A. Terminologi :
1.
Pencitraan resonansi magnetik atau lazim nya disebut dengan MRI
(Magnetic Resonance Imaging) awalnya disebut dengan NMR ( Nuclear
Magnetic Resonance ) hal ini disebabkan dasar pencitraannya bersumber
pada pemanfaatan into atom ( Nucleus ) positif ( Proton ) yang
berinteraksi dengan gelombang radio dalam medan magnet yang kuat.
2.
MRI sangat berkembang dengan pesat karena selain mampu menyajikan
informasi diagnostik dengan tingkat akurasi yang tinggi juga bersifat
non-invasive (non traumatis), tidak ada bahaya radiasi (radiation
hazard), dan menghasilkan gambaran-gambaran organ dari berbagai irisan
(Multi planar) tanpa memanipulasi tubuh pasien.
B. Mengapa Dokter merekomendasikan MRI ??
1. MRI dapat menggambarkan jaringan lunak misalnya otak dengan detail yang sangat tinggi.
2.
MRI sering dapat memvisualisasikan kelainan pada otak yang sangat kecil
atau yang lokasinya pada bagian otak yang tidak dapat ditampilkan
dengan CT-SCAN secara baik.
3.
Alasan lainnya karena MRI tidak menggunakan sinar-x dan untuk beberapa
pemeriksaan organ tertentu tidak memerlukan kontras media.
4.
Terkadang memerlukan kontras media Intra Vena yang dinamakan dengan
"GADOLINIUM" digunakan untuk menggambarkan jaringan otak dan pembuluh
darah.
C. Tampilan gambaran MRI
1. Coronal orientasi : irisan menurut bidang coronal (dari bagian belakang ke arah depan tubuh)
2. Saggital orientasi : irisan menurut bidang sagital (dari bagian kiri ke arah kanan tubuh)
3. Axial orientasi : irisan dari bagian atas ke arah bagian bawah tubuh
D. Pendahuluan
MRI
(Magnetic Resonance Imaging) adalah suatu teknik radiografi penampang
tubuh berdasarkan pada efek fisika dengan prinsip resonansi inti atom.
Pada pemeriksaan MRI tubuh pasien dimasukan kedalam gantry (medan
magnet) dan diransang oleh suatu sinyal radio frequensi (RF).
sebagian
besar tubuh manusia terdiri dari hydrogen, rangsangan sinyal RF
mengakibatkan atom hydrogen beresonansi dan menyerap sebagian energi
dari sinyal RF yang diberikan. pada saat sinyal RF dihentikan, atom
hydrogen akan melepas kembali energi tersebut dengan cara mengeluarkan
sinyal RF yang akan diterima oleh antena dan dengan bantuan peralatan
komputer, sinyal tersebut diolah dan direkontruksi sehingga menghasilkan
gambaran dari potongan tuubbuh yang diperiksa. gambaran yang dihasilkan
tergantung pada parameter intrinsik dan parameter ekstrinsik. bila
pemilihan parameter tersebut tepat maka kualitas gambaran MRI akan dapat
memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan kontras
jaringan, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat di evaluasi
secara tepat.
untuk menghasilkan
gambaran MRI yang optimal sebagai alat diagnosa, harus dipahami
prosedur-prosedur teknik penggambaran MRI , antara lain
1. memahami dan dapat melaksanakan persiapan pasien dan persiapan pemeriksaan
2. dapat melakukan pemeriksaan dan filming
3. mengenali jenis artefak pada hasil gambaran MRI, sehingga dapat mengatasinya.
4. tanggap pada keadaan darurat dan segera mengatasinya dengan tindakan penyelamatan.
E. Persiapan Pasien
1. Inform Concent adalah surat persetujuan pasien atau keluarga pasien akan tindakan medis yang dilakukan
2. Screening atau safety dan informasi pemeriksaan
4. perlu diperhatikan alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusitator, kursi roda, walker logam itu semua tidak boleh berada didalam ruang pemeriksaan MRI
5. Pasien memakai baju pasien dan melepaskan benda-benda ferromagnetik seperti jam tangan, perhiasan, jepit rambut, gigi palsu, dll
6. Upaya kenyamanan pasien :
a) earplugs untuk mengurangi kebisingan pada saat pasien berada didalam ruang pemeriksaan MRI
b) penyangga lutut
c) selimut
d) memberikan dorongan mental terutama untuk pasien penderita claustrophobia
F. Persiapan pemeriksaan
1. Registrasi pasien
2. isi identitas pasien antara lain nama, umur, jenis kelamin, berat badan, jenis pemeriksaan, dokter pengirim, dll
3. Scanning procedures
a) positioning coil selection patien landmarking
b) pulse sequence selection
c) imaging option selection
d) Scanner start up or shut down
e) record keeping or decumentation
f) archiving or deletion of data
G. Positioning
pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan head first atau feet first tergantung dari objek yang diperiksa, misalnya menggunakan head first untuk pemeriksaan kepala, tulang belakang sedangkan menggunakan feet first untuk pemeriksaan ekstremitas bawah, pelvis, dan sebagainya.
H. Pemilihan coil
ada beberapa jenis coil yang dapat dipergunakan pada saat pemeriksaan MRI yaitu
1. BODY COIL, berada tetap didalam gantry
2. HEAD COIL, digunakan untuk pemeriksaan kepala
3. SURFACE COIL, digunakan untuk pemeriksaan ekstremitas, tulang belakang, dan lain-lain.
untuk mendapatkan gambaran MRI yang tepat dan akurat harus dipilih dan digunakan parameter yang tepat juga, antara lain :
1. Kontras T1 (image anatomis)
gambar dengan kontras T1 dipilih parameter T1 yaitu dengan TR (repetition time) dan TE (Echo time) yang pendek
2. Kontras T2 (image pathologis)
untuk mendapatkan gambaran dengan kontras T2 maka dipilih parameter T2 yaitu dengan TR dan TE panjang
3. Kontras proton density (image inter medicate)
untuk mendapatkan gambaran dengan kontras proton density dipilih parameter PD, yaitu TR panjang dan TE pendek
J. Penentuan center magnet (landmarking patient)
untuk mendapatkan gambaran yang optimal, coil dan bagian tubuh yang diamati harus diusahakan sedekat mungkin dengan center magnet misalnya untuk pemeriksaan kepala CM (Center magnet) pada nasion, untuk pemeriksaan daerah lutut CM (center magnet) pada patella
K. Tentukan protokol pada window site dan pilih series
buat 3 plan scanogram misalnya untuk pemeriksaan MRI kepala dibuat potongan sagital dengan parameter T1, slice thickness 5 mm, interval slice 2.5 mm, FOV 24 cm, matrix 256, L30, T0, R30
setelah tergambar scan scout / scanogram pada tv monitor maka dibuat scan-scan berikutnya sesuai dengan kebutuhan
L. Aplikasi penggunaan MRI
1. berdasarkan organ yang diperiksa seperti head and neck, spine (MRI myelography), musculoskeletal, sistem vaskular, thorax, abdomen, pelvis
2. berdasarkan tujuan penggambarannya seperti :
a) untuk anatomi, ada MRI (conventional), dan MR angiography (MRA)
b) functional MRI, ada MR-Spectrocopy, MR perfusion, Bold imaging (blood oxygenation level dependent), DTI (diffusion tensor imaging)
1. bila terjadi keadaan gawat pada pasien maka segera hentikan pemeriksaan MRI dengan menekan tombol ABORT, pasien segera dikeluarkan dari gantry dengan menarik meja pemeriksaan dan berikan pertolongan pertama.pertolongan selanjutnya yang memerlukan peralatan ferromagnetik dilakukan diluar pemeriksaan MRI.
2. kebocoran helium yang ditandai dengan bunyi alarm dari alat sensor oksigen maka tekanlah tombol emergency switch dan segera bawa pasien ke luar ruangan pemeriksaan serta buka pintu ruang pemeriksaan selebar-lebarnya agar terjadi pertukaran udara.
3. QUENCHING yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada gantry secara tiba-tiba. hal ini bisa menyebabkan terjadinya penguapan gas helium sehingga ruang pemeriksaan tercemar gas heliuum dan keluarkan pasien dengan segera.
- - Cafe Radiologi - -
2. Screening atau safety dan informasi pemeriksaan
screening
dilakukan dengan cara mewancarai pasien dengan tujuan untuk mengetahui
keadaan yang berbahaya bila melakukan MRI, misalnya :
a) pasien dengan face maker
b) terdapat logam pada tubuh (IUD, Sendi palsu, Neurostimulator, cerebral aneurisme clip, dll)
c) Hamil Muda
informasi kepada pasien, misalnya :
a) tidak boleh bergerak-gerak pada saat pemeriksaan MRI berlangsung
b) akan terdengar suara bising pada saat pemeriksaan MRI berlangsung
3. Transfer pasien khususnya untuk pasien yang tidak dapat berjalan kedalam meja pemeriksaan MRI4. perlu diperhatikan alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusitator, kursi roda, walker logam itu semua tidak boleh berada didalam ruang pemeriksaan MRI
5. Pasien memakai baju pasien dan melepaskan benda-benda ferromagnetik seperti jam tangan, perhiasan, jepit rambut, gigi palsu, dll
6. Upaya kenyamanan pasien :
a) earplugs untuk mengurangi kebisingan pada saat pasien berada didalam ruang pemeriksaan MRI
b) penyangga lutut
c) selimut
d) memberikan dorongan mental terutama untuk pasien penderita claustrophobia
F. Persiapan pemeriksaan
1. Registrasi pasien
2. isi identitas pasien antara lain nama, umur, jenis kelamin, berat badan, jenis pemeriksaan, dokter pengirim, dll
3. Scanning procedures
a) positioning coil selection patien landmarking
b) pulse sequence selection
c) imaging option selection
d) Scanner start up or shut down
e) record keeping or decumentation
f) archiving or deletion of data
G. Positioning
pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan head first atau feet first tergantung dari objek yang diperiksa, misalnya menggunakan head first untuk pemeriksaan kepala, tulang belakang sedangkan menggunakan feet first untuk pemeriksaan ekstremitas bawah, pelvis, dan sebagainya.
H. Pemilihan coil
ada beberapa jenis coil yang dapat dipergunakan pada saat pemeriksaan MRI yaitu
1. BODY COIL, berada tetap didalam gantry
2. HEAD COIL, digunakan untuk pemeriksaan kepala
3. SURFACE COIL, digunakan untuk pemeriksaan ekstremitas, tulang belakang, dan lain-lain.
Head Coil
I. Pemilihan parameteruntuk mendapatkan gambaran MRI yang tepat dan akurat harus dipilih dan digunakan parameter yang tepat juga, antara lain :
1. Kontras T1 (image anatomis)
gambar dengan kontras T1 dipilih parameter T1 yaitu dengan TR (repetition time) dan TE (Echo time) yang pendek
2. Kontras T2 (image pathologis)
untuk mendapatkan gambaran dengan kontras T2 maka dipilih parameter T2 yaitu dengan TR dan TE panjang
3. Kontras proton density (image inter medicate)
untuk mendapatkan gambaran dengan kontras proton density dipilih parameter PD, yaitu TR panjang dan TE pendek
J. Penentuan center magnet (landmarking patient)
untuk mendapatkan gambaran yang optimal, coil dan bagian tubuh yang diamati harus diusahakan sedekat mungkin dengan center magnet misalnya untuk pemeriksaan kepala CM (Center magnet) pada nasion, untuk pemeriksaan daerah lutut CM (center magnet) pada patella
K. Tentukan protokol pada window site dan pilih series
buat 3 plan scanogram misalnya untuk pemeriksaan MRI kepala dibuat potongan sagital dengan parameter T1, slice thickness 5 mm, interval slice 2.5 mm, FOV 24 cm, matrix 256, L30, T0, R30
setelah tergambar scan scout / scanogram pada tv monitor maka dibuat scan-scan berikutnya sesuai dengan kebutuhan
L. Aplikasi penggunaan MRI
1. berdasarkan organ yang diperiksa seperti head and neck, spine (MRI myelography), musculoskeletal, sistem vaskular, thorax, abdomen, pelvis
2. berdasarkan tujuan penggambarannya seperti :
a) untuk anatomi, ada MRI (conventional), dan MR angiography (MRA)
b) functional MRI, ada MR-Spectrocopy, MR perfusion, Bold imaging (blood oxygenation level dependent), DTI (diffusion tensor imaging)
MRI (Conventional)
MRI Lumbal
MRI Mylography
MRI ANGIOGRAPHY
MRCP
MRI KNEE
MR Spectrocopy
Perfusion MR
DTI (diffusion tensor imaging)
BLOOD IMAGING (BLOOG OXYGENATION LEVEL DEPENDENT)
M. tindakan penyelamatan pada pemeriksaan MRI1. bila terjadi keadaan gawat pada pasien maka segera hentikan pemeriksaan MRI dengan menekan tombol ABORT, pasien segera dikeluarkan dari gantry dengan menarik meja pemeriksaan dan berikan pertolongan pertama.pertolongan selanjutnya yang memerlukan peralatan ferromagnetik dilakukan diluar pemeriksaan MRI.
2. kebocoran helium yang ditandai dengan bunyi alarm dari alat sensor oksigen maka tekanlah tombol emergency switch dan segera bawa pasien ke luar ruangan pemeriksaan serta buka pintu ruang pemeriksaan selebar-lebarnya agar terjadi pertukaran udara.
3. QUENCHING yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada gantry secara tiba-tiba. hal ini bisa menyebabkan terjadinya penguapan gas helium sehingga ruang pemeriksaan tercemar gas heliuum dan keluarkan pasien dengan segera.
- - Cafe Radiologi - -
No comments:
Post a Comment