FISIKA IMEJING
CT SCAN
Kedokteran adalah ilmu yang sarat teknologi tinggi dan selalu berkembang
setiap saat. Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi
nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini
disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak
dimiliki oleh unsur-unsur lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif
tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga
penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus benda
padat. Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu
pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti
sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam
film sinar-x.
Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang industri dan kedokteran. Dalam
bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan
menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan
struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh
struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter
untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka
dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed
Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron,
sinar gamma dan sinar-x.
Ketepatan suatu diagnosa akan sangat membantu dalam penanganan terapi suatu
penyakit, oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas yang dapat menunjang prosedur
tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan itu
dihadirkan failitas pemeriksaan CT-Scan yang merupakan modalitas
radiodiagnostik canggih.
1.PENGERTIAN
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
CT-Scan
merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal utk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat
antara suatu kelainan, yaitu :
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.
Gambar 1. CT scan
2. SISTEM CT SCANNER
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu sistem pemroses citra,
sistem komputer dan sistem kontrol.
- Sistem Pemroses Citra
Sistem pemroses citra merupakan bagian yang
secara langsung berhadapan dengan obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri
atas sumber sinar-x, sistem kontrol, detektor dan akusisi data. Sinar-x
merupakan radiasi yang merambat lurus, tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan
medan magnet dan dapat mengakibatkan zat fosforesensi dapat berpendar. Sinar-x
dapat menembus zat padat dengan daya tembus yang tinggi. Untuk mengetahui
seberapa banyak sinar-x dipancarkan ke tubuh pasien, maka dalam peralatan ini
juga dilengkapi sistem kontrol yang mendapat input dari komputer.
Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah sekumpulan detektor yang
dilengkapi sistem akusisi data. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran
fisik-dalam hal ini radiasi-menjadi besaran listrik. Detektor radiasi yang
sering digunakan adalah detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ini
ditembus oleh radiasi maka akan terjadi ionisasi. Hal ini akan menimbulkan arus
listrik. Semakin besar interaksi radiasi, maka arus listrik yang timbul juga
semakn besar. Detektor lain yang sering digunakan adalah detektor kristal zat
padat. Susunan detektor yang dipasang tergantung pada tipe generasi CT
Scanner. Tetapi dalam hal fungsi semua detektor adalah sama yaitu
mengindentifikasi intensitas sinar-x setelah melewati obyek. Dengan
membandingkan intensitas pada sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan oleh
propagasi pada obyek dapat ditentukan. Dengan menggunakan sistem akusisi data
maka data-data dari detektor dapat dimasukkan dalam komputer. Sistem akusisi
data terdiri atas sistem pengkondisi sinyal dan interfacae (antarmuka ) analog
ke komputer.
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat
mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan
mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang
telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang
mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran
dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam
02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
Gambar 2. Prinsip kerja CT Scan
b. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol
Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT Scanner,
yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan mengkonstruksi gambar
tomografi. Komputer terdiri atas processor, array processor, harddisk
dan sistem input-output.
Processor atau CPU (unit pemroses pusat)
mempunyai fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan instruksi, melakukak
eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil dalam memory. CPU yang digunakan
mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang digunakan bisa mikro
komputer dan bisa mini komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja dan kecepatan
bai sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data
dan software.
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard.
Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan
keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai
fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan
seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen. Sedangkan viewer
station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian
ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard
copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
Rekonstruksi
Bagian terakhir dari CT Scanner adalah rekonstruksi. Banyak metode yang
dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar tomografi, mulai dari back
projection sampai konvolusi.
Metode back
projection banyak digunakan dalam bidang kedokteran. Metode ini menggunakan
pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan melintang. Pixel
didasarkan pada nilai absorbsi linier. Kemudian pixel-pixel ini
disusun menjadi sebuah profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi
dilakukan dengan jalan saling menambah antar elemen matrik.
Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik, maka digunakan
metode konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat
dinyatakan dalam bentuk matematik yaitu transformasi Fourier. Dengan
menggunakan konvolusi dan transformasi Fourier, maka bayangan
radiologi dapat dimanipulasi dan dikoreksi sehingga dihasilkan gambar yang
lebih baik.
Manfaat CT Scanner
Manfaat CT Scanner
CT Scanner memiliki
kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh
darah dan tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose
permasalahan berbeda seperti :
• Adanya gumpalan
darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
• Pendarahan di dalam
otak ( cerebral vascular accident)
• Batu ginjal
• Inflamed appendix
• Kanker otak, hati,
pankreas, tulang, dll.
• Tulang yang retak
Prinsip dasar CT Scanner
Prinsip dasar CT scan mirip
dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini
sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk
membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang
digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti
citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan
oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh
citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar
(seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang
lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan
sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT
scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik
radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran
khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses
hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan
diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam
cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan
sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai
berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang
digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak
menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien
disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses
scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning
yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana
digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.
Prinsip Kerja CT Scanner
Gambar 3. Bagan Prinsip Kerja CT
Scanner
Dengan menggunakan tabung sinar-x
sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x
tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang
diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai
objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus
listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog.
Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai
posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital
oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya
diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang
ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam
film dengan Multi Imager atau Laser Imager.
Berkas
radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara
eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang
terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan
dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi
radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek,
berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian
dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan
komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai
rekonstruksi.
Pemprosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh
X-ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi
oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 4.
Collimator dan Detektor
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi
menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :
Gambar 5. Proses
pembentukan citra
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka
sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal
digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang
sebenarnya.
Hasilnya
dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film. Berikut contoh
citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT Scanner :
Gambar 6.Hasil whole body scanning
Gambar 7. Hasil scanning pada kepala pasien
Daftar Pustaka
NN, Alat
Radiologi IV. Akademi Teknik Elektromedik
Hasan,
Ir. Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor
Nugroho,
Bintoro Siswo. Inspeksi Pemalsuan Produk dengan Teropong
Otak. http:\\ www.fisik@net.htm. 2006x
http://www.MedistraHospital.htm.
Helical CT Scan. 2004
http://swissradiology.com
Kadriani
No comments:
Post a Comment