Oesofagografi
AKADEMI TEKNIK
RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI
NUSANTARA JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah
memberi nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
tentang pemeriksaan Tractus Digestivus yaitu Oesofagografi yang diberikan oleh
Bapak Kukuh Nurcahyo, SST.
Adapun
dalam penulisan makalah ini, kami mendapatkan bantuan bahan materi dari
berbagai literatur dan nara
sumber terpecaya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada nara sumber atas bimbingannya dalam membantu
tugas ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini. Pembuatan makalah
ini disusun atau
ditujukan untuk menambah
pengetahuan pembaca agar dapat mengaplikasikannya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya kedepannya bisa lebih
baik lagi dan sangat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, Januari 2011 PENULIS
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Pada
era sekarang ini perkembangan ilmu-ilmu dan pengetahuan teknologi sangat pesat
terutama untuk pemeriksaan radiologi.
Secara garis besar pemeriksaan radiologi
dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan yang menggunakan kontras media dan
pemerikssan yang non-kontras media.
Dalam makalah ini penulis akan membahas pemeriksaan yang menggunakan kontras
media pada sistem pencernaan yaitu Oesofagografi.
Dimana
oesofagografi merupakan salah satu dari pemeriksaan tractus digestivus yang
menggunakan bahan kontras positif dan dimasukan per oral. Esofagus merupakan
sebuah tabung berotot yang panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus berfungsi menyalurkan makanan ke
lambung dan dikendalikan oleh rangsangan simpatis peristaltik.
BAB
II
PEMBAHASAN
I. Anatomi Fisiologi Sistem Tractus
Digestivus
Saluran
pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan ( pengunyahan, penelanan, dan pencampuran
) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut ( oris ) sampai
anus.
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
1. Oris → rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan.
2. Faring → organ yang menghubungkan rongga
mulut dengan esofagus.
3. Esofagus → organ yang berfungsi
menyalurkan makanan ke lambung.
4. Lambung → menampung, menghancurkan, dan
menghaluskan makanan.
5. Usus Halus → mencerna dan menyerap zat-zat
makanan dari lambung.
6. Usus Besar → menyerap air, tempat tinggal
bakteri koli, dan tempat fases.
7. Rektum → tempat penampungan calon fases
sebelum dikeluarkan.
8. Anus → lubang pengeluaran fases.
2
II. Pengertian
Oesofagografi adalah pemeriksaan
radiografi dari esofagus dengan menggunakan bahan kontras media per oral dengan
perbandingan 1:1 atau 1:2.
Tujuannya adalah untuk melihat anatomi dan
fisiologi dari Esofagus.
III. Anatomi dan Fisiologi
Esofagus
merupakan sebuah tabung berotot yang panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring
sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus terletak di belakang
trakhea dan di depan tulang punggung setelah melalui thoraks menembus
diaphragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Esofagus mempunyai
2 spincter ( katup ) yaitu Spincter Proximal yang menghubungkan faring dengan
esofagus dan Spincter Distal yang menghubungkan esofagus dengan lambung.
Esofagus
berdinding 4 lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang
renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas 2 lapis serabut otot, yang satu
berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler, sebuah lapisan mukosa dan di
paling dalam terdapat selaput lendir ( mukosa ). Esofagus berfungsi menyalurkan
makanan ke lambung dan dikendalikan oleh rangsangan simpatis peristaltik.
IV. Indikasi Pemeriksaan
o
Disfagia
→ kesulitan menelan.
o
Akhalasia
esofagus → kelainan neomuskular yang menyebabkan kegagalan gerak esofagus.
o
Massa
→ tumor.
o
Varises
esofagus → pelebaran pembuluh darah vena pada esofagus.
o
Striktura
esofagus → penyempitan esofagus.
o
Divertikula
→ terbentuknya kantong-kantong kecil pada dinding esofagus yang mengarah ke
bagian luar.
V. Kontra Indikasi
Pasien
dikhawatirkan tersedak atau dalam keadaan tidak sadar.
VI. Alat dan Bahan
ü
Bahan
kontras media
ü
Peswat
konvensional atau fluoroscopy
ü
Gelas
ukur
ü
Sendok
pengaduk
ü
Kain
bersih atau tissue
ü
Gelas
berisi air
VII. Kontras Media
Umumnya
menggunakan kontras tunggal ; kontras media (+), tetapi dapat juga menggunakan
kontras ganda ; kontras media (+) dan (-).
Kontras (+) : Barium sulfat dengan perbandingan
1:1 atau 1:2
Kontras (-) : Kristal-kristal carbon dioksida (
menelan tablet yg bisa menimbulkan gas ).
♣ Keuntungan
memakai kontras ganda adalah dapat lebih jelas memperlihatkan dinding / mukosa
esofagus.
VIII. Teknik Pemasukan Bahan Kontras
Ø Pasien erect di antara meja pemeriksaan
yang diatur vertikal dengan layar flouroscopy.
Ø Siapkan barium sulfat dangan perbandingan
1:1
Ø Kemudian berikan barium sulfat,
instruksikan untuk menelan beberapa teguk, proses ini dikontrol dengan
flouroscopy.
Ø Bila pasien tidak memungkinkan untuk
diposisikan erect, dapat dilakukan dengan recumbent, posisi ini memungkinkan :
§
Pengisian
lumen esofagus lebih sempurna terutama bagian proximal.
§
Diperlukan pada klinis varises esophagus.
IX. Teknik Pemeriksaan
Tidak
perlu persiapan pasien secara khusus karena esofagus tempat sementara yang
dilewati makanan.
A.
Posisi AP/PA
Menggunakan Kaset 24 x 30 cm memanjang.
Siapkan bahan kontras kemudian berikan kepada
pasien.
Posisi Pasien :
o
Pasien
diposisikan supine.
Posisi Objek :
o
Kedua
lengan lurus di samping tubuh.
o
Kemudian
atur mid sagital plane sejajar dengan garis tengah meja.
o
Pasien true AP.
o
Batas atas mencakup cv cervical IV.
o
Esofagus mencakup dalam kaset.
o
CR :
vertikal tegak lurus kaset.
o
CP : setinggi cv thoracalis V – VI.
o
FFD : ± 75 cm.
o Kriteria : tampak esofagus terisi barium meliputi
bagian proksimal sampai bagian distal, esofagus superposisi dengan cv.
Thoracalis, tidak ada rotasi dari pasien.
B.
Posisi Lateral
Menggunakan Kaset 24 x 30 cm memanjang.
Posisi Pasien :
o
Pasien
diposisikan supine / prone dan salah satu sisi tubuh menempel meja pemeriksaan.
Posisi Objek :
o
Kedua
lengan diangkat diatas kepala atau ke belakang.
o
Pastikan
posisi pasien true lateral.
o
Mid
sagital plane sejajar garis tengah kaset.
o
Batas
atas mencakup cv cervical IV.
o
Esofagus
mencakup dalam kaset.
o
Dagu
sedikit ekstensi.
o
CR :
vertikal tegak lurus kaset.
o
CP : setinggi cv thoracalis V – VI.
o
FFD : ± 75 cm.
o
Kriteria : tampak esofagus terisi barium meliputi
bagian proksimal sampai bagian distal, bagian proksimal esofagus tidak
superposisi dengan gambaran lengan.
Posisi Oblique RAO/LAO
C.
Menggunakan kaset 24 x 30 cm memanjang.
Posisi Pasien :
o
Pasien
diposisikan oblique 35° - 45º.
Posisi Objek :
o
Tangan
yang dekat ke film diletakkan di atas kepala yang lainnya disamping tubuh.
o
Atur
osefagus sehingga berada pada mid sagital plane.
o
Esofagus
mencakup dalam kaset.
o
CR :
vertikal tegak lurus film.
o
CP : setinggi thorakal V – VI.
o
FFD : ± 75 cm.
o Kriteria : tampak esofagus terisi barium meliputi
bagian proksimal sampai bagian distal, esofagus tergambar diantara cv. Thoraks
dengan jantung.
Posisi RAO Posisi
LAO
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan :
Ø
Oesofagografi adalah pemeriksaan radiografi dari esofagus
dengan menggunakan bahan kontras media per oral dengan perbandingan 1:1 atau
1:2. Dapat juga menggunakan kontras ganda ; (+) dan (-). Tujuannya adalah untuk
melihat anatomi dan fisiologi dari Esofagus.
Ø
Tidak
perlu persiapan pasien secara khusus karena esofagus tempat sementara yang
dilewati makanan.
Ø
Tidak
perlu dilakukan tindakan pencegahan ( premedikasi ).
Ø
Biasanya
pemeriksaan dilakukan dengan sinar undercouch ( flouroscopy ).
2.
Saran
Dalam Penulisan makalah
ini kami berharap semoga makalah
yang kami buat ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari
bahwa proses penyusunan makalah
ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan, dari segi tata bahasanya, penulisan
maupun isinya.
Kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun
dari pembaca, agar kami dapat mengetahui kekurangan dari makalah yang kami buat ini untuk menjadi lebih baik lagi
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C.
Pearce. Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Paramedis, Jakarta, 1993 Gramedia.
Syaifuddin
Drs. H. B.Ac. Anatomi Fisilogi Untuk Siswa Perawat : Edisi 2, 1997. EGC. Jakarta.
Philips W. Ballinger, Radiographic Positioning &
Procedures, Volume II edisi ke sebelas, 2007.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
Bab. I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Bab II PEMBAHASAN
1.
Anatomi Fisiologi Sistem Traktus Digestivus .......................................... 2
2.
pengertian .................................................................... ................................ 3
3.
Anatomi Dan Fisiologi ............................................................................ 3
4.
Indikasi Pemeriksaan ............................................................................ 4
5.
Kontra Indikasi ....................................................................................... 4
6. Alat
Dan Bahan ....................................................................................... 4
7.
Kontras Media ....................................................................................... 4
8. Teknik
Pemasukan Bahan Kontras ...................................................... 5
9.
Teknik Pemeriksaan …………………………………………………...... 5
A. Posisi AP/PA …………………………………………………………...... 5
B. posisi Lateral …………………………………………………………….. 6
C. Posisi oblique RAO/LAO …………………………............................ 7
BAB
III PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………............................ 8
2. Saran ………………………………….................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment