PENATALAKSANAAN
CT-SCAN
PADA KASUS Ca
PROSTAT*
Mashari Ali
I.
PENDAHULUAN
Teknologi Computed Tomography (CT) Scan memiliki peran signifikan dalam upaya menegakkan diagnosa. Ca Prostat -----selanjutnya akan ditulis: karsinoma prostat------ adalah salah satu jenis kelainan yang direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan, terutama pada pasien-pasien yang kelainannya sudah diketahui pada tingkat lanjut.
Teknologi Computed Tomography (CT) Scan memiliki peran signifikan dalam upaya menegakkan diagnosa. Ca Prostat -----selanjutnya akan ditulis: karsinoma prostat------ adalah salah satu jenis kelainan yang direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan, terutama pada pasien-pasien yang kelainannya sudah diketahui pada tingkat lanjut.
Karsinoma prostat merupakan suatu kanker ganas
yang tumbuh di dalam kelenjar prostat, tumbuh secara abnormal tak terkendali
sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya dan merupakan yang terbanyak¹
diantara keganasan sistem urogenitalia pada pria. Tumor ini menyerang pasien
yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80
tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria
berusia di bawah 45 tahun.
Di Indonesia data di Sub bagian Urologi, Unit
bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan data 17 kasus per tahun. Data
dari 13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia kanker prostat termasuk dalam
10 penyakit keganasan tersering² pada pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah
kanker buli-buli (kandung kemih).
II. ANATOMI
Prostat
merupakan organ kelenjar dari sistem reproduksi pria. Merupakan kelenjar yang
terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai menonjol pada masa
pubertas. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan vesica urinaria,
uretha, ureter, vas deferens dan vesica seminalis. Prostat terletak diatas diafragma panggul dan
dapat diraba pada pemeriksaan colok dubur.
Fungsi utama prostat adalah menghasilkan cairan
untuk semen, yang mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan
profibrinolisin. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara
di urethra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen lain pada
saat ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ± 25% dari seluruh volume
ejakulat.
Berat prostat normal orang dewasa berkisar antara
18 – 20 gram. Pada anak-anak beratnya sekitar 8 gram. Pada keadaan dimana
terjadi pembesaran kelenjar prostat beratnya bisa mencapai 40 – 150 gram dan
umumnya pada usia diatas 50 tahun.
Ukuran prostat normal adalah tinggi 3 cm yang merupakan diameter vertikal, lebar 4 cm pada dasar transversal dan lebar anteroposterior 2,5 cm, dan dilewati oleh urethra pars prostatica.
Gbr.1, Anatomi Prostat
III. GAMBARAN
KLINIS
Pada kanker prostat
stadium dini sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda klinis.
Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium
lanjut.Kebanyakan penderita baru datang pada stadium lanjut dengan keluhan
obstruksi atau tanda-tanda metastasis ke tulang atau organ lain.
Adapun keluhan obstruksi
aliran kemih antara lain, disuri (nyeri saat miksi), kadang gejalanya
menyerupai BPH (Beningn Prostate Hypertrophy) yaitu berupa kesulitan dalam
berkemih dan sering berkemih setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes.
Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada
aliran kemih melalui uretra. Kanker
prostat juga menyebabkan air kemih berwarna merah (hematuri) yang menandakan
bahwa kanker telah menekan uretra. Gejala lainnya adalah nyeri punggung bagian
bawah, nyeri ketika buang air besar, nokturia, inkontinensia uri,
nyeri perut dan penurunan berat badan.
Kanker prostat yang sudah mengadakan metastasis
ke tulang memberikan gejala berupa nyeri tulang, fraktur pada tempat
metastasis, atau kelainan neurologis akibat lesi medulla spinalis jika
metastasis terjadi pada tulang vertebra. Kanker prostat juga bisa menyebar ke
otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gbr.2, Ca Prostat
IV. PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAN CT-SCAN
A. Indikasi
Pemeriksaan
1. Tumor Staging: Lokal ekstensi, Regional dan
juxtaregional lymphonodes metastasis,
Metastasis jauh: tulang, hepar.
2. Follow Up setelah operasi
3. Tumor reccurent
B. Differensial
Diagnosis
1. Benign Prostat Hipertrofi (BPH)
2. Granulomatous/Eosinophilic
prostatitis
3. Prostat Sarcoma
4. Sekunder infiltrasi dari
organ diluar, misalnya dari vesica seminalis, rectum, buli-buli dapat mirip
dengan tumor primer dari kelenjar prostat.
C. Kontra
Indikasi
1. Alergi Kontras Media
2. Riwayat alergi berat
terhadap berbagai zat (kontra indikasi relatif)
3. Fungsi ginjal menurun
sesuai dengan penghitungan kadar Gromerulus Filtration Rate (GFR)
D. Persiapan
Pasien
Persiapan yang diperlukan
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kadar ureum
dan kreatinin darah (ureum 20-40, kreatinin 0.5-1,5).
2. Meminum Barium Sulfat Oral 75 ml + 425 ml Air =
500 ml.
3. Puasa
empat sampai lima jam sebelum Pemeriksaan.
4. Apabila kesulitan memperoleh Barium Sulfat,
sebagai alternatif lain bisa juga menggunakan bahan kontras water soluble 10 cc
dicampur air mineral hingga 500 ml.
5. Obat
diabetes Golongan Metformin harus dihentikan sehari
sebelum dan sesudah pemeriksaan.
6. Konfirmasi riwayat alergi (obat-obatan dan atau makanan laut), asma, penyakit lain
yang pernah diderita dan kemungkinan kelainan ginjal.
7. Penjelasan prosedur pemeriksaan.
8. Surat persetujuan tindakan medik.
Gbr.3, Barium Sulfat
dan hasil percampurannya dengan air mineral
E. Persiapan
Alat dan Bahan
1.
Dual Source Computed Tomography
(DSCT)
2.
Automatic Injektor Double Syringe
3.
Kontras Media Non Ionik
4.
Vanflon (Optiva) No.22 atau 20 G /
3 - W
5.
Kapas alkohol/Alkohol Swab
6.
Micropor/Plester
7.
Tourniquet (stuwing)
8.
NaCl 0,9 %
9.
Obat emergency (Kalmetason,
Decadril)
10.
Oksigen
Gbr.4, Alat &
Bahan pada Pemeriksaan CT Scan dengan Ca Prostat
F. Persiapan Kontras Media
1.
Menyiapkan Injektor
Petugas harus
memastikan sudah tidak ada gelembung udara sesaat sebelum injector digunakan.
Cek kembali
seluruh parameter tepat, sesuai dengan
prosedurnya. Pastikan juga bahwa
cairan kontras terpasang pada posisi yang tepat. Tundukkan injector pada posisi
30° atau lebih dibawah garis horizontal. Tombol akan menyala biru jika sudut
sudah tepat.
Gbr.5, Injektor
Automatic Doble Syringe
Tekan “enable”
pada power head atau konsol, dan tombol dibelakang injector akan menyala kuning
untuk kontras dan ungu untuk saline.
2.
Fitur Cek Patency
Setelah selang
tubing dipasang pada pasien (menggunakan venvlon atau abbocath) dan injector
siap, lakukan pengecekan pada saluran vena pasien apakah koneksi yang dilakukan
sudah tepat dan tidak terjadi ekstravasasi, dengan menggunakan fitur ini. Tekan
patency check pada power head, dan start patency. Amati area injeksi pasien.
Injector akan meyuntikkan saline sesuai jumlah dan kecepatan yang ditentukan,
untuk memastikan akses vena tidak ada ekstravasasi. Jika terjadi ekstravasasi atau ketidak normalan
lainnya, lakukan reposisi pemasangan iv-nya.
Gbr.6, Visualisasi
Injektor saat Patency
3.
Memulai Penyuntikan
Injeksi dapat
dilakukan dari power head ataupun konsol, dengan menekan “Start”. Sesuaikan
dengan prosedur pemeriksaannya. Berikut ini adalah parameter dalam
penggunaan kontras Media pada
pemeriksaan CT scan dengan kasus
Prostat:
1. Pasang Dual Injektor Syringe :
A : Kontras Media Iodine 80 cc
B : Saline (NaCl) 30 cc
2.
Atur Flow Rate 2,5 cc/s
3. Atur Presure/tekanan syringe: 175 psi
4.
Pasang IV Line dengan Jarum No.22/20 G
G. Persiapan
Sesaat Menjelang Pemeriksaan
1. Pasien mengganti pakaian yang telah disiapkan
2. Tanggalkan seluruh pakaian kecuali celana dalam
3. Lepas seluruh benda logam yang melekat pada
tubuh pasien
4. Menjelaskan mengenai jalannya Pemeriksaan
5. Instruksi yang harus diikuti oleh Pasien: Tarik
Nafas – Keluarkan – Tahan – Nafas biasa kembali
6. Sensasi Kontras Media yang akan dirasakan oleh
Pasien: Nyeri – dingin – Hangat ke seluruh badan
H. Posisi Pasien
1.
Posisikan Pasien tidur
terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan
2.
Arahkan kaki terlebih dahulu yang memasuki Gantry (Feet First, Supine)
3.
Berikan selimut untuk mengurangi rasa dingin dalam ruang pemeriksaan
4.
Fiksasi tubuh pasien dengan
pengikat (strap)
I. Posisi Objek
1. Atur Mid Sagital Plane
pada pertengahan meja Pemeriksaan
2. Letakkan Lengan pasien di
atas kepala
3. Ganjal daerah lutut
sehingga dalam keadaan flexi
J. Pengaturan
Sentrasi Sinar
1. Atur batas awal sinar pada ketinggian di
atas SIAS
2. Sedangkan sinar horizontal pada ketinggian
pertengahan objek (Mid Axilary Line)
K. Registrasi
Pasien
1. Klik “Examination” pada Task card
2. Klik Register Pasien, kemudian akan muncul
kotak “Patient registration” Isi data-data pasien dengan lengkap, meliputi:
Nama, Nomor ID, Tanggal Lahir, Umur, Jenis Kelamin
3. Tanggal lahir jika tidak di ketahui, maka cukup
isi umur pasien di kolom Age, maka otomatis tangal lahir pasien akan terisi
sama dengan tanggal dan bulan saat pemeriksaan
dilakukan.
4. Daftar isian dengan tulisan tebal harus
diisi, apabila tidak terisi tombol
“Exam” tidak akan aktif.
5. Pilih study
pemeriksaan yang diinginkan dengan mengarahkan cursor di bagian anatomi tubuh
yang ada.
6. Pilih Posisi Pasien.
7. Selanjutnya tombol “Load”
akan Aktif
Gbr.7, Diagram Jenis Pemeriksaan dan Posisi Pasien
L. Pemeriksaan siap dilakukan.
1. Klik tombol Load.
2. Pada kolom Topogram akan muncul MOVE
3. Tekan tombol move pada control table
4. Pada kolom Topogram akan muncul START.
5. Tekan tombol Start pada Control Table
6. Muncul gambaran topogam pada monitor kolom
sebelah kiri.
7. Atur area scan dgn melebarkan/ menyudutkan
sesuai anatomi dan jenis pemeriksaan
yang akan dilakukan.
8. Klik tombol load.
9. Pada kolom pemeriksaan akan muncul MOVE
10. Tekan tombol Move pada control table.
11. Pada kolom pemeriksaan akan muncul START
12. Tekan tombol Start pada control table.
13. Pemeriksaan berlangsung sampai selesai.
14. Tekan tombol recon
15. Tekan End Examination jika pemeriksaan telah
selesai.
M. Post Processing
Filming from 3D rekontruksi
1.
Axial Window Mediastinum B 30 S
Medium Smoth
2.
Coronal Window Mediastinum B 30 S
Medium Smoth
3.
Sagital Window Mediastinum B 30 S
Medium Smoth
N. Kesimpulan
Gambaran CT Scan kanker prostat tidak khas
untuk stadium dini. CT Scan tidak berguna untuk menilai lesi lokal pada stadium
awal (T1, T2)³, post kontras sering tidak memberikan karakteristik enhancement yang dapat dibedakan antara
benign hipertrofi dan kegananasan.
Kecurigaan timbul bila ada benjolan pada
kontur/kapsul prostat yang asimetri dengan invasi
ke jaringan disekitarnya. Biasanya dinding buli-buli menebal, jaringan
periprostatic suram dan adanya pembesaran kelenjar reginal sangat membantu
menegakkan diagnosa kanker prostat.
Penatalaksanaan
CT Scan pada kasusu Ca Prostat sama dengan teknik Scan untuk buli-buli. Tebal
Potongan 3-5 mm. Pengisian buli-buli, recto-sigmoid sangat penting untuk
menilai infiltrasi tumor. Bila tumor
sudah lanjut, sebaiknya dilakukan pemeriksaan Whole Abdomen untuk mencari metastasis jauh.
)* Disampaikan dalam acara Simposium
Radiologi Nasional di Hotel Grand Royal
Panghegar - Bandung pada 18–20 November 2011.
)**Radiografer RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo – Jakarta.
Referensi:
No comments:
Post a Comment