Free induction decay (FID), T2 relaxation, intrinsic spin-spin relaxation.
Pulsa
RF 900 mengakibatkan koherensi fase pada individual proton dan
menghasilkan magnetisasi transversal maksimum (Mxy). Karena (Mxy)
berputar dengan frekuensi Larmor, maka lilitan antenna penerima terinduksi dan
menghasilkan signal sinusoidal yang disebut free induction decay (FID)
Peluruhan
selubung FID dihasilkan oleh spin individual kehilangan koherensi fase akibat
adanya variasi medan
magnet. Pada struktur sampel, inhomogenitas mikromagnetik intrinsik
mengakibatkan interaksi spi-spin, karena spin individual berpresesi dengan
frekuensi berbeda akibat sedikit perubahan pada kuat medan magnet lokal. Inhomogenitas kuat medan magnet utama
eksternal ataupun gangguan dari kehadiran obyek paramagnet ataupun ferromagnet
akan mempercepat proses defase. Waktu relaksasi T2 berkaitan dengan interaksi
spin-spin yang berakibat kehilangan koherensi fase karena sifat magnetik
intrinsik sampel. Peluruhan Mxy mengikuti hubungan berikut.
Mxy (t) = M0 e-t/T2
Peluruhan T2 ditentukan oleh struktur molekul
sampel. Molekul yang bergerak dalam fluida amorf (contoh cerebal spinal fluid,
CSF) mempunyai T2 panjang, karena gerakan molekul cepat mengurangi atau
menghilangkan inhomogenitas magnetic intrinsic. Bila ukuran molekul besar,
gerakan terhambat, menjadikan medan magnet lebih bervariasi, sehingga T2
relatif lebih pendek.
Ketidak homogenan medan magnet utama menyebabkan T2
diperpendek menjadi T2*. Selain tergantung pada homogenitas medan magnet utama,
T2* juga tergantung pada berbagai material dengan suseptibilitas tinggi yang
berada dalam jaringan (misalnya media kontras, obyek paramagnetik ataupun
ferromagnetik).
T1
relaxation, spin-lattice relaxation.
Kehilangan
magnetisasi transversal berlangsung relatif cepat, sedangkan pemulihan
magnetisasi longitudinal memerlukan waktu lama (T1).
T1
relaxation tergantung pada disipasi energi absorpsi ke dalam kisi molekuler
sekelilingnya. Waktu relaksasi bervariasi untuk struktur jaringan dan patologi yang
berbeda. Energi transfer efesien bila frekuensi presesi proton sesuai dengan
frekuensi vibrasi kisi molekul. T1 sangat dipengaruhi oleh karakter fisik
jaringan. Ketidak mampuan membebaskan energi pada kisi akan memperpanjang waktu
relaksasi T1. Molekul besar dan bergerak lambat mempunyai frekuensi vibrasi
rendah dan terkonsentrasi pada spektrum frekuensi paling rendah. Molekul dengan
ukuran moderat (protein) dan fluida viscous mempunyai vibrasi dalam rentang
intermediate. Molekul kecil mempunyai komponen frekuensi vibrasi rendah,
intermediate, dan tinggi. Oleh karenanya relaksasi T1 sangat dipengaruhi oleh
karakteristik fisik jaringan. Salah satu molekul yang menarik perhatian adalah
molekul air yang mempunyai T1 sangat panjang. Tetapi dengan tambahan
water-soluble protein, membentuk selaput hidrasi yang menurunkan vibrasi
molekul, meningkatkan jumlah spektral yang sesuai dengan frekuensi Larmour dan memperpendek
waktu T1 dengan cepat. Molekul dengan ukuran medium, seperti lipid, protein,
fat, mempunyai spectrum vibrasi yang sangat kondusif untuk relaksasi spin-kisi.
T1 jaringan biologi berkisar 0.1 sampai 1 sekon untuk jaringan lunak, dan 1
sampai 4 sekon untuk jaringan encer (mis. CSF) dan air.
T1 meningkat dengan kenaikan medan magnet.
Pemberian kontras akan mengubah harga T1. Kenaikan frekuensi Larmour mereduksi
spektral yang sesuai dengan spektrum frekuensi vibrasi molekul, sehingga
memperpanjang T1. Kontras media seperti gadolinium efektif menurunkan waktu
relaksasi T1, proton bebas terikat membentuk lapisan/selaput hidrasi,
mengakibatkan energi spin-lattice menurun dan cepat kembali ke kondisi
seimbang. Kontras media gadolinium dengan jumlah kecil dalam air murni
memberikan efek dramatik pada T1, menurunkan waktu relaksasi dari beberapa
sekon menjadi puluhan sekon.
Pertumbuhan Mz mengikuti hubungan
berikut.
Mz (t) = M0
(1-e-t/T1)
Perbedaan T1 dan T2
T1 lebih panjang dibanding dengan T2. Ukuran,
gerakan, dan interaksi molekul berpengaruh pada T1 dan T2. Ukuran molekul
secara umum dapat dikelompokkan, besar, medium, kecil, dan frekuensi vibrasi
molekul dapat cepat, medium, dan lambat. Molekul kecil mempunyai T1 panjang dan
T2 panjang, molekul dengan ukuran intermediate mempunyai T1 dan T2 pendek. Namun molekul dengan
gerakan lambat atau molekul terikat akan mempunyai T1 panjang dan T2 pendek.
Kebanyakan jaringan yang diperlukan untuk MRI, mempunyai ukuran intermediate
dan kecil, sehingga untuk T1 panjang T2 juga panjang, T1 pendek T2 juga pendek.
Urutan
pulsa
Pemilihan
urutan pulsa, dengan variasi waktu, order, polaritas, dan frekuensi ulangan RF
serta aplikasi gradien magnet, dapat mengakibatkan signal yang terbentuk
tergantung pada karakteristik T1, T2, atau densitas spin.
Spin
echo
Time
repetition dan partial saturation
Spin
echo contrast weighting
T1
weighting
Spin
density weighting
T2 weighting
Spin
echo parameter
Inversion
recovery
TE harus dibuat pendek untuk menghindari citra kontras
campuran dan membuat minimum ketergantungan pada T2.
S ~ rH f(n) (1 - 2e-TI/T1
+ e-TR/T1)
Short
Tau inversion recovery (STIR)
STIR merupakan deretan pulsa yang menggunakan very
short TI dan magnitude signal processing. Hasil
yang diperoleh
·
Material dengan
T1 pendek mempunyai signal intensity lebih rendah
·
Semua jaringan melalui amplitudo nol (Mz = 0)
Mz = 0 terjadi pada saat TI = ln 2 x T1
= o.693 T1
Untuk fat magnetisasi nul terjadi pada 0.693 x 260
msec = 180 msec. Pemeriksaan STIR menggunakan TI 140 – 180 msec dan TR 2500
msec.
Fluid Attenuated Inversion Recovery (FLAIR)
Penggunaan TI panjang mengurangi derajat signal CSF
dengan T1 panjang. FLAIR mengurangi signal CSF dan anatomi dengan water bound
lain, menggunakan TI yang dipilih ataupun mendekati titik balik CSF (Mz=0).
Untuk memperoleh Mz=0 untuk CSF harga TI = ln2 x 3500 msec =
mendekati 2400 msec. TR= 7000 msec atau lebih biasa digunakan untuk memberikan
waktu recovery Mz
Perbedaan contrast pada spin echo sequences
Gradient
recalled echo (GRE)
GRE
dipakai untuk induksi echo, sebagai pengganti pulsa 1800.
No comments:
Post a Comment