PERAN RADIOTERAPI PADA PENGOBATAN KANKER
Senin, 21 Juni 2010 21:32:20 - Penulis : Wayan354
Peran Radioterapi pada Pengobatan Kanker
Oleh:
Wayan Maha Putra
Oleh:
Wayan Maha Putra
Radioterapi dikenal juga dengan pengobatan sinar, merupakan salah satu metode pengobatan penyakit kanker selain pembedahan dan kemoterapi. Kombinasi metode pengobatan di atas akan memberikan hasil pengobatan optimal.
Saat
ini di negara maju insiden penyakit kanker bersama penyakit jantung dan
pembuluh darah menempati posisi tertinggi penyebab kematian. Di negara
berkembang posisi ini masih dibawah penyakit infeksi atau kurang gizi,
meski tidak berarti angka kejadian penyakit ini dapat diabaikan.
Berbagai publikasi menyebutkan bahwa di Eropa Barat, Amerika, dan negara maju lainnya, 50%-60% pasien kanker memperoleh penyinaran, baik pada awal, sebagai kombinasi bedah, ataupun berdiri sendiri. Angka ini dipastikan lebih tinggi di negara ketiga, mengingat lebih banyaknya kasus lanjut yang dijumpai serta murahnya pengobatan ini.
Berbagai publikasi menyebutkan bahwa di Eropa Barat, Amerika, dan negara maju lainnya, 50%-60% pasien kanker memperoleh penyinaran, baik pada awal, sebagai kombinasi bedah, ataupun berdiri sendiri. Angka ini dipastikan lebih tinggi di negara ketiga, mengingat lebih banyaknya kasus lanjut yang dijumpai serta murahnya pengobatan ini.
Radioterapi
Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Cara ini telah dimulai sejak kurang lebih seratus tahun lalu, tidak lama setelah Prof. Willem Conrad Roentgen menemukan sinar X. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan teknologi, metode ini makin mendapat tempat dalam pengobatan penyakit kanker.
Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Cara ini telah dimulai sejak kurang lebih seratus tahun lalu, tidak lama setelah Prof. Willem Conrad Roentgen menemukan sinar X. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan teknologi, metode ini makin mendapat tempat dalam pengobatan penyakit kanker.
Sinar
X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan
kanker disamping partikel lain. Pada prinsipnya apabila berkas sinar
radioaktif atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi
berbagai peristiwa antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang
mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada
gilirannya akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga
menimbulkan kerusakan akibat tertumbuknya DNA (deoxy ribonucleic acid)
yang dapat diikuti kematian sel.
Tentunya
akan timbul pertanyaan apakah kematian hanya terjadi pada sel kanker,
bagaimana dengan jaringan normal ? Sebenarnya baik sel kanker maupun sel
normal akan mengalami peristiwa yang sama, hanya saja pada sebagian
besar jenis kanker memperlihatkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap
sinar ini daripada sel-sel normal. Jadi diharapkan, pada pengobatan
penyakit kanker, semua sel kanker telah mengalami kematian sebelum
terjadi cedera yang berlebih pada sel-sel normal yang masih hidup.
Apabila pemberian radiasi dihentikan sel normal ini akan kembali sehat
seperti sediakala.
Keadaan
ini bisa dicapai apabila dosis sinar yang diberikan tidak melewati
ambang dosis kemampuan hidup sel normal dan apabila tidak terlalu banyak
jaringan yang terikut serta pada radiasi. Ini berarti makin sedikit
jumlah sel kanker yang disinar makin tinggi kemungkinan penyembuhannya.
Dengan kata lain, bila benjolan relatif masih kecil pengobatan lebih
efektif.
Sebagai contoh adalah kanker payudara. Setelah jaringan kanker beserta jaringan normal sekitarnya dioperasi maka menjadi tugas radiasi untuk membersihkan sel-sel kanker yang tertinggal. Metode ini disebut sebagai radiasi pascabedah.
Sebagai contoh adalah kanker payudara. Setelah jaringan kanker beserta jaringan normal sekitarnya dioperasi maka menjadi tugas radiasi untuk membersihkan sel-sel kanker yang tertinggal. Metode ini disebut sebagai radiasi pascabedah.
Metode
lain adalah radiasi yang mendahului operasi atau radiasi prabedah
seperti halnya yang sering dilakukan pada kanker kolon (usus besar).
Tujuan penyinaran di sini adalah untuk memperkecil jaringan kanker
sehingga mempermudah spesialis bedah mengangkat semua jaringan kanker,
sekaligus untuk mencegah terjadinya penyebaran sel-sel kanker pada saat
pembedahan dilakukan.
Namun
sayangnya tidak semua kanker dapat dioperasi, baik karena keadaan
pasien tidak mengizinkan maupun ukuran kanker yang terlalu besar atau
bahkan telah terjadi penyebaran jauh.
Pada
beberapa keadaan radioterapi dapat berdiri sendiri dalam memberantas
sel-sel kanker. Pada kanker leher rahim, kanker pita suara, dan kanker
lidah, kesemuanya stadium awal, radiasi dapat dilakukan sebagai
alternatif pembedahan. Kelebihan pada cara pengobatan sinar saja adalah
masih terpeliharanya fungsi pita suara (masih mampu berbicara normal)
dan lidah masih dapat digunakan untuk merasakan makanan.
Cara Pemberian
Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi. Radiasi eksterna dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker tidak tergantung pada stadium, baik awal maupun lanjut, seperti pada anak sebar sel kanker di tulang.
Cara pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak tertentu (80 cm sampai 100 cm) dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi jaringan kanker, biasanya diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang mungkin sudah mengandung sel-sel kanker.
Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi. Radiasi eksterna dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker tidak tergantung pada stadium, baik awal maupun lanjut, seperti pada anak sebar sel kanker di tulang.
Cara pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak tertentu (80 cm sampai 100 cm) dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi jaringan kanker, biasanya diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang mungkin sudah mengandung sel-sel kanker.
Kelebihan
cara ini adalah diharapkan semua sel kanker beserta penyebaran ke
sekelilingnya akan memperoleh radiasi sehingga akan mengalami kematian.
Sedangkan kerugiannya, selain jaringan kanker jaringan normal yang sehat
yang berada di lapangan radiasi juga akan memperoleh sinar. Sekalipun
jaringan normal mengalami cedera yang lebih ringan daripada jaringan
kankernya, seperti telah diuraikan sebelumnya, namun apabila jaringan
normal terlalu banyak yang terlibat maka dikhawatirkan akan terjadi efek
samping radiasi yang terlalu berat.
Karena itulah pemberian sinar luar ini harus dibatasi sampai dosis tertentu. Akan timbul pertanyaan lagi, kalau begitu ada kemungkinan bahwa jaringan kanker memperoleh dosis yang tidak mematikan ? Benar, hal itu mungkin dapat terjadi. Untuk mengatasinya diperlukan dosis kompensasi sedemikian rupa sehingga akan tercapai dosis yang mematikan sel kanker. Dosis tambahan ini hanya dapat diperoleh dari cara pemberian sinar dalam.
Karena itulah pemberian sinar luar ini harus dibatasi sampai dosis tertentu. Akan timbul pertanyaan lagi, kalau begitu ada kemungkinan bahwa jaringan kanker memperoleh dosis yang tidak mematikan ? Benar, hal itu mungkin dapat terjadi. Untuk mengatasinya diperlukan dosis kompensasi sedemikian rupa sehingga akan tercapai dosis yang mematikan sel kanker. Dosis tambahan ini hanya dapat diperoleh dari cara pemberian sinar dalam.
Sesuai
dengan istilahnya maka sinar dalam diberikan dengan cara langsung pada
jaringan kankernya, bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa
jarum) langsung ke jaringan kanker seperti pada kanker lidah atau
prostat, atau dengan menempatkannya pada struktur anatomis seperti pada
kanker rahim. Dengan cara demikian hanya jaringan kanker saja yang
memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan normal sekitarnya praktis
tidak memperolehnya.
Brakhiterapi
atau sinar dalam ini hanya dapat diberikan pada jenis kanker tertentu
saja dan yang paling klasik adalah kanker leher rahim yang telah dimulai
sejak ditemukan unsur radium oleh Madam Curie. Pada saat ini radium
tidak digunakan lagi dan digantikan dengan iridium.
Efek samping yang dirasakan pada umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama pengobatan berupa rasa lemah, menurunnya nafsu makan, yang biasanya terjadi karena pasien tidak dapat menerima kenyataan bahwa dirinya menderita kanker, harus menjalani terapi sinar yang dinilai menakutkan, atau perjalanan dari rumah ke tempat pengobatan yang melelahkan.
Efek samping yang dirasakan pada umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama pengobatan berupa rasa lemah, menurunnya nafsu makan, yang biasanya terjadi karena pasien tidak dapat menerima kenyataan bahwa dirinya menderita kanker, harus menjalani terapi sinar yang dinilai menakutkan, atau perjalanan dari rumah ke tempat pengobatan yang melelahkan.
Pengobatan
sinar ini biasanya memakan waktu 5-6 minggu bahkan kadang lebih.
Pemberian informasi mengenai penyakit serta metode pengobatan yang akan
diterima disamping pemberian pengobatan yang bertujuan menghilangkan
keluhan, akan sangat membantu pasien.
Disamping
efek samping umum seperti di atas, terjadi juga efek samping lokal
sesuai dengan tempat radiasi. Namun, meskipun berbagai metode pengobatan
terkini ditopang oleh peralatan modern, kegagalan masih selalu dapat
terjadi. Faktor kegagalan tersering adalah lambatnya pasien meminta
pertolongan dokter sehingga penyakit telah mencapai stadium lanjut,
disamping kepatuhan pasien terhadap program pengobatan.
Karena itu melakukan pemeriksaan penyaring maupun segera berkonsultasi ke dokter bila ada keluhan, merupakan tindakan yang bijaksana.
Karena itu melakukan pemeriksaan penyaring maupun segera berkonsultasi ke dokter bila ada keluhan, merupakan tindakan yang bijaksana.
No comments:
Post a Comment