Monday 24 June 2013

MODALITAS IMEJING MRI



MODALITAS IMAJING II
1. PENJELASAN FST ( FAST SPIN TURBO )
Pada pulsa sequence dikenal adanya istilah spin echo ( SE ) untuk pulsa sequence yang konvensional dengan waktu scaning yang lama, sementara Fast Spin Turbo ( FSE) merupakan modifikasi dari bentuk konvensional untuk mempercepat waktu scaning pada pemeriksaan MRI.
Fast Spin Echo atau Turbo Spin Echo sering disebut juga dengan nama:
a. Rapid Acquisition with Relaxation Enhancement.
b. Turbo Spin Echo.
c. Rapid Imaging Spin Echo.
d. Rapid Akuisisi Spin Echo
Fast Spin Echo pada waktu urutan pulsa sequencenya memiliki 3ETL ( echo train length) Urutan pulsa sequence ini terjadi dalam serangkaian aplikasi cepat dari rephasing pulsa 180 derajat dan beberapa pulsa echo mengalami perubahan fasa gradien encoding untuk setiap pulsa echo. FSE ini dapat digambarkan bahwa dalam satu waktu scanning dihasilkan phase encoding yang beberapa kali per Time Repetision ( TR) sehingga terisi bebrapa baris K- space pada waktu yang bersamaan.
Gambar pengisisan K-Space
Pada FSE waktu scaning bisa lebih singkat hal ini terjadi melalui proses:
a. Melakukan lebih dari 1x phase encode per Time Repetision (TR ) hal ini juga dikenal dengan nama Echo Train yaitu aplikasi dari beberapa Radio Frekuensi ( RF) pilsa 180 per TR
b. Pada masing – masing Rephasing / Refocusing dihasilkan 1 echo sehingga dapat melakukan phase encode yang lain
Phase encoding gradient adalah gradien medan magnet yang memungkinkan pengkodean sinyal dari lokasi spasial sepanjang dimensi kedua oleh berbagai fase spin. Phase encoding gradient dapat terjadi setelah seleksi slice dan eksitasi (waktu sebelum pengkodean frekuensi gradien), orthogonally ke dua gradien. Resolusi spasial terkait langsung dengan jumlah langkah Phase enkoding gradien ini sangat berkaitan erat dengan Spacial Resolution yang berarti pula sangat berpengaruh terhadap perintens suatu citra.
Fast spin echo (FSE) mengurangi waktu akuisisi dan memungkinkan untuk T2* aplikasinya pada waktu scanning pasien dapat tetap bernapas tanpa harus khawatir akan efek movement obyek saat pembentukan citra imaging, misalnya untuk pemeriksaan upper abdomen. Dalam kasus akuisisi gema dari 2 jenis ini disebut Double Fast Spin Echo (Dual Echo Sequence) echo yang pertama biasanya densitas dan echo yang kedua adalah gambar T2 *. Gambar Fast spin echo T2 lebih berbobot, yang membuatnya sulit untuk mendapatkan gambar pembobotan proton density yang sebenarnya. Untuk pencitraan dual echo dengan density weighting, Time Repetision mesti dijaga antara 2000 - 2400 msec dengan Echo Train Length singkat sebagai contoh 4 ETL.
ETL(echo train length) adalah Jumlah seri dari 180 ° RF rephasing pulsa dan gema yang sesuai untuk fast atau turbo spin echo pulse sequence.
Mengingat waktu scaning yang lebih singkat dengan hyperintens yang hampir sama dari FSE dengan SE maka FSE sering digunakan pada pemeriksaan :
a. Sistem syaraf pusat
b. Pemeriksaan Muskuloskletal
c. Pemeriksaan Pelvis
d. Pada pemeriksaan Thorax dan Abdomen diperlukan Tekhnik kompensasi Pernafasan.
Disamping sebagai suatu keuntungan dengan waktu scanning yang lebih singkat juga merupakan suatu kelemahan dari FSE dikarenakan :
a. Coverage akan lebih sedikit
b. Kontrast averaging :
a. CSF akan tampak lebih terang pd PD image, dapat diminimalkan dengan ETL pendek, atau dengan menurunkan ESP dan min TE eff
b. Pathology : MS plaque dan lesi lainnya pada daerah antara brain-CSF bisa missed dengan FSE pd PD image karena CSF tampak lebih terang.
c. Meningkatnya Artefak yang dikarenakan oleh Flow maupun motion
d. Terjadinya Blurring pada citra imajing dikarenakan oleh akuisisi data yang dilakukan dengan TE yang berbeda – beda.
e. Tidak sensitif terhadap Pendarahan ( hemorage ) sehingga mengurangi efek susceptibility.
f. Fat ( lemak ) tampak terang pada T2 weighted
Spin Echo (SE) kemunculan kembali sinyal MR setelah FID telah tampaknya mereda, sebagai akibat dari pembalikan yang efektif (rephasing) dari spin oleh teknik dephasing seperti spesifik RF pulsa sequence atau pasangan pulsa lapangan gradien, diterapkan dalam waktu lebih singkat dari T2. Pemilihan waktu TE yang tepat dari urutan pulsa sequence dapat membantu untuk mengontrol jumlah kontras T1 atau T2 dalam gambar. Pulse sequence dari jenis spin echo, biasanya menggunakan pulsa 90 ° , diikuti oleh satu atau lebih 180 ° pulsa untuk menghilangkan lapangan inhomogeneity dan efek pergeseran kimia pada gema/echo. Disebabkan oleh 180 ° refokusing pulsa, spin echo atau fast spin spin echo (FSE, TSE) sequence lebih kuat terhadap misalnya suceptibility artefak dari jenis gradient echo. Penggunaan Spin Echo pada pemeriksaan MRI :
a. Spin Echo dapat digunakan pada hampir semua pemeriksaan klinik
b. Pada T1* dapat memberikan gambaran anatomis dari suatu organ
c. T2* memberikan gambaran pathologis karena adanya cairan (darah atau oedem) dalam jaringan
d. Proton Density (PD) memberikan gambaran berdasarkan jumlah proton hidrogen dalam jaringan.
1.a. Alasan tidak menggunakan / mengolah TR, NEX maupun phase Encode untuk mempersingkat waktu pemeriksaan
Untuk bisa mengurangi waktu scanning dapat ditempuh dengan mengurangi faktor Time Repetision(TR), fase encode maupunNumber Of Exitasion ( NEX). Ada beberapa alasan dalam mempersingkat waktu scanning tidak mengatur nilai TR, NEX dan Phase Endcode :
a. Jika TR dilakukan perubahan akan mengubah image weightingnya
b. Jika NEX dilakukan perubahan akan berpengaruh pada Signal to Noise Ratio (SNR).
c. Bila mengurangi phase encoding akan menurunkan Spatial Resolusi.
Jadi pemakaian FSE, scan timenya dikurangi dengan cara melakukan lebih dari satu phase encoding per TR, yang dikenal dengan Echo Train yakni aplikasi beberapa RF pulse 180 derajat per TR. Pada masing2 rephasing/refocusing, dihasilkan satu echo sehingga dapat melakukan phase encoding yang lain.
1.b. Jumlah irisan pada FSE tidak sebanyak pada SE, sehingga perlu ditambah waktu TR, jelaskan mengapa terjadi demikian, dan bila terjadi penambahan waktu TR apakah masih bisa diterima. Sertakan contoh perhitungannya!
Pada pemakaian FSE, waktu scanningnya dikurangi dengan cara melakukan lebih dari satu phase encoding per TR, yang dikenal dengan Echo Train Length (ETL) yakni aplikasi dari beberapa RF pulse 180 derajat per TR. Pada masing2 rephasing/refocusing, dihasilkan satu echo sehingga dapat melakukan phase encoding yang lain. Bila ETL semakin dibesarkan maka semakin cepat waktu scannya, tetapi slice coveragenya akan turun. Karenanya bila ingin memperoleh coverage yang lebih lebar maka TR ditambah. Hanya dengan bertambahnya TR akan menambah waktu; namun masih bisa diterima karena dapat disubtitusi dengan ETL yang panjang. Nilai TR pada pemakain Fast Spin Echo berkisar antara 4000 sampai dengan kisaran 6000 ms.
Perbedaan 8 ET dengan 16 ET
Perbedaan antara SE dan FSE 8 echo dalam pengisian K- Space


Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
Waktu acquisisi SE dengan TR = 4000 ms, fase encode 256 dan NEX = 1
SE time = TR x fase encode x NEX
= (4000)(256)(1) msec
= 17,33 menit
Dengan FSE,
FSE time = TR x fase encode/ETL x NEX
= (4000)(256/8)(1) msec
= 2,13 menit.
Dari contoh tsb, dengan FSE akan memperpendek waktu dari 12, 8 menit menjadi 1,6 menit ( FSE 8 kali lebih cepat dari SE, tetapi coverage slice lebih sedikit daripada SE).
Penambahan TR meningkatkan coverage slice, diatasi dengan penambahan ETL
Bila TR 3000 ms, ETL 8, NEX 1, jumlah fase encode =256. Brp jumlah slice misalnya utk brain dengan 15 slices, 5 mm tebal slice dan 2mm gap.
Bila jumlah slices < = TR/TE
Dan dengan ETL 8, echo terpanjang 136 ms (17 x 8 ms)
Maka jumlah slices = 4000/136 = 29,4 slices = 29 slice
Waktu scannya = 4000x256/8 x1 = 2,13 mnt
Jadi kita dapat memeproleh 29 slices dengan waktu 2,13 menit.
Bagaimana Bila ETL nya 16 ? Berapa jumlah slice dan waktu scanningnya ? Bisa gak utk Brain tsb?
Dengan ETL 16, echo terpanjang 272 ms (17 x 16)
Maka jumlah slice 4000/272 = 14,7 slice = 15 slice
Waktu scannya = 4000x256/16x1 = 1,066 menit
Jadi Slice coverage berkurang mjd 15 slice waktunya lebih cepat yaitu 1,066 menit
Bagaimana bila TR dinaikkan menjadi 5000 ms,dengan ETL 16, fase encdoe dan nex sama. Berapa jmlh slices dan brp waktu scanningnya ?
Bila jumlah slices < = TR/TE
Dan dengan ETL 16, echo terpanjang 272 ms (17 x 16 ms)
Maka jumlah slices = 5000/272 = 18,4 slices = 18 slice
Waktu scannya = 5000x256/16 x1 = 1,33 mnt
Jadi dengan TR dinaikkan dari 4000 menjadi 5000 jumlah slice bertambah dari 15 menjadi 18, waktu scan semakin lama dari 1,066 menit menjadi 1,333 menit
1.c. Penjelasan tentang ETL ( Echo Train Length )
ETL(echo train length) adalah Jumlah seri dari 180 ° RF rephasing pulsa dan gema yang sesuai untuk fast atau turbo spin echo pulse sequence. Sering juga disebut dengan Turbo factor. ETL bisa genap (GE) atau ganjil (Siemens) mulai dari 3 – 32. Waktu interval antara aplikasi RF 180 pd FSE disebut dengan Echo Spacing (ESP). Typical ESP = 16-20 ms (pd typical high field bandwidth 32 kHz (+- 16 kHz).
Kelebihannya
Scan time dapat dikurangi sehingga pemeriksaan bisa lebih cepat.
S / N terjaga karena dapat dilakukan dengan 256 fase encoding step.
Dengan meningkatnya kecepatan scanning memungkinkan utk menghasilkan gbr dengan high resolution, misal dengan menaikkan matrix hingga 512 x 512 pd auditory canal dengan TR yg sangat panjang.
Motion artefak minimal, karena aplikasi RF 180 dengan jarak/waktu yng sama. Misal CSF motion artefak akan lebih minimal pd FSE daripada dengan SE.
Dengan aplikasi Rf 180, akan mengurangi efek distorsi karena adanya logam.
Ini merupakan keuntungan di daerah di mana gerakan adalah masalah, misalnya dinamis atau pencitraan perut. Waktu pemindaian yang lebih pendek dan echo jarak yang dicapai dengan menggunakan faktor TSE yang lebih tinggi dan peningkatan laju sampling data.
Keterbatasanya :
Coverage akan lebih sedikit
Kontrast averaging :
CSF akan tampak lebih terang pd PD image, dapat diminimalkan dengan ETL pendek, atau dengan menurunkan ESP dan min TE eff
Pathology : MS plaque dan lesi lainnya pada daerah antara brain-CSF bisa missed dengan FSE pd PD image karena CSF tampak lebih terang.
Kelemahan FSE : fat tampak putih pada T2 diakibatkan karena multiple RF pulses shg akan mengurangi efek interaksi spin-spin pada lemak (J-coupling). Untuk mengurangi digunakan tehnik fat saturation.
Dengan pengulangan RF pulse dapat meningkatkan efek magnetisation transfer, sehingga otot tampak lebih gelap pada FSE daripada SE.
Kekurangan adalah penurunan SNR (disebabkan melalui peningkatan bandwidth) dan artefak jika jarak minimum echo spacing digunakan (incomplete dephasing dari 180 ° pulsa FID).
1.d. Contoh Parameter FSE untuk T1, T2, PD
1.d.1. Parameter dalam MRI secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Parameter Intrinsic ( Medan Magnet Utama, PD,T1, T2 jaringan, Gerakan fisiologis seperti aliran darah, CSF, Chemical Shift)
b. Parameter Exstrinsic ( Parameter Numerik dan NonNumerik)
Adapun Parameter FSE diantaranya :
a. TR ; bisa lebih panjang hingga 6000 ms
b. TE efektif ; tidak bisa diatur oleh operator
c. ETL = Echo Train Lenght / TURBO FACTOR
ETL/turbo factor sangat penting dalam weighting:
Short ETL: @. menurunkan TE efektif
@. meningkatkan T1 weighting
@. waktu scan lebih lama
@. more slice per TR menurunkan image blurring
Long ETL : meningkatkan TE efektif
meningkatkan T2 weighting
mengurangi waktu scan
mengurangi jumlah slice per TR
meningkatkan image blurring
ETS : Echo Train Spacing : Adalah waktu antara 180 derajat dengan 180 derajat, parameter ini tidak dapat diubah oleh Operator
1.d.2. Parameter FSE untuk T1, T2, FD
a. T1 : Short TE eff (kurang dari 20 ms)
Short TR 300-600 ms
Turbo factor (ETL) 2-6
typical scan time 30 dtk – 1 menit
b. T2 : Long TE ( 100 ms+)
Long TR ( 4000 ms +)
Turbo factor 8-20
typical scan time 2 menit
c. PD/T2: TE eff short( 20 ms)/ long Te eff 100ms
Long TR ( 2500 ms+)
Turbo factor 8-12.
typical scan time 3-4 min
2. PENJELASAN MENGENAI INVERSION RECOVERY
Inversion recovery ( IR ) merupakan variasi sequence dari Spin Echo (SE), Basic pulsa sequence yang digunakan dimulai dengan pulsa 180 derajat inversion time (TI) yang dilanjutkan dengan pulsa 90 derajat excitation, baru kemudian 180 derajat rephasing. Hasil akhir dari IR adalah pembobotan T1 dengan menampakan kontras antara fat dengan air sangatlah baik terlihat.
Gambar proses Inversion Recovery pada pulsa RF
Parameter utamanya adalah TR, TE dan TI. Kontras gambar yang dihasilkan dari pembobotan T1 tergantung dari panjang pendeknya Time Inversion (TI). Pulsa inverse 180 menghasilkan perbedaan kontras antara cairan dan jaringan yang lain.
Inversion Recovery biasanya digunakan sebagai alternative metode spin echo yang secara konvensional juga untuk membuat gambar dengan pembobotan T1. Hasil gambar pada T1 weighted sangat diperberat, karena pulsa penginversi 180 mencapai saturasi penuh dan memastikan adanya kontras yang besar antara lemak dan air.
Inversion Recovery secara konvensional digunakan untuk memperoleh gambaran T1 weighted yang menghasilkan gambaran anatomi. Pulsa penginversi 180 menghasilkan perbedaan kontras yang besar antara lemak dan air karena saturasi penuh dari vector lemak dan air telah tercapai pada permulaan setiap repetisi. Sehingga sequence pulsa IR menghasilkan T1 weighted yang lebih berat dari pada spin echo konvensional dan sebaiknya digunakan bila dibutuhkan karena penggunaan kontras terutama untuk memperpendek waktu T1 jaringan tertentu, sequens pulsa IR memperbesar sinyal dari struktur-struktur yang hiperintens sebagai hasil dari injeksi kontras.
Gambar pulsa sequence pada Inversion Recovery
Parameter utama dalam IR adalah TR, TE dan Time Inversion (TI). Ketika IR digunakan untuk menghasilkan citra dengan pembobotan T1W1 kontras tinggi, sebaiknya TE dijaga agar tetap pendek dengan tujuan untuk mrngontrol waktu T2 dcay dan meminimalkan efek T2 pada citra. Namun waktu TE dapat diperpanjang dengan tujuan agar jaringan dengan waktu relaksasi T2 yang panjang akan tampak terang pada gambar. Hal ini sering disebut dengan pembobotan patologis (Pathology-Weighted) yang akan menghasilkan citra dominan T1W1, tetapi apabila terdapat proses patologis maka kelainannya akan tampak terang pada gambar.
Sequens IR sekarang digunakan secara lebih luas bersama dengan FSE untuk menghasilkan gambar T2 weighted. Bila IR digunakan untuk menghasilkan terutama gambar T1 weighted, TE mengendalikan besar penurunan T2 dan oleh karena itu biasanya dibuat tetap pendek untuk meminimalkan efek T2. Namun demikian, dapat diperpanjang untuk memberi jaringan yang mempunyai T2 panjang sehingga sinyal yang dihasilkan terang (hiperintens). Hal ini disebut penekanan patologi dan menghasilkan gambar yang secara perdominan T2 weighted, tetapi area yang mengalami proses patologi tampak terang.
Gambaran teknik Inversion Recovery, T1-weighted, PD dan T2-weighted pada MRI brain
Parameter yang lain adalah Time Inversion (TI). Yaitu waktu yang diperlukan dari aplikasi pulsa RF 180 hingga ke titik yang disebut dengan null point. Null point adalah suatu titik dimana sinyal berada pada bidang transversal akan tetapi komponen magnetisasi nol. Pada titik tersebut intensitas sinyalnya adalah nol atau tidak ada intensitas sinyal. Secara formulasi TI (null) adalah 0,693 T1 dihasilkan pada sequens Inversion Recovery (IR). Bila waktu TI diatur medium (400-800 ms) akan menghasilkan gambaran dengan pembobotan T1W1, akan tetapi bila waktu TI diperpanjang (1800 ms) akan menghasilkan gambaran dengan pembobotan ke arah Proton Density-Weighted Image.
Time Repetition (TR) pada sequens Inversion Recovery (IR) harus cukup panjang untuk memberikan peluang agar Net Magnetization Vektor (NMV) dapat recovery secara penuh sebelum pulsa inverse RF 180 berikutnya. Jika TR terlalu pendek maka masing-masing jaringan akan recovery dengan tingkat yang berbeda-beda dimana pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pembobotan (weighting) yang dihasilkan. Agar tercapainya recovery penuh, sebaiknya TR dipilih paling tidak 2000 ms. Dengan TR yang panjang ini sequens IR akan menghasilkan SNR dan kontras gambaran yang bagus akan tetapi berakibat waktu scanning menjadi lebih kuat.
Kurva dari Inversion Times (TI)
Dua aplikasi yang paling umum dari teknik Inversion Recovery ini adalah pencitraan STIR dan FLAIR. STIR digunakan di hampir semua bagian tubuh dan dikenal dengan Fat Suppression. FLAIR terutama digunakan untuk pencitraan otak dan kadang-kadang digunakan dalam tulang belakang.
1. TAU kaitannya dengan Null point dan proses Inversi
TAU atau yang dikenal dengan Time Inversion (TI) adalah waktu yang diperlukan dari aplikasi 180-90. Aplikasi pulsa RF 180 pertama bertujuan untuk menghasilkan magnetisasi longitudinal tetapi dengan arah negative. Setelah ditunggu beberapa saat setelah pulse RF 90 yang dilakukan pada saat recovey suatu jaringan yang dikehendaki mencapai intensitas sinyal nol pada titik nol (null point).
Null point adalah suatu titik dimana sinyal berada pada bidang transversal akan tetapi komponen magnetisasi nol. Pada titik tersebut intensitas sinyalnya adalah nol atau tidak ada intensitas sinyal. Secara formulasi TI (null) adalah 0,693 T1 dihasilkan pada sequens Inversion Recovery (IR). Bila waktu TI diatur medium (400-800 ms) akan menghasilkan gambaran dengan pembobotan T1W1, akan tetapi bila waktu TI diperpanjang (1800 ms) akan menghasilkan gambaran dengan pembobotan ke arah Proton Density-Weighted Image.
TAU kaitanny dengan proses inverse adalah lamanya waktu dari aplikasi pulsa RF 180 dengan aplikasi pulsa RF 90, kemudian diaplikasikan kembali pulsa RF 180 agar sinyal tersebut dapat dicatat dan diolah menjadi gambaran MRI sehingga dihasilkan gambaran Spin Echo Inversion Recovery.
2. STIR dan FLAIR
1. STIR
STIR (Short TI Inversion Recovery) adalah pulsa pemulihan penggerakan waktu tertentu sehingga dapat menekan signal dari lemak. Pulsa pemulihan inverse merupakan urutan spin echo di dahului oleh pulsa RF 1800.
Gambar STIR pada Genu
2. FLAIR
Sequens FLAIR (Fluid Attenuation Inversion Recovery) meruapakan bagian dari sequens Inversion Recovery (IR). FLAIR dapat digunakan untuk menekan air (cairan) agar intensitas sinyalnya rendah. Sequens FLAIR ini dalam apliksinya membutuhkan TR yang sangat panjang untuk menghilangkan sinyal CSF.
FLAIR meruapakan salah satu phase Inversion Recovery yang memanfaatkan sinyal CSF pada keadaan null point. Saat NMV dari CSF pada titik null point, tidak terjadi magnetisasi longitudinal CSF sehingga tidak ada sinyal yang terdeteksi. Sinyal CSF yang dihilangkan akan berguna untuk mendeteksi lesi pada daerah yang sulit dibedakan atau hipertintens dengan CSF seperti sulcus atau ventrikel.
Gambar FLAIR pada Brain M R I
Pulse sequens dalam FLAIR ini menggunakan TR yang sangat panjang mencapai 9000 ms dan TI mencapai 1800 ms sampai dengan 2500 ms, dengan pemilihan TI dan TR yang panjang tersebut akan menekan gambaran CSF, sehingga dalam gambaran diagnostic tersebut CSF tampak gelap.
Gambaran diagnostic FLAIR memiliki waktu TR yang panjang untuk menghasilkan heavy T2 weighted dan termasuk ke dalam tipe gambaran T2W1, walaupun CSF dalam gambaran diagnostic tersebut tampak gelap. Sequence FLAIR tidak dianjurkan memakai kontras media karena sekuens ini juga akan menekan media kontras yang dimasukkan.
Gambaran FLAIR pada sagital Brain
3. Upaya apa yang diperlukan untuk mengatasi lamanya waktu scanning ?
Time Inversion adalah pengendalian kontras yang paling potensial pada sequence IR. Besar TI medium memberikan T1 weighted, tetapi karena diperpanjang gambar menjadi PD weighted image. TR sebaiknya selalu dibuat cukup panjang untuk memulihkan seluruh NMV sebelum pulse penginversi diaplikasikan. Bila tidak demikian, vector individual dipulihkan pada derajat yang berbeda dan mempengaruhi pembobotan hasil gambar.
Untuk mencapai IR penuh NMV, TR sebaiknya lebih panjang dari 2000 milidetik. Akibatnya waktu scanning relative panjang. Dan hal ini telah diperbaiki pada beberapa sistem yang sekarang sering digunakan yakni FSE-IR (Fast Spin Echo-Inversion Recovery). Pulse penginversian 1800 setelah waktu TI diikuti dengan pulse eksitasi 900 dan berikutnya pulse RF 1800. Hal ini sangat mengurangi waktu scanning.
4. Berikan contoh parameter STIR dan FLAIR dan rasionalisasinya mengapa dipilih angka-angka tersebut
a. Parameter STIR :
· TE : 60 msec,
· TR : 6000 msec +,
· ETL : 16 +,
· TI pendek 100-175 msec
b. Parameter FLAIR :
TE : 60 msec, TR : 6000-10.000 msec, ETL : 16 +, TI panjang 1700-2200 msec
Rasionalisasinya :
- Inversion Time (TI) yang pendek pada STIR berfungsi menangkap lemak saat titik null pada relakasi longitudinal
- Inversion Time (TI) yang panjang pada FLAIR untuk menangkap cairan pada titik null. Hal ini menghasilkan supresi struktur seperti ventrikel (CSF) dan telah terbukti membantu mengidentifikasi bahkan lesi dieliminasi yang sangat kecil seperti sklerosis multiple
- Pada FLAIR dikombinasikan dengan ETL FSE panjang, karena untuk memulihkan seluruh magnetisasi +z setelah echo terakhir pada data yang dikumpulkan
- TI 1700-2200 msec pada FLAIR gambaran cairan akan tampak hipointens pada pembobotan T2 yang biasanya terang pada T2 FSE
- TI 150-175 msec pada STIR untuk menekan sinyal lemak.
BLI BALI BLOGGER

No comments:

Post a Comment