PEMAKAIAN BAHAN KONTRAS
PENDAHULUAN
Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan
bahan kontras atau dikenal dengan pemeriksaan radiografi khusus antara lain
meliputi :
- Persiapan pasien khusus
- Persiapan Trolley
- Perawatan pasien
Beberapa jenis
pemeriksaan radiografi dengan bahan kontras memerlukan persiapan pasien khusus
untuk memvisualisasikan gambaran organ didaerah abdomen, misalnya pemeriksaan
tractus urinarius, tractus digestivus, angiografi abdominalis, dan sebagainya. Persiapan pasien mencakup prosedur
yang harus dilakukan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi. Persiapan
tersebut biasanya dilakukan antara 48 jam, 36 jam atau 24 jam sebelum
pemeriksaan. Umumnya persiapan pasien ini memerlukan pemberian obat pencahar,
kecuali pada kondisi pasien tertentu yakni bila pasien mengalami resiko
pendarahan atau obstruksi.
Bila pasien dirawat , penjelasan tentang
persiapan pasien menjadi tanggung jawab perawat ruangan, tetapi untuk pasien
berobat jalan, penjelasan terhadap pasien tersebut menjadi tanggung jawab
radiographer.
Yang dimaksud dengan persiapan trolley mencakup
persiapan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan dengan bahan
kontras, selain pesawat Rontgen dan asesoriesnya. Misalnya untuk pemeriksaan
salah satu tractus termasuk menyiapkan bahan kontras yang akan digunakan, juga
obat-obat yang diperlukan bila terjadi sesuatu hal pada pasien.
Sedangkan perawatan pasien dimaksudkan sebagai
tindakan yang harus dilakukan sebelum dan selama pemeriksaan berlangsung,
misalnya pasien mengalami schok saat dilakukan pemeriksaan.
1. Persiapan Pasien
Pemeriksaan bahan kontras di
daerah abdomen, memerlukan persiapan pasien dengan menggunakan obat pencahar (purgatives).
Sebelum membahas tentang persiapan
pasien, perlu diketahui tipe-tipe obat pencahar yang dapat digunakan untuk
persiapan pasien sebelum pemeriksaan radiografi dengan bahan kontras dan efek
samping yang ditimbulkannya.
Adapun
tipe-tipe purgatives adalah sebagai berikut:
- Irritant purgatives
- Lubricant purgatrives
- Bulk purgatives
a. Kelompok irritant purgatives,
contohnya Bisacodyl (“Dulcolax”) akan menyebabkan gerak peristaltik
menjadi lebih kuat dan terjadi kontraksi pada usus terutama pada colon, bila
obat pencahar ini mengenai membrane mucosa usus. Ada yang berbentuk tablet untuk diminum, dan
capsul untuk digunakan melalui anus (suppositoria). Biasanya diberikan
2 tablet ( 10 mg) malam sebelum pemeriksaan, dan satu capsul supposituria pagi
harinya. Contoh lain adalah Senna dan cascara. Rentang dosisnya 14 –
28 mg untuk senna, dan 130 – 260 mg untuk cascara. Jenis ini memberi rangsangan
terhadap syaraf-syaraf otonom muscularis dari usus (Auerbach’s plexus). Jenis
lain yang bentuknya cair adalah Castrol oil, dosisnya 5 – 15 ml. Di dalam colon
obat pencahar ini memproduksi minyak bersifat asam dan menimbulkan efek
penyerapan air di dalam colon akan terhambat, sehingga volume cairan di dalam
colon akan meningkat. Efek lain yaitu mendorong gerak peristaltik dan
menghancurkan faeses sehingga mudah dikeluarkan. Jenis ini tidak boleh
diberikan kepada pasien dengan indikasi terjadi inflamasi appendix karena bisa
terjadi abscess atau obstruksi usus.
b. Kelompok lubricant purgatives,
contohnya “ Normax” mengandung diotylsodium sulphosuccinate, bentuknya
liquid paraffin, diberikan dengan dosis 15 – 30 ml. Jenis ini akan
melunakkan faeses, sehingga mudah unuk defekasi. Perlu diketahui bahwa kelompok
ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang sedang mengkonsumsi obat anti-coagulant
untuk pengobatan penyakit system vascular.
c. Kelompok Bulk purgatives,
contohnya Celevac, Isogel, Normacol X, satu sampai tiga jam setelah
diminum akan mendorong gerak peristaltik usus yang kuat dan menambah volume
colon, sehingga menimbulkan keinginan defekasi.
Efek samping dari penggunaan obat
pencahar :
Efek samping yang ditimbulkan
akibat penggunaan obat pencahar, ada beberapa macam dan bervariasi dan
kadang-kadang bisa fatal. Bila obat pencahar ini digunakan secara regular
dengan jumlah yang banyak dan tanpa resep dokter, serta waktu yang lama, maka
orang tersebut akan mengalami defisiensi elektrolit dan kehilangan protein dalam
tubuhnya. Hal tersebut tidak berkaitan langsung dengan tugas radiographer,
tetapi ada baiknya untuk diingat, ketika kita memberikan instruksi kepada
pasien dalam hal menggunakan obat pencahar sebagai persiapan pemeriksaan
radiografi dengan bahan kontras.
Ketika menggunakan obat pencahar,
biasanya bagian perut bawah akan terasa tidak nyaman, timbul udara di dalam
perut dan colic. Tidak dapat dielakkan pasien akan mengalami sakit, spasme dan
diare. Oleh sebab itu bayi dan anak di bawah 12 tahun tidak diberikan obat
pencahar per oral untuk persiapan pemeriksaan radiografi, sedangkan anak yang
umurnya di atas 12 bulan bisa diberikan suppositoria.
Penggunaan Enemata
Mengosongkan colon dari faeses dapat juga
dengan cara enema. Untuk tujuan tersebut, bisa digunakan sabun dan air,
glycerin, dan minyak zaitun sebagai enemata.
Dewasa ini enemata yang terdiri dari
larutan sodium phosfat dalam jumlah kecil, dianggap efektif. Namun demikian
untuk pemeriksaan radiografi khususnya pemeriksaan colon, penggunaan enemata
tidak dianjurkan, karena biasanya colon kurang bersih. Sisa cairan dan udara akan
tertinggal, yang akan mengaburkan gambaran radiografi. Untuk mengurangi
terbentuknya udara di dalam colon, pasien diharuskan menghindari makan sayuran
berwarna hijau, cereal dan roti, sehari sebelum pemeriksaan.
1) Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium meal
(per oral)
a) Pasien harus puasa ( tanpa makan
dan minum) paling sedikit lima jam sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk
menghentikan minum obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak ,
kecuali obat-obat yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat
kontrasepsi.
c) Premedikasi biasanya diberikan
bagi pasien untuk pemeriksaan lambung, misalnya buscopan.
2) Persiapan
pasien untuk pemeriksaan usus halus (follow through) per oral
a) Pasien makan makanan lunak dua
hari sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk
menghentikan minum obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak ,
kecuali obat-obat yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat
kontrasepsi.
c) Minum obat pencahar pada jam 7
malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi dilakukan.
d) Pasien tidak boleh merokok dan
mengurangi bicara.
e) Premedikasi metaclopromide
biasanya diberikan bagi pasien untuk pemeriksaan usus halus, misalnya maxolon
per oral yang berbentuk tablet atau sirup sebanyak 20 ml 30 menit sebelum
pemeriksaan. Cara lain adalah disuntikkan intravena dengan dosis 2 ml 10 menit
sebelum pemeriksaan atau intramuscular 15 menit sebelum pemeriksaan ,
fungsinya sebagai accelerator ( mempercepat ) laju bahan kontras. Untuk pasien anak kecil tidak
diberikan .
3) Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium
enema untuk usus halus
a) Pasien makan makanan lunak dua
hari sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk
menghentikan minum obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak ,
kecuali obat-obat yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat
kontrasepsi.
c) Minum obat pencahar pada jam
7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi dilakukan. Minum trakhir dibolehkan jam 11.00
malam
d) Pasien tidak boleh merokok dan
harus mengurangi bicara.
e) Premedikasi basanya diberikan
glucagon atau buscopan , untuk memperlemah gerak peristaltik.
4) Persiapan pasien untuk pemeriksaan barium
enema untuk usus besar (colon)
a) Pasien makan makanan lunak dua
hari sebelum pemeriksaan.
b) Pasien dianjurkan untuk
menghentikan minum obat, dikhawatirkan dapat menimbulkan gambaran radioopak ,
kecuali obat-obat yang esensial seperti digitalis atau steroid dan obat-obat
kontrasepsi.
c) Minum obat pencahar pada jam
7.00 malam, setelah itu puasa sampai pemeriksaan radiografi dilakukan.Boleh
minum samapai jam 11. 00
malam
d) Pasien tidak boleh merokok dan
harus mengurangi bicara.
e) Premedikasi basanya diberikan
glucagon atau buscopan , untuk memperlemah gerak peristaltik.
f) Untuk pasien dirawat biasanya
dilakukan klisma.
5) Persiapan
pasien untuk pemeriksaan tractus Urinarius
a) Persiapan pasien untuk
pemeriksaan traktus urinarius sama dengan persipan pasien untuk pemeriksaan
barium enema, tetapi pasien tidak boleh minum selama dia puasa. Hal ini
tujuannya agar terjadi konsentrasi yang baik dari kontras media di dalam pelvis
renalis, sehingga didapatkan gambaran radiografi yang lebih tajam.
b) Miksi sebelum pemeriksaan
c) Tidak perlu premedikasi.
2. Persiapan
Trolley
Persiapan trolley untuk
setiap pemeriksaan akan berbeda satu sa,a lain, seperti yang akan diuraikan di
bawah ini :
a. Persiapan trolley untuk pemeriksaan barium
meal
1) Barium yang sudah dicampur
dengan air, sesuai denga jenis pemeriksaan, misalnya untuk pemeriksaan
Oesofagus, perbandingan antara bubuk barium sulfat dengan air 1 : 1, untuk maag
duodenum : 1 : 4. Bila menggunakan bahan kontras dalam bentuk suspensi, disiapkan
di dalam gelas sesuai volume yang diperlukan.
2) Tissue paper, dalam boks
3) Tempat membuang muntahan (bengkok)
4) Sedotan untuk minum
5) Sendok makan
6) Lap katun, untuk membersihkan
bahan kontras yang tumpah.
b. Persiapan trolley untuk pemeriksaan barium
enema
1) Larutan barium sulfat dengan
kepekatan 1 : 8 dan temperature 37 derajat Celsius, sebanyak 2 liter
2) Rectal kateter
3) Irigator set . Dewasa ini sering digunakan Disposible bariumenema kits
yang terdiri dari:
a) enema bag,
biasanya dari bahan translusen dengan kapasitas 3 liter.
b) Dekat bagian atas kantong enema, terdapat lubang untuk menambah larutan
barium.
c) Kateter
yang panjangnya 1,5 meter serta clip, untuk mengatur laju bahan
kontras saat dilakukan pemeriksaan dalam berbagai posisi.
d) Rectal
kateter.
4) Glycerin
5) Kayu pengaduk barium ( bila menggunakan irrigator set)
6) Receiver
(ember)
7) Kain laken (
penutup meja pemeriksaan )
c. Persiapan trolley untuk pemeriksaan traktus
urinarius
1) Untuk
pemeriksaan BNO-IVP
a) Pada bagian atas trolley
(steril) :
(a) Spuit 20 cc dan 50 cc
(b) Jarum no 1 dan no 2
(c) Neerbecken (Bengkok ) untuk meletakkan spuit
dan jarum
(d) Satu buah canule
(e) Sepasang dissecting forceps
(f) Handuk kecil atau haas
(g) Kapas alcohol
b) Bagian bawah trolley ( unsteril)
(a) Ampoule kontras media
(b) Gergaji ampoule
(c) Sphygnomanometer atau
tourniquet
(d) Botol skin cleanser, misalnya
Hibitane 0,5 %
(e) Sand bag atau bantal kecil untuk penyangga
lengan pasien saat disuntik.
(f) Obat-obat emergensi, misalnya anti alergi.
2) Untuk
pemeriksaan Cystourethrografi
a) Knutson’s clamp dan canul
untukl pasien laki-laki. Kalau tidak tersedia alat ini bisa menggunakan kateter
balon.
b) Spuit 50 cc
c) Xylocaine antiseptic gel 2 %
d) Bahan kontras
3. Perawatan pasien
a. Untuk pemeriksaan tractus
digestivus
Efek samping dari
penggunaan barium sulfat, adalah constivasi, untuyk mengatasinya pasien
diberikan lactulose (sistetis disacharida) 50 %, misalnya “duphulac” dalam
kemasan sirup, dengan dosis 5 – 10 ml , tiga kali sehari .
b. Untuk pemeriksaan tractus
Urinarius
1) Sebelum dilakukan penyuntikan
kontras media intravena, lakukan tes untuk mengetahui apakah pasien alergi
terhadap kontras media. Bisa dengan skin test atau dengan cara menyuntikkan 2
cckontras media secara intravena, kemudian ditunggu reaksinya.
2) Memantau perkembangan keadaan
pasien setelah penyuntikan kontras media. Kemungkinan-kemungkinan reaksi
penyuntikan bahan kontras terhadap pasien, adalah sbagai berikut :
a) Batuk- batuk , mual-mual
Reaksi ini disebabkan karena penyuntikan
kontras media terlalu cepat. Biasanya pasien merasa panas pada permukaan kulit
dan bingung. Mengatasinya dengan memberikan selimut hangat dan bengkok untuk
muntahan.
b) Alergi (angioneurotic,
bronchospasme)
(a) Keadaan alergi bisa ditandai
dengan urticaria, timbul merah-merah dan gatal di seluruh permukaan kulit,
diawali di sekitar mata.
(b) Pasien diberikan suntikan
intravena corticosteroid misalnya adrenaline
(c) Untuk pasien yang diduga beresiko
alergi terhadap bahan kontras, walaupun tes nrgatif, perlu disuntikkan anti-
histamine, misalnya Phenergan sebelum disuntikkan bahan kontras.
c) Collaps
Keadaan ini sangat
serius , ditandai dengan penurunan tekanan darah yang cepat, pulsa tidak teraba
. Dalam kondisi lebih buruk terserang respiratory arrest (pernafasan
terhenti) dan cardiac arrest.
Dokter bagian emergensi
harus segera menanganinya.
PENUTUP
Demikian telah diuraikan
mengenai persiapan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan bahan kontras,
khususnya pemeriksaan traktus digestivus dan traktus urinarius. Semooga ada
manfaatnya.
KEPUSTAKAAN
Glenda
J. Bryan. Diagnostic Radiography. A concise
practical manual. Livingstone :
Longman Group Limited, 1979.
Noreen & Muriel Chesney. Care of the patient in
diagnostic radiography. Oxpord
London
: Blackwell Scientific Publication, 1988
Philip W. Ballinger. Merrill’s Atlas of
Radiographyc Positions and Radiologic
Procedures. Sint Louis
: Mosby Company, 1990
No comments:
Post a Comment