"PESAWAT RONTGEN KONVENSIONAL" (Bahan MK Radiologi Dasar)
by Forum
Diskusi Mahasiswa ATEM Aceh on Sunday, November 28, 2010 at 2:47pm ·
Radiology Dasar
Teori Dasar :
·
Pesawat radiology adalah alat /
pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi pengion baik itu sinar
nuklir,gamma,sinar X dan lain-lain
·
Pesawat roentgen adalah alat /
pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi
maupun radiografie.
Sejarah singkat
ditemukannya sinar X :
Sinar X pertama kali ditemukannya
oleh Willhem Conrad Rontgen pada tahun 1895, beliau mengunakan tabung Geslier
yaitu tabung yang terbuat dari Glass Envelope yang didalamnya terdapat gas
Argon atau Xenon yang jika ada perbedaan potensial diantara anoda dan katoda
maka gas –gas ini akan terionisasi dan elektron-elektron akan membebaskan
diri dari ikatan atomnya. Elektron yang terdekat dengan anoda akan langsung
ditarik keanoda sehingga terjadi hole. Hole ini akan diisi oleh elektron
berikutnya, tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan
terjadi pengisian lagi oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya sehingga
akan terjadi estafet elektron dan terjadilah rangkaian tertutup dan terjadilah
arus elektron yang berkebalikan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus
tabung . Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda
tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat
diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron
dikulit K, disebut K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka
terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole
ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan
menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya
berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A
inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen. Tabung X ray jenis
pertama ini disebut Cold Chatoda Tube
Namun pada perkembangan selanjutnya,
pada tahun 1913, Collige menyempurnakan penemuan Rontgen dengan memodifikasi
tabung yang digunakan. Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang
didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Tabung jenis ini
kemudian disebut Hot Chatoda Tube dan merupakan tabung yang dipergunakan untuk
pesawat Rontgen konvensional yang sekarang.
Cara kerja Hot katoda
Tube :
Tabung yang digunakan adalah tabung
vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda
/ filamen tabung rontgen dihubungkan ke transformator filamen.
Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga mengakibatkan terjadinya
pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi Thermionic Emission,
dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga
akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Anoda dan katoda di hubungkan dengan
transformator tegangan tinggi 10 KV – 150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC (
bolak-balik ) maka akan terjadi garis-garis gaya magnet ( GGM ) yang akan
berubah – ubah bergantung dari besarnya arus yang mengalir. Akibat dari
perubahan garig-garis gaya magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak
listrik ( GGL ) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung dari setiap
perubahan fluks pada setiap perubahan waktu ( E = - d Φ / dt ). Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay
ke elektroda tabung rontgen.
Pada saat anoda mendapatkan
polaritas + dan katoda mendapat polaritas - maka elektron-elektron bebas yang ada disekitar
katoda akan ditarik menuju anoda, akibatnya
terjadilah suatu loop ( rangkaian
tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik
yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron
yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan
elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan
apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K Karakteristik. Akibat
tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak
tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain.
Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang
panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 0,1 – 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen
.
Blok diagram Pesawat
roentgen konvensional
(Lihat pada gambar 1)
1.
Blok Rangkaian Power Supply
(Lihat pada gambar 2)
Ragkaian ini berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang dibutuhkan
oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :
1.
Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply
listik PLN dengan pesawat roentgen.
2.
.Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3.
Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk
mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan
atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah
lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator dan jika tegangan
turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan memutar selector
voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara
tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder
adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap lilitan akan
tetap.
Perbandingan transformasi dapat
dirumuskan :
E1 : N1 = E2 : N2
Dimana
E1 =
Tegangan di primer
N1 = Jumlah lilitan di primer
E2 = Tegangan di sekunder
N2 = Jumlah lilitan di sekunder
Contoh :
E1 : N1 = E2
: N2
220 : 220 = 1 : 1
Jika tegangan dari PLN stabil 220
v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka perbandingan output di sekunder = 1:1
maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1 volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi
230 v dan lilitan primer 220, maka perbandingan output ¹ 1 : 1;
230 v : 220 ¹ 1 : 1
agar diperoleh nilai tegangan setiap
lilitan (pada output / sekunder) akan tetap 1 : 1 maka kita harus
menambah jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
E1 : N1 = E2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi
tetap.
Jika tegangan dari PLN turun
menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220 maka perbandingan pada
sekunder (output) ¹ 1 : 1
210 v : 220 ¹ 1 : 1
Agar tetap diperoleh perbandingan
transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus mengurangi jumlah lilitan primer
sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 :
1
Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.
1.
Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik
dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan
tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer
dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam satu core
2.
Line Resistance ( R Mate)
Setiap pesawat mempunyai hambatan
atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu R=0,04-0,08Ω, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga
R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan
dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.
R internal = R. mate (line) + R.
Eksternal (pengkabelan).
3.
Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN
mengalami kenaikan atau penurunan.
4.
KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih
besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap
terminal x 10 KV
5.
KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi /
memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih
tiap terminalnya 1 KV
6.
Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN
110/220/380 Vac tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana.
2.
Blok Rangkaian Pemanas Filamen.
(Lihat pada gambar 2)
Fungsinya untuk memberikan catu daya
dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic emission
bisa di kendalikan sehingga jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan
pada filament tabung rontgen bisa dicontrol.
Rangkaian ini terdiri
dari :
Ø Rangkaian Stabilisator Tegangan.
Fungsinya untuk menstabilkan
tegangan untuk rangkaian pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan
PLN tidak mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen.
Rangkaian ini terdiri lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian
kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan N3. N2 di paralel dengan C
diseri dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut
Ek2.
Ada 3 kemungkinan keadaan pada
stabilizer tegangan :
1.
EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan
tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan pada C
arus akan mendahului tegangannya rebasar 90o. Sehingga pada tegangan C dan
tegangan N2 akan mempunyai besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi
fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini menyebabkan terjadinya
peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan pada stabilisator tegangan
adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan R impedansi.
2.
EK 1> EK 2 ( kenaikan tegangan PLN)
Karena terjadi kenaikan tegangan
PLN, maka tegangan pada N2 juga akan mengalami kenaikan. Pada saat tersebut
adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan pada C masih tetap (tidak
mengalami perubahan), sehingga antara tegangan pada N dan tegangan pada C
terjadi beda fase sebesar IXN2 - IXC ( karena Xc lebih kecil ), sehingga
besar keluaran pada N dan C (parallel) = IXN2 - IXC + I.R
3. Pada saat Ek1
Jika tegangan diprimer Turín maka
tegangan di sekunder juga akan ikut turun (N2 dan N3 tegangannya akan turun). Meskipun
tegangan di N2 turun tapi tegangan di C tidak akan langsung turun, hal ini
karena belum terjadi stedy state sehingga antara teganagn di C dan N2 terjadi
selisih fase dimana tegangan di C akan lebih besar dari tegangan di N2.
maka pada E = IXC + IXN2
sehingga Ek2 = E + IXN3
Ø Space Charge Compensator
Alat ini berfungsi untuk
mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih meskipun
terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung roentgen. Rangkaian ini berupa
variable resistor (VR) yang terdiri dari tap-tap, yang tiap tap-tapnya
mempunyai nilai R yang berbeda-beda.
Karakteristik tabung roentgen:
- Semakin tinggi tegangan maka arus
akan semakin besar.
- Tabung roentgen hanya bekerja pada
daerah space charge.
Selector pada SCC ini digank dengan
kvp selector moyar dengan maksud agar pada saat kita memilih besar tegangan
kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R pada SCC. Jika posisi kvp selector
mayor pada pemilihan KV tertinggi maka pada SCC nilai R nya akan pada posisi
dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal ini dimaksudkan supaya pada
saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan digank dengan KV selector, maka
nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang besar pada SCC
dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen berkurang, jadi walaupun energi
yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang ditarik sedikit
maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan.. Kemudian
pada saat KV turun maka nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR
yang telah digank dengan KV selector akan turun juga, sehingga terjadi voltage
drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen
bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin banyak) sehingga walaupun
energi yang menarik electron kecil tapi electron yang ditarik banyak maka nilai
arus tabung yang terjadi sesuai dengan
Ø mA control
Berfungsi untuk mengatur arus
pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus
tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk
memilih arus tabung kita sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan
voltage drop pada VR. Semakin besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut
berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan
semakin kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling
besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen.
Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator
filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus
yang mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan
menentukan banyaknya elektron bebas yang dihasilkan. EF besar --> IF
besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih
tinggi, tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka
tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop
yang lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament =
Tegangan awal – voltage drop.
Stand by Resistance
Alat yang berfungsi untuk memberikan
pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating sebelum
expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini
terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan
oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai
berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan
tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant sehingga
tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja
dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan kontaktor
relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan
melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga
pemanasan filament pada tegangan normal.
Ø Filament limiter (mA limiter)
Alat yang berfungsi untuk membatasi
mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas
sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian
tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini
akan lebih terasa terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double focus,
yaitu focus besar dan focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament
limiter sendiri. Untuk yang large focus nilai tahanan limiternya kecil,
sedangkan untuk yang small focus nilai tahanan limiternya besar yang diatur
sekali pada waktu perakitan.
Ø Trafo filament
Berfungsi untuk step down filament,
biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12 v/18 v
tergantung spesifikasi tabung.
Ø Filamen tabung rontgen
Berfungsi sebagai sumber elektron
dan juga sebagai katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang
mempunyai titik lebur yang tinggi 3600 oC dengan nomor atom 74. Filamen ini
berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda
Katoda / filament terbagi 2, yaitu :
a. Katoda Direct
Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus berfungsi sebagai
katoda
a.
Katoda Indirect
Disebut juga katoda tak langsung
yaitu filament hanya berfungsi sebagai sumber elaktron sedangkan katodanya
dipisah (didepan filament), katodanya bias terhubung dengan transformator
filament atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing
Cup yaitu alat yang menyerupai mangkok untuk mengfokuskan jalannya
electron dari anoda ke katoda.
Katoda juga bisa berupa :
a. Single focus
b. Double focus
Maksud digunakannya double focus
agar dapat melayani pengunaan mA(arus) yang berbeda-beda.
1.
Blok Rangkaian Tegangan Tinggi
Pada rangkaian ini terdapat trafo
tegangan tinggi yang berfungsi untuk memberikan beda potensial antara
anoda dan katoda dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan
katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas
yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang
berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari satu rangkaian
kerangkaian lain. Bila transformator tersebut untuk menaikkan tegangan disebut
transformator step up ( pada HTT )dan apabila untuk menurunkan tegangan disebut
transformator step down ( pada trafo filamen ). transformator step up mempunyai
jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada jumlah lilitan primernya
sedangkan transformator step down mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih
sedikit dari pada jumlah lilitan primernya. Pada HTT jenis transformator yang
digunakan adalah step up dan perbandingan transformasinya bisa mencapai 1 :
1000 atau tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer
dialiri arus bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah
tergantung dari besarnya arus yang mengalir. Perubahan garis-garis gaya magnet
ini akan menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl ) pada lilitan
sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada setiap
perubahan waktu.
4.Blok rangkaian tabung
rontgen
Merupakan sebuah tabung diode
yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan
katode. X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar
x.
~ Pesawat dengan 1 unit x ray
tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1
examination”
~ Pesawat rontgen yang
memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2 Examination.
Ada 2 macam x ray tube :
-
x ray tube over table à berada diluar patient table
-
x ray tube under table à berada di bawah universal patient table
5.
Blok tangkaian timer
Timer berfungsi untuk menentukan
lamanya proses penyinaran
Terdapat 4 jenis timer yaitu:
1)
Timer Mekanik
Cara kerja:
1.
menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam,
dalam waktu yang bersamaan jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan
ikut berputar kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari normally open menjadi
close.
2.
setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA
mengunci roda gigi W.
3.
sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah ditetapkan maka PB
SWE ditekan, sehingga akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju
kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power supply.
4.
sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak SW3 hingga
rangkaian power supply dan rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan
expose (penyinaran) dimulai.
5.
sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari
penguncian, gigi gergaji mulai berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve
sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga membuka
kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor SW3
membuka kembali, sehingga akan memutuskan hubungan antara rangakian Power
Supply dengan rangakaian transformator tegangan tinggi hingga proses expose
terhenti.
2)
Timer Elektrik
Cara kerja :
1.
menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang diikuti lengan A kearah
kiri (berlawanan jarum jam), misalnya 0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2.
pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1 kearah kanan
(searah jarum jam).
3.
saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan maka PB SWE,
terminal 1 terhubung dengan terminal 2, terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4.
dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari Power Supply akan
mengalir arus (menuju relay S) kembali ke power supply, sehingga relay S
energized. Dengan energizednya relay, maka plat D2 akan menempel dengan plat
D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan knop K.
5.
pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke
kontaktor 3-4 lalu ke kontak lalu ke relay SW dan kemudian kembali ke power
supply.
3)
Timer elektronik
Cara kerja:
1.
kita menentukan lamanya penyinaran waktu yang ada, T= R.C
2.
SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian kondensator dengan arah
arus dari terminal(+)→SWR→kondensator C→terminal
1. sementara itu, kontak SWS (bawah) akan close (karena digank dengan SWE),
sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup, sehingga rangkaian
power supply dan rangkaian HTT akan terhubung dan expose akan berlangsung.
3.
berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian kondensator, sehingga saat
muatan kondensator penuh (time konstan 63%, karena merupakan fungsi linier
setiap perubahan waktu), yang merupakan tegangan “critical gride”, maka pada
posisi 63% itu maka relay SB akan bekerja.
4.
dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB sehingga relay SB
akan bekerja, dengan bekerjanya relay SB maka kontaktor SW3 membuka.
5.
membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply dengan HTT.
4.Timer Automatic
Cara kerja :
1.
menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C
2.
pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply
menuju terminal 7,5,6,8 SW3 lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke
supply.
3.
maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan
arah arus : Rectifier menuju kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh
sebesar 0,63 C.
4.
setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga
akan mengaktifkan relay S1.
5.
dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada
arus yang mengalir pada primer trafo tegangan tinggi.
6.
prose penyinaran telah selesai.
No comments:
Post a Comment