Friday 24 January 2014

MRI PAYUDARA



MRI PAYUDARA

          Oleh:Patricia M.Widjaja,SpRad
          Bag.Radiologi RS.HUSADA,JKT.

Magnetic resonance (MR) imaging  merupakan modal imaging yang paling sensitif untuk mendeteksi  lesi jaringan lunak , karena itu cocok untuk mengevaluasi lesi di payudara yang merupakan bagian dari jaringan lunak.
MRI Payudara bukan dimaksudkan untuk menggantikan mammografi maupun ultrasound, melainkan MRI  bila  dinilai bersama sama dengan  mammography dan  ultrasonography, akan memberikan  informasi  yang sangat menunjang dalam mendeteksi keganasan payudara.
Berbeda dengan mammografi dan USG payudara, MRI payudara menawarkan tidak saja  informasi morfologi cross-sectional (axial,coronal dan sagital), tetapi juga pemeriksaan fungsional  :              
1.   tissue perfusi
2.   enhancement kinetics /      penyengatan  dinamik.  (curve enhancement  slope)
3.  MR spectroscopyà choline meningkat  pada carcinoma  payudara karena  merupakan tanda adanya proliferasi sel tumor.

Belum banyaknya pemeriksaan MRI payudara  disebabkan karena pemeriksaan ini  termasuk mahal  dan belum  popular atau belum ada kesadaran klinisi akan manfaat  MRI Payudara . Pemeriksaan MRI Payudara   membutuhkan kooperasi pasien yang baik  dan waktu pemeriksaan  yang lama dibandingkan mammografi dan USG. Pemeriksan ini juga harus menggunakan injeksi kontras GdDTPA sehingga tindakannya menjadi relatif invasive. Belum banyak rumah sakit yang memiliki MRI 1,5T  yang  dilengkapi dengan fasilitas breast MRI, mengakibatkan juga SDMnya kurang tersedia dengan baik. Adanya beberapa kendala yang menghambat penggunaan MRI seperti pace maker, post clips/stent yang baru dipasang dan  metal bersifat magnetic menjadikan seleksi pasien penting untuk  penggunaan MRI .
Untuk mendapatkan hasil imaging payudara yang baik, dibutuhkan type high performans dengan Tesla tinggi, minimum  1,5 Tesla (Tidak bisa dibuat pada  low field MR),  gradient strength  yang kuat  dan lapangan magnet yang Highly homogenous . Dibutuhkan dedicated breast surface coil yang dirancang khusus untuk  meletakkan payudara  dalam posisi prone didalam coil dengan tepat,  supaya tidak bergerak sewaktu pernafasan.

INDIKASI MRI payudara :
o     Lesi meragukan pada mammografi/USG
o     Metastasis kelenjar axilla dengan mammografi yang normal.
o     Papil discharged
o     Riwayat keluarga berisiko tinggi kanker payudara.
o     Konfirmasi lesi jinak atau ganas.
o     Followed up setelah  breast-conserving surgery( BCT) , mammografi sulit membedakan scar (jaringan parut) dengan  rekuren cancer.
o     Breast implant/silicon.

Persiapan pemeriksaan :
o     Harus ada  mammografi dan atau  USG .
o     Anamnesa riwayat keluarga.
o     Mengisi formulir untuk syarat MRI
o     Keluhan  pasien didengar, bila ada benjolan di palpasi , perhatikan lokasi serta konsistensi benjolan: padat,lunak, terfixir atau mobile.
o     Perhatikan kulit payudara, tanda tanda retraksi, penebalan kulit ,retraksi papilla mammae supaya di catat

Yang terpenting dalam melalukan MRI payudara adalah pemilihan potongan dan sequences yang dapat menghasilkan T1 dan T2WI untuk menilai lesi kistik atau padat serta  mnghasilkan fat supresi yang baik sehingga lesi dapat ditampilkan diantara lemak dan kelenjar fibroglanduler yang padat. Pemilihan parameter merupakan  tugas utama radiografer bersama sama dengan  ahli radiologi dengan tujuan  menghasilkan imaging  payudara yang terbaik.
Penggunaan kontras GdDTPA merupakan kewajiban karena yang dicari adalah lesi yang enhanced/menyengat dan selalu untuk lesi yang menyengat dilakukan pengukuran slope enhancement curve untuk memperkirakan keganasan suatu lesi.  Diketahui bahwa sifat  sel sel tumor ganas  hampir selalu menunjukkan penyengatan  kontras yang cepat  masuk dan cepat keluar  karena banyaknya neovaskularisasi disekitar  sel  ganas ( rapid wash in  diikuti oleh  rapid wash out ) . Penyengatan kontras paling tinggi terjadi  pada fase awal  antara  90–120  detik pertama setelah penyuntikan kontras, setelah itu kontras akan menurun ,mendatar dan meningkat intensitasnya. Dikenal tiga type slope enhancement  curve : type I=kontinu meningkat, type II=mendatar/plateau dan type III=  menurun/wash-out. Secara statistic type II dan III mengarah pada keganasan.

Kesimpulan :
o     MRI Payudara merupakan salah satu   metode pilihan untuk membantu mendeteksi keganasan payudara.
o     Tidak  dimaksudkan untuk screening secara umum
o     Tidak untuk  menggantikan  mammografi dan USG
o     Digunakan  untuk problem-solving :
      1. mammografi atau USG  dicurigai lesi ganas.
2.  post breast conservation treatment (BCT) untuk mengevaluasi apakah   sudah bersih atau ada lesi residu/residif.
      3. Penderita berisiko tinggi
      4. Breast silicon/implant  

No comments:

Post a Comment