|
TEST TIMER
(manual spinning top device)
TUJUAN
Untuk menentukan akurasi pesawat sinar-X
Uji ini hanya untuk pesawat 1 phase
dengan ½ pulsa Timer pada pesawat 3
phase dan capasitor discharge tidak dapat ditentukan acurasi timer dengan metode
ini
ALAT
YANG DIPERLUKAN
1.
Petunjuk pengoperasian spinning top
2.
Spining top
3.
Kaset + film ukuran 18 x 24 cm atau 24 x 30
cm
4.
2 Lembar Pb
PROSEDUR
PENGUKURAN
1.
Tempatkan kaset diatas meja pemeriksaan
2.
Tempatkan spinning top pada salah satu per
empat bagian kaset
3.
Tutup tiga per empat bagian lainnya dengan
Pb
4.
Atur FFD 100 cm dan kolimasi seluas spinning
top
5.
Atur
faktor eksposi pada 70 kV, 100 mA dan 0,1 sekon
6.
Lihat petunjuk pengoperasian spinning top.
Setelah diset pada medium speed, lakukan ekspose (bila memungkinkan sebelum
mulai lakukan uji coba alat terlebih dahulu)
7.
Ulangi pengujian pada ke empat bagian kaset
8.
Proses film dikamar gelap
EVALUASI
1.
Pada lembar film akan menunjukkan 4 buah
gambar
2.
Jarak antara spot tidak penting, hanya
menunjukkan kecepatan rotasi disk / cakram spinning top
3.
Spot harus mudah di hitung
4.
Ketepatan timer ditentukan dengan menghitung
jumlah spot
5.
Jika supply utama mempunyai frekuensi 50 Hz
( 50 cycle per second):
a.
Pada pesawat satu pulsa (selfrectified) akan
menghasilkan 50 pulsa radiasi per second (50 spot pada film)
b.
Sehingga pada ekspsoe 0,1 sec harus
menghasilkan 5 spot
c.
Pada pesawat dua pulsa ( self rectified)
akan menghasilkan 100 pulsa radiasi per second ( 100 spot pada film)
d.
Sehinggga pada ekspose 0,1 sec harus
menghasilkan 10 spot
CATATAN:
Jika supply utama mempunyai frekuensi 60
Hz ( 60 cycle per second) : di Indonesia tidak digunakan ) Pada pesawat satu
pulsa (self rectified) akan menghasilkan 60 pulsa radiasi per second ( 60 spot pada
film) Sehingga pada ekspose 0,1 sec harus menghasilkan 6 spot
Pada pesawat dua pulsa ( self rectified)
akan menghasilkan 120 pulsa radiasi per sekon (120 spot pada film) Sehingga
pada ekspose 0,1 sec harus menghasilkan 12 spot
Pada waktu ekpose yang lain akan
menghasilkan spot yang berbeda.
CONTOH
GAMBAR HASIL UJI
TEST GRID ALIGNMENT
TUJUAN
Untuk menguji alignment grid dan tabung .
ALAT DAN BAHAN
1.
Kaset ukuran 18 x 24 cm
2.
RMI grid alignment test tool
3.
Densitometer
4.
Lead blocker
METODE PENGUJIAN
1.
Atur tabung agar tepat berada ditengah meja
pemeriksaan. Cek posisi tabung agar tetap dalam posisi lurus tidak miring ke
salah satu sisi.
2.
Atur tinggi tabung sesuai dengan SID pada
grid. (diatur 100 cm )
3.
Letakkan kaset ukuran 18 x 24 cm pada bucky
secara melintang
4.
Letakkan RMI grid aligment test tool di atas
meja secara melintang. Dengan lubang kecil tiga berada di dekat pemeriksa.
5.
Letakkan pertengahan lubang alat tersebut
dipertengahan dan tepat dipertengahan lapangan sinar.
6.
Plester alat tersebut agar tidak bergerak
7.
Letakkan lead blocker diatas alat tsb shg
hanya bagian yang terekspose yang tidak tertutup lead bloker.
8.
Nilai eksposi berkisar 60 kV, 2 – 4 mAs
dipilih nilai mA yang terendah.
9.
Nilai densitas optik yang dihasilkan
berkisar antara 1,0 – 2,0.
10.
Ulangi eksposi dengan menggerakkan tabung ke
arah lateral sehingga kelima lubang tersebut terekspose
11.
Setelah selesai kemudian dicuci secara
standar (2-4 menit)
12.
Setelah kering catat densitas optiknya.
EVALUASI
Lihat pada data yang tercatat. Jika
alignment antara grid dan tabung baik maka akan tercatat densitas pada lubang
yang ditengah dengan nilai densitas yang tertinggi
Sedangkan keempat lubang yang lain
semakin ke lateral densitasnya akan semakin kecil dan simetris
CONTOH
GAMBAR HASIL UJI
TEST LINIERITAS mA
(mAs reciprocity)
Linierity adalah peningkatan yang teratur dalam nilai mAs seharusnya
memproduksi peningkatan yang teratur dalam nilai eksposi yang di ukur.
Dengan kata lain, jika kita mengatur 70 kv 10mAs untk memproduksi eksposi
sebesar 50 mR pada dosimeter, maka selanjutnya bila kita mengatur 70 kV 20 mAs untuk alat yang sama seharusnya
memproduksi nilai eksposi sebesar 100 mR, tentunya bila mA station dan timer
sudah terkalibrasi. Variasi linierity masih diperkenankan antar ± 20 %.
mA
Exposure time linierity dan reciprocity
mA selektor pada generator sinar-X adalah digunakan untuk mengatur
temperatur filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi.
Lebih penting lagi mA selektor menentukan kuantitas dari radiasi sinar-X yang
terjadi dalam suatu berkas sinar.
Dengan demikian maka akurasi nilai mA yang dipilih adalah sama pentingnya
dengan akurasi timer eksposi (waktu eksposi).
Satu metode untk pengujian akurasi mA yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat satu eksposi radiasi sambil mencermati mAs meter pada panel kontrol.
Metode terbaik selain ini adalah dengan menguji resiprok dan kelinieran dari
mA.
Reciprok berati : Eksposi dilakukan pada nilai mAs yang sama diperoleh
dengan kombinsi mA dan S yang berbeda.
Output Radiasi seharusnya adalah sama sepanjang
kVp yang digunakan dijaga pada posisi konstan. Untuk menghitung nilai resiprok
dari suatu eksposi radiasi maka dapat digunakan rumus sbb:
(mR/mAs
max-mR/mAs min) : 2
RV = -----------------------------------------
mR/mAs rata-rata
mR/mAs rata-rata
RV = Reciprocity Variance
Variasi resiproksiti masih diperkenankan pada
prosentase ± 10 %
Dikatakan bahwa resiprok generator adalah baik
bila perhitungan variancenya adalah lebih kecil dari 10 %. Alat untuk mengukur
eksposi dan mengitung resiprok dapat mengunakan dosimeter saku atau menggunakan
Al.
TUJUAN
Untuk menguji Linieritas mA (metode
reciproc) generator pesawat sinar-x
ALAT DAN BAHAN
1. Al
Step wedge:
·
21 steps
·
11 steps
2. Densitometer
3. Lead
blocker
METODE PENGUJIAN
1.
Letakan stepwedge pada pertengahan kaset yang telah dibagi dua
menggunakan lead blocker.
2.
Atur pusat sinar tegak lurus pada pertengahan step, dengan luas
lapangan sinar selebar ukuran stepwedge, kemudian lakukan eksposi I sebagaimana
contoh factor eksposi pada table 1.
3.
Lanjutkan dengan eksposi II pada sisi film yang belum tersinari contoh
faktor eksposi pada tabel 1
4.
Proses film di kamar gelap dan keringkan.
Tabel 1:
EVALUASI
Observasi radiograf step wedge, Ukur dan
Catat OD masing-masing Steps
Tentukan radiograf I OD yang medekati
atau sama dengan 1.00, tandai step dimaksud.
Lakukan perbandingan OD 1.00 terhadap
radiograf reciproc nya
Perbedaan OD step reciproc kurang dari 3
step terhadap radiograf I adalah menjelaskan linieritas/reciprocity nilai mAs
CONTOH
GAMBAR HASIL UJI
TEST COLLIMATOR ALIGNMENT & BEAM ALIGNMENT
Salah
satu problem yang biasa ditemui pada pesawat sinar-X adalah ketidakajaman
lapangan penyinaran (cahaya) kolimator terhadap lapanan sinar-X. Alat uji
kolimator dan arah sinar dirancang untuk mengevaluasi kolimator sesuai
rekomendasi dari NCDHR (National Cener for Devices and Radiological Health).
Alat
uji arah sinar berupa silinder plastik dengan tinggi 12,25 cm dengan bola baja
pada masing-masing ujungnya. Salah satu bola baja dibagian atas dan satu lagi
di bagian bawah ketika alat tersebut ditempatkan pada suatu permukaan.
Sedangkan alat uji kolimator merupakan sebuah bidang datar terbuat dari lempeng
kuningan dengan garis empat persegi panjang dan tanda-tanda lain
dipermukaannya.
TUJUAN
Menguji
kesesuaian lapangan sinar-X dengan lapangan penyinaran (cahaya) kolimator dan
menguji ketepatan arah sinar-X (tegak lurus ) terhadap film, sehingga:
1. Dapat
mengukur besarnya penyimpangan lapangan penyinaran kolimator terhadap lapangan
sinar-X
2. Dapat
mengukur bsarnya penyimpangan titik tengah ( central point) lapangan penyinaran
kolimator terhadap lapangan sinar-X.
3. dapat mengukur derajat ketidaktepatan /
penyimpangan arah sinar (tegak lurus) terhadap film
4. mengetahui
manfaat uji kolimator dan arah sinar dalam aplikasi pembuatan radiograf
PERSIAPAN
ALAT
1. Kolimator
test tool
2. Beam
alignment Tool
3. Water
pass
4. Kaset
dan film 18 x 24 cm
5. Meteran
6. Alat
tulis
PROSEDUR PENGUJIAN
1. Atur
permukaan meja pemeriksaan horisontal dengan bantuan water pass dan tabung
sinar-X sedemikian rupa sehingga arah sinar tegak lurus meja pemeriksaan
2. Atur
FFD 1 meter
3. Tempatkan
“Beam alignment Tool “diatas“ Colimator tool”tepat pertengahan lapangan
penyinaran dan garis tengah meja pemeriksaan
4. Atur
kolimasi sehingga tepi-tepinya berimpit dengan garis empat persegi panjang pada
“ Colimator Tool “.
5. Masukkan
kaset 18 X 24 cm pada bucky tray
6. Atur
faktor eksposi : kVp 60 dan mAs 10, kemudian lakukan eksposi
7. Lakukan
processing film dan pengukuran-pengukuran
EVALUASI
Ada 3 (tiga) hal yang
dapat kita ketahui /diukur dengan menggunakan kedua alat yang dipakai secara
bersamaan ini, yaitu :
1.
Kolimasi
(lapangan penyinaran )
Kolimasi dikaakan baik jika gambaran sinar-X
(lapangan sinar-X ) jatuh tepat pada garis empat persegi panjang (lapangan
penyinaan kolimator). Jika gambaran tepi lapangan sinar-X berada pada ± 1 cm
dari salah satu garis empat persegi panjang, maka hal ini menunjukkan terjadi
ketidaktepatan sebesar 1 % dari FFD (1 m). Nilai maksimum yang diijinkan oleh
NCDRH adalah 2 % dari FFD.
Tabel
2 dibawah ini menunjukkan variasi FFD, faktor ekposi serta nilai maksimum
penyimpangan.
Tabel
2 :
FFD
|
FAKTOR EKSPOSI
|
MAKSIMUM MISALIGNMENT (2 %)
|
91,4 cm
(36”)
|
60 kVp, 10 mAs
|
1,8 cm (0,72”)
|
1,22 cm
(48”)
|
60 kVp, 14 mAs
|
2,4 cm (0,96”)
|
1,82 cm (72 “)
|
60 kVp, 38 mAs
|
3,6 cm (1,44”)
|
2.
Ketepatan
lapangan sinar-X dan film
Sebagai
tambahan untuk mengetahui ketidaktepatan kolimator terhadap lapangan sinar-X,
NCDRH juga merekomendasikan bahwa gambaran pertengahan (cener) lapangan sinar-X
harus berada dianara 2 % (maksimum ) dari FFD terhadap pertengahan lapangan
penyinaran kolimaor dalam perencanaan bayangan.
Carannya
: Buat perpotongan dua garis diagonal dari film (sekaligus sebagai pertengahan
dari kolimasi), kemudian buat perpotongan dua garis diagonal dari gambaran pada
film ( sekaligus senbaai pertengahan lapangan sinar-X). Bila kedua perpotongan
diagonal tersebut berimpit berarti tidak ada misalignment, eapi bila ada jarak,
maka lakukan pengukuran dan berapa besar prosentasinya (maksimum 2% dari FFD).
3.
Ketepatan
Arah sinar
Menurut rekomendasi
dari NCDR, arah sinar-X harus tegak lurus erhadap bidang film (kecuali untuk
tujuan khusus). Jika film paralel dengan meja pemeriksaan, ketegaklurusan arah
sinar-X dapat dicek dengan “Beam Alignment Test Tool . Berikut ini kriteria yang
diterapkan untuk FFD 1 meter (40 inchi): jika kedua gambaran bola baja overlap
maka center dikatakan tegak lurus sampai dengan penyimpangan ± 0,50 .
Jika gambaran bola baja atas ( bayangan lebih besar ) berada pada lintasan
lingkaran pertama ( dalam ) maka arah sinar menyimpang ± 1,50. Jika gambarn bola baja atas (bayangan lebih
besar) berada pada lintasan lingkaran kedua (luar) maka arah sinar menyimpang ±
30
CONTOH GAMBAR HASIL UJI
TEST SCREEN/FILM CONTAC
TUJUAN
Mengetahui kondisi kekontakan
film terhadap skrin dalam kaset sinar-x
PERSIAPAN
ALAT
1.
Kaset yang akan diuji
2.
Alat Uji (satu dos paper clips, lempeng logam
berlubang, fine wire mesh (jaring kawat)
yang dapat menutupi kaset ukuran 35 x 43
cm.
3.
Mareker Pb jika kaset tidak mempunyai jendela Pb
untuk identitas pasien
PROSEDUR
PENGUJIAN
1.
Isi kaset yang akan diuji dan tempatkan diatas
meja pemeriksaan
2.
Tutup seluruh permukaan kaset dengan alat uji
(jika menggunakan paper clip harus didistribusikan merata)
3.
Atur FFD 150 cm (FFD yang tinggi mengurangi
ketidak tajaman geometri
4.
Buka kolimator seluas kaset
5.
Jika diperlukan tempatkan Pb pada pojok kaset
6.
Lakukan eksposi menggunakan 50 kV dan 6 mAs
(densitas film 1 – 2)
7.
Proses film
EVALUASI
1. Gunakan denstometer untuk mengukur densitas film pada
lubang-lubang yang terbentuk
2.
Periksa
gambar, cari daerah yang terjadi pengaburan
3. Daerah
pengaburan juga dapat disebabkan oleh :
à Kaset yang cedera
à Pemasangan screen, deterioration
à Kantong udara
4. Bila
menggunakan alat uji wire mesh, pada daerah ketidakkontakan flim-screens
juga terjadi peningkatan densitas
5.
Jika terdapat daerah yang terjadi pengaburan
pada radiograf, maka harus dicurigai adanya ketidak kontakan film-screens.
CONTOH GAMBAR HASIL UJI
keren.. makasi babeh edi atas infonya. berguna skali buat kuliah saya :)
ReplyDeletebabeh kenapa harus memakai akrilik dan kuningan ?
ReplyDeletebabeh kenapa harus memakai akrilik dan kuningan ?
ReplyDelete