Thursday, 26 January 2012



Petunjuk Penggunaan
(Peralatan Quality Control Diagnostik Radiologi)



Primed } QA Div. } Scheme for Quality Assurance in Diagnostic Radiology



           





2011011
TEST TIMER

(manual spinning top device)


TUJUAN
Untuk menentukan akurasi pesawat sinar-X
Uji ini hanya untuk pesawat 1 phase dengan ½ pulsa  Timer pada pesawat 3 phase dan capasitor discharge tidak dapat ditentukan acurasi timer dengan metode ini
ALAT YANG DIPERLUKAN
1.       Petunjuk pengoperasian spinning top
2.       Spining top
3.       Kaset + film ukuran 18 x 24 cm atau 24 x 30 cm
4.       2 Lembar Pb
PROSEDUR PENGUKURAN
1.       Tempatkan kaset diatas meja pemeriksaan
2.       Tempatkan spinning top pada salah satu per empat bagian kaset
3.       Tutup tiga per empat bagian lainnya dengan Pb
4.       Atur FFD 100 cm dan kolimasi seluas spinning top
5.       Atur faktor eksposi pada 70 kV, 100 mA dan 0,1 sekon
6.       Lihat petunjuk pengoperasian spinning top. Setelah diset pada medium speed, lakukan ekspose (bila memungkinkan sebelum mulai lakukan uji coba alat terlebih dahulu)
7.       Ulangi pengujian pada ke empat bagian kaset
8.       Proses film dikamar gelap
EVALUASI
1.       Pada lembar film akan menunjukkan 4 buah gambar
2.       Jarak antara spot tidak penting, hanya menunjukkan kecepatan rotasi disk / cakram spinning top
3.       Spot harus mudah di hitung
4.       Ketepatan timer ditentukan dengan menghitung jumlah spot
5.       Jika supply utama mempunyai frekuensi 50 Hz ( 50 cycle per second):
a.        Pada pesawat satu pulsa (selfrectified) akan menghasilkan 50 pulsa radiasi per second (50 spot pada film)
b.       Sehingga pada ekspsoe 0,1 sec harus menghasilkan 5 spot
c.        Pada pesawat dua pulsa ( self rectified) akan menghasilkan 100 pulsa radiasi per second ( 100 spot pada film)
d.       Sehinggga pada ekspose 0,1 sec harus menghasilkan 10 spot
CATATAN:
Jika supply utama mempunyai frekuensi 60 Hz ( 60 cycle per second) : di Indonesia tidak digunakan ) Pada pesawat satu pulsa (self rectified) akan menghasilkan 60 pulsa radiasi per second ( 60 spot pada film) Sehingga pada ekspose 0,1 sec harus menghasilkan 6 spot
Pada pesawat dua pulsa ( self rectified) akan menghasilkan 120 pulsa radiasi per sekon (120 spot pada film) Sehingga pada ekspose 0,1 sec harus menghasilkan 12 spot
Pada waktu ekpose yang lain akan menghasilkan spot yang berbeda.
CONTOH GAMBAR HASIL UJI

TEST GRID ALIGNMENT


TUJUAN
 Untuk menguji alignment grid dan tabung .
 ALAT DAN BAHAN
1.       Kaset ukuran 18 x 24 cm
2.       RMI grid alignment test tool
3.       Densitometer
4.       Lead blocker
METODE PENGUJIAN
1.       Atur tabung agar tepat berada ditengah meja pemeriksaan. Cek posisi tabung agar tetap dalam posisi lurus tidak miring ke salah satu sisi.
2.       Atur tinggi tabung sesuai dengan SID pada grid. (diatur 100 cm )
3.       Letakkan kaset ukuran 18 x 24 cm pada bucky secara melintang 
4.       Letakkan RMI grid aligment test tool di atas meja secara melintang. Dengan lubang kecil tiga berada di dekat pemeriksa.
5.       Letakkan pertengahan lubang alat tersebut dipertengahan dan tepat dipertengahan lapangan sinar.
6.       Plester alat tersebut agar tidak bergerak
7.       Letakkan lead blocker diatas alat tsb shg hanya bagian yang terekspose yang tidak tertutup lead bloker.
8.       Nilai eksposi berkisar 60 kV, 2 – 4 mAs dipilih nilai mA yang terendah.
9.       Nilai densitas optik yang dihasilkan berkisar antara 1,0 – 2,0.
10.    Ulangi eksposi dengan menggerakkan tabung ke arah lateral sehingga kelima lubang tersebut terekspose
11.    Setelah selesai kemudian dicuci secara standar (2-4 menit)
12.    Setelah kering catat densitas optiknya.
EVALUASI
Lihat pada data yang tercatat. Jika alignment antara grid dan tabung baik maka akan tercatat densitas pada lubang yang ditengah dengan nilai densitas yang tertinggi
Sedangkan keempat lubang yang lain semakin ke lateral densitasnya akan semakin kecil dan simetris
CONTOH GAMBAR HASIL UJI
 

TEST LINIERITAS mA

(mAs reciprocity)


Linierity adalah peningkatan yang teratur dalam nilai mAs seharusnya memproduksi peningkatan yang teratur dalam nilai eksposi yang di ukur.
Dengan kata lain, jika kita mengatur 70 kv 10mAs untk memproduksi eksposi sebesar 50 mR pada dosimeter, maka selanjutnya bila kita mengatur 70 kV  20 mAs untuk alat yang sama seharusnya memproduksi nilai eksposi sebesar 100 mR, tentunya bila mA station dan timer sudah terkalibrasi. Variasi linierity masih diperkenankan antar ± 20 %.
mA Exposure time linierity dan reciprocity
mA selektor pada generator sinar-X adalah digunakan untuk mengatur temperatur filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi. Lebih penting lagi mA selektor menentukan kuantitas dari radiasi sinar-X yang terjadi dalam suatu berkas sinar.
Dengan demikian maka akurasi nilai mA yang dipilih adalah sama pentingnya dengan akurasi timer eksposi (waktu eksposi).
Satu metode untk pengujian akurasi mA yang dapat dilakukan adalah dengan membuat satu eksposi radiasi sambil mencermati mAs meter pada panel kontrol. Metode terbaik selain ini adalah dengan menguji resiprok dan kelinieran dari mA.
Reciprok berati : Eksposi dilakukan pada nilai mAs yang sama diperoleh dengan    kombinsi mA dan S yang berbeda.
Output Radiasi seharusnya adalah sama sepanjang kVp yang digunakan dijaga pada posisi konstan. Untuk menghitung nilai resiprok dari suatu eksposi radiasi maka dapat digunakan rumus sbb:
                                 (mR/mAs max-mR/mAs min) : 2
RV =         -----------------------------------------
                             mR/mAs rata-rata
RV = Reciprocity Variance

Variasi resiproksiti masih diperkenankan pada prosentase ± 10 %
Dikatakan bahwa resiprok generator adalah baik bila perhitungan variancenya adalah lebih kecil dari 10 %. Alat untuk mengukur eksposi dan mengitung resiprok dapat mengunakan dosimeter saku atau menggunakan Al.
TUJUAN
 Untuk menguji Linieritas mA (metode reciproc)  generator pesawat sinar-x
ALAT DAN BAHAN
1.      Al Step wedge:
·         21 steps
·         11 steps
2.      Densitometer
3.      Lead blocker
METODE PENGUJIAN
1.       Letakan stepwedge pada pertengahan kaset yang telah dibagi dua menggunakan lead blocker.
2.       Atur pusat sinar tegak lurus pada pertengahan step, dengan luas lapangan sinar selebar ukuran stepwedge, kemudian lakukan eksposi I sebagaimana contoh factor eksposi pada table 1.
3.       Lanjutkan dengan eksposi II pada sisi film yang belum tersinari contoh faktor eksposi pada tabel 1
4.       Proses film di kamar gelap dan keringkan.
Tabel 1:
EVALUASI
Observasi radiograf step wedge, Ukur dan Catat OD masing-masing Steps
Tentukan radiograf I OD yang medekati atau sama dengan 1.00, tandai step dimaksud.
Lakukan perbandingan OD 1.00 terhadap radiograf reciproc nya
Perbedaan OD step reciproc kurang dari 3 step terhadap radiograf I adalah menjelaskan linieritas/reciprocity nilai mAs
CONTOH GAMBAR HASIL UJI

TEST COLLIMATOR ALIGNMENT & BEAM ALIGNMENT


Salah satu problem yang biasa ditemui pada pesawat sinar-X adalah ketidakajaman lapangan penyinaran (cahaya) kolimator terhadap lapanan sinar-X. Alat uji kolimator dan arah sinar dirancang untuk mengevaluasi kolimator sesuai rekomendasi dari NCDHR (National Cener for Devices and Radiological Health).
Alat uji arah sinar berupa silinder plastik dengan tinggi 12,25 cm dengan bola baja pada masing-masing ujungnya. Salah satu bola baja dibagian atas dan satu lagi di bagian bawah ketika alat tersebut ditempatkan pada suatu permukaan. Sedangkan alat uji kolimator merupakan sebuah bidang datar terbuat dari lempeng kuningan dengan garis empat persegi panjang dan tanda-tanda lain dipermukaannya.

TUJUAN
Menguji kesesuaian lapangan sinar-X dengan lapangan penyinaran (cahaya) kolimator dan menguji ketepatan arah sinar-X (tegak lurus ) terhadap film, sehingga:
1.       Dapat mengukur besarnya penyimpangan lapangan penyinaran kolimator terhadap lapangan sinar-X
2.       Dapat mengukur bsarnya penyimpangan titik tengah ( central point) lapangan penyinaran kolimator terhadap lapangan sinar-X.
3.       dapat mengukur derajat ketidaktepatan / penyimpangan arah sinar (tegak lurus) terhadap film
4.       mengetahui manfaat uji kolimator dan arah sinar dalam aplikasi pembuatan radiograf
PERSIAPAN ALAT
1.       Kolimator test tool
2.       Beam alignment Tool
3.       Water pass
4.       Kaset dan film 18 x 24 cm
5.       Meteran
6.       Alat tulis
PROSEDUR PENGUJIAN
1.       Atur permukaan meja pemeriksaan horisontal dengan bantuan water pass dan tabung sinar-X sedemikian rupa sehingga arah sinar tegak lurus meja pemeriksaan
2.       Atur FFD 1 meter
3.       Tempatkan “Beam alignment Tool “diatas“ Colimator tool”tepat pertengahan lapangan penyinaran dan garis tengah meja pemeriksaan
4.       Atur kolimasi sehingga tepi-tepinya berimpit dengan garis empat persegi panjang pada “ Colimator Tool “.
5.       Masukkan kaset 18 X 24 cm pada bucky tray
6.       Atur faktor eksposi : kVp 60 dan mAs 10, kemudian lakukan eksposi
7.       Lakukan processing film dan pengukuran-pengukuran
EVALUASI
Ada 3 (tiga) hal yang dapat kita ketahui /diukur dengan menggunakan kedua alat yang dipakai secara bersamaan ini, yaitu :
1.       Kolimasi (lapangan penyinaran )
 Kolimasi dikaakan baik jika gambaran sinar-X (lapangan sinar-X ) jatuh tepat pada garis empat persegi panjang (lapangan penyinaan kolimator). Jika gambaran tepi lapangan sinar-X berada pada ± 1 cm dari salah satu garis empat persegi panjang, maka hal ini menunjukkan terjadi ketidaktepatan sebesar 1 % dari FFD (1 m). Nilai maksimum yang diijinkan oleh NCDRH adalah 2 % dari FFD.
Tabel 2 dibawah ini menunjukkan variasi FFD, faktor ekposi serta nilai maksimum penyimpangan.

Tabel 2 :
FFD
FAKTOR EKSPOSI
MAKSIMUM MISALIGNMENT (2 %)
91,4 cm  (36”)
60 kVp, 10 mAs
1,8 cm (0,72”)
1,22 cm  (48”)
60 kVp, 14 mAs
2,4 cm (0,96”)
1,82 cm (72 “)
60 kVp, 38 mAs
3,6 cm (1,44”)
2.       Ketepatan lapangan sinar-X dan film
Sebagai tambahan untuk mengetahui ketidaktepatan kolimator terhadap lapangan sinar-X, NCDRH juga merekomendasikan bahwa gambaran pertengahan (cener) lapangan sinar-X harus berada dianara 2 % (maksimum ) dari FFD terhadap pertengahan lapangan penyinaran kolimaor dalam perencanaan bayangan.
Carannya : Buat perpotongan dua garis diagonal dari film (sekaligus sebagai pertengahan dari kolimasi), kemudian buat perpotongan dua garis diagonal dari gambaran pada film ( sekaligus senbaai pertengahan lapangan sinar-X). Bila kedua perpotongan diagonal tersebut berimpit berarti tidak ada misalignment, eapi bila ada jarak, maka lakukan pengukuran dan berapa besar prosentasinya (maksimum 2% dari FFD).
3.       Ketepatan Arah sinar
 Menurut rekomendasi dari NCDR, arah sinar-X harus tegak lurus erhadap bidang film (kecuali untuk tujuan khusus). Jika film paralel dengan meja pemeriksaan, ketegaklurusan arah sinar-X dapat dicek dengan “Beam Alignment Test Tool . Berikut ini kriteria yang diterapkan untuk FFD 1 meter (40 inchi): jika kedua gambaran bola baja overlap maka center dikatakan tegak lurus sampai dengan penyimpangan ± 0,50 . Jika gambaran bola baja atas ( bayangan lebih besar ) berada pada lintasan lingkaran pertama ( dalam ) maka arah sinar menyimpang ± 1,50.   Jika gambarn bola baja atas (bayangan lebih besar) berada pada lintasan lingkaran kedua (luar) maka arah sinar menyimpang ± 30
CONTOH GAMBAR HASIL UJI
          
                         

TEST SCREEN/FILM CONTAC


TUJUAN
Mengetahui kondisi kekontakan film terhadap skrin dalam kaset sinar-x
PERSIAPAN ALAT
1.       Kaset yang akan diuji
2.       Alat Uji (satu dos paper clips, lempeng logam berlubang, fine wire  mesh (jaring kawat) yang dapat menutupi kaset ukuran  35 x 43 cm.
3.       Mareker Pb jika kaset tidak mempunyai jendela Pb untuk identitas pasien
PROSEDUR PENGUJIAN
1.       Isi kaset yang akan diuji dan tempatkan diatas meja pemeriksaan
2.       Tutup seluruh permukaan kaset dengan alat uji (jika menggunakan paper clip harus didistribusikan merata)
3.       Atur FFD 150 cm (FFD yang tinggi mengurangi ketidak tajaman geometri
4.       Buka kolimator seluas kaset
5.       Jika diperlukan tempatkan Pb pada pojok kaset
6.       Lakukan eksposi menggunakan 50 kV dan 6 mAs (densitas film 1 – 2)
7.       Proses film
EVALUASI
1.       Gunakan  denstometer untuk mengukur densitas film pada lubang-lubang yang terbentuk
2.       Periksa gambar, cari daerah yang terjadi pengaburan
3.       Daerah pengaburan juga dapat disebabkan oleh :
à  Kaset yang cedera
à  Pemasangan screen, deterioration
à  Kantong udara
4.       Bila menggunakan alat uji wire mesh, pada daerah ketidakkontakan flim-screens juga terjadi peningkatan densitas
5.       Jika terdapat daerah yang terjadi pengaburan pada radiograf, maka harus dicurigai adanya ketidak kontakan film-screens.
CONTOH GAMBAR HASIL UJI
     




3 comments:

  1. keren.. makasi babeh edi atas infonya. berguna skali buat kuliah saya :)

    ReplyDelete
  2. babeh kenapa harus memakai akrilik dan kuningan ?

    ReplyDelete
  3. babeh kenapa harus memakai akrilik dan kuningan ?

    ReplyDelete