Ultrasonografi (USG)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan
untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler,
yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh
untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada
pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain
itu USG juga dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada
kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta
dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian
dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Dilihat dari latar belakang
penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan tujuan penulisan makalah ini menjadi
dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami
tentang pesawat radiologi Ultrasonografi (USG)
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Ultrasonografi (USG);
b. Mengetahui Skema cara kerja Ultrasonografi (USG);
c. Mengetahui jenis pemeriksaan Ultrasonografi (USG);
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Ultrasonografi (USG);
e. Mengetahui Tips untuk melakukan Ultrasonografi dari
(Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG).
1.3 Manfaat penulisan
Manfaat
penulisan makalah ini adalah :
a. Memberikan pemahaman tentang
Ultrasonografi;
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz
- 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya
penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja
gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan
ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan
tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai
berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang
tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan
gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah
hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging
yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue)
pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara
fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi
itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image),
menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
2.2 Tujuan persiapan USG
Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada
setiap trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG.
Dijelaskan olehnya, pada kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah
meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran
bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan
penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya
kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim,
menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin,
dan mendiagnosis adanya janin kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air
ketuban, menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa
kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah
sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat kemungkinan adanya
tumor.
2.3 Persiapan alat dan bahan
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap
baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan
alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu
naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang
stabilisator tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan
dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan
transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman
yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik
pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan
kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih,
tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah
mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung
jawab pemeliharaan alat tersebut.
2.4 Persiapan Pemeriksaan
Lingkungan
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah
menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam
kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan
penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan
ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi
(misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya);
peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau
etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak
dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai
minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan
kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus
mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan
air
2.1 Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi
penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara
pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui
penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum
melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan
memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah
ia seorang nova atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom
yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan
infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah,
hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat
yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk
menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien
mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat
bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat
bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan
pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan
cepat.
2.6 Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan
USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat
gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia
seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG
transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik
yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap
tindak medik yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini
hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat
invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis
dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan
penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin
banyaknya seks bebas dan pemakaian narkoba.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur
mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar
atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan
diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman
dan latihan yang dilakukannya.
2.7 Skema cara kerja USG
1. Transduser
Transduser
adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat.
Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan
gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk
gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2. Monitor
Monitor
yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin
USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU.
2.8 Jenis Pemeriksaan USG
1.
USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada
tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip
seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat
dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini
hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D).
Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang
mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini
digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan
janin ini meliputi:
·
Gerak napas
janin (minimal 2x/10 menit).
·
Tonus (gerak
janin).
·
Indeks cairan
ketuban (normalnya 10-20 cm).
·
Doppler arteri
umbilikalis.
· Reaktivitas denyut jantung
janin.
2.9 Manfaat USG
Trimester I
·
Memastikan
hamil atau tidak.
·
Mengetahui
keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
·
Mengetahui
keadaan rahim dan organ sekitarnya.
·
Melakukan
penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan
sebagainya.
Trimester II:
·
Melakukan
penapisan secara menyeluruh.
·
Menentukan
lokasi plasenta.
·
Mengukur
panjang serviks.
Trimester III:
·
Menilai
kesejahteraan janin.
·
Mengukur
biometri janin untuk taksiran berat badan.
·
Melihat posisi
janin dan tali pusat.
·
Menilai keadaan
plasenta.
2.10
Kelebihan
USG
a. Tidak Terjadi Efek Samping
Yang harus dipahami, USG tidak menggunakan radiasi, tapi gelombang suara
yang relatif aman selama dilakukan oleh seorang yang ahli. Namun harus diingat,
USG hanyalah alat bantu yang tidak tertutup kemungkinan memberikan informasi
yang kurang tepat. Alat USG maksimal digunakan selama 30 menit dan bayi harus
dalam keadaan diam. Bila bergerak, bisa jadi gambarnya hilang dari layar
komputer, sehingga harus diulang lagi. Lebih dari itu, dikhawatirkan terjadi
pemanasan yangg akan merusak sel janin. Alat ini menggunakan gelombang suara
dan menghasilkan energi, besarnya tidak boleh lebih dari 100 miliwattjoule/cm
persegi. Kalau melebihi akan timbul efek pemanasan, lama-lama cairan sitoplasma
akan menimbulkan gelembung udara yang disebabkan pemanasan. Karena sel ini
tertutup, maka gelembung udara akan saling mendesak. Akhirnya sel tersebut bisa
pecah, dan mati. Coba bayangkan misalnya yang kena adalah sel di pusat mata,
pusat intelektual atau pusat perilaku, tentu risiko yang ditimbulkan sangat
besar. Namun hingga kini, belum pernah ada bayi yang terlahir cacat karena efek
USG selama masa kehamilan.
b. Bisa
Mendeteksi Kanker Payudara
USG tidak melulu berkaitan dengan dunia kebidanan dan kandungan. USG juga
dapat digunakan untuk memeriksa adanya kelainan khususnya di payudara. USG ini
hanya bisa digunakan untuk wanita berusia muda dimana jaringan payudaranya
masih padat.
Bila timbul kelainan seperti benjolan, dengan USG payudara akan segera
terdeteksi apakah ada kelainan termasuk tumor ganas atau sebaliknya. Sedangkan,
bagi wanita di atas usia 40 tahun ke atas untuk mendeteksi adanya kelainan atau
gangguan di sekitar payudara jauh lebih baik dilakukan mamografi (pemeriksaan
payudara dengan menggunakan sinar x) karena payudaranya mempunyai jaringan
lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.
2.11
Kekurangan
USG
a. Tidak 100% Akurat
Perlu diketahui,
akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya,
kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi
atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor
antara lain:
v
Keahlian/kompetensi
dokter yang memeriksanya.
Tak
semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG.Sebenarnya
untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
v
Posisi bayi
Posisi bayi seperti
tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat
USG. Meski
dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
v
Kehamilan
kembar
Kondisi hamil kembar juga
menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
v
Ketajaman/resolusi
alat USG-nya kurang baik.
v
Usia kehamilan
di bawah 20 minggu.
v
Air ketuban
sedikit.
v
Lokasi
kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20
minggu agak sulit dideteksi.
2.12
TIPS UNTUK MELAKUKAN USG (Dr.
Judi Januadi Endjun, SpOG):
1. USG minimal dilakukan 2 kali
selama masa kehamilan
2. Lakukan pemeriksaan USG pada
dokter yang kompeten
3. Keuntungan lain dengan USG
3D-4D gambar dapat direkam dalam bentuk CD-ROM dimana animasi disimpan dalam
format jpg dan bisa dilihat di komputer, tidak hanya dicetak seperti hasil USG
2D selama ini.
4. USG 3D-4D ini paling ideal
bila dilakukan pada janin yang berumur 24-28 minggu, dimana air ketuban masih
cukup sehingga muka bayi dapat terlihat.
5. Pada trimester pertama dan
USG dilakukan tidak dengan USG transvaginal, dianjurkan untuk mengosongkan
kandung kemih kira-kira satu jam sebelum pemeriksaan kemudian minum 2-3 gelas,
jadi diperlukan kandung kemih cukup penuh. Beda dengan USG transvaginal,
kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
6. USG aman selama dilakukan
oleh ahli yang kompeten.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
USG adalah suatu alat dalam
dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara
yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar
tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment