Film dengan intensifying screen dalam kaset
Film sensitif terhadap
·
Sinar X
·
Foton energi rendah 2 – 3 ev (cahaya tampak)
Sensitivitas film terhadap sinar X > cahaya tampak
Film dengan screen, intensification factor
Faktor intensifikasi didefinisikan sebagai
Paparan yang dibutuhkan tanpa screen
-----------------------------------------------------
Paparan yang dibutuhkan dengan screen
untuk penghitaman film yang sama.
Kaset
Fungsi screen :
·
Absorp sinar x datang
·
Memancarkan cahaya yang akan diterima film
Efesiensi konversi fosfor/intensifying screen didefinisikan
sebagai fraksi energi yang diserap yang diubah menjadi cahaya tampak. Fosfor
CaWO4 (digunakan mulai permulaan 1900) mempunyai efesiensi konversi
sekitar 5%, sedangkan fosfor Gd2O2S:Tb (fosfor tanah
jarang digunakan permulaan 1970) mencapai sekitar 15%. Cahaya yang dipancarkan
oleh Gd2O2S:Tb mempunyai panjang gelombang 545 nm yang
sesuai dengan 2.7 eV. Dengan efesiensi konversi 15%, jumlah cahaya hijau yang
diproduksi pada saat menyerap satu foton (andaikan) 50 keV dapat dikalkulasi
sebagai berikut:
50 000 eV x 0.15 = 7 500 eV.
7 500 eV/2.7 eV = 2 800 foton
Meskipun jumlah foton yang dipancarkan 2 800, namun yang mencapai emulsi
film sekitar 200 sampai 1000 foton.
Tidak semua sinarx yang datang akan diserap oleh intensifying
screen. Quantum detection effeciency (QDE) didefinisikan sebagai fraksi sinar x
datang yang berinteraksi dengan screen. Peningkatan ketebalan screen akan
menaikkan QDE, namun akan menambah ketidaktajaman citra.
Tebal fosfor umumnya dinyatakan dalam g/cm2
yang merupakan perkalian tebal sebenarnya (cm) dikalikan dengan densitas massa
(g/cm3). Pada umumnya radiografi menggunakan 2 screen dengan
ketebalan masing-masing sekitar 60 g/cm2, sehingga tebal total
sekitar 120 g/cm2. Untuk resolusi tinggi dan sinar X kualitas rendah
seperti mammografi, digunakan hanya screen tunggal dengan ketebalan sekitar 35
g/cm2.
Screen yang lebih tebal mengakibatkan foton akan
menyebar ke arah lateral lebih panjang sebelum mencapai ke permukaan screen.
Difusi cahaya lateral ini yang akan meningkat dengan kenaikan ketebalan screen,
dan akan mengakibatkan kekaburan citra.
Ketebalan screen akan menambah sensitivitas, namun
akan mengurangi resolusi spasial, sehingga perlu kompromi antar keduanya.
Resolusi spasial sering dinyatakan secara teknis sebagai modulation tranfer
function (MTF), yang karakternya dapat dilihat dalam gambar berikut.
Film-screen unsharpness
Penggunaan screen mengurangi resolusi spasial. Efesiensi
konversi screen-film total akan tergantung pada:
·
Efesiensi konversi intrinsik fosfor
·
Efesiensi penyebaran cahaya dalam screen menuju permukaan
·
Efesiensi film menyerap cahaya yang diproduksi screen
Karena penyebaran lateral cahaya dalam fosfor
berakibat menurunkan resolusi spasial, maka untuk mengurangi sebaran lateral
tersebut ditambahkan light-absorbing dye. Kehadiran pewarna (dye) akan
mengurangi efesiensi konversi. Cara lain dengan menggunakan a reflective layer,
yang diletakkan antara screen dan support/bantalan, namun reflective layer ini
akan mengurangi resolusi spasial.
Paparan pada kaset (film-screen) tergantung pada
·
Intensitas, kV dan mA
·
Waktu
Film tanpa screen, mAs sama mengakibatkan kehitaman sama, meskipun waktu (s) berbeda. Film-screen,
mAs sama waktu (s) lebih panjang mengakibatkan penghitaman film lebih rendah
dibanding dengan menggunakan s pendek (akibat fading/peluruhan terjadi pada
laju foton datang pada film lebih lama, mengakibatkan kisi Ag Br berubah
menjadi normal kembali).
Laju screen-film menunjukkan sensitivitas, yang pada
umumnya didefinisikan sebagai kebalikan jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk
menghasilkan densitas 1 pada film (di atas fog/kabut). Dengan demikian film
cepat membutuhkan radiasi lebih sedikit dibanding dengan film lambat.
Laju film tergantung pada
·
Ukuran grain
(kumpulan kristal) emulsi
·
Energi sinar X
Perhatikan, kurva A dan B adalah karakteristik 2
film dengan kecepatan yang berbeda. Eksposi yang menghasilkan densitas = 1.0 +
base + fog adalah 0.6 mR untuk kurva A dan 2.0 mR untuk kurva B. Kecepatan
absolut film A dan B adalah 1 667 R-1 (1/0006R) dan 500 R-1(1/0.002
R). Kecepatan abolut sering digunakan dalam diskusi ilmiah. Dalam praktek
kecepatan ditentukan secara relatif. Penggunaan intensifyer CaWO4
yang sering dipakai, dan dikenal dengan par speed diberi nilai 100. Film lain
diberi kecepatan relatif terhadap nilai par speed. Saat ini dengan menggunakan
intensifyer unsur tanah jarang, hampir semua institusi menggunakan film dengan
kecepatan 400. Kombinasi intensifyer-film dengan kecepatan rendah (100) sering
dipakai untuk radiografi tulang ekstremitas.
Jangkauan laju film-screen untuk radiografi meningkat berdasarkan skala
logaritma. Resolusi tinggi mempunyai laju 100 – 150.
Speed class
|
100
|
200
|
400
|
800
|
Logarithm
|
2.0
|
2.3
|
2.6
|
2.9
|
Faktor gamma berguna untuk menerangkan sifat
kontras film. Gambar di bawah menunjukkan dua kurva karakteristik screen-film
yang berbeda kontras. Screen-film dengan kurva A mempunyai kontras lebih tinggi
dibanding screen-film dengan kurva B, ditunjukkan oleh faktor gamma yang
relatif lebih besar. Dalam radiografi kontras diperlukan namun harus dibuat
kompromi dengan nilai latitude. Kontras tinggi akan menyempitkan latitude, yang
berisi jangkauan eksposi. Latitude juga dikenal sebagai jangkauan dinamik.
Sistem A yang mempunyai kontras lebih tinggi, namun latitudenya lebih sempit
akan mengakibatkan penentuan eksposi lebih sulit sehingga kemungkinan retake
menjadi tinggi. Sebagai contoh, dalam pembuatan citra thorax.akan sulit
memperoleh kontras yang cukup antara mediastinum dan paru dalam sistem dengan
latitude sempit.
Resolusi spasial film tanpa screen mendekati
sempurna. Penggunaan screen mengurangi resolusi spasial, namun mengurangi dosis
pasien. Fosfor Gd2O2S dengan ketebalan 120 g/cm2
dan sebagai contoh dijatuhi sinar X 80 kV akan mendeteksi 29.5% energi datang,
sedangkan film hanya 0.65%. Pada umumnya dalam prosedur radiografi (80–100 kVp)
kehadiran intensifying screen akan meningkatkan faktor efesiensi sekitar 50.
Ini berarti menurunkan dosis pasien dengan faktor 50. Disamping itu output pesawat
juga dapat diturunkan, yang akan mengurangi daya generator sinar X dan kapasitas
panas tabung yang tentunya menurunkan keseluruhan biaya.
Fluoroskopi
Fluoroskopi langsung saat ini jarang digunakan, karena dosis pasien tinggi. Resolusi tergantung pada ukuran grain/ kristal pada layar fluoresensi (ZnS: Cd). Spektral radiasi yang dipancarkan oleh layar fluoresensi sebagian besar sesuai dengan spektral cahaya tanggapan mata untuk cone vision
Untuk membentuk sensitivitas “rods” pada
penglihatan ungu, mata harus dalam lingkungan gelap ~ 20 – 40 menit. Cara lain,
kaca mata merah digunakan dalam lingkungan cahaya tampak, karena rods tidak
sensitive terhadap pada cahaya merah, sehingga sensitivitas cahaya ungu tidak
terganggu.
Penggunaan fosfor dengan penguat citra
Intensitas cahaya yang dipancarkan oleh layar
fluoresensi dapat ditingkatkan
·
menaikkan paparan (menaikkan dosis pasien)
·
menambah ketebalan layar fluoresensi (menurunkan
resolusi)
Image intensifier (penguat citra), meningkatkan cahaya ketingkat penglihatan “cone” sehingga tidak diperlukan penglihatan dalam kondisi gelap (daerah rods sensitive).
Material fluoresensi CsI, dengan absorpsi K edge/tepi, Cs (36.0 keV) dan I (33.2 keV) sesuai dengan penggunaan diagnostik. Kristal disusun seperti pipa cahaya agar diperoleh resolusi tinggi.
Dibelakang material fluoresensi diletakkan
fotokatoda (mengubah cahaya menjadi elektron)
Elektron dipercepat, difokuskan, dan dijatuhkan
pada layar fluoresensi (ZnCdS:Ag)
Dosis pasien rendah, akibat intensifikasi tinggi
Dibelakang layar fluresensi diletakkan kamera atau
film, yang langsung dihubungkan dengan sistem optik dan TV
Faktor yang mempengaruhi
citra
·
Kabut/fog fotoelektron akibat cahaya yang keluar tabung
dan kembali masuk ke dalam tabung.
·
Kabut/fog dari sinar X yang langsung mengenai layar
fluoresensi
Perbesaran dalam tabung intensifier tidak uniform
·
Iluminasi pada layar tidak sama, terang di tengah dan
kurang terang di daerah pinggir (vignetting)
·
Distorsi citra, citra garis lurus menjadi tampak tidak
lurus
Vidicon camera
Mengubah informasi visual dalam citra menjadi bentuk elektronik.
·
Electron gun
terfokus
·
Permukaan yang sensitif terhadap cahaya
Cinefluorography
Untuk keperluan cinefluorografi, tabung sinar X dibuat tidak mengeluarkan
sinar X secara kontinu ( mengurangi dosis pasien dan menghindari rating
problem)
Perbesaran citra, tergantung cara penentuan daerah citra relatif terhadap daerah gambar intensifier screen
·
Exact framing
·
Total over
framing
Pada umumnya dipakai total over framing, daerah pasien terkena paparan
dapat dibatasi
Spot films
Spot film dilakukan dengan mengganti cine camera dengan film camera
Perkiraan dosis pasien
No comments:
Post a Comment