ANATOMI BILLIARY TRACT
- Biliary tract terdiri dari :
- Duktus biliaris
- Gall bladder.
1. Duktus Billiaris
- Duktus hepatikus kanan & kiri --> duktus hepatikus komunis, dengan duktus cysticus --> duktus biliaris komunis
- Duktus bialiaris komunis & duktus pankreatikus, masuk ampula of Vater yg bermuara pada doudenum.
- Bagian akhir duktus biliaris komunis dikontrol oleh sphinter choledochus, sedangkan ampula of vater dikontrol oleh sphinter of Oddi
2. Gall Blader (kandung
empedu)
- Gall blader atau kandung empedu terdiri dari collum corpus, dan fundus panjangnya sekitar 7-10 cm tebalnya sekitar cm dengan kapasitas cairan empedu sekitar 30-50 ml.
- Fungsinya sebagai penampung cairan empedu
- Kandung empedu = Vesica Fellea = Bile
POSISI DAN BENTUK KANDUNG
EMPEDU
Berada di bagian
kanan dari abdomen, tergantung bentuk tubuh manusia
TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN BILLIARY TRACT
- CHOLECYSTOGRAPHY (ORAL)
- CHOLECYSTOGRAPHY (IV), bolus/drip infus
- POST OPERATIVE CHOLEDOCHOGRAPHY(T –TUBE )
- OPERATIVE CHOLEDOCHOGRAPHY
- PERCUTANIOUS TRANSHEPATIC CHOLEDOCHOGRAPHY (PTC)
- ENDOSCOPIC RETROGRADE CHOLEDOCHO PANCREATGRAPHY (ERCP)
- DENGAN PEMERIKSAAN USG
- DENGAN SCINTIGRAFI ( KEDOKTERAN NUKLIR)
Oral
Cholesystography (OCG)
INDIKASI PEMERIKSAAN
- Cholelithiasis
- Cholecystitis
- Billiary Neoplasia
- Opasities atau massa quadrant atas
- Billiary Stenosis
KONTRAINDIKASI :
- Vomiting or diarrhea
- Pyloric obstruction
- Malabsorption syndrome
- Severe jaundice
- Liver dysfunction
- Hepatocellular disease, atau
- Hipersensitive terhadap kontras media
PERSIAPAN PASIEN
- Siang hari sebelum pemeriksaan, pasien diberikan makanan yang kaya Simple Fat
- Malam hari sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah lemak
- Media kontras diberikan 3-4 jam setelah makan malam terakhir, single dose 3 gram (tablet/kapsul/liquid)
- Kontras media : Telepaque (tablet/powder/liquid), Biliodyl (tablet) dan Orabilix
- Konsentrasi kontras maximal : 10-12 jam setelah administrasi,--> maka radiograf dapat dimulai.
- Bila menggunakan BILOPTIN (kapsul/granula/liquid), atau SOLUBILOPTIN (powder sachet) --> kontras diberikan pada pagi hari pemeriksaan, dan radiograf diambil 3-4 jam setelahnya.
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. SCOUT RADIOGRAF
1. SCOUT RADIOGRAF
- Scout foto dapat diambil dalam posisi supine atau prone
- Fungsi scout foto:
- Melihat ada/tidaknya gall bladder?
- Bila nampak, bagaimana konsentrasi Media Kontras?
- Apakah lokasinya telah tepat
- Bagaimana faktor eksposi?
- Sebaiknya scout diambil dengan plain abdomen, untuk mengetahui posisi yang tepat.
- Bila gall bladder tertutup material feses perlu dilakukan enema
- Dan bila gall bladder blum juga nampak, maka persiapan diulang 1 hari, kemudian pemeriksaan dilakukan keesokan harinya.
POSITIONING
- Posisi pemeriksaan yang dapat dilakukan : supine, prone, prone oblique, upright/erect, & atau lateral decubitus
- Posisi erect atau lateral decubitus, baik untuk menampakkan small stone pada lapisan fundus gall bladder.
- Bila fundus superposisi dengan organ intestinal atau spine,--> recumbent PA oblique
- Untuk mencegah superposisi dengan costae, ekposure dilakukan pada akhir full inspiration
- Bila gall bladder berada pada iliac fossa, posisi supine akan menampakkan organ Gall Bladder lebih superior, atau Central Ray --> chepalic angulation
FATTY MEAL
- Untuk mengetahui fungsi gall bladder & mempelajari extrahepatic biliary ducts pasien diberikan makanan berlemak.
- Posisi pemotretan yang digunakan : RPO, radiograt diambil setiap 15 menit karena dianggap cukup memvisualisasikan.
PROYEKSI
1. PA Projection (Scout)
1. PA Projection (Scout)
- Kaset : 24 x 30 cm; moving atau stationary grid
- Posisi pasien : prone, kepala diberi bantal, kedua tangan disamping kepala, tungkai bawah lurus dengan support pada angkle
- Posisi objek : ½ bagian tubuh berada pada pertengahan kaset (STHENIC type), gall blader lebih horizontal & 5 cm lebih tinggi & lebih lateral (HYPERSTHENIC); (ASTHENIC) Gall Bladder vertikal, 5 cm lebih rendah & dekat midline.
- Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis
- CR : tegak lurus kaset
- CP : STHENIC --> setinggi L2 (Sekitar 1,25 - 2,5 cm dari margin terendah Costae) & 5 cm ke kanan dari MSP
- FFD : 100cm
- EKSPOSURE : tahan nafas saat ekspirasi
2. TEKNIK RADIOGRAFI LEFT ANTERIOR OBLIQUE ( LAO )
- Proyeksi LAO dengan pasien prone, tangan kiri disamping tubuh dan tangan kanan ditekuk di kepala.
- Penyudutan badan dengan meja pemeriksaan 20- 25 derajat (STHENIC/HYPOSTENIC), 15-20 derajat (HYPERSTENIC), 35-40 derajat (ASTHENIC)
- Sentrasi kurang lebih 7,5 cm ke arah kanan dari lumbal 3
- Batas bawah : SIAS, dan batas atas : diafragma, dengan ¼ tubuh bagian kanan dipertengahan meja.
3. RIGHT LATERAL DECUBITUS POSITION (PA PROJECTION)
- Kaset : 24 x 30 cm
- Posisi pasien : diatas radiolucent pad, kepala pada bantal, kedua lengan diatas kepala, kedua lutut ditekuk.
- Posisi obyek : Gall blader pada pertengahan kaset, tidak ada rotasi, pastikan shoulder dan Hip true lateral
- CR : horizontal, diarahkan pada ½ bagian kanan abdomen
- FFD : 100 CM
- EKSPOSI : tahan nafas saat ekspirasi.
4. PA PROJECTION (ERECT)
- Kaset : 24 x 30 cm
- Posisi pasien : berdiri menghadap kaset, kedua lengan disamping tubuh
- Posisi objek : atur 5 cm ke kanan dari MSP pada pertengahan kaset, untuk asthenic : rotasikan tubuh 10-15 derajat
- CR : horizontal, mengarah ke Gall Blader, sekitat 2,5 - 5 cm lebih inferior dari scout radiograf
- Eksposure : tahan nafas setelah ekspirasi
5. RIGHT POSTERIOR OBLIQUE (RPO)
Ini merupakan proyeksi alternatif :
- Pasien supine oblique dengan bagian kanan menempel pada meja pemeriksaan dengan bagian kiri di atas
- Badan menyudut 10 - 20 derajat terhadap meja pemeriksaan.
- Sentrasi : Sekitar 2 inchi lebih atas dari prone oblique
6. PROYEKSI LATERAL ALTERNATIF
- Pasien pada posisi lateral dengan sisi kanan di meja pemeriksaan
- Sentrasi : antara Lumbal I - Lumbal V
- Faktor eksposi disesuaikan
No comments:
Post a Comment