Monday, 23 January 2012

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMENI DI BAG RADIOLOGI RSGS
ESTER RINA            NIM: 00.011 JOHANSEN PURBA                NIM:00.017
POLTEKKES KEMKES JAKARTA II JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi kedokteran khususnya di bidang radiology berkembang pesat  pada saat ini, terutama didalam penggunaan alat – alat penunjang diagnosa. Sejak tahun 1972 telah diperkenalkan suatu alat yang canggih, yaitu alat tomogram yang dikendalikan dengan sistem komputer. Alat tersebut dikenal sebagai Computer Assisted Tomography ( CAT ) atau Computer Tomography ( CT ).
Computer Tomography merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiografi dengan system pengambilan gambar dari suatu obyek yang diperiksa secara sectional – axial, dimana berkas sinar X mengitari obyek. Sinar X yang teratenuasi setelah menembus obyek di teruskan ke detector. Oleh Photo Multiplier  Tube ( PMT ) sinar X di ubah menjadi signal – signal electron ( listrik ) yang kemudian di perkuat yang kemudian oleh DAS ( data Aquestion  System ) signal – signal listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian menjadi informasi di komputer dan secara matemetika direkonstruksikan, hasil reconstruksi tersebut akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan – irisan dari obyek yang dikehendaki dalam bentuk Gray Scale Image “ yaitu skala dari hitam ke putih.
CT scan dengan pemeriksaan pada abdomen bertujuan untuk melihat gambaran abdomen secara keseluruhan, untuk melihat kelainan pada hepar yaitu berupa tumor, abses, metastase, cirhosis dan sebagainya
Pasien dengan kasus nyeri pada abdomen yang sering kali tidak diketahui penyebabnya secara spesifik banyak ditemukan , maka tak jarang pemeriksaan CT scan dengan kasus nyeri abdomen dilakukan karena  dengan menggunakan CT scan, maka dignosa yang dihasilkan lebih akurat dari pemeriksaan konvensional biasa karena dapat menentukan letak dan luas dari tumor tersebut dengan tepat
B. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan CT scan dengan kasus nyeri abdomen ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat kelainan pada hepar berupa tumor, abses, atau metastase secara spesifik.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pesawat CT Scan
            Pesawat yang dipakai dalam pemeriksaan ini adalah CT scan spiral. CT spiral atau “ CT Helical “ atau  “Volume Scan “ merupakan penggabungan dari CT scan konvensional dengan perputaran gantry secara kontinyu. Perputarannya membentuk putaran spiral sewaktu melakukan  scanning secara bersamaan (dari obyek yang akan di scanning) dengan bergeraknya meja pemeriksan tanpa scan delay  (karena menggunakan teknologi “slip – ring”) sehingga data yang di hasilkan adalah bersifat volumetrik, bukan data dalam penampang dua dimensi.
CT scan Spiral mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1.      Waktu pemeriksaan  lebih singkat.
2.      Menghasilkan gambaran yang lebih baik dan mengurangi artefak akibat pergerakan organ seperti gerak peristaltik usus, dan pernafasan.
3.   Mempunyai kemampuan untuk melakukan teknik reconstruksi pencitraan yaitu     MPR ( Multiplanar Reformation ), MIP ( Maximum Intensity Projektion ) dan    3- D ( Three Dimensional Imaging) atau SSD ( Shadded Surfac Display ).
Komponen peralatan CT Scan :
1. PDB ( Power  distribution Box )
            PDB ini berfungsi sebagai sumber daya listrik utama ( Main Power Suply ) yang diperlukan untuk peralatan CT, yang kemudian dialirkan ke Automatic Voltage Stabilizer.
2. Automatic voltage stabilizer
            Berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan dari PDB (main power suplly) ke PDU .
3. PDU (Power Distribution Unit)
            Merupakan suatu unit yang mengatur pendistribusian daya listrik dari otomatik voltage stabilizer keseluruh rangkaian peralatan CT
4. Scanning Gantry
            Merupakan tempat dari tabung sinar X. Pada pesawat ini mempunyai kapasitas 3.000.000 Heat Unit (HU). Selain itu juga berfungsi sebagai penyanggah sinar X,        “slip - ring” , DAS ( Data Acquiistion System ), dan motor untuk mengerakan tabung dan detektor dan memiringkan gantry.
5. Meja Pemeriksaan (Patient Table)
            Berfungsi sebagai tempat mengatur posisi pasien sesuai dengan keperluan pemriksaan, dengan pergerakan naik turun dan maju mundur searah dengan bidang longitudinal.
6. Kontrol Panel (Operator Console)
            Bagian ini terdiri dari CPU, Image Processing Unit, MOD (Magnetic Optical Disk) Unit, Hard Disk drive, Floppy disk drive, Touch Panel, TV monitor dan keyboard. Kontrol panel juga dilengkapi dengan intercom sebagai alat komunikasi anatar operator dengan pasien.
7. Kursi kontrol panel
            Tempat duduk operator CT     
8. Perlngkapan pasien
            Merupakan alat bantu pemeriksaan yang diperlukan untuk kenyamanan pasien selama pemeriksaan berlangsung yang terdiri dari Head Holder Set, Coronal Head Holder, Axial Head Holder, Arm Support, Knee Pad
II.2. Karakteristik Pesawat
            Pesawat CT scan spiral yang digunakan di RSPAD Gatoto Subroto  mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Merk Pesawat : CT Helical Picker 5000 ( PQ 5000 ) made in USA, November 1996
      Daya listrik yang diperlukan :
1.      Kapasitas transformator  : 50 kVA
2.      Konfigurasi Listrik : 3 phase
3.      Frekuensi : 50/60 Hz
4.      Parameter Scanning
            Sesuai dengan keperluan pemeriksaan maka parameter scanning dapat dipilih, dengan pilihan sebagai berikut:
A.           Waktu Scan : 0,5 sampai dengan 1,5 detik
B.           Tegangan tabung : 60 kV sampai dengan 150 kV
C.           Arus tabung : 60, 80, 100, 150, 200, 250, 300, 400 mA
D.           Ketebalan irisan / slice thickness : 2, 3, 5, 10 mm
E.            Penyudutan gantry : 25 0 Cranially dan Caudally dari sumbu vertical
F.            Field Of View (FOV) : 25, 35, 45, 50 cm
G.           Recon FOV : diameter variabel 3 sampai dengan 50 cm
H.           Recon mode : soft tissue, standard, bone, edge, detail
I.              Teknik Scan : fast, cluster, helical

II.3. Anatomi dan fisiologi abdomen

            Rongga abdomen merupakan rongga yang terbesar dalam tubuh manusia. Sebagian berisi organ-organ pencernaan seperti lambung, usus halus dan usus besar. Organ lainnya adalah ginjal, hati, pankreas, kantung empedu, limpa dan organ reproduksi. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian , yaitu abdomen bagian atas dan abdomenbagian bawah. Batas-batas dari rongga abdomen adalah :

Batas atas            : Diafragma
Batas bawah        : Sympisis pubis
Batas depan         : Otot abdominal
Batas belakang     : Tulang belakang
Adapun organ-organ yang berada dalam rongga abdomen adalah sebagai berikut :
a. Hati
Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh manusia. Terletak dibagian teratas dari rongga abdomen sebelah kanan. Hati terbagi dalam  dua belahan utama, yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri. Selanjutnya hati dibagi empat bagian yaitu Lobus kanan, Lobus kiri, Lobus caudate dan Lobus kuadrate.
b. Kandung empedu
Kandung empedu merupakan sebuah kantung yang berbentuk seperti terung dan membran berotot. Letaknya berada dipermukan bawah hati. Panjangnya 8 – 12 cm berisi cairan empedu sampai 60 cc.. Fungsi kandung empedu adalah sebagai tempat persediaan getah empedu.
c. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari duodenum sampai limpa.
d. Ginjal
Kedudukan ginjal diperkirakan mulai dari ketinggian vertebra thoracalis 12 sampai lumbal 3. Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri.Adapun fungsi ginjal adalah untuk mengatur keseimbangan air, sekresi bahan buangan dan kelebihan garam.
e.Kandung kemih
Kandung kemih bekerja sebagai penampung urine, organ ini berbentuk seperti buah pir, letaknya dirongga panggul didepan organ lainnya.
f. Lambung
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang , paling banyak terletak didaerah epigastrik dan sebagian terletak di hipokhondriak kiri dan umbilikus. Lambung terdiri dari fundus, badan dan bagian bawah yang horizontal yaitu antrum pilorik.
g. Usus halus
Usus halus berbentuk seperti tabung yang panjangnya kira-kira 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terbagi dalam tiga bagian, yaitu duodenum, yeyenum dan ileum. Fungsi usus halus adalah untuk mencerna dan mengabsorbsi makanan dari lambung.
h. Usus besar
Usus besar atau colon panjangnya kira-kira 1,5 meter. Usus besar merupakan sambungan dari usus halus yaitu katup ileokolik Usus besar sebagai kantung yang mekar dan padanya terdapat apendik  atau umbai cacing. Caecum terletak didaerah illiaka kanan dan menempel pada otot illiopsoas. Usus besar dibagi dalam beberapa bagian, yaitu colon asendens yang naik keatas, colon transverses yang berjalan mendatar serta colon desendens berjalan kebawah .
i. Rectum
Rectum adalah saluran yang dimulai dari colon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.

II.4. Patologi

            Kelainan-kelainan yang  terdapat dalam rongga abdomen cukup banyak, ini dikarenakan rongga abdomen berisi organ-organ yang penting dalam tubuh. Kelainan yang sering terjadi dalam rongga abdomen adalah sebagai berikut :
1. Tumor
2. Colitis
3. Karsinoma kolon
4. Divertikel
     Adanya kantung-kantung yang menonjol pada dinding colon
II.5. SOP (Standar Operasional Prosedur)
A. Tujuan   : Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pemeriksaan CT Scan                                     abdomen
B. Ruang lingkup    : Instalansi Radiodiagnostik
C. Uraian umum     : Untuk menegakkan diagnosa, maka dilaksanakan CT scan                                abdomen dengan kontras pada pasien.
D. Prosedur           
            1. Indikasi        : Nyeri abdomen
                                      Kelainan hepar yaitu tumor, abses, metastase, cirhosis
                                      Hepatitis
                                      Kecurigaan kanker lambung, menilai pankreas, ginjal,                                                                suprarenalis dan limpa
                                      Dan lain sebagainya
                        Syarat pemeriksaan :
a.       Tidak ada ilius obtruksi
b.      Ureunm dan kreatinin normal
c.       Foto BNO terbaru
            2. Teknik pemeriksaan :
a.       Oral kontras           : Dosis standar, mengunakan gastrografin
Anal kontras           : Dosis standar
b.      Setting                    :
c.       IV kontras              : Non ionik kontras, dosis 1-2 ml / kg BB, maksimal                                100 ml.
d.      Kriteria anatomi      : Garis – garis potongan dimulai dari hemi                                                            diafragma sampai ke krista iliaka
e.       Thickness               : 10 mm
f.        Interval                   : 15 mm

II.6. Denah Lokasi






           
            I


          II


          III
 
5


6
 
     1          2  
 












           
Keterangan:
1.      Wast tafel                           I.   Tempat pemeriksaan
2.      Tabung gas O2                          II. Control Room
3.      Meja gantry                        III.Ruang tunggu
4.      Gantry
5.      Lemari pasien
6.      Meja konmtras
7.      Saklar gantray
8.      Obata-oabatan emergency
9.      Tempat ganti pakaian
10.   Kontrol table
11.   Meja administrasi
12.  Printer
13.  Generator
BAB III
LAPORAN KASUS
            Dalam penugasan Teknik Radiografi 5 kami mengambil kasus suspect metastase tumor pada abdomen, dimana pasien datang keradiologi CT Scan dalam keadaan kooperatif. Adapun penatalaksanaan Ct Scan pada RSPAD Gatot Subroto adalah:
III.1. Penatalaksanaan
A. Persiapan Pasien.
                        Pasien terlebih dahulu dilakukan foto abdomen konvensional sebelum dila
                        kukan pemeriksaan CT Scan abdomen
B.  Alat dan Bahan.
1.   Pesawat CT Scan beserta acecorisnya
2.   Spuit disposible
3.   Wing needle
4.   Stuwing band
5.   Kapas alkohol        
6.   Plester
7.   Kontras media positif
     Kontras media positif yang digunakan di RSPAD Gatot Subroto ada beberapa macam, diantaranya: Telebrix (ionik), Omnipaque (Non ionik), Ultravist (Non ionik), Iopamiro (Non Ionik). Penggunaan kontras media positif tersebut tergantung dari kemampuan tubuh pasien dalam menerima kontras media (dalam hal ini apakah apsien alergi atau tidak terhadap kontras media ionik).
C. Teknik Radiografi CT Scan
Pasien ganti pakaian terlebih dahulu ( sama dengan SOP dari teknik radiografi abdomen biasa)
1.   Pasien terlentang (supine) diatas meja gantry dengan kedua tangan diatas kepala.
2.   Posisikan pasien dalam keadaan true AP
3.   Naikkan meja gantry setinggi + 400 atau sampai lampu kolimator merah sejajar dengan MCP (Mid Coronal Plane) dari tubuh pasien.
4.   Masukkan pasien kedalam gantry
5.   Pada saat cross red  berada pada ketinggian prosesus xypoideus posisi gantry dinolkan
6.   Pasien dimasukkan kedalam gantry, sampai dengan cross red berada pada ketinggian simpisis pubis (lihat parameters pada gantry untuk menentukan panjang dari abdomen, misalnya parameter : 395 )
7.   Pasien diinstruksikan agar tidak bergerak. Jika pasien dalam keadaan tidak sadar posisi pasien harus difiksasikan dengan mengikat pasien dengan acecoris yang terdapat pada pesawat CT Scan.
8.   Masukkan data pasien dengan menekan gambar abdomen pada select protocol,Þ proceed with new study,Þ enter text (pada keyboard).
9.   Setelah selesai dimasukkan tekan F1 (save data)
10. Tekan proceed to protocol parameters,Þ tekan pilot lenght,Þ tekan 395 (tergantung dari posisi gantry pada saat memasukan pasien ),Þ enter,Þ tekan proceed to pre scan,Þ ready for scan (tunggu sampai lampu start menyala),Þ start,Þ tunggu sampai gambar skanogram abdomen muncul dimonitor)
11. Setelah muncul skanogram abdomen tekan F1 (cursor op),Þ F3 (ruler) dengan menggunakan track ball ukur image size dari abdomen dengan kombinasi “w”pada keyboard”, misalkan didapat image size adalah 310)
12. Tekan prev page 2 kali
13. Tekan F8 (plan study), akan muncul garis merah pada skanogram     abdomen
14. Dengan menggunakan track ball pindahkan garis merah tersebut sampai dengan setinggi puncak dari heparÞtekan F1 (first)Þ pindahkan garis merah sampai dengan simpisis pubis,Þ tekan F2,Þ ketik 310,Þ shift+F2,Þ ketik -10I+return,Þ ketik 10S+return,Þ  F8 (save data)
15. Tekan select scanning mode,Þ load n go,Þ ADS,Þ enter,Þ move couch and ready for scan (tunggu sampai lampu start menyala),Þ start.
16. Tunggu sampai dengan scanning selesai
17. Setelah scanning selesai persiapkan untuk penyuntikkan kontras media melalui intra vena, kontras media per oral dengan gastrografin, kontras media peranal.
18. Setelah selesai dilakukan pemberian kontras media, rapikan pasien dengan tanpa mengubah posisi pasien.
19. Buat scanning abdomen pasien pasca pemberian kontras media positif dengan prosedur kerja sama dengan prosedur sebelumnya.
20. Setelah scanning selesai pasien dikeluarkan dari gantry dan dirapikan
21. Pasien dapat kembali keruangan beserta perawat yang mengantar  setelah dijanjikan hasil scanningnya yang telah dibaca oleh radiolog.
22. Cetak hasil scanning pasien yang telah dilakukan (baik pra kontras media maupun pasca kontras media positif) pada film rongent. Pada saat mencetak di gunakan 2 kondisi yaitu kondisi jaringan dan kondisi mediastinum (hal ini untuk melihat keadaan jaringan dan keadaan mediastinum abdomen).
BAB IV
KESIMPULAN
            Pada saat dilakukan CT Scan abdomen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.   Pasien terlebih dahulu dilakukan foto abdomen konvensional terlebih dahulu sebelum dilakukan scanning abdomen
2.   Pasien ganti pakaian terlebih dahulu
3.   Dibuat skanogram abdomen dari pasien sebelum menentukan banyaknya slice dan ketebalan slice yang akan dilakukan
4.   Ketebalan slice dari puncak hepar sampai dengan daerah simpisis pubis adalah 10 mm, atau tergantung dari kemauan radiolog
5.   Dilakukan pemberian bahan kontras media positif sesuai dengan kemampuan dari pasien. Pemberian bahan kontras ini melalui intra vena, per oral, peranal
6.   Pada saat scanning pasca kontras media positif dilakukan sama dengan scanning pra kontras media positif
7.   Pada saat dilakukan pencetakan hasil scanning pasien pada film rontgen, digunakan 2 kondisi yaitu kondisi jaringan dan kondisi mediastinum.




No comments:

Post a Comment