USG ( ULTRA SONOGRAPHY )

1. PENGERTIAN UMUM USG
Saat ini perkembangan
dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic
Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek
kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT
adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan
perkembengan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia
kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah
penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah
satunya adalah USG (Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia
kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama
kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.
Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan
gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini
kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit
lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma,
thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah),
dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal
tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat
mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut
disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli
saraf dari Universitas Vienna,
Austria.
Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan
lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur
transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan
menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil
pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan
titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika,
menyempurnakan alat temuan Dussik.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an
memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan
gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada
pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan
melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser.
Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga
bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua
dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa
hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi
medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu
teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan
sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian
hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu
citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
SKEMA CARA KERJA USG
1. Transduser
Transduser adalah
komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti
dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser
terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk
gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya
untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah
CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti
pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR
PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)
Aman, kok. Tapi mengapa sebagian orang masih
ragu?
USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan
barang baru. Toh, kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada
sebagian orangtua tentang penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran
akan radiasi yang ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan
menyangsikan manfaat alat ini mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang
dianggap tak terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa
klinik/rumah sakit memang sudah memasukkan biaya USG dalam biaya pemeriksaan
kehamilan. Namun cukup banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai biaya
tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika
dokter melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya
tambahan untuk itu, tampaknya ini tidak fair
bagi pasien.
TAK ADA RADIASI
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan pada ibu hamil. Sebelum ada alat ini, denyut jantung
janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16-18 minggu. Sementara dengan
USG, pada usia kehamilan 6-7 minggu sudah dapat dideteksi. USG juga dapat
mendeteksi kelainan-kelainan bawaan di usia kehamilan yang lebih awal.
CARA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1. Pervaginam
- Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8
minggu.
- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan
kencing.
- Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada
rahim.
- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi
tinggi.
- Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominan
- Probe
USG di atas perut.
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari
12 minggu.
- Karena dari atas perut maka daya
tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
JENIS PEMERIKSAAN USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang
dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1
bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti
aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan
jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan
karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah
untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi
statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi
pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan
pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk
menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini
meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20
cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
SAAT TEPAT PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dengan USG wajib semasa
kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:
* Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan
(usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu).
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih
sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.
* Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai
skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin
pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena
alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah
bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per
bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan alat USG dapat
dilakukan atas dasar indikasi yakni:
* Pemeriksaan USG serial untuk mengukur
pertumbuhan berat badan janin.
* Bila perlu pada usia kehamilan 38-42
minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan
lainnya.
MANFAAT
Trimester I
- Memastikan hamil atau tidak.
- Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil,
jumlah janin dan tanda kehidupannya.
- Mengetahui keadaan rahim dan organ
sekitarnya.
- Melakukan penapisan awal dengan mengukur
ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II:
- Melakukan penapisan secara menyeluruh.
- Menentukan lokasi plasenta.
- Mengukur panjang serviks.
Trimester III:
- Menilai kesejahteraan janin.
- Mengukur biometri janin untuk taksiran
berat badan.
- Melihat posisi janin dan tali pusat.
- Menilai keadaan plasenta.
TAK 100% AKURAT
Perlu diketahui, akurasi/ketepatan
pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan
bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin
janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
* Keahlian/kompetensi dokter yang
memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat
dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini
diperlukan sertifikat tersendiri.
* Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau
meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan
menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
* Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat
USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
* Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang
baik.
* Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
* Air ketuban sedikit.
* Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah
perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.III. KESIMPULAN
Melihat fungsi dan cara kerja USG, dapat dikatakan bahwa kinerja USG identik dengan scanner secara umum yang membedakan hanyalah data yang diterima, USG menerima data berupa gelombang sedangkan scanner menerima data berupa barang
Ultrasonografi (USG)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan
untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler,
yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh
untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada
pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis.
Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor.
Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari
plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi,
kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Dilihat
dari latar belakang penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan tujuan
penulisan makalah ini menajdi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa
dapat memahami tentang pesawat radiologi Ultrasonografi (USG)
1.2.2
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
pengertian Ultrasonografi (USG);
b.
Mengetahui Skema
cara kerja Ultrasonografi (USG);
c.
Mengetahui jenis
pemeriksaan Ultrasonografi (USG);
d.
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan Ultrasonografi (USG);
e.
Mengetahui Tips
untuk melakukan Ultrasonografi dari (Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG).
1.3 Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
a.
Memberikan pemahaman tentang
Ultrasonografi;
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
USG adalah suatu alat dalam
dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara
yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan
dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama
kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.
Teknologi transduser digital
sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima
menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan
komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang
ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan
diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian
rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar
monitor. Transduser yang digunakan
terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti
inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging
yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue)
pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara
fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi
itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image),
menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
2.2 Tujuan persiapan USG
Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada
setiap trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG.
Dijelaskan olehnya, pada kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah
meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran
bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan
penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya
kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim,
menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin,
dan mendiagnosis adanya janin kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air
ketuban, menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa
kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah
sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat kemungkinan adanya
tumor.
2.3 Persiapan alat dan
bahan
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap
baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan
alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu
naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang
stabilisator tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan
dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak.
Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan
anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap
pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan
bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua
rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah
mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung
jawab pemeliharaan alat tersebut.
2.4 Persiapan Pemeriksaan
Lingkungan
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah
menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam
kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan
penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan
ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi
(misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya);
peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau
etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan
kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang
dipakai minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila
dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan
kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus
mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan
air
2.1 Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi
penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara
pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga
melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah
mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas
dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah
ia seorang nova atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom
yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan
infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah,
hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat
yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk
menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien
mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat
bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat
bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan
dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
2.6 Persiapan Pemeriksaan
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa
indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat,
misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang
nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan
fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah
bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif
misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya
pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari pasien. Salah satu tujuan
utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS
dan penyakit menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian
narkoba.
Pemeriksa diharapkan juga agar
selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara membaca kembali
buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara
berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai
kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat
ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya
2.7 Skema cara kerja USG
1.
Transduser
Transduser adalah komponen USG yang
ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau
dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat
kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.
Monitor
Monitor yang digunakan dalam USG
3.
Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana
fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG
adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama
seperti pada CPU.
2.8 Jenis Pemeriksaan USG
1.
USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2.
USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang
gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya.
Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.
Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3.
USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk
USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang
diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi,
gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas
dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4.
USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran
aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
·
Gerak napas janin (minimal
2x/10 menit).
·
Tonus (gerak janin).
·
Indeks cairan ketuban
(normalnya 10-20 cm).
·
Doppler arteri umbilikalis.
·
Reaktivitas denyut jantung
janin.
2.9 Manfaat USG
Trimester I
·
Memastikan hamil atau tidak.
·
Mengetahui keadaan janin,
lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
·
Mengetahui keadaan rahim dan
organ sekitarnya.
·
Melakukan penapisan awal
dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II:
·
Melakukan penapisan secara
menyeluruh.
·
Menentukan lokasi plasenta.
·
Mengukur panjang serviks.
Trimester III:
·
Menilai kesejahteraan janin.
·
Mengukur biometri janin untuk
taksiran berat badan.
·
Melihat posisi janin dan tali
pusat.
·
Menilai keadaan plasenta.
2.10
Kelebihan USG
a.
Tidak Terjadi Efek Samping
Yang harus dipahami, USG tidak
menggunakan radiasi, tapi gelombang suara yang relatif aman selama dilakukan
oleh seorang yang ahli. Namun harus diingat, USG hanyalah alat bantu yang tidak
tertutup kemungkinan memberikan informasi yang kurang tepat. Alat USG maksimal
digunakan selama 30 menit dan bayi harus dalam keadaan diam. Bila bergerak,
bisa jadi gambarnya hilang dari layar komputer, sehingga harus diulang lagi.
Lebih dari itu, dikhawatirkan terjadi pemanasan yangg akan merusak sel janin.
Alat ini menggunakan gelombang suara dan menghasilkan energi, besarnya tidak
boleh lebih dari 100 miliwattjoule/cm persegi. Kalau melebihi akan timbul efek
pemanasan, lama-lama cairan sitoplasma akan menimbulkan gelembung udara yang
disebabkan pemanasan. Karena sel ini tertutup, maka gelembung udara akan saling
mendesak. Akhirnya sel tersebut bisa pecah, dan mati. Coba bayangkan misalnya
yang kena adalah sel di pusat mata, pusat intelektual atau pusat perilaku,
tentu risiko yang ditimbulkan sangat besar. Namun hingga kini, belum pernah ada
bayi yang terlahir cacat karena efek USG selama masa kehamilan.
b.
Bisa
Mendeteksi Kanker Payudara
USG tidak melulu berkaitan
dengan dunia kebidanan dan kandungan. USG juga dapat digunakan untuk memeriksa
adanya kelainan khususnya di payudara. USG ini hanya bisa digunakan untuk
wanita berusia muda dimana jaringan payudaranya masih padat.
Bila timbul kelainan seperti
benjolan, dengan USG payudara akan segera terdeteksi apakah ada kelainan
termasuk tumor ganas atau sebaliknya. Sedangkan, bagi wanita di atas usia 40
tahun ke atas untuk mendeteksi adanya kelainan atau gangguan di sekitar
payudara jauh lebih baik dilakukan mamografi (pemeriksaan payudara dengan
menggunakan sinar x) karena payudaranya mempunyai jaringan lemak yang dominan
serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.
2.11
Kekurangan USG
a.
Tidak 100% Akurat
Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG
tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan
bawaan/kecacatan pada
janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak
tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
v Keahlian/kompetensi dokter yang
memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat
dengan baik mengoperasikan alat USG.Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
v Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga
menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan
USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
v Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG
melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
v Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
v Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
v Air ketuban sedikit.
v Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut
janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.
2.12
TIPS UNTUK MELAKUKAN
USG (Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG):
1.
USG minimal dilakukan 2 kali selama masa kehamilan
2.
Lakukan pemeriksaan USG pada dokter yang kompeten
3.
Keuntungan lain dengan USG 3D-4D gambar dapat direkam dalam bentuk CD-ROM
dimana animasi disimpan dalam format jpg dan bisa dilihat di komputer, tidak
hanya dicetak seperti hasil USG 2D selama ini.
4.
USG 3D-4D ini paling ideal bila dilakukan pada janin yang berumur 24-28
minggu, dimana air ketuban masih cukup sehingga muka bayi dapat terlihat.
5.
Pada trimester pertama dan USG dilakukan tidak dengan USG transvaginal,
dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih kira-kira satu jam sebelum
pemeriksaan kemudian minum 2-3 gelas, jadi diperlukan kandung kemih cukup penuh.
Beda dengan USG transvaginal, kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
6.
USG aman selama dilakukan oleh ahli yang kompeten.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz
- 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya
penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja
gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan
ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Sekilas Tentang Ultrasonografi (USG)
Orang tua-apalagi ibu- yang sedang menanti kehadiran buah hatinya sangatlah ingin mengetahui kondisi janin dalam rahimnya.Salah satu hal yang tidak asing dikalangan para ibu hamil dan tentu saja di dunia kedokteran kandungan adalah USG.
Prosedur uji USG adalah bagian dari rutinitas perawatan pra kelahiran dan memberikan informasi penting yang diperlukan dokter/bidan untuk memberikan perawatan yang optimal. Seperti telah dibahas di atas, uji USG memungkinkan dokter/bidan untuk memastikan perkembangan yang normal dan juga memberikan diagnose kemungkinan masalah. Karena tidak ada resiko yang ditimbulkan pada ibu hamil dan perkembangan janin, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi uji USG.

Uji ultrasonografi (USG) adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk memindai perut dan rongga rahim, menghasilkan suatu citra (sonogram) dari bayi dan plasenta. Meskipun istilah ultrasonografi dan sonogram secara teknis berbeda, istilah ini digunakan bergantian dan merujuk ke hal yang sama.
JENIS ULTRASONOGRAFI
Pada dasarnya ada tujuh uji USG namun pada proses utamanya sama. Ketujuh tipe prosedur tersebut adalah:
Pindai Transvaginal:
Sebuah alat pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa awal kehamilan.
Ultrasonografi standar:
Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang.USG 2D hanya dapat melihat bayi dari salah satu sisi saja
Ultrasonografi lanjutan:
Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan untuk memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih
USG Doppler:
Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan pada frekuensi gelombang ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.
USG 3-D:
Dilakukan dengan menggunakan pemindai yang dirancang khusus dan piranti lunak untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang berkembang.Janin dapat terlihat utuh dan jelas, seperti laiknya bayi yang sesungguhnya
USG 3-D dinamis atau 4-D:
Dilakukan dengan pemindai yang dirancang khusus untuk melihat wajah dan pergerakan bayi sebelum kelahiran.seluruh tubuh bayi , berikut gerak-gerik seperti kita menonton film animasi dapat dilihat.
Echokardiografi Janin:
Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui fungsi dan anatomi jantung bayi. Ini digunakan untuk membantu pemeriksaan dugaan cacat jantung kongenital.
TUJUAN PENGGUNAAN USG selama KEHAMILAN
Uji USG adalah prosedur diagnosis yang mendeteksi atau membantu mendeteksi ketidaknormalan dan kondisi yang berhubungan dengan kehamilan. Uji USG biasanya digabungkan dengan uji lainnya, seperti tes triple, amniocentesis, atau sampel chorionic villus¸untuk memvalidasi sebuah diagnosis.
Uji USG digunakan selama masa kehamilan antara lain untuk:
Trimester Pertama
- Meyakinkan kemungkinan kehamilan
- Meyakinkan detak jantung
- Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-rump
- Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar rahim) atau hamil anggur
- Menguji perkembangan yang tidak normal
Trimester Kedua
- Diagnose cacat pada janin
- Minggu ke-13 – ke14 untuk karakteristik kemungkinan sindrom Down
- Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital
- Cacat struktural
- Meyakinkan kehamilan kembar
- Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan
- Meyakinkan kematian dalan rahim
- Mengidentifikasi hydramnios atau oligohydramnios – air ketuban yang kurang atau berlebihan
- Menentukan jenis kelamin bayi
- Mengidentifikasi lokasi janin
- Meyakinkan kematian dalam rahim
- Mengobservasi kehadiran janin
- Mengobservasi gerakan janin
- Mengidentifikasi
ketidaknormalan panggul dan uterine sang ibu selama masa kehamilan
KAPAN DILAKUKAN USG
Uji USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan dan hasilnya dapat langsung dilihat pada layar selama uji ini dilakukan. Pemindaian transvaginal dapat digunakan di awal kehamilan untuk mendiagnose kemungkinan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) atau hamil anggur. Hampir tidak mungkin untuk melihat apa-apa jika kadar hCG pada saat kehamilan mencapai 1500- 2000 mIU.
Uji USG Doppler dapat menangkap detak jantung setidaknya pada 6 minggu awal, namun akan terlihat jelas pada usia tujuh minggu.
Tidak ada rekomendasi tertentu mengenai jumlah uji USG. Ada yang menjadwalkan uji USG setiap tujuh minggu, ada pula yang melakukan uji ini di awal kehamilan antara 6 sampai 10 minggu dan dilakukan lagi pada usia 20 minggu. Uji USG tambahan akan dilakukan secara terpisah jika dicurigai ada permasalahan yang berhubungan dengan kehamilan.
Pada literatur lain menyebutkan:
Umumnya USG pertama dilakukan pada kehamilan minggu ke 7 untuk memastikan kehamilan, menilai detak jantung janin, mengukur panjang janin untuk menilai usia kehamilan.
USG ke dua biasanya dilakukan pada kehamilan 18-22 minggu untuk menilai kelainan congenital, kelainan bentuk, posisi plasenta, detak jantung janin, juga untuk menilai perkembangan janin. Pada pemeriksaan di minggu ini anda mungkin dapat juga mengetahui jenis kelamin bayi anda.
USG yang ketiga biasanya dilakukan pada kehamilan minggu ke 34 unutk mengevaluasi ukuran fetus dan menilai pertumbuhan fetus, pergerakan dan pernafasaan, detak jantung bayi juga jumlah air ketuban di sekeliling bayi serta posisi bayi dan plasenta..
Pada dasarnya USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan karena USG tidak berbahaya untuk bayi dan ibu. USG terutama dilakukan bila terjadi masalah kehamilan misalnya adanya detak jantung janin yang tidak teratur.
TIPS UNTUK MELAKUKAN USG (Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG):
- USG minimal dilakukan 2 kali selama masa kehamilan
- Lakukan pemeriksaan USG pada dokter yang kompeten
- Keuntungan lain dengan USG 3D-4D gambar dapat direkam dalam bentuk CD-ROM dimana animasi disimpan dalam format jpg dan bisa dilihat di komputer, tidak hanya dicetak seperti hasil USG 2D selama ini.
- USG 3D-4D ini paling ideal bila dilakukan pada janin yang berumur 24-28 minggu, dimana air ketuban masih cukup sehingga muka bayi dapat terlihat.
- Pada trimester pertama dan USG dilakukan tidak dengan USG transvaginal, dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih kira-kira satu jam sebelum pemeriksaan kemudian minum 2-3 gelas, jadi diperlukan kandung kemih cukup penuh. Beda dengan USG transvaginal, kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
- USG aman selama dilakukan oleh ahli yang
kompeten.
Masalahnya, ternyata TIDAK semua dokter termasuk DSOG menguasai "ilmu" tentang USG ini terutama yang selain 2 D.dokter yang melakukan USG harus mempunyai sertifikasi yang dikeluarkan badan-badan tertentu, misalnya POSKI (Perkumpulan Ultrasonografi Kedokteran Indonesia) atau badan dunia semacam WHO
akurasi informasi hasil USG sangat bergantung pada pengalaman, pengetahuan dan etik dokter yang menanganinya. Bukan tidak mungkin informasi yang diberikan kepada pasien ternyata salah. Yang paling sering terjadi adalah salah melihat letak plasenta, kemudian dilakukan operasi sesar pada saat persalinan. Padahal sesungguhnya tidak ada yang salah dengan letak plasenta, hanya pada waktu USG, gambar itu dilihat dari atas atau dari bawah.
pasien dapat menanyakan apakah dokter yang memeriksanya mempunyai sertifikat tersebut atau tidak. Dan jangan lupa juga,tanyalah sedetail mungkin tentang anda dan kondisi janin.
Sumber:
- www. americanpregnancy.orgl sit.sehatgroup.web.id
- info ibu
- nakita
No comments:
Post a Comment