KOMPONEN DASAR ULTRASONOGRAFI
I. PENDAHULUAN
Ultrasonografi
adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasound frekwensi
tinggi 1-15 MHz. Ultrasonografi dibentuk dari beberapa komponen-komponen dasar.
Komponen-komponen dasar USG tersebut diantaranya adalah Master Synchronizer,
Tranducer, Pulse/Transmitter, Receiver dan Image Processor, Display.
|
II. KOMPONEN DASAR ULTRASONOGRAFI
Suatu sistem
basic pulse-echo instrumentasi terdiri dari suatu tranduser yang bergantung
pada konfigurasinya, dapat mengandung satu atau lebih elemen piezoelektrik.
Energi di dalam sistem basic pulse-echo adalah energi listrik, tetapi energi di
dalam tubuh pasien adalah bunyi (energi mekanik). Fungsi tranduser adalah merubah
energi listrik menjadi energi mekanik selama transmisi dan mengubah energi
mekanik kembali menjadi energi listrik selama penerimaan.
Bagian pulse dari
suatu sistem pulse-echo memberikan eksitasi (rangsangan) shock kepada
tranduser. Voltase eksitasi dari pulse dapat bervariasi pada beberapa sistem
ultrasound. Variasi voltase eksitasi tranduser mempengaruhi jumlah energi yang
keluar dari tranduser.
A. Master Synchronizer
Yaitu
rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengatur seluruh fungsi-fungsi ultrasonografi.
B. Tranduser
Yaitu sebagai
transmitter dan receiver gelombang suara. Secara umum dapat diartikan suatu
perlatan yangdapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk yang lain.Misal :
akustik ke kinetik, elektrik ke panas dan motor elektrik.
Tranducer
memiliki beberapa elemen, yaitu :
1.
Elemen aktif
Yaitu
kristal piezo elektrik, biasanya lead titanate atau lead zirconate dalam bentuk
bubuk, kemudian diproses sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
Efek
Piezoelektrik yaitu bahan-bahan yang dapat menimbulkan tegangan ketika bentuk
bahan tersebut berubah atau material yang mengalami perubahan bentuk bila
menerima suatu tegangan.
2.
Elemen Samping (Backing Material)
Yaitu
bahan yang berada tepat dibelakang elemen aktif dan berfungsi untuk menyerap
suara yang memantul kebelakang (menjauhi
pasien) dan meningkatkan karakteristik imaging tranduser.
3.
Matching Layer
Terletak
didepan kristal kontak langsung dengan kulit pasien, yang memiliki nilai
impedansi antara kulit dan kristal sehingga energi suara dapat secara maksimal
ditranmisikan.
4.
Wire (kabel)
Digunakan
sebagai perantara pengirim dan menerima energi untuk diproses menjadi gambar.
Tranduser
mempunyai frekwensi (untuk pulse US) yang ditentukan oleh ketebalan dan cepat
rambat bahan piezoelektrik. Semakin tipis aktif elemen, semakin tinggi
frekwensi tranduser. Semakin besar cepat rambat aktif material, semakin besar
frekwensi trandusernya.
Kecepatan
sebelum kembali eksitasi pulser ke tranduser disebut Pulse Repertition
Frequency (PRF) yang ditentukan oleh timing section. Timing section juga
memberikan sinkronasi pada bagian-bagian sistem lain sehingga echo yang kembali
akan diproses dan di display sesuai dengan posisi aksialnya.
Frekwensi tranduser dipengaruhi
oleh beberapa hal yaitu
a.
Bandwidth (Hz)
Yaitu rentang frekwensi terendah
dan tertinggi suara yang dikeluarkan oleh tranduser. Semakin kecil bandwidth
nilai frekwensi yang dikeluarkan tranduser semakin tepat. Damping material akan
meningkatkan nilai bandwith. Semakin pendek pulsa, semakin tinggi bandwidth.
Misal tertulis 3,5 MHz yang dikeluarkan bisa 2-5 MHz.
b.
Faktor Q
Faktor Q menunjukan kemampuan
tranduser untuk mengeluarkan frekwensi ultrasound yang bersih/jernih. Tranduser
imaging cenderung mempunyai faktor Q yang rendah, hal tersebut diperlukan
karena untuk menghasilkan pulsa pendek.Pulsa pendek akan menghasilkan resolusi
aksial yang baik. Bandwidth lebar dan faktor Q rendah akan menghasilkan pulsa
pendek sehingga resolusi aksial semakin baik.
c. Panjang pulsa (Pulse Length)
Panjang
pulse yang digunakan untuk diagnostik yang paling ideal adalah very short pulse
yang dikeluarkan kristal, dan kristal menunggu waktu yang cukup panjang unutk
menerimasuara yang kembali.
c.
Resolusi
Resolusi terbagi atas 3 jenis,
yaitu :
1.
Resolusi spatial, adalah kemampuan
untuk menunjukan gambaran dari struktur yang terpisah yang sangat berdekatan
agar terekam pada gambar.
2.
Aksial resolusi, adlah untuk
membedakan jaringan/interface yang searah dengan datangnya berkas suara. Nilai
resolusi aksial adalah separuh panjang pulsa.
3.
Lateral resolusi, adalah untuk
membedakan jaringan/interface yang tegak lurus berkas suara.
Yang
mempengaruhi resolusi, yaitu :
1.
Resolusi axial : tergantung oleh
internal elektronik equipment dan karakteristik tranduser yakni damping dan frekwensi
tranduser. Damping dan frekwensi akan menentukan panjang pulsa.Panjang pulsa
sependek mungkin, untuk menghasilkan resolusi axial sebaik mungki. Frekwensi
yang tinggi akan menghasilkan “short pulse”. Dalam USG diagnostik panjang pulse
= 1 microsecond, sehingga mampu mennjukan resolusi hingga 1-2 mm.
2.
Resolusi lateral : ditentukan oleh
lebar bandwidth. Karakteristik tranduse yang mempengaruhi bandwidth adlah
ukuran kristal, frekwensi dan focusing. Resolusi lateral bagus pada daerah
fresnel zone. Freze zone akan semakin panjang bila diameter kristal yang
semakin lebar, dan semakin tinggi frekwensi. Resolusi lateral akan semakin baik
pada daerah focal zone.
Best lateral resolutin
diperoleh dfengan latge tranduser dan high frekwensi. Tapi perlu diingat bahwa
semakin tinggi frekwensi tranduser, attenuasi jaringan akan meningkat, dan
penetrasi suara ke dalam jaringan akan menurun.
Dengan face tranduser
yang lebar dan high frekwensi akan menyebabkan berkas suara melebar dan
penetrasinya ke dalam tubuh berkurang, untuk mengantisipasinya dengan
menggunakn focusing.
d.
Focusing Tranduser
Focus adalah lokasi
dimana berkas suara mencapai diameter minimum. Focusing bertujuan untuk
memfocuskan berkas suara, efektif pada daerah freze dan focal zone.
Macam-macam
tranduser, yaitu :
1.
Statis (B-Scan)
-
cakupan gambar lebih luas
-
resolusi lebih bagus
tetapi
waktu scan lebih lama, gerakan pasien movement structure.
2.
Real Time Imaging/dinamik
-
Mechanical scanning
-
Tranduser array
-
Water path scanner
Suatu
image real time ultrasound di up date setiap detiknya uyntuk menghasilkan suatu
display langsung. Kecepatan frame yang tinggi digunakan untuk imaging
struktur-struktur yang bergerak cepat, sedangkan kecepatan frame yang rendah
memperbaiki kualitas image dengan meningkatkan jumlah garis-garis akustik yang
membentuk image tersebut. Kecepatan frame dapat tetap atau dipilih oleh
operator atau dapat bervariasi secara otomatis.
Konfigurasi
Tranduser :
1.
Linear array tranduser : Khusus
untuk pola scanning linear.
·
flat sequenced array : mengandung
sejumlah elemen piezoelektrik yang tersusun linear, yang ditransmisikan secara
sekuensial kelompok-kelompok. Setiap kelompok elemen menghasilkan suatu garis
akustik dan kelompok yang sama ini menunggu echo-echo yang kebali
sebelumkelompok berikutnya ditransmisikan. Garis-garis akustik ini sejajar satu
sama lain.
·
Curved linear array (convex array)
: Mengandung sejumlah elemen piezoelektrik yang ditransmisikan secara
sekuensial dalam kelompok-kelompok. Permukaan tranduser yang melengkung
menghasilkan suatu blunted pie sctor cross sectional image.
·
Phased array tranduser :
Mengandung sejumlah elemen piezoelektrik di sepanjang permukaan scanning yang
kecil. Tiap garis akustik diarahkan dengan mentransimisikan semua elemen
sebagai satu kelompok tetapi dengan perbedaan waktu yang kecil (phase). Phased
array tranduser menghasilkan suatu sector image, tetapi berbeda daricorved
linear array, area kontak dengan kulit jauh lebih kecil dan pie shaped sector
image yang dihasilkan merupakan lapangan pandang yang terbatas untuk
struktur-struktur yang terletak dekat permukaan kulit.
·
Trapezoidal array tranduser :
Merupakan gabuang dari sequenced array dan phase array untuk neghasilkan format
imaging trapezoid (vektor), yang dicapai dengan menambhakan lapangan pandang
sektor ke kedua sisi linear image persegi panjang.
Output tranduser bergantung pada
signal dari pulse, bergantung tegangan eksitasi dari pulser. Kristal bergetar
tergantung dari magnitude dari tegangan elektrik pulser.
C. Pulser/Transmitter
Berfungsi
menerima signal elektrik dari synchronizer, serta mwnghasilkan tegangan
elektrik yang membuat kristal bergetar. Tegangan listrik yang digunakan
berklisar antara 10-500 V. Semakin besar tegangan listrik akan semakin besar
intensitas ultrasoniknya. Pulse signal bergantung pada sistem dan tranduser.
D. Receiver
Suatu receiver digunakan untuk
processing awal informasi echo yang diterima.
Fungsi receiver, diantarannya :
1.
Amplifikasi
adalah memperkuat signal yang kembali dari
peningkatan voltse kecil menjadi tranduser yang kemudian akan diproses voltase
besar. TGC ( Time Gain Compensation) control adalah secara elektronik salah
satu kontrol pada receiver yang mempengaruhi amplifikasi echo.
TGC terbagi
atas :
a.
Near gain, yaitu berfungsi untuk
mengatur kuat lemahnya gema yang ada dipermukaan.
b.
Delay, berfungsi untuk mengtur
kuat lemahnya gema pada kedalaman berapa TGC mulai diatur.
c.
Slope, artinya perlu penambahan
kekeuatan gema di daerah ini.
d.
Knee. Pada kedalaman ini dan
selanjutnya amplifikasi signal konstant dan maksimum.
e.
Far Gain, berfungsi untuk
memperkuat gema yang jauh dari permukaan.
2.
Kompensasi
TGC atau swept gain,
yaitu fungsi receiver yang digunakan untuk menyamakan perbedaan pada amplitudo
echo yang diterima disebabkan oleh kedalaman reflektor.
3. Reject
reject berfungsi untuk
menekan atau menghilangkan signal/gema yang sangat lemah yang justru menganggu
gambaran, yang dikenal juga dengan noise.
4. Compression
adalah proses untuk megurangi
dinamik range. Dinamik range adalah jumlah total rentang (range) dari signal
yang paling lemah hingga signal yang paling kuat (dB). Suatu dinamic range yang
lebar, yang sering dinyatakan dalam desible (dB), dapat memastikan rentang
display gray level yang lebar, sehingga semakin banyak skala abu-abunya.
Kompresi merupakan
fungsi untuk mengurangi dinamik range agar selalu dijaga bahwa energi yang kuat
tetap kuat dan signal yang lemah tetap lemah.
5. Demodulation
Berfungsi sebagai
rectification yang mengubah tegangan negatif ke positif, dan smooting yang dapat
memperhalus tegangan yang telah diperoleh dengan adanya envelope.
E. Mode Display
Ada 4 mode
display dasar untuk informasi untuk echo yang kembali, yaitu:
1. A Mode
A
Mode (A Scan) memberikan display amplitudo modulasi ekshalasi puncak-puncak
yang di display merupakan petunjuk adri kekuatan echo yang kembali. Jarak adri
puncak rujukan ke puncak-puncak liannya di sepanjang garis dasar merupakan
petunjuk jarak relatif ke berbagai reflektor.
2. B Mode
B
Mode memberikan display brigthness modulasi dimana terdapat perubahan
brightness titik untuk tiap echo yang diterima oleh tranduser. Pada sistem
ultrasound B Mode, echo-echo yang kembali akhirnya di display pada TV monitor
sebagai bayangan abu-abu yang merupakan tingkat brightness yang terputus-putus.
Bayangan abu-abu yang lebih terang mewakili echo dengan tingkat intensitas yang
lebih besar.
3. T / M Mode
T/
M (time Mortion) Mode adalah display B Mode grafik yang merupakan suatu display
waktu satu dimensi yang mewakili gerakan struktur-struktur disepanjang satu
garis yang ditembus oleh satu gelombang ultrasound.
B
Scan adalah display B Mode yang memberikan irisan melintang objek melalui
bidang-bidang scanning. Istilah B Scan diterapkan pada sistem lama yang statis
dan sistem real time imaging yang lebih baru.
4. Effect Doppler
F. Scan Corverter
Komponen
penyimapanan image yang terpenting adalah digital scan conventer, yang merubah
informasi amplitudo echo menjadi format signal yang dapat ditangkap oleh TV
monitor standar.
Selama proses
konversi, informasi sementara disimpan pada memori digital scan converter. Scan
converter memungkinkan untuk menyimpan gambar yang diperoleh dan
mengolah/menampilkan pada CRT dengan skala abu-abu.
Amplitudo echo
dan informasi posisi biasanya analaog, berati tidak mewakili nilai-nilai
diskrit, karena itu harus memasukan data analog ke digital converter sebelum
masuk kedalam memori digital scan converter.
Ada dua proses
dalam scan converter, yaitu
1.
Pre-processing, yaitu proses
memanipulasi data digital sebelum disimpan oleh scan converter tetapi setelah
dalam bentuk data digital.
2.
Post processing, yaitu proses memanipulasi
data setelah disimpan pada scan converter memory tetapi sebelum gambar
ditampilkan (display).
G. Image Processing
Fungsi image
processing, diantaranya :
1.
Write magnification, dilakukan
sebelum memori digital. Memungkinkan operaator secara elektronik menambah
ukuran image yang di display sebelum disimpan dalam memori digital.
2.
Read magnification, terjadi setelah
memori digital. Memungkinkan operator memperbesar suatu area display tertentu
dengan memperbesar masing-masing pixel.
|
No comments:
Post a Comment