Teknik Postprosessing CT Angiografi
Teknik Postprosessing
Teknik yang biasa digunakan pada CTA saat ini :
1. Multiplanar reconstruction (MPR) termasuk sudut MPR
2. Maximum intensity projection MIP
3. Shaded surface distance SSD)
4. Volume Randering (VR)
5. Interactive cine
MPR
MPR adalah alat visualisasi gambar yang pertama yang digunakan pada CTA. MPR ini sangat mudah dan cepat untuk merekonstruksi gambar dibandingkan dengan teknik3D yang lainya dan dapat membuat gambar dari volume data set pada semua rencana termasuk kurva rencana. Bagaimanapun juga MPR tidak begitu berguna untuk beberapa aplikasi misalnya pada pembuatan gambar dari circum wilis dan intracranial AVMs. Didalam penggunaan tanpa editing dianjurkan ketika menggunakan MPR pada pemeriksaan CTA.
SSD
Pembuatan gambar SSD dianjurkan untuk sedikit mengedit menghilangkan struktur yang overlaping penggelapan dari pembuluh darah. Ini lebih cepat dari VR karena hanya menggunakan fraksi yang kecil dari data set.karakteristik ini dapat menghasilkan artefak generation dan gambar tidak begitu akurat. Gambar SSD berguna untuk menampilkan hubungan dari pembuluh darah, asal pembuluh darah dan kontur permukaan dari pembuluh darah.
MIP
Alat visualisasi gambar dari MIP paling sering digunakan dalam pemeriksaan CTA untuk memperlihatkan pembuluh darah. Ini sangat popular pada CT dan MRI serta lebih akurat dibandingkan dengan SSD (kyuzsak dan Fishman,1998). Walaupun MIP terbukti berguna pada CTA, dianjurkan untuk menghilangkan struktur yang tidak diinginkan seperti tulang dan kalsifikasi plaque untuk mencegah peninjau dari detail intravaskular.biasanya alogaritma pada MIP dapat membuat Napel (1995)yang menunjuk pada manik-manik atau air step artifak (tergantung dari kategori artefak terkait dengan frekuensi data sampling). Hal ini dapat dikurangi oleh rekonstruksi interval secara overlaping. MIP dapat digunakan secara baik untuk memisahkan calsifikasi pada pembuluh darah, lumen dan intravaskuler trombus.
VOLUME RENDERING
Postprosesing yang lain untuk alat visualisasi gambar 3D yang menjadi popular dan makin sering popular adalah VR. Volume rendering menggunakan semua informasi yang terdapat pada axial data set untuk menampilkan struktur internal( soft tisue,pembuluh darah, anatomi tulang ) dengan memberikan akurasi sama baiknya pada diameter pembuluh darah dan hubungan 3D pembuluh darah.Di masa lalu VR hanya dilakukan pada workstation yang bagus, tidak hanya mahal tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sekarang VR dapat dilakukan secara real-time sebanyak 5 sampai 10 frame rate per detik menggunakan workstation yang relatif tidak mahal.
Aplikasi Alat visualisasi pada berbagai klinis dan kondisi medis
MPR
- paling cepat postprosesingnya.
- Mudah digunakan
- Digunakan pada semua problem-solving tasks
- Gambaran arteri dan vena menunjukkan perbedaan kontras yang berarti.
- Bagian Trombus pada aneurisma
- Calsifikasi pada aneurisma
- Pembedahan
- Topograpi pembuluh darah tumor
3D SSD
- Anatomi pembuluh darah
- Hubungan pembuluh darah dan tulang
- Tidak ada informasi tentang lumen
- Pendesakan tulang oleh tumor pada pasien
MIP
- Gambaran 2D angiograpi yang berputar pada semua axes spatial
- Patologi kalsifikasi pada pmbuluh darah
- Gambaran paralel dari arteri dan vena
- Rencana terapeutik : TPA,stent,operasi
- Pengecekan setelah operasi pembuluh darah.
Bagaimanapun juga informasi dari voxel digunakan dalam prosesing.perkembangan dari komputer grafik sekarang dapat memungkinkan untuk membuat proses gambar VR pada kecepatan tinggi dan frame rate yang tinggi (5-20 frame/detik) dan itu merupakan hasil dari VR real time.
Kusyk dan Fishman (1998)menggambarkan empat Volume Rendering (VR) intensitas parameter yang digunakan untuk keakuratan dari pemeriksaan CTA. Parameter ini termasuk windowing( window width dan window level), keputihan gambar, ketajaman, dan akurasi. Walaupun windowing mengijinkan pengamat untuk mencari densitas dan kontras gambar sesuai dengan kebutuhan.
Ketajaman pada pengamat yang lain tergantung dari kemampuan pengamat berkisar 0-100%.kusyk dan fishman melaporkan bahwa seting ketajaman 100% berguna untuk range yang besar pada pemeriksaan. Akhirnya VR merupakan hasil yang lebih akurat dari nomor masalah dalam pembuluh darah ( misal stenosis ) daripada SSD dan 3D MIP (kusyk et al, 1997). Bagaimanapun juga ebert(1998) menunjukan bahwa VR juga tidak tanpa masalah yaitu tergantung dari variasi pengamat. Sekarang ini tekniknya sedang dikembangkan yang akan memperbaiki konsistensi dari interpretasi diagnostik (kusyk dan fishman, 1998).
CINE Interaktif
Perkembangan dari prosesig gambar dan penggambaran 3D telah mencapi pandangan film. cine Interaktif berarti melihat dan mengevaluasi gambar pada axial data set oleh suatu wadah melalui set dari gambar. Karena masing-masing gambar ini terpisah hanya beberapa waktu saja, dan gambar yang terus menerus mengakibatkan gambar seperti bergerak (seperti film). Jonshon et al (1998) mencatat bahwa walaupun gambar axial dapat digunakan untuk diagnosis, gambar 3D membantu mendemonstrasikan hubungan anatomi dan memperlihatkan pembuluh darah yang berjalan pada z axis.
Sumber : Seeram, 2001, Computed Tomography, Physical Principles, Clinical Applications, and Quality Control, Second Edition
Teknik yang biasa digunakan pada CTA saat ini :
1. Multiplanar reconstruction (MPR) termasuk sudut MPR
2. Maximum intensity projection MIP
3. Shaded surface distance SSD)
4. Volume Randering (VR)
5. Interactive cine
MPR
MPR adalah alat visualisasi gambar yang pertama yang digunakan pada CTA. MPR ini sangat mudah dan cepat untuk merekonstruksi gambar dibandingkan dengan teknik3D yang lainya dan dapat membuat gambar dari volume data set pada semua rencana termasuk kurva rencana. Bagaimanapun juga MPR tidak begitu berguna untuk beberapa aplikasi misalnya pada pembuatan gambar dari circum wilis dan intracranial AVMs. Didalam penggunaan tanpa editing dianjurkan ketika menggunakan MPR pada pemeriksaan CTA.
SSD
Pembuatan gambar SSD dianjurkan untuk sedikit mengedit menghilangkan struktur yang overlaping penggelapan dari pembuluh darah. Ini lebih cepat dari VR karena hanya menggunakan fraksi yang kecil dari data set.karakteristik ini dapat menghasilkan artefak generation dan gambar tidak begitu akurat. Gambar SSD berguna untuk menampilkan hubungan dari pembuluh darah, asal pembuluh darah dan kontur permukaan dari pembuluh darah.
MIP
Alat visualisasi gambar dari MIP paling sering digunakan dalam pemeriksaan CTA untuk memperlihatkan pembuluh darah. Ini sangat popular pada CT dan MRI serta lebih akurat dibandingkan dengan SSD (kyuzsak dan Fishman,1998). Walaupun MIP terbukti berguna pada CTA, dianjurkan untuk menghilangkan struktur yang tidak diinginkan seperti tulang dan kalsifikasi plaque untuk mencegah peninjau dari detail intravaskular.biasanya alogaritma pada MIP dapat membuat Napel (1995)yang menunjuk pada manik-manik atau air step artifak (tergantung dari kategori artefak terkait dengan frekuensi data sampling). Hal ini dapat dikurangi oleh rekonstruksi interval secara overlaping. MIP dapat digunakan secara baik untuk memisahkan calsifikasi pada pembuluh darah, lumen dan intravaskuler trombus.
VOLUME RENDERING
Postprosesing yang lain untuk alat visualisasi gambar 3D yang menjadi popular dan makin sering popular adalah VR. Volume rendering menggunakan semua informasi yang terdapat pada axial data set untuk menampilkan struktur internal( soft tisue,pembuluh darah, anatomi tulang ) dengan memberikan akurasi sama baiknya pada diameter pembuluh darah dan hubungan 3D pembuluh darah.Di masa lalu VR hanya dilakukan pada workstation yang bagus, tidak hanya mahal tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sekarang VR dapat dilakukan secara real-time sebanyak 5 sampai 10 frame rate per detik menggunakan workstation yang relatif tidak mahal.
Aplikasi Alat visualisasi pada berbagai klinis dan kondisi medis
MPR
- paling cepat postprosesingnya.
- Mudah digunakan
- Digunakan pada semua problem-solving tasks
- Gambaran arteri dan vena menunjukkan perbedaan kontras yang berarti.
- Bagian Trombus pada aneurisma
- Calsifikasi pada aneurisma
- Pembedahan
- Topograpi pembuluh darah tumor
3D SSD
- Anatomi pembuluh darah
- Hubungan pembuluh darah dan tulang
- Tidak ada informasi tentang lumen
- Pendesakan tulang oleh tumor pada pasien
MIP
- Gambaran 2D angiograpi yang berputar pada semua axes spatial
- Patologi kalsifikasi pada pmbuluh darah
- Gambaran paralel dari arteri dan vena
- Rencana terapeutik : TPA,stent,operasi
- Pengecekan setelah operasi pembuluh darah.
Bagaimanapun juga informasi dari voxel digunakan dalam prosesing.perkembangan dari komputer grafik sekarang dapat memungkinkan untuk membuat proses gambar VR pada kecepatan tinggi dan frame rate yang tinggi (5-20 frame/detik) dan itu merupakan hasil dari VR real time.
Kusyk dan Fishman (1998)menggambarkan empat Volume Rendering (VR) intensitas parameter yang digunakan untuk keakuratan dari pemeriksaan CTA. Parameter ini termasuk windowing( window width dan window level), keputihan gambar, ketajaman, dan akurasi. Walaupun windowing mengijinkan pengamat untuk mencari densitas dan kontras gambar sesuai dengan kebutuhan.
Ketajaman pada pengamat yang lain tergantung dari kemampuan pengamat berkisar 0-100%.kusyk dan fishman melaporkan bahwa seting ketajaman 100% berguna untuk range yang besar pada pemeriksaan. Akhirnya VR merupakan hasil yang lebih akurat dari nomor masalah dalam pembuluh darah ( misal stenosis ) daripada SSD dan 3D MIP (kusyk et al, 1997). Bagaimanapun juga ebert(1998) menunjukan bahwa VR juga tidak tanpa masalah yaitu tergantung dari variasi pengamat. Sekarang ini tekniknya sedang dikembangkan yang akan memperbaiki konsistensi dari interpretasi diagnostik (kusyk dan fishman, 1998).
CINE Interaktif
Perkembangan dari prosesig gambar dan penggambaran 3D telah mencapi pandangan film. cine Interaktif berarti melihat dan mengevaluasi gambar pada axial data set oleh suatu wadah melalui set dari gambar. Karena masing-masing gambar ini terpisah hanya beberapa waktu saja, dan gambar yang terus menerus mengakibatkan gambar seperti bergerak (seperti film). Jonshon et al (1998) mencatat bahwa walaupun gambar axial dapat digunakan untuk diagnosis, gambar 3D membantu mendemonstrasikan hubungan anatomi dan memperlihatkan pembuluh darah yang berjalan pada z axis.
Sumber : Seeram, 2001, Computed Tomography, Physical Principles, Clinical Applications, and Quality Control, Second Edition
No comments:
Post a Comment