Thursday, 2 February 2012


MATERI INTI 3
PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN ALAT CANGGIH
I.              DESKRIPSI SINGKAT
II.           TUJUAN PEMBELAJARAN
A.      Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pemeriksaan radiologi dengan alat canggih
B.       Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
1.    Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat CT scan/CT Helical
2.    Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat SPECT Gamm Camera
3.    Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat MRI
III.        POKOK BAHASAN
Dalam  modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Tindakan Pemeriksaan Dengan Alat CT Scan/Ct Helical
Sub Pokok Bahasan:
a.    Pengertian
b.   Tujuan
c.    Prosedur

Pokok Bahasan 2. Tindakan Pemeriksaan Dengan Alat Spect Gamm Camera
Sub Pokok Bahasan:
a.    Pengertian
b.   Tujuan
c.    Prosedur
Pokok Bahasan 3. Tindakan Pemeriksaan Dengan Alat MRI
Sub Pokok Bahasan:
a.    Pengertian
b.   Tujuan
c.    Prosedur
IV.        METODE  PEMBELAJARAN
·          CTJ
·          Curah pendapat
·          Simulasi
·          Praktik Lapangan
V.           MEDIA DAN ALAT BANTU
·          Bahan tayangan (Slide power point)
·          Laptop
·          LCD
·          Flipchart
·          White board
·          Spidol (ATK)
·          Panduan Praktik lapangan
·          Kerangka Acuan praktik lapangan
VI.        LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian

Langkah Pembelajaran sbb:
1.    Fasilitator menyapa peserta dan memperkenalkan diri
2.    Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan bahan tayangan
3.    Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas dengan metoda curah pendapat atau meminta beberapa peserta/relawan untuk menjawabnya

Langkah 2. Penyampaian Materi

Langkah Proses Pembelajaran :
1.    Fasilitator menjelaskan tentang melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat CT Scan/CT Helical, menggunakan bahan tayangan, dengan metode ceramah, tanya jawab, simulasi, praktek lapangan, dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses pembelajaran.
2.    Fasilitator menjelaskan tentang materi melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat SPECT Gamm Camera melalui ceramah, tanya jawab, simulasi, praktik lapangan dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses pembelajaran.
3.    Fasilitator menjelaskan tentang materi melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat MRI melalui ceramah, tanya jawab, simulasi, praktik lapangan dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses pembelajaran.

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan

Langkah Pembelajaran :
1.    Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2.    Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3.    Fasilitator membuat kesimpulan.
VII.   URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1.
TINDAKAN PEMERIKSAAN DENGAN ALAT CT SCAN/CT HELICAL
a.        Pengertian
Sejak ditemukannya sinar-x th 1985 oleh Prof WC Rontgen, teknik pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x semakin berkembang mengikuti kemajuan teknologi termasuk teknik pemeriksaan Tomografi sebagai perkembangan ke arah tomografi komputer. Pada tahun 1972 ahli fisika berkebangsaan Inggris bernama Godfrey Hounsfiled memperkenalkan suatu metode alat baru ”Computed Axial Tomography”. Pada tahun 1979 Dr.Godfrey Hounsfield bersama dengan Prof. Cormak mendapat hadiah nobel sebagai penghargaan untuk penelitiannya dibidang medis. Dr Hounsfield melakukan penelitiannya berdasarkan fakta bahwa benyak fakta yang sebenarnya berguna, tetapi keterbatasannya dalam pengolahan dan presentasi data, maka data tadi menjadi tidak berguna, hal ini banyak terjadi pada radiologi konvensional. Dengan meneliti dan mengukur sinar X yang melalui tubuh dengan menggunakan skening dari berbagai arah untuk pengumpulan data dan memanfaatkan komputer untuk perhitungan dan interpretasi data dapat direkontruksi suatu gambar (4,11).
Komputer Tomografi (CT Scan) merupakan suatu alat yang menggabungkan teknik sinar-x dengan pemanfaatan komputer dalam menganalisa, mengolah serta merekontruksi data menjadi suatu gambar potongan tubuh yang diperiksa.
Sinar-x yang keluar  dari tabung dikolimasikan sedemikian rupa menjadi berkas sinar yang sempit, yang setelah melewati jaringan tubuh sebagian diserap, dan sebagian lain akan menembus tubuh menuju detector. Detektor bias terbuat dari bahan padat kristal phosporencent (Kristal NA.I) atau detector gas yaitu terdiri dari tabung gas Xenon. Kedua jenis detector ini disebut detector jenis scintillation detector yaitu jenis detector yang apabila terkena radiasi akan mengeluarkan pendaran cahaya tampak, terang redupnya pendaran cahaya sangat tergantung dari banyaknya radiasi yang diserap detector. Detector dihubungkan dengan suatu alat yang disebut PMT (Photo Multiplier Tube) untuk merubah cahaya tampak menjadi sinyal-sinyal listrik dan sekaligus menguatkan sinyal-sinyal listrik tsb. Tabung sinar-x, detector dan PMT dan DAS terdapat didalam Gantry. Respon detector tergantung pada intensitas foton yang yang mengenainya sedangkan intensitas foton yang mengenai detector tergantung dari kerapatan (densitas) jaringan yang dilewati berkas sinar-x. Perbedaan kerapatan jaringan mengakibatkan perbedaan pendaran detector, perbedaan pendaran detector mengakibatkan perbedaan data gambaran organ yang di tampilkan dalam skala gray scale, oleh system computer diolah, dianalisa dan menghasilkan perbedaan pembacaan sesuai dengan jumlah foton kemudian dilakukan rekontruksi sehingga menghasilkan gambar pada layer TV monitor.
Dari kumpulan data yang terkumpul pada storage computer dengan kemajuan teknologi computer data tersebut dapat dibuat reformasi gambar organ dengan berbagai potongan koronal, sagital ataupun dibuat rekontruksi gambar  menjadi tiga dimensi dalam bentuk potongan axial.
b.       Tujuan
Mendapatkan gambaran suatu obyek dalam bentuk volume sehingga memungkinkan tidak adanya gambaran yang overlapping antara organ satu dengan yang lain.
c.         Prosedur
Untuk mendapatkan gambaran dalam bentuk volume dibutuhkan beberapa komponen yaitu :
1.         Gantry : yang didalamnya terdapat Tabung Rontgen yang dapat berputar 360 0 dengan kecepatan berputar yang tinggi
2.         Detektor yang dapat merubah radiasi yang telah melalui obyek menjadi sinar tampak, fotokatode yang mengubah cahaya tampak menjadi sinyal-sinyal listrik
3.         Sistem komputer yang mampu mengubah sinyal-sinyal elektrik,  menjadi bayangan digital dan sistem DAC mampu  menampilkan gambaran dalam bentuk gambar organ yang diperiksa pada CRT.
4.         Meja pemeriksaan/pasien yang mampu bergerak selama tabung berputar sambil memancarkan radiasi.
Hakikat CT Scan Helical
CT Scan tipe Helical merupakan jenis pesawat radiologi imaging dari perkembangan Computed Tomography (CT)yang paling mutakhir sampai saat ini. CT Scan tipe Helical ini sering disebut “spiral CT”, “Helical CT” atau “Volume Scan” yang mampu menghasilkan pencitraan gambaran dari organ tubuh secara lebih informatif.
1)         Prinsip CT Scan tipe Helical
Hal yang paling prinsip bagi pesawat CT Scan Helical ini adalah kemampuan “X-ray tube berputar kontinyu (slip ring scanner) membentuk putaran spiral/helical saat membuat scanning, bersamaan dengan meja pemeriksaan bergerak masuk atau keluar gantry dengan kecepatan tetap atau dalam satu kali tahan nafas (one breathhold scan) selama pemeriksaan berlangsung. Hal ini akan menghasilkan data yang sangat volumetrik, serta tidak ada delay (waktu tempo) antara potongan slice pertama dengan slice berikutnya dalam satu group Helical.
2)         Kelebihan CT Scan Tipe Helical
CT Scan tipe Helical memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan CT Scan generasi sebelumnya. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :
a)   Waktu pemeriksaan lebih singkat, karena waktu scanning (scan time) yang diperlukan intuk satu potongan scan (slice scan) lebih cepat, serta mampu  melakukan scan tanpa delay sampai 33 scan dalam 1 group helical pada type “short-spiral CT” dan lebih dari 33 scan pada type “long-spiral CT”. Dengan demikian, interval scan dapat direkontruksi menjadi sampai sepersepuluh lebih sempit dari interval scan semula tanpa pasien perlu discan lagi.
b)  Waktu untuk membuat satu potongan scan dapat dipersingkat sampai 1 detik, sehingga waktu total scan (total scan time) menjadi berkurang dan pasien akan merasa lebih nyaman.
c)   Sangat membantu pada pasien dalam keadaan sangat kritis   yang   memerlukan scan cepat.
d)  Menghasilkan pencitraan gambaran CT yang berkualitas baik dengan nilai diagnosa tinggi, karena menggunakan teknik rotasi sinar-x yang kontinyu (Slip Ring Scanner) serta berkurangnya artefak akibat pernafasan, pulsasi jantung/pembuluh darah besar dan peristaltik usus.
e)   Data yang bersifat volumetrik memberikan kemampuan yang lebih fleksibel dalam melakukan rekontruksi gambaran bila dibandingkan dengan konvesional CT, yang kemampuan rekontruksinya terbatas oleh tebal potongan (slice thickness) dan waktu yang diperlukan untuk membuat scan (total scan time). Dengan demikian , teknik penggambaran rekontruksi multiplanar (Multiplanar Recontruction atau MPR) dengan menggunakan CT Scan tipe Helical dapat lebih sempurna.
f)    Mampu menyajikan gambaran vaskuler secara non invasif pada pemeriksaan CT Angiography.
g)  Mampu menghasilkan pencitraan organ tubuh secara lebih informatif, melalui teknik rekontruksi : Multiplanar and Curved Reformations (MPR), Three Dimentional Imaging (3-D) atau Shaded Surface Display (SSD), Maximum Intensity Projection (MIP) dan 4-D Angio Volume Rendering.

Karakteristik Pesawat
Rumah Sakit Pusat Pertamina memiliki pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed SX yang dilengkapi dengan beberapa komponen peralatan yang meliputi :
1.    PDB (Power Distribution Box)
PDB merupakan sumber daya listrik utama yang diperlukan peralatan Ctatau sebagai (Main Power Suppy) yang dialirkan ke “Automatic Voltage Stabilizer”.
2.    Automatic Voltage Stabilizer (110 Kva)
“Automatic Voltage Stabilizer” berfungsi untuk mengaturkestabilan tegangan dari PDB (Main  Power Supply) ke “Power Distribution Unit”.
3.    PDU (Power Distribution Unit)
PDU merupakan suatu unit yang mengatur pendistribusian daya listrik dari “Automatic Voltage Stabilizer” keseluruh peralatan CT.
4.    Scanning Gantry
“Scanning Gantry” merupakan  komponen pesawat CT Scan,   sebagai penyanggah : 
a)        Tabung sinar-x, berfungsi sebagai pembangkit sinar-x dengan kapasitas 3.000.000 H.U (Heat Unit).
b)       Generator sinar-x
c)        “Slip Ring”
d)       Detektor dan data Aquaisition System (DAS)
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detektor yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data oleh Data Acquisition System (DAS). Detektor yang digunakan adalah gas xenon dan terdiri dari 813 channel. Detektor ini memiliki karakteristik efisiensi, yaitu berkas sinar dari objek ditangkap 100 % oleh detektor dan berkas sinar yang dihasilkan sesuai dengan berkas sinar yang diterima.
e)        Kolimator, terdiri dari :
1)   Kolimator pada tabung sinar-x, berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi serta sebagai pembatas luas lapangan penyinaran.
2)   Kolimator pada detektor, berfungsi untuk mengarahkan radiasi menuju detektor, mengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan lapisan (slice thickness).
f)         Pengatur meja pemeriksaan/Gantry (Table/Gantry Processor), dilengkapi dengan indikator data dihital yang memberikan informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek serta kemiringan gantry, yang dapat disudutkan maksimal 25 derajat kedepan maupun kebelakang.
5.    Meja pemeriksaan (Patient Table)
Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk mengatur posisi pasien saat melakukan pemeriksaan CT Scan. Meja pemeriksaan terbuat dari bahan Carbon Graphite Fiber, yang memiliki nilai penyerapan rendah terhadap berkas sinar-x.
6.    Kontrol panel (Operator Console)
Kontrol panel merupakan pusat dari semua kegiatan scanning, Patient File Manipulation serta fungsi sistem pengoperasian secara umum. Juga digunakan untuk menampilkan suatu gambaran hasil scanning serta memanipulasi gambaran tersebut sesuai dengan yang kita kehendaki.  Kontrol panel terdiri dari :
a)   CPU (Central Processing Unit), merupakan bagian dari sistem komputer sebagai jantung dari semua instrumen pada pesawat CT Scan.
b)   MOD (Magnetic Optical Disk) Unit, merupakan suatu lat yang digunakan untuk menyimpan data pasien serta program hasil kerja komputer ketika melakukan scanning, rekontruksi dan display gambaran.
Kontrol panel juga dilengkapi dengan “image processing unit”, “hard disk drive”, “touch panel”, “floppy disk drive”, TV monitor dan “keyboard” serta “intercom” sebagai alat komukasi antara operator dengan pasien.
7.    Kursi kontrol panel (Console Chair), merupakan tempat duduk operator CT Scan.
8.    Perlengkapan pasien (Patient Accessories)
Peralatan yang diperlukan untuk kenyamanan posisi pasien selama pemeriksaan berlangsung, terdiri dari : “head holder strep”, “coronal head holder”, “axial head holder”, “arm support”, “cradle pad”, “knee pad” dan “cradle extender”.
9.    Peralatan pelengkap, antara lain :
a)   Printer Laser Imager, digunakan untuk dapat memperoleh gambaran CT pada suatu bidang film dengan yang diinginkan.
b)   Injector-CT, merupakan alat penyuntik otomatis media kontras intra vena. 
Pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed SX, memiliki karakteristik sebagai berikut :
Daya listrik                       : 50 kVA
Frekuensi                          : 50 Hz-60 Hz
Tegangan tabung             : 80,120, 140 Kv
Arus tabung                     : 60, 80, 100, 130, 160, 200, 250, 300, 350 mA
Jumlah detektor               : 813 channel
Matriks size                      : 1024 X 1024 mm
Waktu scanning               : 1.0, 1.5, 2.0 atau 3.0 detik
Ketebalan irisan               : 1mm, 3mm, 5mm, 10mm
Field of View (FOV)       : diameter 25 cm, 35 cm, 45 cm dan 50 cm
Recon mode                     : soft tissue, standart, bone, edge, detail
Teknik scan                      : fast, cluster, helical
       


Pokok Bahasan 2.
TINDAKAN PEMERIKSAAN DENGAN ALAT SPECT GAMM CAMERA
a.        Pengertian
b.       Tujuan
 c.         Prosedur
Pokok Bahasan 3.
TINDAKAN PEMERIKSAAN DENGAN ALAT MRI
a.        Pengertian
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah satu cara pemeriksaan khusus diagnostic dalam ilmu kedokteran yang menggunakan medan magnet yang besar dan menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dalam tiga potongan yaitu aksial, sagital dan koronal.
b.       Tujuan
Untuk mengevaluasi kelainan yang ada di otak dan sekitarnya misalnya pada kasus-kasus
-       Multiple sclerosis.
-       Tumor primer atau metastases.
-       AIDS / toxoplasmosis.
-       Infark.
-       Deficit neurologist atau gejala neurologist yang tidak bisa dijelaskan.
Kebijakan
Permintaan dilakukan atas permintaan dokter dan bila menggunakan kontras media dibuatkan inform consent.

c.         Prosedur
Persiapan pemeriksaan umum
1.    Sebaiknya jangan makan kenyang sebelum pemeriksaan.
2.    Jangan memakai perhiasan atau bahan make up dengan kadar logam tinggi.
3. Semua bahan logam, kartu kredit, kartu telepon dan lain-lain yang sejenis supaya dilepas sebelum masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
4.    Sebelum masuk ke ruang pemeriksaan penderita melakukan pengosongan buli terlebih dahulu.
Persiapan pemeriksaan khusus
1.    Tidak dapat dilakukan pada penderita yang memakai alat pacu jantung, protese dengan kandungan logam, operasi klips ataupun alat-alat lainnya yang berada di dalam tubuh yang mengandung logam.  
2.    Kehamilan dalam trimester I.
3.    Penderita dengan alat batu ventilator tidak dapat masuk ke dalam ruang MRI.
Selama dalam pemeriksaan pasien harus dalam keadaan diam atau bergerak sedikit mungkin.
Prosedur tindakan
Alat – alat :
Head koil quadratus.
Busa / foam /pad untuk immobilisasi.
Posisioning pasien :
Pasien dalam posisi supinasi di meja MRI dengan kapala di dalam head coil.
Tripilot.
Sequences yang di ambil :
-       Axial T1 dan T2.
-       Sagital T1.
-       Koronal T2.
-       FLAIR.
Pemberian kontras Gd DTPA bila penilaian mengarah ke tumor, metastase, Multipel sclerosis, proses infeksi.
Lama Tindakan:
Kurang dari 30 menit tergantung dari pemeriksaan dan kondisi pasien.
VIII.  REFERENSI
IX.         LAMPIRAN
1.        Panduan simulasi
2.        Panduan PKL
          3.    Kerangka Acuan PKL

No comments:

Post a Comment