RADIOTERAPI
I.
PENDAHULUAN
Tumor atau kanker ternyata bukanlah
penyakit yang muncul belakangan ketika peradaban manusia semakin modern.
Penyakit ini ada sejak zaman prasejarah. Para ahli arkeologi menemukan berbagai
macam tumor pada kerangka dinosaurus dan sejumlah mummi di Mesir. Tercatat
sejak tahun 1600 SM sudah ada usaha untuk mengatasi penyakit ini. Kanker
termasuk penyebab kematian tertinggi di dunia.
Terapi radiasi bukanlah hal baru untuk
menangani penyakit kanker. Publikasi penanganan kanker dengan cara ini telah
dimulai sejak tahun 1900 mengikuti perkembangan sinar-x yang ditemukan sejak
pada 12 November 1895. Penemuan tentang efek radiasi fisik dan biologi
menjadikan radioterapi menjadi pionir dalam penanganan kanker.
Radioterapi selain memanfaatkan sinar-x
juga memanfaatkan radiasi sinar gamma, sinar beta, dan sinar alfa. Dalam
aplikasinya, radioterapi harus dilakukan dengan prosedur yang tepat dan
penghitungan dosis serta teknik yang akurat agar diperoleh distribusi dosis
dimana dosis pada tumor lebih tinggi daripada dosis pada jaringan normal, atau
dengan kata lain dosis pada jaringan normal harus ditekan seminimal mungkin
atau tidak melewati nilai batas toleransi dosis jaringan tersebut.
Teknologi radioterapi meliputi
teleterapi dan brachyterapi. Teleterapi atau radiasi eksterna merupakan terapi
jarak jauh atau sumber radiasi berada diluar tubuh yang memanfaatkan radiasi
foton, elektron, proton, neutron dan ion berat, dimana penghitungan dosis
dilakukan dengan menganggap sumber radiasi sebagai titik. Teknologi yang kedua
adalah brachyterapi atau radiasi interna. Terapi ini tergolong baru di
Indonesia dan merupakan terapi canggih dengan didukung sarana komputer.
II.
ALUR PASIEN DI
INSTALASI RADIOTERAPI RSCM
Alur pasien radioterapi RSCM secara umum :
1.
Pasien/keluarga
pasien/petugas rawat inap mendaftarkan di loket pendaftaran. Pada loket
pendaftaran ini akan diinformasikan tentang biaya pemeriksaan, persiapan dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan jalannya terapi.
2.
Pasien
diperiksa di poliklinik radioterapi untuk diketahui terapi apa yang cocok untuk
pasien.
3.
Pasien dibawa
ke ruang simulator untuk lokalisasi tumor dan pembuatan alat bantu seperti
bantal, bolus, masker dan lain-lain yang diperlukan selama proses terapi.
4. Hasil
simulator dibawa ke TPS untuk penghitungan distribusi dosis, arah penyinaran
dan pengaturan MLC jika diperlukan.
5.
Setelah hasil
dari TPS di setujui oleh dokter ahli radioterapi pasien dapat mulai dilakukan
penyinaran pada hari hari yang telah ditentukan.
III.
RA DIOTERAPI RSCM
1.
Treatment Planning Room (TPR)
Tretment planning room merupakan tempat untuk
membuat perencanaan pemberian dosis yang bertujuan untuk membuat, mengolah,
merencanakan dan menganjurkan rencana penyinaran kepada radioterapis yang
optimal dengan teknik teleterapi (eksternal radiasi), penghitungan dosis untuk
brachyterapi (internal radiasi) dan pembuatan blok MLC.
a.
Pembuatan blok MLC
Selain
system kolimasi pembatas lapangan penyinaran yang dipasang secara manual,
sekarang ini telah tersedia
fasilitas Multi Leaf Collimator (MLC) yaitu system pembatas berbentuk
lempengan-lempengan Pb secara automatic. MLC yang ada di RSCM yang digunakan
pada pesawat LINAC 2100 C adalah MLC model 80 dengan diameter MLC 0,5 cm. Letak
MLC ini ada pada gantry pesawat di bawah kolimator lapangan penyinaran
disimpan dalam 2 buah carriage, yaitu
carriage A yang berisi 40 dan carriage B yang berisi 40 leaf. Pembuatan MLC
menggunakan alat yang disebut Shaper, yang kemudian hasilnya bisa ditransfer
melalui system varis pada menu patient chart pada sesi treatment planning
session edit MLC, sehinnga pada saat pelaksanaan penyinaran data MLC sudah
termasuk sebagai kelengkapan pada penyinaran pasien.
Lagkah-langkah pembuatan
blok MLC :
o
Hidupkan
komputer, tunggu proses loading, lakukan instruksi komputer.
o Pada menu
program pilih menu shaper, kemudian hidupkan shaper dengan menekan tombol
on/off.
o Lakukan
kalibrasi digitizer dengan cara menekan calibrate digitize pada meja shaper
dengan menggunakan pen origin, setelah itu di titik tengah koordinat, lalu
titik yang letaknya 10 cm diatas dan sebelah kanan koordinat dan diakhiri pada
titik yang letaknya 10 cm di bawah titik tengah sebelah kiri koordinat.
o Pasang film
atau printer simulasi dengan cara meletakkan centrasi lapangan pada titik
tengah koordinat meja shaper.
o
Masukkan data
pasien, data field dan faktor pembesaran/pengecilan.
o
Lakukan
digitize dengan menggunakan pen digitizer lapangan penyinaran yang tidak
terkena blok lalu tekan enter.
o Setelah di
print dan disimpan dalam komputer agar bisa diproses ke dalam sistem verifikasi
varis.
b.
Pembuatan Planning Penyinaran Teleterapi
Langkah-langkah yang harus
diperhatikan :
o
Baca instruksi dokter , teliti data-data pada kontur baik dari CT simulik atau CT.
o
Masukkan data kontur melalui pen digitizer, maupun
scan langsung data dari CT-Scan atau MRI.
o Masukkan data pesawat, luas lapangan, teknik yang
digunakan, modifikasi terus sehingga menghasilkan kurva isodosis yang baik. Dan
memenuhi standar ICRU 50.
o
Setelah itu print out dan simpan dalam komputer.
c.
Pembuatan
Planing Penyinaran Brachyterapi.
Langkah yang harus diperhatikan
dan dilakukan adalah :
o Baca instruksi
dokter, mulai membuat planing dengan memasukkan data nama dan nomor registrasi
pasien.
o
Pilih data
pesawat yang digunakan.
o
Masukkan data
pemasangan aplikasi dari hasil foto
simulasi pemasangan aplikator.
o Atur posis
source atau dwell time dari masing-masing jarum agar menghasilkan distribusi
yang diinginkan dengan memperhatikan dosis pada daerah yang dilindungi.
o
Laporkan hasil
komputer ke dokter untuk diketahui atau disetujui
o
Setelah ada persetujuan bisa lakukan penyinaran.
1.
Simulator
Simulator
adalah alat untuk membuat simulasi
penyinaran eksternal yang bertujuan untuk menentukan lokalisasi lapangan
penyinaran serta menutup organ-organ yang akan dilindungi. Hasil dari simulator
dijadikan pedoman untuk penyinaran dan perencanaan lebih lanjut di TPS. Saat
ini di Instalasi Radioterapi RSCM telah dioperasikan 2 unit pesawat simulator
yang masing-masing adalah Unit Simulator Simscan Dan Unit Simulator
Simulix Hp. Pengoperasian pesawat simulator tersebut telah dimulai
sekitar awal tahun 2000 yang lalu sejalan dengan pengoperasian unit pesawat
penyinaran Eksterna Varian I serta untuk mendukung pengoperasian TPS-ISiS dan
Plato. Secara fungsi standar simulator, kedua
pesawat simulator tersebut dapat dikatakan tidak memiliki perbedaan yang
mendasar. Karena masing-masing dapat memberikan informasi data yang memadai
sesuai kebutuhan standar yang diperlukan dalam pelaksanaan penyinaran. Akan
tetapi dari segi fasilitasnya dapat dikatakan bahwa pesawat simulix HP jauh
lebih lengkap dan lebih komputerized dibandingkan pesawat Simscan.
Prosedur
Tindakan dalam ruangan simulasi adalah sebagai berikut:
a.
Persiapan Simulasi :
o
Perhatikan
rencana penyinaran pada status pasien.
o
Persiapkan
alat bantu yang diperlukan.
o
Masukkan data
pasien ke dalam varis sistem
o
Pasang marker
pada bagian tubuh yang perlu diberi tanda.
o
Atur posisi
pasien dan lasr beam
o
Siap lakukan proses simulasi.
b.
Proses Simulasi dan Pengolahan data.
o
Lakukan fluoroskopi
o
Lakukan penyesuaian posisi simulasi.
o
Lakukan penyimpanan data gambar dan data posisi
simulasi
o
Buatlah gambar lapangan simulasi pada kulit pasien
serta garis laser beam yang akan menjadi patokan pada saat penyinaran, kemudian
diberi nitras agar tidak mudah hilang.
o
Atur kembali peralatan dan pesawat kemudian pasien
diturunkan, sebelumnya dilepaskan dulu marker yang masih menempel dan arahkan
pasien untuk menuju ruangan lain yang terkait
2.
Mould Room
Mould room
adalah ruangan di instalasi radioterapi tempat untuk pembuatan alat bantu
sebagai penunjang teknik penyinaran yang diperlukan Alat bantu ini diperlukan
untuk kenyamanan pasien dan ketepatan radiiasi (fiksasi organ). Alat bantu yang
dibuat di mould room adalah :
a.
Masker
Masker adalah alat fiksasi / immobilisasi didaerah kepala.
Terdiri dari dua jenis yaitu ; masker kepala dan masker leher supraclavicula.
Selain bertujuan untuk fiksasi, masker juga berfungsi dari segi etik kosmetis
yaitu penggambaran lapangan sinar tidak dikulit pasien tetapi digambar pada
masker. Pembuatan masker menggunakan bahan utama yaitu bahan ORFIT®
dan bak pemanas air (suspan water bath).
ORFIT® adalah suatu bahan thermoplastic
yang mampu melunak pada suhu air 60o C - 80o C dan
mengeras kembali pada suhu kamar + 24o C dengan waktu +
5 menit, dan 5 menit waktu tambahan untuk kesempurnaan pengerasannya. ORFIT® suatu bahan yang biodegradable yang artinya bisa diuraikan secara alami, sehingga
dalam penyimpanannya harus tepat yaitu dalam suhu 10 o C – 30 o
C agar material dari ORFIT®
tidak mengalami perubahan / kerusakan secara alami.
ORFIT®
memiliki kemampuan dilunakan dan kembali mengeras sebanyak empat kali,
yang artinya apabila bahan ORFIT®
yang masih baru (belum pernah dilunakan) dibuat sebuah masker, maka
kemampuan penggunaannya berkurang 25 %. Masker dibuat dengan cara sebagai
berikut :
o Siapkan alat
dan bahan yang diperlukan dan nyalakan Suspan Water Bath dan regulatornya
diatur pada posisi 60-80 0 C.
o
Posisi pasien
telentang atau prone sesuai teknik yang akan digunakan pada bantalan dan
tatakan fiksasi yang sesuai.
o
Masukkan bahan
Raycast ORFIT kedalam air yang cukup panas di water bath.
o
Setelah 3 – 5
menit bahan orfit tampak melentur, ditandai dengan perubahan warna fisiknya
yang agak transparan, angkat bahan masker tersebut dan tiraskan airnya, keringkan
kemudian tempelkan pada bagian tubuh yang akan difiksasi.
o
Bentuklah
daerah lekukan, tonjolan jika ada dengan memijat halus pada daerah tersebut,
biarkan kaku agar jarak space antar kulit dan masker seminimal mungkin.
o
Antara 10 – 15
menit, masker akan mengeras, angkat dan lepaskan dari tubuh pasien.
o
Masker diberi identifikasi.
b.
Bolus
Bolus adalah suatu bahan yang memiliki daya serap radiasi
sama dengan jaringan lunak bertujuan untuk menghomogenkan dosis radiasi. Bolus
terdiri dari dua macam : yaitu bolus keras dan bolus lunak.
Bolus Keras
Bolus keras terdiri dari wax (lilin). Bolus keras dibuat pada
organ-organ sinar yang mempunyai bentuk yang tidak homogen, artinya dari
kristal ke proximal memiliki ketebalan yang berbeda. Sebagai contoh organ
tungkai bawah normal yang tidak sama
ketebalan jaringannya dari distal ke proximal. Bolus keras dibuat dengan
prosedur sebagai berikut :
o
Pasien tidur
pada meja pemeriksaan
o
Letakkan
plastik sebagai alas pada daerah yang akan disinar.
o
Balutkan
gipsum yang sudah dibasahi dengan air pada seluruh organ yang akan dibuat
bolusnya, kemudian ratakan dan keringkan.
o Bolus cetakan
negatif selesai, kemudian cetak menjadi patung dengan menuangkan adonan
alabaster dengan air.
o
Lepaskan
gypsum/cetakan negatif patung.
o
Panaskan Wax
(lilin) dalam bak tungku khusus.
o Masukkan
patung kedalamnya, biarkan melayang sampai terbenam sendiri dan mengeras lalu
angkat dari bak dan dinginkan.
o
Belah bolus tadi menjadi 2 (dua) bagian ditengah-tengah.
o
Bolus dicoba
ke pasien sesuai dengan luas penyinaran dan beri identifikasi dan tanda
acuannya. Pembuatan bolus selesai.
Bolus Lunak
Bolus lunak terbuat dari bahan
paraffin (malam). Dibuat untuk menambah ketebalan jaringan lunak (konpensasi
ketebalan) pada saat penyinaran yang menggunakan berkas sinar electron.
Misalnya untuk kasus-kasus ; ca. mammae, basalioma, hemangioma, keloid, ca.
telinga, ca. penis, ca. hidung, dll. Ketebalan pembuatan bolus lunak bervariasi
ditentukan atas instruksi dokter konsulen.
c.
Kontur
Kontur digunakan sebagai pembuatan pola atau dengan kata lain memindahkan bentuk
potongan pasien dengan ukuran yang sebenarnya pada kertas untuk menentukan
volume target penyinaran. Kontur menggunakan bahan utama yaitu lembaran gips (gypsona). Prosedur Pembuatan Kontur
adalah sebagai berikut:
o Pasien tidur
dimeja pemeriksaan, letakkan plastik sebagai alas pada daerah yang akan
dikonturkan.
o
Gypsona dilipat 2 cm, dibantu dengan air, dilipat
sepertipita dan diletakkan pada daerah kontur.
o
Biarkan
mengering kira-kira 10 menit beri tanda yang diperlukan.
o Letakkan
kontur diatas kertas dengan posisi miring, kemudian gambar dalam kertas sesuai
cetakan kontur lengkap dengan tanda dan batas.
o
Pembuatan
kontur selesai dan pasien diberi penjelasan.
d.
Individual Block
Individual block adalah blok khusus untuk satu pasien yang
dibuat bukan menggunakan program MLC (multi
leaf collimator) dengan bentuk yang solid. Individual block dibuat apabila
program MLC tidak memungkinkan untuk membentuk suatu block, dikarenakan
bentuknya yang irregular/berbentuk kurva-kurva yang tidak beraturan atau letak
block yangnya yang melayang ditengah lapangan penyinaran sehingga tidak bisa
terjangkau oleh program MLC. Misalnya pada kasus lymphoma malignum. Individual
block terbuat dari bahan utama cerrobend™
, yaitu bahan yang tersusun atas unsur Bi (bismuth) 50 %, Pb (timbal) 27 %, Sn
(timah) 10 %, dan Cd (cadmium) 13 %. Dan memiliki titik lebur 80oC.
3.
MICROSELEKTOR
Micro selektron HDR (MHDR) merupakan peralatan brachiterapi
standart yang baru dari nucletron dengan system remote afterloading HDR, yang
dirancang untuk dapat digunakan pada hampir semua lokasi anatomi tubuh manusia
yang secara klinis memungkinkan untuk aplikasi HDR Brachiterapi. Aplikasi
klinis MHDR dapat dilakukan dengan berbagai cara :
a.
intra caviter.
untuk
vagina-vaginal aplikator set, cylindrical aplikator set, untuk
endrometrium-fletcher Williamson aplikator set, untuk servix-ring aplikator
complete set dan untuk rectum-novi inflatable rectal aplikator
b.
intra lumenal
untuk
bronchus-lumencath aplikator set dan untuk esophagus-esophageal aplikator set
c.
inter stitial
untuk
lidah-pipart-tongue template, untuk payudara-breas implant dan untuk prostate
mupit aplikator set
d.
intra operatif
untuk
pancreas-panceatic flexsibleneedle set
Brachiterapi yang bertujuan memberikan dosis tinggi pada
tumor dan memperkecil dosis pada daerah sekitarnya terutama pada daerah yang
dilindungi dalam hal ini memiliki kebijakan yang harus diperhatikan, yaitu :
a.
Pasien
diberikan penjelasan tentang persiapan yang perlu dilakukan
b.
Pemeriksaan penunjang harus dipersiapkan.
c.
Membuat inform konsen
d.
Dibuat foto pengecekan aplikasi.
e.
Dibuat
planning penyinaran untuk penghitungan dosimetri.
f.
Penyinaran
dilakukan setelah ada persetujuan planning.
Prosedur Pemeriksaan pada MHDR adalah
sebagai berikut :
a.
Saat Tindakan:
o
Pasien masuk
ruang operasi
o
Ukur tekanan
darah, pernafasan, nadi dan suhu.
o
Lakukan
anastesi
o
Lakukan
desinfektan pada daerah penyinaran
o
Lakukan
pemasangan aplikator dan marker dan alat fiksasi
o
Buat foto
simulasi untuk mengecek pemasangan aplikator
o
Dibuat
perhitungan planning untuk perhitungan dosis
o
Lakukan penyinaran.
b.
Selesai Tindakan
o
Alat dibuka kembali
o
Lakukan observasi ada tidaknya perdarahan
o
Observasi tanda-tanda vital
o
Lakukan pembersihan pada daerah tindakan.
o
Penjelasan
pada pasien apa yang boleh dan tidak dilakukan oleh pasien
o
Anjurkan banyak minum.
Pada radioterapi ada yang disebut Gammade yang merupakan
pesawat brachiterapy yang berfungsi sebagai pengantar sumber radioaktif yang
digunakan untuk penyakit kanker. Alat ini terdiri dari container/trolley yang
berisi sumber radioaktif dengan kabel-kabel penghubung yang terpasang didalam
ruangan treatment dan suatu set personal computer, digitizer dan panel console
yang terpasang. Gammamed menggunakan sumber tunggal, tetapi mempunyai 24
saluran.
IV. KEGIATAN
QUALITY ASSURANCE (QA) PESAWAT RADIOTERAPI RSCM
Program dan kegiatan QA ini secara fisik terbagi manjadi
2 program, yaitu :
- Program dan Kegiatan Quality Control Pesawat.
Program ini meliputi pemeriksaan dan penetapan parameter
output radiasi (dosimeter radiasi) serta unjuk kerja sistim mekanik dan
fasilitas keselamatan radiasi yang dimiliki pesawat radioterapi. Jenis-jenis
pemeriksaan yang harus dikerjakan sesuai urutan bagian pesawat.
a.
Pesawat Varian
I Clinac 2100 C dan Varian II Clinac 2100 C
Jenis pemeriksaan sesuai urutan
bagian pesawat diuraikan sebagai berikut:
Panel
Kontrol.
o
Uji fungsi setiap macam modus penyinaran pesawat.
o
Besaran-besaran display digit.
o
Fungsi dari
tombol, saklar dan kunci kontak pesawat.
o
Besar energi
dari fungsi tombol pemilihan energi.
o
Fungsi lampu indicator sistim interlock.
Meja
Penyinaran.
o
Ketepatan
skala pada pergerakkan meja vertical, horizontal dan berputar, apakah ada
perbedaan antara besaran digit pada display dengan skala mekanik.
o
Kedataran
posisi bidang meja untuk arah sagital dan frontal.
o
Fungsi dari tombol emergensi yang ada pada meja
pemeriksaan.
o
Untuk kerja pergerakanpenyinaran.
Mesin
Penyinaran (head treatment)
Jenis Pemeriksaan meliputi:
o
Ketepatan jarak penyinaran dengan sistim FSD dan FID
sesuai spesifikasi pesawat, dan fungsi alat Bantu penunjuk jarak.
o
Ketepatan
ukuran lapangan penyinaran, pada penunjuk besar digit display dan besaran
mekanik disbanding dengan lapangan radiasi sebenarnya.
o
Ketepatan
letak lapangan penyinaran, caranya dengan membandingkan letak bayangan cermin
dibandingkan dengan letak berkas radiasi.
o
Ketapatan
letak titik pusat lapangan penyinaran.
o
Ketepatan
letak titik centrasi depan dengan belakang.
o
Ketepatan
letak titik centrasi pada keadaan kolimator tetap dan berputar.
o
Ketepatan
skala penyudutan kolimator antara besaran digit dengan meaknik.
o
Ketepatan
skala penyudutan gantry antara besaran digit dengan mekanik.
o
Ketepatan
titik pergerakan isocenter pesawat penyinaran.
o
Fungsi sistim interlock penggunaan aplikator electron
dan saringan wedge.
o
Ketepatan posisi wedge, aplikator dan tray block
radiasi.
o
Simetri jaw
dan intensitas lampu lapangan penyinaran
o
Pengancing wedge dan Tray block.
Kontrol
penggerak dengan tangan (hand switch control).
o
Uji fungsi
setiap tombol penggerak lapangan penyinarasn, gantry, lampu lapangan
penyinaran.
o
Uji fungsi tombol emergensi.
Pemeriksaan Dosimetri Out Put Radiasi.
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Penetapan nilai dosis serap berkas radiasi foton dan
electron dari out put radiasi pesawat radioterapi.
o
Penetapan besaran monitor unit pada panel pengendali
dengan kesetaraan nilai dosis serap yang diukur.
o
Penetapan
nilai energi berkas radiasi foton dan electron (PDD dan TMR)
o
Penetapan
nilai homogenitas berkas radiasi foton dan electron (flatness dan simetri)
o
Penetapan
faktor koreksi luas lapangan penyinaran.
o
Penetapan factor koreksi aplikator electron
o
Penetapan factor transmisi filter Wedge.
o
Penetapan factor transmisi alat Bantu penyinaran
lainnya.
o
Penetapan faktor off axis
a.
Pesawat Cobalt-60 Alycyon II
Panel
control.
o
Uji fungsi setiap macam modus penyinaran pesawat
o
Besaran – besaran display digit.
o
Fungsi tombol, saklar, dan kunci kontak pesawat.
o
Besaran energi
dan fungsi tombol pemilihan energi.
o
Fungsi lampu-lampu indicator sistim interlock
Meja Penyinaran.
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Ketepatan
skala pada pergerakan meja vertical, horizontal dan berputar, apakah ada
perbedaan anatara besar digit pada display dengan skala mekanik.
o
Kedataran
posisi bidang meja untuk arah sagital dan frontal.
o
Fungsi dari tombol emergensi yang terdapat pada meja
penyinaran.
o
Untuk kerja
pergerakan meja penyinaran.
Mesin
Penyinaran
Pemeriksaan meliputi :
o
Ketepatan jarak penyinaran dengan sisitim FSD dan FID
sesuai spesifikasi pesawat, fungsi alat Bantu penunjuk jarak.
o
Ketepatan
ukuran lapangan penyinaran, pada penunjukan besaran digit dan besaran mekanik
dibandingkan dengan lapangan radiasi yang sebenarnya.
o
Ketepatan letak lapangan penyinaran.
o
Ketepatan
letak titik pusat lapangan penyinaran
o
Ketepatan
letak titik centrasi depan belakang
o
Ketepatan
letak titik centrasi pada keadaan kolimator tetap dan berputar.
o
Ketepatan
skala penyudutan kolimator antara besaran digit dengan mekanik.
o
Ketepatan skala penyudutan gantry
o
Ketepatan
titik pergerakan isocenter pesawat penyinaran
o
Fungsi sistim interlock penggunaan aplikator electron
dan saringan wedge
o
Ketepatan posisi wedge, aplikator, dan tray block
radiasi.
o
Simetri jaw
dan intensitas lampu lapangan penyinaran.
o
Pengancing wedge dan tray block.
Pemeriksaan
Dosimetri Out Put Radiasi.
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Penetapan nilai dosis serap berkas radiasi foton dan
electron daro out put radiasi pesawat radioterapi.
o
Penetapan besaran monitor unit pada panel pengendali
dengan kesetaraan nilai dosis serap yang diukur.
o
Penetapan
nilai energi berkas radiasi foton dan electron ( PDD dan TMR)
o
Penetapan
nilai homogenitas berkas radiasi foton dan electron. (Flatnes dan simetri)
o
Penetapan
faktor luas lapangan, aplikator electron, dan transmisi filter wedge.
o
Penetapan
faktor transmisi alat Bantu penyinaran lainnya.
b.
Pesawat
Simulator.
Panel Kontrol
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Uji fungsi
macam modus, besaran digit display, fungsi tombol, saklar dan kunci kontak
pesawat.
o
Besar energi
dari fungsi tombol pemilihan energi. Dan fungsi lampu indicator sisitim interlock.
Meja
penyinaran :
o
Ketepatan
skala pergerakan meja vertical, horizontal, dan berputar. Kedataran posisi
bidang meja untuk arah sagital dan frontal.
o
Fungsi dari
tombol emergensi.
Mesin
Penyinaran
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Ketepatan
jarak penyinaran dengan sistim FSD dan FID, Ketepatan ukuran lapangan
penyinaran.
o
Ketepatan
letak titik pusat lapangan penyinaran, centrasi depan belakang, dan centrasi
pada keadaan kolimator tetap dan berputar.
o
Ketepatan
skala penyudutan gantry dan kolimator antara besaran digit dengan mekanik.
Pemeriksaan
Dosimetri Out Put radiasi.
Jenis pemeriksaan meliputi :
o
Penetapan dosis serap berkas radiasi foton dan
electron dari out put radiasi.
o
Penetapan
besaran monitor unit dengan kesetaraan nilai dosis serap.
o
Penetapan
nilai energi berkas radiasi foton dan electron (PDD dan TMR)
o
Penetapan nilai homogenitas berkas radiasi foton dan
electron
o
Penetapan
faktor koreksi luas lapangan, aplikator electron, dan faktor transmisi filter
wedge.
o
Penetapan faktor off axis.
c.
Brachyterapi
Kegiatan Quality Control terdiri
dari program Harian, mingguan, kwartalan, tahunan.
Harian meliputi :
Sistim pengaman interlock, panel
control, pemeriksaan visual dan kebenaran data persiapan dari printer.
Mingguan, meliputi :
o
Kebenaran
pemuatan sumber aktif pada posisi sumber tiruan dengan simulasi.
o
Penetapan sumber aktif.
Kwartalan,
meliputi :
o
Kalibarsi
o
Fungsi timer
o
Kebenaran
pemeriksaan terhadap pemandu sumber dan penghubung
o
Kesatuan mekanik
Tahunan,
meliputi :
o
Algoritma perhitungan dosis.
o
Peragaan kondisi kecelakaan.
o
Pemeriksaan terhadap sumber.
- Program dan Kegiatan Pemeliharaan Pesawat.
Kegiatan ini dimaksudkan agar
selalu terawat dan terjaga keakuratan pesawat yang terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
a.
Pesawat Varian
o
Harian meliputi :
Cet laser, field size, dan lain-lain.
o
Mingguan
meliptui : Kalibrasi out put, cek
kabel conection, Cek kabel
conection, cek
accessories pesawat
o
Bulanan
meliputi : Cek bateray, fan
operator, dan membersihakan filter
Udara, Modulator cabinet, stand,
dan lain-lain.
b.
Pesawat Co-60 meliputi :
o
Mekanik pesawat CO-60, yaitu : FSD dan FID
o
Keselamatan
radiasi, yaitu : Fungsi interlock dan alat monitoring.
V.
PENUTUP
Dewasa ini radioterapi merupakan salah
satu cabang dunia kedokteran yang masih handal dalam menangani penyakit kanker.
Namun pemanfaatannya harus dengan estimasi dosis yang tepat agar terapi kanker
tidak menimbulkan kanker baru pada jaringan normal, dengan cara memberikan
dosis semaksimal mungkin terhadap jaringan kanker dan seminimal mungkin
terhadap jaringan normal sesuai toleransi dosis jaringan, dan juga perlu
dilakukan jaminan kualitas secara berkala terhadap semua perangkat radoterapi
agar dosis yang dihasilkan tepat sesuai dengan kalkulasi.
No comments:
Post a Comment