ACCEPTANCE TESTING
AUTOMATIC EKSPOSURE CONTROL
Pei-Jan Paul Lin
Department Of
Radiology Northwestern University
Medical School
Respon kinerja dari peralatan AEC
ditentukan oleh desain peralatan dan kalibrasi pada saat pemasangan. Sebagian
pabrik melakukan kalibrasi peralatan AEC pada Kv 80/90 dengan menggunakan
phantom dengan ketebalan tertentu (user harus mengetahui instruksi manual dari
pesawat AEC tersebut untuk melakukkan test).
- Persiapan Testing
Peralatan
untuk test seperti dilukiskan pada gambar 2. dibutuhkan dual trace storage oscilloscope untuk
memonitor tegangan tabung, arus listrik dan waktu exposi. Tingkat kinerja ditentukan oleh optical density
yang dihasilkan pada radiograf. Optical density yang dihasilkan merupakan hasil
gabungan dari fungsi-fungsi screen speed (SS), tegangan tabung X-ray (kVp),
luas lapangan penyinaran( radiation field size[RF]), dan ketebalan phantom
(phantom thickness[PT]). Sehingga dapat ditulis dengan rumus :
O.D.
= O.D. ( SS, kVp, RF, PT )
X-Ray
Tube
Plastic
Phantom
Table top
Grid / AEC Tray
Film casssette
Gbr 2. Pengujian
pada AEC device
O.D
menurun sejalan dengan dengan penurunan kVp, PT(Phantom Thickness), sesuai
dengan casete yang digunakan untuk pengujian. Caset yang telah dilengkapi dengan IS
dan ukuran kaset menentukan luas lapangan radiasi ketika system PBL (
Positive Beam Limiting) digunakan.
- Prosedur Pengujian
Optical
Density diperoleh dengan menggunakan range tegangan tabung antara 50 kVp sampai
150 kVp dengan penambahan tiap 10 kVpdan phantom thickness dari 1 inch sampai 10 inch dengan penambahan
tiap 1 inch. Data yang diperoleh
kemudian dicatat seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Curva
optical density pada pengujian AEC system.
Gambar 3 diperoleh dari pengujian pada
system AEC yang dicalibrasi dengan baik. Curva pada 50 kVp tidak ketebalan phantom 6 inch ketika pada pengaman
600mAs back-up timer memutus exposi secara otomatis. Ini merupakan fitur
standar system AEC. Untuk exposi pada 90 kVp dan 120 kVp curva berada pada
phantom thickness 3 inch, dengan optical density berkisar 1,0 O.D.
Dapat dsimpulkan bahwa waktu exposi
minimum yang diperoleh dengan system AEC adalah lebih lama dibanding waktu exposi yang benar untuk memperoleh
densitas film yang dapat diterima. Nilai O.D. sangat dekat kepada 1,0 karena
peralatan AEC normalnya dikalibrasi untuk menghasilkan nilai O.D 1,0.
Prosedur pengujian ini harus diulang untuk
berbagai type screen dan/atau ukuran caset, dengan kata lain, screen speed (SS)
dan luas lapangan radiasi (RF) harus bervariasi untuk sehingga didapatkan nilai
O.D yang lengkap sebagai hasil dari SS, kVp, RF, dan PT.
- Penyetelan peralatan AEC
Ion
chambers pada peralatan AEC harus bekerja seimbang sehingga O.D yang diperoleh
dengan berbagai kombinasi ion chambers sebagai sensor radiasi akan dapat
menghasilkan hasil yang sama. Keseimbangan merupakan salah satu pengaturan yang penting
selama proses pemasangan peralatan.
Hasil O.D yang dihasilkan oleh response
ion chamber yang tidak seimbang untuk ion chambers I,II dan III ( bekerja
terpisah) pada peralatan AEC dilukiskan pada gambar 4. Ion chamber II
diatur dengan baik, sementara ion chamber I dan II diatur under sensitive dan
over sensitive.
Gambar
4. Contoh hasil pengujian sensitivitas ion chambers.
Kompensator
kVp dirancang untuk mengkoreksi respon ion chambers dan IS terhadap kualitas
berkas sinar sehingga pengaruh dari perubahan tegangan tabung tidak
mempengaruhi nilai O.D pada radiograf secara signifikan.
Pengaturan kompensator kVp yang tidak
benar akan menghasilkan variasi yang luas dari nilai O.D seperti ditunjukkan
pada gambar 5.
Gambar 5. Hasil test pada
kompensator AEC yang tidak diadjust dengan benar.
Bagaimanapun kompensator tidak akan sesuai
dengan sempurna dengan kualitas berkas sinar tergantung pada ionchamber/ screen
film system yang digunakan. Berbagi variasi metode kompensator digunakan oleh
berbagai vendor pada peralatan AEC yang mereka produksi.
- Teknik Radiographic Pre-program
Pemilihan teknik radiographic pre-program
harus disesuaikan dengan faktor-faktor sebagai berikut :
- kVp
- mA
- Pemilihan ion chamber
- pemilihan ukuran focal spot
Tegangan tabung dan arus tabung dapat
diketahui dengan osciloscop selama dilakukan pengujian. Jika pemilihan program
ini ditujukan untuk penggunaan pada jenis pemeriksaan yang spesifik, maka
phantom thickness yang digunakan juga harus bervariasi disesuaikan dengan
ketebalan anatomi bagian-bagian tubuh.
- Pengecekan pada interkoneksi
Kadang-kadang, ion chambers pada peralatan
AEC tidak terhubung dengan benar ke tombol pemilih chamber pada control table.
Kesalahan koneksi ini dapat dideteksi dengan mudah dengan menempatkan beberapa
lembar lembaran Pb 1/8 inch untuk
menutupi , misalnya chamber I dan II. Pilih ion chamber III dan lakukan exposi.
AEC akan menghentikan exposure pada waktu yang cukup, daripada tetap hidup
sampai 600 mAs hingga safety back- up timer aktif untuk menghentikan exposi
secara otomatis untuk menghindari exposi lebih lanjut. Prosedur ini
diulang ntuk chamber yang lain.
Timer pengaman 600 mAs harus dicek dengan menggunakan MAS meter atau system
pembagi voltase tegangan tinggi.
Peralatan AEC ditutup dengan menggunakan lembaran Pb setebal 1/8 inch , atau
x-ray tube diposisikan menghadap ke dinding dengan collimator ditutup. Exposi
seharusnya berhenti sebelum melebihi batasan tube rating 600 mAs.
Batasan hasil uji yang dapat diterima :
Kinerja hasil uji AEC dapat diterima jika
hasil seluruh pengujian memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1.
Tidak terdapat misconnections antara ion chambers pada
peralatan AEC.
2.
Pemilihan ion chambers pada control table AEC sesuai
dengan yang didinginkan dalam hal ini ion chambers yang bekerja pada AEC sesuai
dengan yang dipilih pada control table.
3. Variasi O.D yang dihasilkan dalam rentang
± 0.15, untuk seluruh variasi pengujian. Normal density yang dihasilkan untuk
masing-masing pengujian adalah 1,0 untuk sebagian besar pemeriksaan radiology.
4. Waktu reaksi minimum dari peralatan AEC
harus lebih pendek dari waktu exposi pemeriksaan radiografi secara umum.
Contohnya ketika dilakukan radiografi thorax dengan kV tinggi dengan IS ultra
high speed, waktu exposi yang digunakan harusnya hanya 6 mSec. Karena itu
switching time dari generator dan AEC harusnya hanya berlangsung beberapa
mili-second, sehingga berbagai variasi yang luas dari ketebalan pasien (
misalnya pada pasien yang kurus dan pasien yang gemuk ) dapat diakomodir.
SCHEMATIC DIAGRAM
SYSTEM
AUTOMATIC EXPOSURE CONTROL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Camera
photo-spot
|
||||||||||||||||||||||
No comments:
Post a Comment