ESTER RINA NIM:
00.011 JOHANSEN PURBA NIM:00.017
POLTEKKES KEMKES JAKARTA
II JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masalah
Berkembangnya
ilmu pengetahuan teknologi kedokteran khususnya di bidang radiology berkembang
pesat pada saat ini, terutama didalam
penggunaan alat – alat penunjang diagnosa. Sejak tahun 1972 telah diperkenalkan
suatu alat yang canggih, yaitu alat tomogram yang dikendalikan dengan sistem
komputer. Alat tersebut dikenal sebagai Computer Assisted Tomography ( CAT )
atau Computer Tomography ( CT ).
Computer
Tomography merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiografi dengan system
pengambilan gambar dari suatu obyek yang diperiksa secara sectional – axial,
dimana berkas sinar X mengitari obyek. Sinar X yang teratenuasi setelah
menembus obyek di teruskan ke detector. Oleh Photo Multiplier Tube ( PMT ) sinar X di ubah menjadi signal –
signal electron ( listrik ) yang kemudian di perkuat yang kemudian oleh DAS (
data Aquestion System ) signal – signal
listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian menjadi
informasi di komputer dan secara matemetika direkonstruksikan, hasil
reconstruksi tersebut akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan –
irisan dari obyek yang dikehendaki dalam bentuk “ Gray Scale Image “ yaitu
skala dari hitam ke putih.
CT
scan dengan pemeriksaan pada abdomen bertujuan untuk melihat gambaran abdomen
secara keseluruhan, untuk melihat kelainan pada hepar yaitu berupa tumor,
abses, metastase, cirhosis dan sebagainya
Pasien
dengan kasus nyeri pada abdomen yang sering kali tidak diketahui penyebabnya
secara spesifik banyak ditemukan , maka tak jarang pemeriksaan CT scan dengan
kasus nyeri abdomen dilakukan karena
dengan menggunakan CT scan, maka dignosa yang dihasilkan lebih akurat
dari pemeriksaan konvensional biasa karena dapat menentukan letak dan luas dari
tumor tersebut dengan tepat
B. Tujuan
Pemeriksaan
Pemeriksaan CT
scan dengan kasus nyeri abdomen ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat
kelainan pada hepar berupa tumor, abses, atau metastase secara spesifik.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pesawat CT
Scan
Pesawat yang dipakai dalam
pemeriksaan ini adalah CT scan spiral. CT spiral atau “ CT Helical “ atau “Volume Scan “ merupakan penggabungan dari CT
scan konvensional dengan perputaran gantry secara kontinyu. Perputarannya
membentuk putaran spiral sewaktu melakukan
scanning secara bersamaan (dari obyek yang akan di scanning) dengan
bergeraknya meja pemeriksan tanpa scan delay
(karena menggunakan teknologi “slip – ring”) sehingga data yang di
hasilkan adalah bersifat volumetrik, bukan data dalam penampang dua dimensi.
CT
scan Spiral mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1.
Waktu pemeriksaan
lebih singkat.
2.
Menghasilkan gambaran yang lebih baik dan mengurangi
artefak akibat pergerakan organ seperti gerak peristaltik usus, dan pernafasan.
3. Mempunyai
kemampuan untuk melakukan teknik reconstruksi pencitraan yaitu MPR ( Multiplanar Reformation ), MIP (
Maximum Intensity Projektion ) dan 3-
D ( Three Dimensional Imaging) atau SSD ( Shadded Surfac Display ).
Komponen
peralatan CT Scan :
1.
PDB ( Power distribution Box )
PDB ini berfungsi sebagai sumber
daya listrik utama ( Main Power Suply ) yang diperlukan untuk peralatan CT,
yang kemudian dialirkan ke Automatic Voltage Stabilizer.
2.
Automatic voltage stabilizer
Berfungsi untuk mengatur kestabilan
tegangan dari PDB (main power suplly) ke PDU .
3.
PDU (Power Distribution Unit)
Merupakan suatu unit yang mengatur
pendistribusian daya listrik dari otomatik voltage stabilizer keseluruh
rangkaian peralatan CT
4.
Scanning Gantry
Merupakan tempat dari tabung sinar
X. Pada pesawat ini mempunyai kapasitas 3.000.000 Heat Unit (HU). Selain itu
juga berfungsi sebagai penyanggah sinar X, “slip - ring” , DAS ( Data Acquiistion
System ), dan motor untuk mengerakan tabung dan detektor dan memiringkan
gantry.
5.
Meja Pemeriksaan (Patient Table)
Berfungsi sebagai tempat mengatur
posisi pasien sesuai dengan keperluan pemriksaan, dengan pergerakan naik turun
dan maju mundur searah dengan bidang longitudinal.
6.
Kontrol Panel (Operator Console)
Bagian
ini terdiri dari CPU, Image Processing Unit, MOD (Magnetic Optical Disk) Unit,
Hard Disk drive, Floppy disk drive, Touch Panel, TV monitor dan keyboard.
Kontrol panel juga dilengkapi dengan intercom sebagai alat komunikasi anatar
operator dengan pasien.
7.
Kursi kontrol panel
Tempat duduk operator CT
8.
Perlngkapan pasien
Merupakan alat bantu pemeriksaan
yang diperlukan untuk kenyamanan pasien selama pemeriksaan berlangsung yang
terdiri dari Head Holder Set, Coronal Head Holder, Axial Head Holder, Arm
Support, Knee Pad
II.2.
Karakteristik Pesawat
Pesawat CT scan spiral yang digunakan di
RSPAD Gatoto Subroto mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
Merk Pesawat
: CT Helical Picker 5000 ( PQ 5000 ) made in USA, November 1996
Daya listrik yang diperlukan :
1.
Kapasitas transformator
: 50 kVA
2.
Konfigurasi Listrik : 3 phase
3.
Frekuensi : 50/60 Hz
4.
Parameter Scanning
Sesuai dengan keperluan pemeriksaan
maka parameter scanning dapat dipilih, dengan pilihan sebagai berikut:
A.
Waktu Scan : 0,5 sampai dengan 1,5 detik
B.
Tegangan tabung : 60 kV sampai dengan 150 kV
C.
Arus tabung : 60, 80, 100, 150, 200, 250, 300, 400 mA
D.
Ketebalan irisan / slice thickness : 2, 3, 5, 10 mm
E.
Penyudutan gantry : 25 0 Cranially dan
Caudally dari sumbu vertical
F.
Field Of View (FOV) : 25, 35, 45, 50 cm
G.
Recon FOV : diameter variabel 3 sampai dengan 50 cm
H.
Recon mode : soft tissue, standard, bone, edge, detail
I.
Teknik Scan : fast, cluster, helical
II.3. Anatomi dan fisiologi abdomen
Rongga abdomen merupakan rongga yang terbesar dalam tubuh manusia. Sebagian berisi organ-organ pencernaan seperti lambung, usus halus dan usus besar. Organ lainnya adalah ginjal, hati, pankreas, kantung empedu, limpa dan organ reproduksi. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian , yaitu abdomen bagian atas dan abdomenbagian bawah. Batas-batas dari rongga abdomen adalah :
Batas atas : Diafragma
Batas bawah : Sympisis pubis
Batas depan : Otot
abdominal
Batas belakang : Tulang
belakang
Adapun
organ-organ yang berada dalam rongga abdomen adalah sebagai berikut :
a. Hati
Hati merupakan
organ terbesar didalam tubuh manusia. Terletak dibagian teratas dari rongga
abdomen sebelah kanan. Hati terbagi dalam
dua belahan utama, yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri. Selanjutnya
hati dibagi empat bagian yaitu Lobus kanan, Lobus kiri, Lobus caudate dan Lobus
kuadrate.
b. Kandung
empedu
Kandung
empedu merupakan sebuah kantung yang berbentuk seperti terung dan membran
berotot. Letaknya berada dipermukan bawah hati. Panjangnya 8 – 12 cm berisi
cairan empedu sampai 60 cc.. Fungsi kandung empedu adalah sebagai tempat
persediaan getah empedu.
c. Pankreas
Pankreas
adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya mirip dengan kelenjar ludah.
Panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari duodenum sampai limpa.
d. Ginjal
Kedudukan
ginjal diperkirakan mulai dari ketinggian vertebra thoracalis 12 sampai lumbal
3. Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri.Adapun fungsi ginjal adalah untuk
mengatur keseimbangan air, sekresi bahan buangan dan kelebihan garam.
e.Kandung
kemih
Kandung
kemih bekerja sebagai penampung urine, organ ini berbentuk seperti buah pir,
letaknya dirongga panggul didepan organ lainnya.
f. Lambung
Lambung
adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang , paling banyak
terletak didaerah epigastrik dan sebagian terletak di hipokhondriak kiri dan
umbilikus. Lambung terdiri dari fundus, badan dan bagian bawah yang horizontal
yaitu antrum pilorik.
g. Usus halus
Usus
halus berbentuk seperti tabung yang panjangnya kira-kira 2,5 meter dalam
keadaan hidup. Usus halus terbagi dalam tiga bagian, yaitu duodenum, yeyenum
dan ileum. Fungsi usus halus adalah untuk mencerna dan mengabsorbsi makanan
dari lambung.
h. Usus besar
Usus
besar atau colon panjangnya kira-kira 1,5 meter. Usus besar merupakan sambungan
dari usus halus yaitu katup ileokolik Usus besar sebagai kantung yang mekar dan
padanya terdapat apendik atau umbai
cacing. Caecum terletak didaerah illiaka kanan dan menempel pada otot
illiopsoas. Usus besar dibagi dalam beberapa bagian, yaitu colon asendens yang
naik keatas, colon transverses yang berjalan mendatar serta colon desendens
berjalan kebawah .
i. Rectum
Rectum adalah
saluran yang dimulai dari colon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
II.4. Patologi
Kelainan-kelainan yang terdapat dalam rongga abdomen cukup banyak,
ini dikarenakan rongga abdomen berisi organ-organ yang penting dalam tubuh.
Kelainan yang sering terjadi dalam rongga abdomen adalah sebagai berikut :
1. Tumor
2. Colitis
3. Karsinoma
kolon
4. Divertikel
Adanya kantung-kantung yang menonjol pada
dinding colon
II.5.
SOP (Standar Operasional Prosedur)
A.
Tujuan : Sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan pemeriksaan CT Scan abdomen
B.
Ruang lingkup : Instalansi
Radiodiagnostik
C.
Uraian umum : Untuk menegakkan
diagnosa, maka dilaksanakan CT scan abdomen dengan kontras pada pasien.
D.
Prosedur
1. Indikasi : Nyeri abdomen
Kelainan hepar yaitu tumor, abses, metastase,
cirhosis
Hepatitis
Kecurigaan kanker lambung, menilai pankreas,
ginjal, suprarenalis dan limpa
Dan lain sebagainya
Syarat pemeriksaan :
a.
Tidak ada ilius obtruksi
b.
Ureunm dan kreatinin normal
c.
Foto BNO terbaru
2. Teknik pemeriksaan :
a.
Oral kontras :
Dosis standar, mengunakan gastrografin
Anal
kontras : Dosis standar
b.
Setting :
c.
IV kontras :
Non ionik kontras, dosis 1-2 ml / kg BB, maksimal 100 ml.
d.
Kriteria anatomi :
Garis – garis potongan dimulai dari hemi diafragma sampai ke krista iliaka
e.
Thickness :
10 mm
f.
Interval :
15 mm
II.6.
Denah Lokasi
![]() |
|
|

|
Keterangan:
1.
Wast tafel I. Tempat pemeriksaan
2.
Tabung gas O2 II.
Control Room
3.
Meja gantry III.Ruang
tunggu
4.
Gantry
5.
Lemari pasien
6.
Meja konmtras
7.
Saklar gantray
8.
Obata-oabatan emergency
9.
Tempat ganti pakaian
10. Kontrol table
11. Meja administrasi
12. Printer
13. Generator
BAB III
LAPORAN KASUS
Dalam
penugasan Teknik Radiografi 5 kami mengambil kasus suspect metastase tumor pada
abdomen, dimana pasien datang keradiologi CT Scan dalam keadaan kooperatif.
Adapun penatalaksanaan Ct Scan pada RSPAD Gatot Subroto adalah:
III.1. Penatalaksanaan
A. Persiapan Pasien.
Pasien terlebih dahulu
dilakukan foto abdomen konvensional sebelum dila
kukan pemeriksaan CT
Scan abdomen
B. Alat dan Bahan.
1. Pesawat
CT Scan beserta acecorisnya
2. Spuit
disposible
3. Wing
needle
4. Stuwing
band
5. Kapas
alkohol
6. Plester
7. Kontras
media positif
Kontras media
positif yang digunakan di RSPAD Gatot Subroto ada beberapa macam, diantaranya:
Telebrix (ionik), Omnipaque (Non ionik), Ultravist (Non ionik), Iopamiro (Non
Ionik). Penggunaan kontras media positif tersebut tergantung dari kemampuan
tubuh pasien dalam menerima kontras media (dalam hal ini apakah apsien alergi
atau tidak terhadap kontras media ionik).
C. Teknik Radiografi CT Scan
Pasien ganti pakaian terlebih dahulu ( sama dengan SOP dari
teknik radiografi abdomen biasa)
1. Pasien
terlentang (supine) diatas meja gantry dengan kedua tangan diatas kepala.
2. Posisikan
pasien dalam keadaan true AP
3. Naikkan
meja gantry setinggi + 400 atau sampai lampu kolimator merah sejajar
dengan MCP (Mid Coronal Plane) dari tubuh pasien.
4. Masukkan
pasien kedalam gantry
5. Pada
saat cross red berada pada ketinggian
prosesus xypoideus posisi gantry dinolkan
6. Pasien
dimasukkan kedalam gantry, sampai dengan cross red berada pada ketinggian
simpisis pubis (lihat parameters pada gantry untuk menentukan panjang dari
abdomen, misalnya parameter : 395 )
7. Pasien
diinstruksikan agar tidak bergerak. Jika pasien dalam keadaan tidak sadar
posisi pasien harus difiksasikan dengan mengikat pasien dengan acecoris yang
terdapat pada pesawat CT Scan.
8. Masukkan
data pasien dengan menekan gambar abdomen pada select protocol,Þ
proceed with new study,Þ enter text (pada keyboard).
9. Setelah
selesai dimasukkan tekan F1 (save data)
10. Tekan proceed to protocol
parameters,Þ
tekan pilot lenght,Þ
tekan 395 (tergantung dari posisi gantry pada saat memasukan pasien ),Þ
enter,Þ
tekan proceed to pre scan,Þ ready for scan (tunggu sampai lampu start menyala),Þ
start,Þ
tunggu sampai gambar skanogram abdomen muncul dimonitor)
11. Setelah muncul skanogram abdomen
tekan F1 (cursor op),Þ F3 (ruler) dengan menggunakan track ball ukur image
size dari abdomen dengan kombinasi “w”pada keyboard”, misalkan didapat image
size adalah 310)
12. Tekan prev page 2 kali
13. Tekan F8 (plan study), akan muncul
garis merah pada skanogram abdomen
14. Dengan menggunakan track ball
pindahkan garis merah tersebut sampai dengan setinggi puncak dari heparÞtekan
F1 (first)Þ
pindahkan garis merah sampai dengan simpisis pubis,Þ tekan F2,Þ
ketik 310,Þ
shift+F2,Þ
ketik -10I+return,Þ
ketik 10S+return,Þ F8 (save data)
15. Tekan select scanning mode,Þ load
n go,Þ
ADS,Þ
enter,Þ
move couch and ready for scan (tunggu sampai lampu start menyala),Þ
start.
16. Tunggu sampai dengan scanning
selesai
17. Setelah scanning selesai
persiapkan untuk penyuntikkan kontras media melalui intra vena, kontras media
per oral dengan gastrografin, kontras media peranal.
18. Setelah selesai dilakukan
pemberian kontras media, rapikan pasien dengan tanpa mengubah posisi pasien.
19. Buat scanning abdomen pasien pasca
pemberian kontras media positif dengan prosedur kerja sama dengan prosedur
sebelumnya.
20. Setelah scanning selesai pasien
dikeluarkan dari gantry dan dirapikan
21. Pasien dapat kembali keruangan
beserta perawat yang mengantar setelah
dijanjikan hasil scanningnya yang telah dibaca oleh radiolog.
22. Cetak hasil scanning pasien yang
telah dilakukan (baik pra kontras media maupun pasca kontras media positif)
pada film rongent. Pada saat mencetak di gunakan 2 kondisi yaitu kondisi
jaringan dan kondisi mediastinum (hal ini untuk melihat keadaan jaringan dan
keadaan mediastinum abdomen).
BAB IV
KESIMPULAN
Pada saat dilakukan CT Scan abdomen
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Pasien
terlebih dahulu dilakukan foto abdomen konvensional terlebih dahulu sebelum
dilakukan scanning abdomen
2. Pasien
ganti pakaian terlebih dahulu
3. Dibuat
skanogram abdomen dari pasien sebelum menentukan banyaknya slice dan ketebalan
slice yang akan dilakukan
4. Ketebalan
slice dari puncak hepar sampai dengan daerah simpisis pubis adalah 10 mm, atau
tergantung dari kemauan radiolog
5. Dilakukan
pemberian bahan kontras media positif sesuai dengan kemampuan dari pasien.
Pemberian bahan kontras ini melalui intra vena, per oral, peranal
6. Pada
saat scanning pasca kontras media positif dilakukan sama dengan scanning pra
kontras media positif
7. Pada
saat dilakukan pencetakan hasil scanning pasien pada film rontgen, digunakan 2
kondisi yaitu kondisi jaringan dan kondisi mediastinum.
No comments:
Post a Comment