi aktif dan arus catu daya kembali ke sisi negative bottom.
          Sekarang arus supplay akan mengalir dari sisi positif battery menuju OM terus ke 26MA ke konektor J56 pin 3-4 melewati Q11 yang bekerja dan kembali ke battery sisi negative.
          Dengan demikian transformator T2 akan mendapat tegangan AC dan supplay battery yang telah diubah.

Gambar 3.13.1 RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN


M10 adalah D flip – flop yang berfungsi menghasilkan osilasi untuk mengaktifkan Ic M6. pengisian kapasitor C24 berasal dari Vcc kemudian R89 melewati D209 dan mengisi C24. sedangkan pengosongan dari C24 melewati R88 dan terus ke pin 7 dari M10. sehingga keluarannya berupa pulsa clock. Keluaran osilasi M10 pada pin 2 dan pin 6 akan di-Orkan oleh M9 dengan output dari M6 pin 1 dan pin 2. kedua  output tersebut akan di inverterkan oleh M7. jika CPB dan CPC di cek maka pada pin tersebut akan terdapat gelombang gergaji. Gelombang gergaji ini tersebut akan di bandinngkan oleh komparator A4 dan A3 dengan output dari A2.
          Nilai penyetelan pemanasan filamen (FVR) dikirim dari XSYS-86 A2 pin J4. FVR adalah pembagi tegangan ,nilai pembagi tegangan FVR dimasukakn ke terminal input kembalikn pada pin 2 dari penguat deferensial pada terminal pembalik A1 lewat R77.
          Pada R1 arus akan diubah menjadi tegangan dan deteksi. Nilai deteksi tersebut mengalir dari CP3,R54,difilter oleh C14 melewati R55 dan dimasukakn ke input pembalk pin 3 Penguat deferensiall.
          Sebelum FVR diatur tegangan deteksi pin 3 lebih besar dari pin 2 sehingga keluaran A1 menjadi positif dan melewati intekrator outputnya dibalik menjadi negatif menyebabkan keluaran A4 dan A3 menjadi low yang diinverterkan oleh M1 menjadi high sehingga optokopler M101 dan M102 tidak bisa bekerja.
          Apabila nilai penyetelan FVR lebih besar dari nilai yang dideteksi maka keluaran A1 menjadi negatif dan dengan demikian oleh intekrator outputnya menjadi positif sehingga keluaran A4 dan A3 menjadi high.D208 dan D206 di bias maju,oleh inverter akan dijadikan low. Dengan demikian arus akan mengalir dari Vcc,R16,LED optocoupler,menuju pin 15 dari M1.dan arus juga akan mengalir dari Vcc,R19,led optocoupler M102 menuju pin16 pada M1.walaupun let optocoupler telah menyala tetapi SCR Q1 dan SCR Q2 belum tentu bekrja karena masih tergantung dari trfo 120v bagian yang positif atau negatif.
          Apabila J27 pin 1 positifdan J27 pin 2 negatif,maka arus akan mengalir dari F4 menuju SCR Q2 yang dibias maju dan mengisi capasitor C1 kemudian disearahkan oleh D1 dan akan kembali ke negatif trafo  yaittu J27 pin 2.
          Jika J27 pin 1 negatif dan J27 pin 2 positif,maka arus akan mengalir dari J27 pin 2 melewati SCR Q1 yang telah dibias maju dan disulut oleh optocoupler akan mengisi capasitor C1 dan disearahkan kembali oleh D16 kemudian kembali ke sisi negatif trafo yaitu J27 pin 1.
          Dari pengisian kapasitor C1 tadi di R1 arus akan diubah menjadi tegangan dan apabila tegangan ini lebih besar dari penyetelanpemanasan filamen (FVR) SCR Q1dan Q2 tidak bekerja lagi.
          Tegangan C1 dideteksi oleh CP1 yang merupakan masukan dari pin 5 dan dibandingkan dengan tegangan referensi pin 6 oleh komparatorA4. apabila pengisian kapasitor yang dideteksi pin5 lebih besar dari pin 6.maka keluaran pin 7 menjadi high. Melewati D241 dan mentriger pin 13, sehingga Q akan berubah dari low menjadi high oleh M34. selanjutnya diinverter oleh M5 menjadi low. Lownya keluaran M5 pin 11 membuat arus mengalir dari Vcc,R232,mengaktifkan LED D146 yang menandakan charge Over.

10 comments:

  1. assalamualaikum babeh edi,
    btw gambarnya tdk terlihat ya..
    jadi agak kurang mengerti arti istilah" seperti j27,Q7, dll.
    boleh minta review untuk yang teknik pesawat rontgen konvensional?

    send ke e-mail saya ya,
    kautsarkauczar@gmail.com

    makasih ya

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum.
    ane tertarik ama bahasan pesawat rontgen konvensional, discharge compensator, dan frekuensi tinggi.
    tapi kok gambarnya tidak terlihat ya?
    boleh minta materinya ke
    gilangus.kurusus@gmail.com

    ReplyDelete
  3. iya gan, gambarnya gak terlihat nih, boleh minta dikirimin ke email saya gak materi ini lengkap dengan gambarnya?
    trisha.marselia@gmail.com

    terima kasih ya sebelumnya :D

    ReplyDelete
  4. ane juga gan haha fajrinpanjul@gmail.com

    ReplyDelete
  5. Lumayan nih buat jurusan Teknik Elektromedik di Radiologi Lanjut :)
    terimakasih Babeh Edi!

    ReplyDelete
  6. kirim gambarnya ke email saya juga ya....
    riza.palep@gmail.com

    ReplyDelete
  7. boleh minta materi plus dengan gambarnya be,, bisa kirim ke email saya gak be azharidasril@gmail.com makasi sebelumnya be

    ReplyDelete