Interaksi radiasi dengan materi
Sinar X dan radiasi gamma adalah radiasi pengion tidak langsung, tidak
mempunyai jangkauan
I = I0 e-mx
m = ln2/H1/2 =
0.693/H1/2
I = I0 e -0.693x/H1/2
m disebut koefesien
atenuasi linear
H1/2 disebut HVL
(half value layer)
1.
m menurun (H1/2
meningkat) dengan kenaikan energi
2.
m meningkat (H1/2
menurun) dengan kenaikan densitas
3.
m meningkat tajam dengan kenaikan
nomer atom Z, untuk radiasi di daerah diagnostik
4.
Untuk air, dalam daerah diagnostik, H1/2 air
(sifat mendekati jaringan lunak) sekitar 30 mm. Bila tebal pasien sekitar 18 cm, pengurangan intensitas sekitar 26
atau 64 kali
5.
H1/2 timbal
(Pb) sekitar 0.1 mm, Pb baik untuk shielding
Koefesien atenuasi massa m/r
I = I0 e –(m/r)rx
rx disebut tebal massa
Elektron terikat dan bebas,
relatif terhadap energi radiasi
Energi radiasi tinggi, kemungkinan energi interaksi melebihi energi ikat
elektron, sehingga proporsi interaksi berkaitan dengan elektron bebas
meningkat.
Nomer atom materi tinggi, energi ikat elektron tinggi, interaksi foton
dengan materi berkaitan dengan elektron terikat.
Atenuasi terdiri dari hamburan
dan absorpsi
Koefesien atenuasi massa > koefesien absorpsi massa
Proses interaksi
· Hamburan elastis
·
Efek fotolistrik
·
Efek Compton
·
Produksi pasangan
Hamburan
elastis, energi foton rendah, elektron menyerap energi dan mengakibatkan
bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar X datang. Kondisi
demikian menyebabkan atom dalam keadaan tereksitasi, dan secepatnya elektron
memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi foton
datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.
Elektron
yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom. Kemungkinan hamburan elastis meningkat
pada elektron dengan energi ikat tinggi, yang berarti elektron atom dengan
nomer atom tinggi, serta energi foton dengan energi relatif rendah.
Koefesien atenuasi massa e/r meningkat dengan
kenaikan nomer atom medium (~ Z2) , dan menurun dengan kenaikan
energi foton datang (e/r ~ 1/hf). Interaksi hamburan
elestis terjadi terjadi pada semua energi sinar X , namun kemungkinannya tidak
lebih dari 10% dari seluruh proses
interaksi dalam radiologi.
Efek fotolistrik
Efek fotolistrik dominan dalam diagnostik terutama
untuk energi foton rendah. Efek ini merupakan interaksi antara foton dengan
elektron terikat, dan berkontribusi besar dalam pencitraan diagnostik. Energi
elektron datang seluruhnya diserap oleh eletron, yang kemudian keluar dari
orbit. Sebagian energi digunakan untuk membebaskan elektron dari tenaga ikat
inti, dan sisanya untuk tenaga kinetik elektron. Meskitpun efek fotolistrik
dapat terjadi antara foton dengan elektron pada sembarang kulit atom, namun kemungkinan
tinggi terjadi dengan elektron yang paling kuat terikat.
hf = W + ½ mev2
Perhatikan bahwa efek fotolistrik akan disertai oleh pancaran sinar X
karakteristik medium penyerap.
Koefesien atenuasi massa
fotolistrik
Koefesien absorpsi massa fotolistrin menurun cepat
dengan kenaikan energi [t/r ~ (1/hf)3], dan
meningkat dengan kenaikan nomer atom medium [t/r ~ Z3].
Efek Compton
Efek hamburan inelastik Compton merupakan interaksi antara foton dengan elektron bebas.
Proporsi energi dan momentum yang ditransfer pada elektron tergantung pada
sudut θ dan φ.
Energi yang ditransfer kepada elektron tergantung pada sudut φ, dan dalam
diagnostik relatif sangat rendah.
Untuk elektron bebas, kemungkinan interaksi
Compton menurun dengan kenaikan energi foton, utamanya untuk energi foton lebih
dari 100 keV. Untuk energi foton rendah, koefesien atenuasi massa Compton (s/r) mendekati konstan dalam
diagnostik, sebagai akibat kemungkinan adanya interaksi foton dengan elektron
tidak bebas (energi ikat tidak dapat diabaikan).
Arah hamburan
Arah hamburan cenderung ke depan dengan kenaikan
energi. Namun perubahan arah hamburan kecil untuk energi foton dalam rentang
diagnostik. Untuk obyek tebal, seperti pada pasien, radiasi primer maupun
hamburan akan diatenuasi, sehingga arah hamburan menjadi lebih kompleks.
Sebagian besar radiasi yang keluar dari pasien dihamburkan balik.
Efek Compton sebanding dengan jumlah elektron dalam medium. Koefesien hamburan Compton (s/r) sebanding dengan Z/A. Perhatikan bahwa jumlah elektron dalam material sebanding dengan Z, dan densitasnya tergantung pada A. Untuk unsur rendah nilai Z/A mendekati 05, terkecuali unsur hydrogen yang bernilai 1.
Produksi pasangan
Energi foton > 1.02 MeV berinteraksi dengan inti berat, foton berubah
menjadi elektron dan positron
E = me- c2 + me+
c2
Energi elektron dan positron diam masing-masing 0.51
MeV. Kedua partikel memberikan energinya kepada medium. Bagi positron, pada
saat mendekati diam akan bergabung dengan elektron diam yang disebut anihilasi,
berubah menjadi 2 foton dengan energi masing-masing 0.51 MeV.
Radiasi annihilasi e+ +
e- ® 2 g (0.51 MeV)
Koefesien atenuasi massa produksi pasangan
Koefesien atenuasi produksi pasangan meningkat
dengan kenaikan nomer atom (p/r ~ Z), dan meningkat dengan kenaikan energi. Mengingat
dalam diagnostik menggunakan sinar X energi rendah, maka efek produksi pasangan
tidak berkontribusi dalam pembuatan citra. Proses anihilasi akan bermanfaat
pada saat pembentukan citra dengan metode kedokteran nuklir, menggunakan PET
(positron emmission tomography).
Absorpsi pinggir/tepi (Absorption edge)
Bila
energi foton sedikit lebih dari yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron
dari kulit atom tertentu, akan terjadi peningkatan tajam koefesien absorpsi
fotolistrik. Proses demikian dinamakan absorption
edge, dan banyak dimanfaatkan dalam diagnostik.
Contoh penggunaan absorpsi
pinggir:
1.
Penggunaan jodium
(Z = 53, K edge = 33 keV) dan barium (Z = 56, K edge = 37 keV) yang dipakai
sebagai medium kontras.
2.
Penggunaan selenium plate (Z = 34, K edge = 13 keV) untuk
xeroradiografi. K edge ini juga mengakibatkan selenium merupakan penyerap yang
bagus untuk radiasi energi rendah (~ 20 keV) yang digunakan dalam mammografi.
3.
Absorpsi pinggir juga mempunyai efek signifikan dalam variasi
sensitivitas film dengan energi dalam diagnostik.
Berkas lebar dan berkas
sempit
I =
I e -mx untuk
berkas sempit
I =
B I e -mx untuk
berkas lebar
Filtrasi dan penguatan berkas
Filter, untuk menyerap energi rendah, materi
filter dipilih dengan memperhatikan sifat absorption edge. Sebagai contoh,
timah Sn (Z = 50, K edge = 29 keV), akan meneruskan foton 25 – 29 keV yang
tidak diinginkan dalam diagnostik, misalnya untuk radiografi abdomen. Untuk
diagnostik umumnya Al (Z = 13, K edge = 1.6 keV). Sinar X < 1.6 keV dan
radiasi karakteristik Al akan mudah diserap jendela tabung atau udara antara
filter dan pasien.
Inherent filtration, diakibatkan oleh gelas tabung, minyak isolasi, jendela
tabung (bakelite), pada umumnya ekuivalen ~ 0.5 – 1 mm Al. Filtrasi inherent
tergantung pada kV. Total filtrasi minimum 1.5 mm Al untuk tabung yang
beroperasi dengan tegangan 70 kVp, dan 2.5 mm Al untuk tabung dengan
tegangan > 70 kVp. Untuk tabung
dengan tegangan tinggi filter 0.5 mm Cu mungkin lebih baik. Radiasi karakteristik
Cu 9 keV, sehingga dibutuhkan fiter Al untuk menyerapnya.
Pengaruh filter pada spektrum sinar X 100 kV dengan filter inherent 0.5 mm
Al,
a) tanpa filter,
b) filter ideal (imaginasi),
c) dengan tambahan filter 2.5 mm Al
a) tanpa filter,
b) filter ideal (imaginasi),
c) dengan tambahan filter 2.5 mm Al
Pemberian filter mengakibatkan penguatan kualitas sinar
X, berarti meningkatkan daya penetrasinya yang dinyatakan dengan H1/2.
Namun pemberian filter juga menurunkan intensitas, sehingga menaikkan waktu
paparan pada pemeriksaan. Untuk kenaikan tegangan 2.5 kali, dibutuhkan tambahan
filter 0.5 mm Cu, tanpa mengubah hasil citra yang diperoleh.
Energi elektron kulit K meningkat dengan kenaikan nomer atom Z. Sebagai contoh gadolinium Gd (Z = 64, K edge = 50 keV) dan erbium Er (Z = 68, K edge =57.5 keV). Karena material relatif transparan pada radiasi karakteristik, maka pemberian filter dengan unsur sama dengan anoda akan menimbulkan efek khusus, seperti pada tabung mammografi dengan anoda molybdenum.
a) Variasi intensitas dengan ketebalan materi penyerap, b) perubahan H1/2
dengan ketebalan penyerap.
Efek filter 0.05 mm molybdenum pada spektrum sinar X 35 kV (garis putus = tanpa filter, garis kontinu = dengan filter)
No comments:
Post a Comment