Tuesday, 24 January 2012

FISIKA IMEJING -CT SCAN
IMAGE QUALITY

Kriteria dari sebuah image hasil CT-scan adalah:
  1. Resolusi Spasial
  2. Kemampuan untuk mendeteksi kontras
  3. Artefak
Resolusi Spasial
Adalah kemampuan untuk menghasilkan objek-objek dengan tingkat kontras yang tinggi. Kemampuan ini dipengaruhi oleh geometri sistem, dan menentukan “definisi” sebuah image.
Dalam hal ini, tingkat kontras yang tinggi merupakan perbedaan antara hitam dan putih. Hitam dan putih memang dapat dengan mudah dibedakan, tetapi semakin kecil ukuran image putih di depan latar belakang hitam, maka akan lebih sulit dilihat jika dibandingkan dengan melihat iamge putih yang ukurannya lebih besar pada latar belakang yang sama. Resolusi kontras yang tinggi ini diukur dalam satuan “line pairs/cm” (lp/cm), atau dapat juga diukur dalam MTF (%). Semakin tinggi tingkat lp/cm sebuah mesin CT-scan, maka resolusi spasialnya akan semakin bagus.
Definisi image
“Definisi” image itu sendiri merupakan ketajaman sebuah objek relatif terhadap jaringan di sekelilingnya. Definisi ini tergantung atas faktor-faktor berikut:
1.      Lama waktu scan ®     Pembacaan pada DAS akan lebih bagus jika lebih banyak sampel
2.      Algoritma ® Penerapan fungsi kernel konvolusi
3.      Ketebalan slice ® 1—10mm
4.      Mode Operasi ® Parameter scanning (kV dan mA)
5.      Display image ® Monitor, kartu grafis, dll.
Kemampuan mendeteksi kontras (Contrast detectability)
Kemampuan ini dipengaruhi oleh definisi image dan noise. Hal ini merupakan faktor yang sangat krusial dan merupakan spesifikasi yang sangat penting dalam penggunaan CT-scan. Jika resolusi spasial menyangkut hal resolusi dengan tingkat kontras yang tinggi, kemampuan ini dipengaruhi oleh tingkat kontras yang rendah. Tingkat kontras yang rendah merujuk kepada kemampuan CT-scan dengan akurat mengukur perbedaan kerapatan antara dua objek yang sangat kecil.
Noise
Dalam hal image CT, noise ditentukan oleh jumlah quanta sinar-X yang sampai ke detektor dan kemudian membentuk image. Noise sangat ditentukan oleh
  1. mAs
  2. kV
  3. Algoritma
  4. Ketebalan slice
  5. Ukuran tubuh pasien ®  Keliling tubuh pasien
  6. Mode operasi ® Kombinasi parameter-parameter di atas
  7. Display image ® Monitor, kartu grafis,dll
Noise pada image dapat kita lihat dari bintik-bintik pada image, dan berhubungan dengan amplituda sinyal yang diukur dan sensitivitas dari alat ukur.
Pengaruh mAs
mAs yang lebih besar aka menghasilkan image yang lebih bagus daripada mA yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyaknya sinar-X yang dihasilkan. Tetapi mA yang rendah bukan berarti buruk, nilai mA yang rendah tetap dibutuhkan dalam studi atau pemeriksaan kepala atau tubuh bayi, karena kepala dan tubuh bayi “resistansi”nya kecil terhadap sinar-X.
Berdasarkan hasil penelitian noise ~
Gambar grafik
Untuk studi jaringan halus, noise harus diminimalkan dengan menggunakan mAs yang tinggi, tetapi untuk studi tulang dan paru-paru, mAs yang tinggi tidak terlalu dibutuhkan. Jaringan halus merujuk kepada organ-organ yang kebanyakan berada di dalam tubuh, seperti otak, ginjal, pankreas, hati, dll. Dosis (mA) sangat diperlukan dalam hal ini, terutama untuk menganalisis tumor, karena tumor memiliki kerapatan yang sangat dekat dengan inangnya. Kadang-kadang, dosis yang tinggi pun tidak dapat membantu sehingga digunakanlah injeksi agen kontras yang dapat meng-konversi tingkat kontras rendah ke tinggi. Dengan bantuan aliran kontras yang mengalir melalui aliran darah, tumor ganas biasanya tampil lebih terang karena mengambil darah sekaligus agen kontras di dalamnya. Tumor yang tidak jahat biasanya akan tampil lebih gelap daripada inangnya karena tidak mengambil kontras.
Jika kita bicara tentang tingkat kontras yang tinggi, secara umum, kita akan berbicara tentang tulang atau paru-paru. Karena jaringan halus pada paru-paru dikelilingi oleh udara dan darah yang kaya dengan O2. Sementara itu, udara tidak meredam sinar-X, dan jaringan halus hanya menyerap sedikit. Pada iamge CT-scan nya, udara akan tampil gelap, hitam, sementara objek lain yang lebih padat dari udara tampil abu-abu atau putih. Struktur paru-paru dapat dengan mudah terlihat dengan dosis CT yang rendah, begitu juga dengan tulang
Pengaruh kV
Pada sebuah percobaan, ternyata dosis level sangat tergantung pada tegangan yang diberikan ke tabung sinar-X.
kV
Dosis relatif
140
100 %
120
58 %
80
12 %

Istilah dosis di sini merujuk kepada apa yang dilihat oleh detektor. kV merupakan tingkat tegangan pada tabung sinar-X untuk menembak elektron dari filamen dalam tabung sinar-X ke lempeng anoda. Ketika elektron mengenai anoda, photon sinar-X tercipta. Energi kinetik yang digunakan untuk mempercepat elektron ini sangat tergantung dari kV yang digunakan. kV yang lebih tinggi, energi akan lebih tinggi juga.
Pada sebuah percobaan yang menghasilkan tabel di atas pada sebuah water phantom berdiameter 20 cm yang diletakkan  diantara sumber sinar-X dan detektor. Jika tegangan percepatan 140 kV, maka air hampir tidak menunjukkan penyerapan apapun. Jika tegangan dikurangi menjadi 120 kV, maka air tadi menyerap 42 % sinar-X, dan pada tegangan 80 kV, air menyerap 88 % sinar-X.
Pada dasarnya, lebih tinggi tegangan, lebih banyak spektrum radiasi yang digeser ke level energi yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan pengurangan redaman dari radiasi tersebut.  Hal ini tidak terlalu berpengaruh dalam tulang dan jaringan halus tubuh yang telah diinjeksi oleh media kontras.
Tingkat tegangan kV yang lebih tinggi mengakibatkan energi photon sinar-X menjadi lebih tinggi. Photon sinar-X yang berenergi lebih tinggi dapat menembuss material lebih mudah dengan sedikit redaman, sehingga noisenya lebih sedikit. kV yang tinggi tidak sepenuhnya dibutuhkan, karena ada kompensasi untuk tiap pilihan.
Pengaruh algoritma
Faktor ini adalah satu-satunya “software” yang memiliki efek yang besar  dalam kualitas hasil image. Algoritma dalam hal ini merupakan persamaan-persamaan matematika yang dikonvolusikan pada data-data hasil pengukuran. Algoritma sangat beragam, dan selalu dimodifikasi untuk hasil yang lebih bagus. Hal inilah yang membuat hasil image yang berbeda-beda untuk beberapa vendor.
Algoritma untuk resolusi tinggi, yaitu yang mampu memperjelas tepian atau ujung-ujung gambar akan menghasilkan image yang lebih bagus, tetapi level noisenya akan lebih tinggi. Sebaliknya, algoritma smooth yang memiliki level noise yang rendah, tetapi tepian dan ujung gambar menjadi tidak jelas. Maka itu, untuk studi rutin, algoritma standard lah yang direkomendasikan.
Kernel-kernel konvolusi didesain berbeda-beda untuk setiap daerah anatomi. Ada yang khusus untuk area kepala, dan bagian tubuh yang lain. Kode kernel yang terdapat pada mesin Siemens adalah sebagai berikut:
Kode kernel
Penjelasan
AB
Adult Body
AH
Adult Head
CH
Child Head untuk kasus-kasus pediatrics
SP
Special for Phantom untuk objek homogen / service

Kemudian, diikuti dengan 2 angka di belakang kode tersebut;
contohnya AB nn,   00 < nn < 99.
00 → Merupakan karakter yang paling smooth (halus) dan paling bagus untuk studi kontras rendah (jaringan halus)
99  → Merupakan karakter yang paling tajam dan cocok untuk studi tulang dan paru-paru
Tetapi algoritma bukan satu-satunya faktor penentu kualitas image, masih ada faktor-faktor yang lain. Untuk itu, kita harus memilih kombinasi yang tepat untuk menghasilkan image yang bagus. Untuk mesin yang sedang dibahas saat ini, Siemens memiliki protokol-protokol tertentu  yang akan tetap menjaga hasil tetap optimal, tetapi konsumer tetap dapat memilih.
Pengaruh Ketebalan Slice
Memilih ketebalan slice yang sesuai merupakan faktor keseimbangan antara definisi tepian gambar dengan noise, karena efek offset antara keduanya.
Slice yang tebal berarti:
v     Noise rendah
v     Kontras resolusi lebih baik
v     Definisi tepian dan ujung gambar buruk
v     Terjadi artifak volume parsial
Slice yang tipis berarti:
v     Noise tinggi
v     Resolusi kontras rendah
v     Definisi tepian gambar lebih baik
v     Tidak ada artifak volume parsial
Mesin CT Siemens memiliki beberapa pilihan tebal slice, yaitu yang terkecil 1 mm, dan terbesar 10 mm. Pengaturan standarnya  1,2,3,5,8,10 mm.
Gambar grafik noise thd slice thickness, dan kuanta sinar-X, dll
gambar
Slice yang lebih tebal berarti lebih banyak sinar-X yang lewat pasien selama proses scanning. Artinya, lebih banyak sinyal yang masuk ke detektor dan rasio sinyal terhadap noise yang lebih baik. Hasilnya image yang lebih smooth dengan resolusi kontras rendah yang lebih baik.
gambar
Sebaliknya slice yang tipis memberikan resolusi spasial yang lebih baik untuk struktur tulang.
Salah satu contoh kasus yang perlu diperhatikan, misalnya pada bagian dalam telinga, yang di dalamnya banyak terdapat tulang-tulang rawan maupun keras yang ukurannya cukup kecil. Jika slice yang diambil tebal, misalkan 10 mm, maka di dalam satu voxel akan terdapat jaringan halus dan tulangnya, dan akan menghasilkan error yang berupa image yang terlihat pudar. Tetapi jika kita memilih slice setipis mungkin, misalkan 1 mm, maka tulang-tulang dan jaringan-jaringan akan terdapat dalam voxel individual masing-masing.
Pengaruh ukuran tubuh pasien
Gambar grafik
Gambar
Level noise meningkat dua kali lipat setiap kenaikan 8 cm diameter pasien. Semua objek yang diposisikan di depan sumber sinar-X akan meredam photon-photon sinar-X yang keluar dari sumber tersebut. Secara sederhananya, jumlah dan level energi photon yang keluar dari sebuah objek akan kurang dari yang masuk. Seberapa banyak yang berkurang tergantung pada kepadatan material, dan juga ukuran objek. Semakin kecil ukuran pasien, image akan mengandung noise yang lebih sedikit dan detail kontras yang rendah.
Image Display – Windowing.
Gambar
Bagaimana kita mengatakan apa yang kita lihat pada image itu bagus atau tidak? Salah satu cara yaitu dengan visualisasi  melalui training dan pengalaman. Bagaimanapun demikian, masih diperlukan juga untuk membuat perkiraan kuantitatif dari patologi yang dilihat. Satuannya diukur dalam satuan yang disebut HU → Hounsfiled Unit.
Satuan ini merupakan pengukuran yang unik seperti juga derajat pada termometer.
0 HU             → redaman air
-1000 HU     → redaman udara
Kemudian material-material lain diskalakan realtif terhadap skala air dan udara. Skala-skala ini dikalibrasikan, sehingga jika sebuah tumor diukur pada ukuran 50 HU pada scanner merek X, maka nilainya di vendor lain juga harus sama dengan nilai ini.
Gambar windowing
Mata manusia paling baik hanya dapat membedakan 40 level keabuan. Tubuh manusia terdiri atas jaringan yang tidak hanya banyak mengandung air, tetapi juga ada Calsium, Phospor, dan juga mineral-mineral lainnya. Tetapi, tidak semua jaringan halus sama, walaupun tersusun atas penyusun yang sama, karena kepadatannya yang berbeda-beda. Misalnya antara otot dengan hati terdapat perbedaan kepadatan yang tidak begitu besar. Hal yang sama terjadi juga pada tulang. Manusia memiliki variasi kepadatan tulang yang berbeda-beda di dalam tubuh, dari tulang katilago yang rawn dalam hidung, sampai dengan tulang yang kaya akan kalsium seperti halnya tulang pinggul.
Semua organ-organ ini meredam sinar-X dengan intensitas yang berbeda-beda, sehingga imagenya muncul dalam level keabuan yang berbeda-beda juga. Tiap bayangan keabuan berhubungan dengan seefektif apa suatu objek meredam sinar-X. Putih bersih berarti redaman objek terhadap sinar-X tersebut sangat efektif, dan hitam gelap berarti sedikit atau bahkan tidak ada redaman, separti udara.
Sistem display image mesin ini didesain untuk mendisplaykan tidak lebih dari 256 level keabuan dalam satu waktu. Akan tetapi, skala HU yang ada terbentang dari -1000 sampai dengan 3096, yang berarti totalnya adalah 4096 nilai. Jika seseorang ingin melihat detail hati, dia mungkin melihat perubahan-perubahan kepadatan yang hanya sedikit terjadi. Untuk melihat perubahan-perubahan kecil inilah digunakanlah metoda windowing. Karena hati hanya menunjukkan porsi yang kecil dari skala HU, maka mesin akan memilih nilai tengah yang dapat disamakan dengan nilai mean dari kepadatan organ, dan membuka window secukupnya untuk melihat detail yang diinginkan. Jumlah maksimum warna keabuan tidak akan melebihi 256 karena pengaturan window tadi.
Gambar
Sehingga, pengaturan window harus berkenaan dengan struktur yang ingin divisualisasikan.
Gambar 62/17
Lebar window yang sempit  akan menghasilkan image yang memiliki tingkat kontras yang tinggi, tetapi struktur di luar window mungkin tidak cukup terepresentasikan atau bahkan terabaikan. Sementara itu jika kita menggunakan lebar window yang luas, perbedaan-perbedaan kepadatan yang kecil akan terlihat homogen dan dapat termasking (tertutupi/tersembunyi).
Teknik double window
Teknik ini digunakan untuk mendisplaykan dua tipe jaringan yang perbedaan kepadatannya sangat besar, seperti paru-paru dan usus halus. Teknik ini tidak direkomendasikan untuk diagnosis.
Tabel
Gambar 62/17
Gambar 64/17
Image I : paru-paru, dinding thorax, dan usus halus terlihat dalam semuanya.
Image II : hanya paru-paru yang terlihat
Image III : hanya dinding thorax dan usus halus yang terlihat.
Nilai CT yang sangat besar
Secara normal, nilai CT dapat diukur dari -1024 sampai +3071. Tetapi pada mesin-mesin SOMATOM Plus 4, nilai ini dapat diperlebar rangenya (10 kali) dari -10240 sampai +30710 untuk memvisualisasikan detail logam yang misalnya terdapat dalam tubuh manusia, karena jika tidak, akan terjadi akan salah direpresentasikan. Oleh karena itu, pengukuran nilai asli CT dapat dilakukan bagaimanapun dan bagaimana window diposisikan.
Gambar 66/17
Apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan nilai asli  CT?
Selain hanya melihat pada sebuah image untuk memperoleh informasi, dokter juga akan meminta pengukuran kuantitatif pada sebuah area yang diinginkan pada image. Hal ini dapat dilakukan dengan menggambar RoI (Range of Interest) pada sebuah objek yang akan diukur. Software komputer yang kemudian mengevaluasi semua data yang dibatasi oleh area tersebut dan melaporkan beberapa data statistik tentang daerah tersebut.
Hal yang paing pertama dalam laporan adalah nilai mean dan direpresentasikan dalam nilai HU, yang berarti karakteristik redaman sinar-X pada objek dalam nilai numerik. Secara normal  mesin hanya memiliki sekitar 4074 nilai untuk menggambarkan semua objek dalam tubuh manusia.
Juga perlu diperhatikan semua yang lebih padat ditampilkan putih dan jika kepadatan objek tersebut di atas 3071 HU, maka displaynya juga akan berada pada level brightness maksimum. Tetapi sebagai tambahan, jika pengukuran kuantitatif dilakukan, maka hasilnya akan salah, karena skalanya berakhir di 3071. Disinilah nilai CT dapat dipilih untuk membuat objek yang sangat-sangat padat terlihat dan dapat diukur.
Ada catatan penting yang harus diperhatikan. Windowing hanya berguna jika data yang dimaksud benar-benar ada. Selain itu juga tergantung pada parameter scanning yang dipilih dan batasan-batasan peralatan scanning, sehingga sangat mungkin sekali objek-objek yang sangat padat tidak dapat direpresentasikan dengan akurat.
Gambar 68/17
Review vs Magnification
Review : rekonstruksi zoom dari data mentah untuk meningkatkan ketajaman detail imagenya.
Magnification :     pembesaran optikal murni dari data image dan hasilnya mungkin dapat tampil blur.
Review merupakan istilah yang digunakan oleh Siemens untuk mendefinisikan prosess dimana data pasien yang telah melalui beberapa proses awal (preprocessing atau data mentah) kemudian digunakan kembali untuk merekonstruksi sebuah image. Semua tugas ini dikerjakan oleh Image Processor. Untuk menggunakannya, pengguna harus memiliki data mentah. Tetapi istilah review tidak dapat disamakan dengan  recall, karena proses ini merupakan image yang telah ada sebelumnya disimpan dalam suatu media penyimpanan, kemudian dipanggil kembali, dan ditampilkan kembali ke image monitor.
Magnification atau expand didefinisikan sebagai proses pemekaran pixel sehingga software maupun hardware menginterpolasikan pixel-pixel yang berdekatan untuk menciptakan pixel-pixel baru. Contohnya jika kita me-magnify area yang ukurannya 256 x 256 pixel untuk mengisi area 512 x 512, maka kita berarti memekarkan image dengan faktor dua kali lipat, yang berarti hanya setengah dari image yang asli yang akan ditampilkan di ruang yang sama. Jika kita kalikan 256 x 256 = 65536 pixel, dan 512 x 512 = 262144 pixel. Jadi, untuk membesarkan image dua kali lipat, dibutukan pixel empat kali lebih banyak. Hasilnya terlihat cukup bagus, karena ukuran 1 pixel yang sangat kecil. Masalah akan ditemui jika kita mencoba memekarkan image dengan faktor yang lebih tinggi. Dalam kasus ini, detailnya image mungkin tidak terlihat jelas atau kabur karena efek blurring.

No comments:

Post a Comment