MATERI INTI 3
PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN ALAT CANGGIH
I.
DESKRIPSI SINGKAT
II.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
pemeriksaan radiologi dengan alat
canggih
B.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu:
1.
Melakukan
tindakan pemeriksaan dengan alat
CT scan/CT Helical
2.
Melakukan
tindakan pemeriksaan dengan alat
SPECT Gamm Camera
3.
Melakukan
tindakan pemeriksaan dengan alat MRI
III.
POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub
pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Tindakan
Pemeriksaan Dengan Alat CT Scan/Ct Helical
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Prosedur
Pokok Bahasan 2. Tindakan Pemeriksaan Dengan Alat Spect Gamm Camera
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Prosedur
Pokok
Bahasan 3. Tindakan
Pemeriksaan Dengan Alat MRI
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Prosedur
IV.
METODE PEMBELAJARAN
·
CTJ
·
Curah
pendapat
·
Simulasi
·
Praktik
Lapangan
V.
MEDIA DAN ALAT BANTU
·
Bahan
tayangan (Slide power point)
·
Laptop
·
LCD
·
Flipchart
·
White
board
·
Spidol
(ATK)
·
Panduan
Praktik lapangan
·
Kerangka
Acuan praktik lapangan
VI.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan
langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah Pembelajaran sbb:
1. Fasilitator
menyapa peserta dan memperkenalkan diri
2. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan bahan tayangan
3.
Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas
dengan metoda curah pendapat atau meminta beberapa peserta/relawan untuk
menjawabnya
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah Proses Pembelajaran :
1. Fasilitator
menjelaskan tentang melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat CT Scan/CT
Helical, menggunakan bahan tayangan, dengan metode ceramah, tanya jawab,
simulasi, praktek lapangan, dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta
berinteraksi dalam proses pembelajaran.
2. Fasilitator
menjelaskan tentang materi melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat SPECT
Gamm Camera melalui ceramah, tanya jawab, simulasi, praktik lapangan dan
mengajak peserta untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses
pembelajaran.
3. Fasilitator
menjelaskan tentang materi melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat MRI
melalui ceramah, tanya jawab, simulasi, praktik lapangan dan mengajak peserta
untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan
Langkah Pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan
evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan
dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum
poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat
kesimpulan.
VII.
URAIAN MATERI
Pokok
Bahasan 1.
TINDAKAN PEMERIKSAAN DENGAN ALAT CT SCAN/CT HELICAL
a.
Pengertian
Sejak ditemukannya sinar-x th
1985 oleh Prof WC Rontgen, teknik pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x semakin
berkembang mengikuti kemajuan teknologi termasuk teknik pemeriksaan Tomografi
sebagai perkembangan ke arah tomografi komputer. Pada tahun 1972 ahli fisika
berkebangsaan Inggris bernama Godfrey Hounsfiled memperkenalkan suatu metode
alat baru ”Computed Axial Tomography”.
Pada tahun 1979 Dr.Godfrey Hounsfield bersama dengan Prof. Cormak mendapat
hadiah nobel sebagai penghargaan untuk penelitiannya dibidang medis. Dr
Hounsfield melakukan penelitiannya berdasarkan fakta bahwa benyak fakta yang
sebenarnya berguna, tetapi keterbatasannya dalam pengolahan dan presentasi
data, maka data tadi menjadi tidak berguna, hal ini banyak terjadi pada
radiologi konvensional. Dengan meneliti dan mengukur sinar X yang melalui tubuh
dengan menggunakan skening dari berbagai arah untuk pengumpulan data dan
memanfaatkan komputer untuk perhitungan dan interpretasi data dapat
direkontruksi suatu gambar (4,11).
Komputer Tomografi (CT Scan)
merupakan suatu alat yang menggabungkan teknik sinar-x dengan pemanfaatan
komputer dalam menganalisa, mengolah serta merekontruksi data menjadi suatu
gambar potongan tubuh yang diperiksa.
Sinar-x yang keluar dari tabung dikolimasikan sedemikian rupa menjadi
berkas sinar yang sempit, yang setelah melewati jaringan tubuh sebagian
diserap, dan sebagian lain akan menembus tubuh menuju detector. Detektor bias
terbuat dari bahan padat kristal phosporencent (Kristal NA.I) atau detector gas
yaitu terdiri dari tabung gas Xenon. Kedua jenis detector ini disebut detector
jenis scintillation detector yaitu jenis detector yang apabila terkena radiasi
akan mengeluarkan pendaran cahaya tampak, terang redupnya pendaran cahaya
sangat tergantung dari banyaknya radiasi yang diserap detector. Detector
dihubungkan dengan suatu alat yang disebut PMT (Photo Multiplier Tube) untuk merubah cahaya tampak menjadi sinyal-sinyal
listrik dan sekaligus menguatkan sinyal-sinyal listrik tsb. Tabung sinar-x,
detector dan PMT dan DAS terdapat didalam Gantry. Respon detector tergantung
pada intensitas foton yang yang mengenainya sedangkan intensitas foton yang
mengenai detector tergantung dari kerapatan (densitas) jaringan yang dilewati
berkas sinar-x. Perbedaan kerapatan jaringan mengakibatkan perbedaan pendaran
detector, perbedaan pendaran detector mengakibatkan perbedaan data gambaran
organ yang di tampilkan dalam skala gray scale, oleh system computer diolah,
dianalisa dan menghasilkan perbedaan pembacaan sesuai dengan jumlah foton
kemudian dilakukan rekontruksi sehingga menghasilkan gambar pada layer TV
monitor.
Dari kumpulan data yang
terkumpul pada storage computer dengan kemajuan teknologi computer data
tersebut dapat dibuat reformasi gambar organ dengan berbagai potongan koronal,
sagital ataupun dibuat rekontruksi gambar
menjadi tiga dimensi dalam bentuk potongan axial.
b.
Tujuan
Mendapatkan gambaran suatu
obyek dalam bentuk volume sehingga memungkinkan tidak adanya gambaran yang overlapping antara organ satu dengan
yang lain.
c.
Prosedur
Untuk mendapatkan gambaran
dalam bentuk volume dibutuhkan beberapa komponen yaitu :
1.
Gantry : yang didalamnya
terdapat Tabung Rontgen yang dapat berputar 360 0 dengan kecepatan
berputar yang tinggi
2.
Detektor yang dapat merubah
radiasi yang telah melalui obyek menjadi sinar tampak, fotokatode yang mengubah
cahaya tampak menjadi sinyal-sinyal listrik
3.
Sistem komputer yang mampu
mengubah sinyal-sinyal elektrik, menjadi
bayangan digital dan sistem DAC mampu
menampilkan gambaran dalam bentuk gambar organ yang diperiksa pada CRT.
4.
Meja pemeriksaan/pasien yang
mampu bergerak selama tabung berputar sambil memancarkan radiasi.
Hakikat CT Scan Helical
CT Scan tipe Helical merupakan jenis pesawat radiologi imaging dari
perkembangan Computed Tomography
(CT)yang paling mutakhir sampai saat ini. CT Scan tipe Helical ini sering
disebut “spiral CT”, “Helical CT” atau “Volume Scan” yang mampu menghasilkan
pencitraan gambaran dari organ tubuh secara lebih informatif.
1)
Prinsip CT Scan tipe Helical
Hal yang paling prinsip bagi pesawat CT Scan Helical ini adalah kemampuan
“X-ray tube berputar kontinyu (slip ring
scanner) membentuk putaran spiral/helical saat membuat scanning, bersamaan
dengan meja pemeriksaan bergerak masuk atau keluar gantry dengan kecepatan
tetap atau dalam satu kali tahan nafas (one
breathhold scan) selama pemeriksaan berlangsung. Hal ini akan menghasilkan
data yang sangat volumetrik, serta tidak ada delay (waktu tempo) antara
potongan slice pertama dengan slice berikutnya dalam satu group Helical.
2)
Kelebihan CT Scan Tipe Helical
CT Scan tipe Helical memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan
CT Scan generasi sebelumnya. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :
a)
Waktu pemeriksaan lebih
singkat, karena waktu scanning (scan time) yang diperlukan intuk satu potongan
scan (slice scan) lebih cepat, serta mampu
melakukan scan tanpa delay sampai 33 scan dalam 1 group helical pada
type “short-spiral CT” dan lebih dari 33 scan pada type “long-spiral CT”.
Dengan demikian, interval scan dapat direkontruksi menjadi sampai sepersepuluh
lebih sempit dari interval scan semula tanpa pasien perlu discan lagi.
b) Waktu untuk membuat satu potongan scan dapat dipersingkat sampai 1 detik, sehingga
waktu total scan (total scan time)
menjadi berkurang dan pasien akan merasa lebih nyaman.
c)
Sangat membantu pada pasien
dalam keadaan sangat kritis yang memerlukan scan cepat.
d) Menghasilkan pencitraan gambaran CT yang berkualitas baik dengan nilai
diagnosa tinggi, karena menggunakan teknik rotasi sinar-x yang kontinyu (Slip
Ring Scanner) serta berkurangnya artefak akibat pernafasan, pulsasi
jantung/pembuluh darah besar dan peristaltik usus.
e)
Data yang bersifat volumetrik
memberikan kemampuan yang lebih fleksibel dalam melakukan rekontruksi gambaran
bila dibandingkan dengan konvesional CT, yang kemampuan rekontruksinya terbatas
oleh tebal potongan (slice thickness)
dan waktu yang diperlukan untuk membuat scan (total scan time). Dengan demikian
, teknik penggambaran rekontruksi multiplanar (Multiplanar Recontruction atau
MPR) dengan menggunakan CT Scan tipe Helical dapat lebih sempurna.
f)
Mampu menyajikan gambaran
vaskuler secara non invasif pada pemeriksaan CT Angiography.
g) Mampu menghasilkan pencitraan organ tubuh secara lebih informatif, melalui
teknik rekontruksi : Multiplanar and Curved Reformations (MPR), Three
Dimentional Imaging (3-D) atau Shaded Surface Display (SSD), Maximum Intensity
Projection (MIP) dan 4-D Angio Volume Rendering.
Karakteristik Pesawat
Rumah
Sakit Pusat Pertamina memiliki pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed
SX yang dilengkapi dengan beberapa komponen peralatan yang meliputi :
1.
PDB (Power Distribution Box)
PDB
merupakan sumber daya listrik utama yang diperlukan peralatan Ctatau sebagai
(Main Power Suppy) yang dialirkan ke “Automatic Voltage Stabilizer”.
2.
Automatic Voltage Stabilizer
(110 Kva)
“Automatic
Voltage Stabilizer” berfungsi untuk mengaturkestabilan tegangan dari PDB (Main
Power Supply) ke “Power Distribution Unit”.
3.
PDU (Power Distribution Unit)
PDU
merupakan suatu unit yang mengatur pendistribusian daya listrik dari “Automatic
Voltage Stabilizer” keseluruh peralatan CT.
4.
Scanning Gantry
“Scanning
Gantry” merupakan komponen pesawat CT
Scan, sebagai penyanggah :
a)
Tabung sinar-x, berfungsi
sebagai pembangkit sinar-x dengan kapasitas 3.000.000 H.U (Heat Unit).
b)
Generator sinar-x
c)
“Slip Ring”
d)
Detektor dan data Aquaisition
System (DAS)
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detektor yang
selanjutnya dilakukan proses pengolahan data oleh Data Acquisition System
(DAS). Detektor yang digunakan adalah gas xenon dan terdiri dari 813 channel.
Detektor ini memiliki karakteristik efisiensi, yaitu berkas sinar dari objek
ditangkap 100 % oleh detektor dan berkas sinar yang dihasilkan sesuai dengan
berkas sinar yang diterima.
e)
Kolimator, terdiri dari :
1)
Kolimator pada tabung sinar-x,
berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi serta sebagai pembatas luas lapangan
penyinaran.
2)
Kolimator pada detektor,
berfungsi untuk mengarahkan radiasi menuju detektor, mengontrol radiasi hambur
dan menentukan ketebalan lapisan (slice thickness).
f)
Pengatur meja
pemeriksaan/Gantry (Table/Gantry Processor), dilengkapi dengan indikator data
dihital yang memberikan informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi
objek serta kemiringan gantry, yang dapat disudutkan maksimal 25 derajat
kedepan maupun kebelakang.
5.
Meja pemeriksaan (Patient
Table)
Meja
pemeriksaan merupakan tempat untuk mengatur posisi pasien saat melakukan
pemeriksaan CT Scan. Meja pemeriksaan terbuat dari bahan Carbon
Graphite Fiber, yang memiliki nilai penyerapan rendah terhadap berkas sinar-x.
6.
Kontrol panel (Operator
Console)
Kontrol panel merupakan pusat dari semua kegiatan scanning, Patient File
Manipulation serta fungsi sistem pengoperasian secara umum. Juga digunakan
untuk menampilkan suatu gambaran hasil scanning serta memanipulasi gambaran
tersebut sesuai dengan yang kita kehendaki.
Kontrol panel terdiri dari :
a)
CPU (Central Processing Unit),
merupakan bagian dari sistem komputer sebagai jantung dari semua instrumen pada
pesawat CT Scan.
b)
MOD (Magnetic Optical Disk)
Unit, merupakan suatu lat yang digunakan untuk menyimpan data pasien serta
program hasil kerja komputer ketika melakukan scanning, rekontruksi dan display
gambaran.
Kontrol
panel juga dilengkapi dengan “image processing unit”, “hard disk drive”, “touch
panel”, “floppy disk drive”, TV monitor dan “keyboard” serta “intercom” sebagai
alat komukasi antara operator dengan pasien.
7.
Kursi kontrol panel (Console
Chair), merupakan tempat duduk operator CT Scan.
8.
Perlengkapan pasien (Patient
Accessories)
Peralatan
yang diperlukan untuk kenyamanan posisi pasien selama pemeriksaan berlangsung,
terdiri dari : “head holder strep”, “coronal head holder”, “axial head holder”,
“arm support”, “cradle pad”, “knee pad” dan “cradle extender”.
9.
Peralatan pelengkap, antara
lain :
a)
Printer Laser Imager,
digunakan untuk dapat memperoleh gambaran CT pada suatu bidang film dengan yang
diinginkan.
b)
Injector-CT, merupakan alat
penyuntik otomatis media kontras intra vena.
Pesawat CT Scan tipe Helical merk GE/Pro Speed SX, memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Daya listrik :
50 kVA
Frekuensi :
50 Hz-60 Hz
Tegangan tabung :
80,120, 140 Kv
Arus tabung : 60,
80, 100, 130, 160, 200, 250, 300, 350 mA
Jumlah detektor : 813
channel
Matriks size : 1024 X 1024 mm
Waktu scanning : 1.0,
1.5, 2.0 atau 3.0 detik
Ketebalan irisan : 1mm,
3mm, 5mm, 10mm
Field of View (FOV) : diameter
25 cm, 35 cm, 45 cm dan 50 cm
Recon mode : soft tissue, standart, bone, edge,
detail
Teknik
scan : fast, cluster,
helical
Pokok Bahasan 2.
TINDAKAN PEMERIKSAAN DENGAN ALAT SPECT GAMM CAMERA
a.
Pengertian
b.
Tujuan
c.
Prosedur
Pokok Bahasan 3.
TINDAKAN
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT MRI
a.
Pengertian
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah satu cara pemeriksaan khusus
diagnostic dalam ilmu kedokteran yang menggunakan medan magnet yang besar dan
menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dalam tiga potongan yaitu aksial,
sagital dan koronal.
b.
Tujuan
Untuk mengevaluasi kelainan
yang ada di otak dan sekitarnya misalnya pada kasus-kasus
-
Multiple
sclerosis.
-
Tumor
primer atau metastases.
-
AIDS
/ toxoplasmosis.
-
Infark.
-
Deficit
neurologist atau gejala neurologist yang tidak bisa dijelaskan.
Kebijakan
Permintaan dilakukan atas
permintaan dokter dan bila menggunakan kontras media dibuatkan inform consent.
c.
Prosedur
Persiapan
pemeriksaan umum
1.
Sebaiknya jangan makan kenyang
sebelum pemeriksaan.
2.
Jangan memakai perhiasan atau
bahan make up dengan kadar logam tinggi.
3. Semua bahan logam, kartu
kredit, kartu telepon dan lain-lain yang sejenis supaya dilepas sebelum masuk
ke dalam ruang pemeriksaan.
4.
Sebelum masuk ke ruang
pemeriksaan penderita melakukan pengosongan buli terlebih dahulu.
Persiapan
pemeriksaan khusus
1. Tidak dapat dilakukan pada
penderita yang memakai alat pacu jantung, protese dengan kandungan logam,
operasi klips ataupun alat-alat lainnya yang berada di dalam tubuh yang
mengandung logam.
2. Kehamilan dalam trimester
I.
3.
Penderita
dengan alat batu ventilator tidak dapat masuk ke dalam ruang
MRI.
Selama dalam pemeriksaan pasien harus dalam keadaan diam
atau bergerak sedikit mungkin.
Prosedur tindakan
Alat – alat :
Head koil quadratus.
Busa / foam /pad untuk immobilisasi.
Posisioning pasien :
Pasien dalam posisi supinasi di meja MRI dengan kapala di dalam head coil.
Tripilot.
Sequences yang di ambil :
-
Axial
T1 dan T2.
-
Sagital
T1.
-
Koronal
T2.
-
FLAIR.
Pemberian kontras Gd DTPA
bila penilaian mengarah ke tumor, metastase, Multipel sclerosis, proses
infeksi.
Lama Tindakan:
Kurang dari 30 menit tergantung dari pemeriksaan dan kondisi pasien.
VIII.
REFERENSI
IX.
LAMPIRAN
1.
Panduan simulasi
2.
Panduan PKL
3. Kerangka Acuan PKL
No comments:
Post a Comment