RADIOBIOLOGI - 2
Kurva survival sel mamalia yang diradiasi (rbio02)
Fraksi survival
sel digambarkan dalam skala logaritma sebagai fungsi dosis radiasi dalam skala
linear. Untuk radiasi alfa atau neutron energi rendah (pengion rapat), kurva
berbentuk garis lurus, berarti fraksi survival sebagai fungsi eksponensial
dosis radiasi yang ditentukan oleh satu parameter D0. Untuk sinar X
dan radiasi gamma (pengion jarang), kurva survival pada awalnya linear, diikuti
oleh bentuk bahu, dan dilanjutkan dengan bentuk linear lagi.
Kemiringan awal ditandai oleh D1, sebagai hasil pembunuhan
target tunggal. Kemiringan akhir dengan tanda D0, sebagai hasil
pembunuhan multi target, serta harga Dq dan n menunjukkan lebar
bahu.
Harga D0 menyatakan harga dosis radiasi yang mampu mengurangi
kemampuan pembentukan koloni (colony forming ability, cfa) menjadi 1/e (0.37).
Bila S = e-aD, harga D0 menjadi 1/a. Untuk mengurangi survival dengan faktor 10,
harga dosis yang mengakibatkannya ditulis D10 (survival 10%). Oleh
karenanya harga D10 = 2.3 D0
Harga ekstrapolasi n, menunjukkan lebar bahu. Bila n besar, misalnya 10
atau 12, kurva survival mempunyai bahu lebar, sedangkan bila n kecil (misalnya
1.5 atau 2) bentuk bahu menjadi sempit.
Hubungan antara D0, Dq, dan n sebagai berikut:
ln n = Dq/ D0
Model linear-kuadratik, mengandaikan bahwa kurva survival mempunyai dua
komponen, satu sebanding dengan dosis dan yang lain tergantung pada dosis
kuadrat. Ekspresi model
linear-kuadratik dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dosis yang mengakibatkan komponen
pembunuhan sel dengan mengikuti kurva eksponensial linier sama dengan komponen pembunuhan
sel sesuai kurva eksponensial kuadrat memenuhi hubungan berikut
aD = bD2 atau D = a/b
Kontribusi pembunuhan sel linear dan kuadratik sama pada dosis sama dengan
rasio a dan b.
Bila T menunjukkan angka perpangkatan 10 untuk faktor fraksi survival, maka
dosis DT dapat ditulis sebagai berikut:
DT = Dq + T
D10 = Dq + T (2.3) D0
Contoh
Tentukan dosis
radiasi yang diperlukan untuk mengurangi tumor yang berisi 109 sel
menjadi 1 sel yang survival. Andaikan D0 = 1.45 Gy dan Dq
= 2.40 Gy.
Populasi sel
harus dikurangi dengan faktor 109, sehingga T = 9.
D9 =
Dq + 9 (2.3) D0 = (2.40 + 30.02) Gy = 32.42 Gy.
Karena dalam
radioterapi pada umumnya dilakukan dengan multi fraksi maka sering dipakai
istilah kurva survival efektif.
Kurva survival multifraksi lebih landai dibanding
dengan kurva survival dosis tunggal. Harga D0 efektif lebih besar
dibanding dengan D0 untuk dosis tunggal. Seperti pada kurva survival
dosis tunggal, dalam kurva dosis multifraksi juga berlaku D10
efektif = 2.3 x D0 efektif.
Mengingat kemungkinan kerusakan sel secara alamiah
berlangsung sembarang, maka sel survival mengikuti distribusi Poisson. Bila P0
adalah kemungkinan menemukan n sel survive dalam tumor dengan angka rata-rata
ekspektasi “a”, maka distribusi Poisson dapat ditulis sebagai berikut :
Pn = an e-a/n!
Andaikan 100
tumor identik seperti contoh di atas (berisi 109 sel, dan dengan
dosis 32.42 Gy mengakibatkan 1 sel survive). Tentukan kemungkinan untuk
mendapatkan tumor dengan 0, 1, 2, dan 3 sel survive.
Angka ekspektasi
sel survive adalah a = 1
P0 = 10 e-1/ 0! = 0.373 P1 = 11
e-1/ 1! = 0.373
P2 = 12 e-1/ 2! =0.186 P3 = 13
e-1/ 3! = 0.062
Jumlah semua kemungkinan 0.994 mendekati 1.00
Diharapkan dari 100 tumor 37 tumor akan sembuh,
yakni dengan 0 sel survival, dan sisanya akan mengandung satu atau lebih sel
yang survive. Kemungkinan sembuh, yang berarti P0 sangat penting dalam
radioterapi. Dengan mengambil n = 0, persamaan Poisson menjadi sebagai berikut
:
P0 = kemungkinan
sembuh = e-a
dengan a adalah harga rata-rata atau ekpektasi
jumlah sel yang survive dalam tumor.
Persentase tumor sembuh sebagai fungsi dosis
digambarkan sebagai berikut.
Dosis radiasi bersangkutan dengan harga T yang
merupakan angka perpangkatan 10 sebagai faktor fraksi sel tumor yang survive,
berarti untuk DT= Dq+ T (2.3) D0. Sebagai
contoh untuk T = 8 diperkirakan tumor berisi 108 sel dan diharapkan
rata-rata 1 sel yang survive, persentase sembuh 100 e-1 = 37.3
(digambarkan pada posisi A2). Bila dosis ditambah 2.3 D0, T = 9 dan a
= 0.1, dan akan diperoleh titik A4 pada 100 e-0.1 = 90.5.
Kurva persentase sembuh sebagai fungsi dosis disebut kurva tanggapan dosis
(dose response curve). Kurva B, C, dan D untuk tumor berisi 109, 1010,
dan 1011. Ketiga kurva mempunyai bentuk sama dengan kurva A,
perhatikan bahwa kurva B bergeser ke arah kanan sebesar 2.3 D0, dan
demikian pula untuk kurva C dan D yang bergeser 2 dan 3 kali 2.3 D0.
Contoh soal
1. Tumor berisi 109 koloni sel,
diradiasi dengan dosis 2 Gy per hari. Kurva survival efektif tidak mempunyai
bahu dan mempunyai harga D0 3 Gy. Berapa dosis total yang diperlukan
untuk memberikan kemungkinan sembuh 90%?
Untuk memperoleh 90% kontrol tumor dalam tumor berisi
109 koloni sel diperlukan depopulasi dengan faktor 10-10,
berarti T = 10. Karena tanpa bahu, maka harga Dq = 0.
D10 = 10 (2.3) D0 = 23 x 3 Gy =
69 Gy.
2. Andaikan dalam soal 1 selama perlakuan
koloni sel mengalami tiga kali pembelahan, berapa dosis total untuk memperoleh
kontrol tumor sama?
Pembelahan 3 kali, berarti jumlah sel bertambah
dengan faktor 2 x 2 x 2 = 8. Dengan demikian dibutuhkan tambahan dosis untuk
menurunkan populasi koloni sel sekitar 10 kali. Dosis total menjadi D = 69 +2.3
x 3 Gy = 75.9 Gy.
3. Selama radioterapi tumor
yang berisi 109 koloni sel menerima dosis 40 Gy. Bila D0
diketahui 2.2 Gy, berapa sel tumor yang masih survive? Andaikan kurva survival tanpa bahu.
DT =
n (2.3) D0
40 = n (2.3 x
2.2) Gy = 5.06 n
n = 40/5.06 » 8
Faktor
depopulasi 108, sehingga jumlah sel yang survive
109/108
= 10
4. Bila 107 sel diradiasi sesuai
dengan kinetik tumbukan tunggal sehingga tumbukan rata-rata per sel adalah
satu, berapa sel yang survive?
Dosis yang
memberikan tumbukan rata-rata satu tumbukan per sel adalah D0, yakni
dosis yang mengurangi jumlah populasi sel survive 37% dari jumlah sel semula.
Jumlah sel yang survival menjadi 107 x 0.37 = 3.7 x 106.
Hubungan antara
RBE fraksi survival
Kurva survival untuk neutron berbeda bentuk dengan
kurva survival sinar X. Harga RBE merupakan rasio OX/ON (dalam gambar). Oleh
karenanya RBE tergantung pada harga fraksi survival yang dipakai untuk
pengambilan perbandingan (perhatikan sisipan dalam gambar). Disamping itu RBE juga
tergantung pada efek biologi yang diamati.
RBE radiasi gamma Co 60 atau radiasi 4 – 20 MeV
relatif terhadap sinar X 250 kV sekitar 0.8 – 0.9. Untuk elektron energi tinggi
RBE sekitar 0.7 – 0.8, sedangkan untuk partikel dengan LET tinggi harga RBE
> 1.0 (contoh neutron energi tinggi mempunyai RBE sekitar 1.5 – 3.0.
Siklus sel dan radiosensitivitas
Dalam fase mitosis (M) berlangsung pembelahan sel, dan
sintesa DNA berlangsung dalam fase sintesis (S). Antara M dan S dipisahkan oleh
fase G1 (gap 1), dan antara S dan M dipisahkan oleh G2 (gap 2). Dalam kedua
fase antara DNA tidak disintesa, tetapi berlangsung proses metabolisme lain.
Untuk sel mamalia, waktu dalam fase S sekitar 6 – 8 jam, M kurang dari satu
jam, G2 sekitar 2 – 4 jam, dan G1 lebih bervariasi sekitar 1 – 8 jam. Waktu
siklus sel pada umumnya sekitar 10 – 12 jam.
Dalam populasi sel yang sedang tumbuh, sel akan
terdistribusi dalam semua fase. Dimungkinkan untuk memisahkan kelompok populasi
sel yang sedang dalam fase tertentu. Bila populasi sel dalam setiap fase
tersebut diradiasi, ternyata mempunyai radiosensitivitas yang bervariasi (lihat
gambar). Untuk Chinese harmster cells, fase S akhir paling tidak radiosensitif,
sedangkan kebalikannya terjadi pada sel L tikus. Kurva survival Chinese
harmster cells dalam fase mitosis (M) berbentuk curam dan tanpa bahu. Dalam
fase akhir S, kurva lebih landai dan dimulai dengan bentuk bahu, sedangkan fase
G1 dan awal S berada di antara keduanya. Fase G2 pada umumnya sensitif seperti
pada fase M.
No comments:
Post a Comment