Tuesday, 24 January 2012

NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Warta - Tehnologi Kesehatan
NUKLIR DI BIDANG
KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan penting  dalam bidang   ilmu   dan   teknologi   ini   memberikan   sumbangan   yang   sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit – penyakit yang   menjadi  lebih penting   secara   epidemilogis   sebagai   konsekuensi   logis   dari pembangunan   di   segala   bidang   yang   telah   meningkatkan   kondisi   sosial   ekonomi masyarakat.
Penggunaan   isotop radioaktif dalam kedokteran telah dimulai pada tahun 1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit tuberculosis pada kulit. Namun yandianggap Bapak Ilmu Kedokteran Nuklir adalah George C. De HEVESSY,   dialah   yang   meletakan   dasra   prinsip   perunut   dengan   menggunakan   zat radioaktif. Waktu itu dia menggunakan rasioisotop alam Pb212.. Dengan ditemukannya radioisotop buatan maka radioisotop alam tidak lagi digunakan.
Radioisotop   buatan   yang   banyak   dipakai   pada   masa   awal   perkembangan kedokteran nuklir adalah I131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak oleh Tc 99 selain karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi dan pembentukan citra juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif murah harganya. Namun demikian  I131 masih sangat diperlukan untuk diagnostik dan terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid Perkembangan ilmu kedokteran nuklir yang sangat pesat tersebut dimungkinkan berkat  dukungan   dari   perkembangan   teknologi  instrumentasi   untuk  pembuatan   citra terutama   dengan   digunakannya   komputer   untuk   pengolahan   data   sehingga   sistem instrumentasi yang dahulu hanya menggunakan detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang sederhana, kini telah berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan kamera positron yang dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta statik maupun dinamik. Dewasa ini, aplikasi tenaga nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis maupun terapi berbagai jenis   penyakit.   Berbagai   disiplin   ilmu   kedokteran   seperti   ilmu   penyakit   dalam,   ilmu penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil manfaat dari teknik nuklir
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang diagnosis berbagai penyakit seperti penyakt jantung koroner, penyakit kelenjar gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan mendeteksi penyebarannya pada   tulang,   mendeteksi   pendarahan   pada   saluran   pencernaan   makanan   dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini sangat berkembang pesat.Di samping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga berperanan dalam terapi penyakit – penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar gondok, hiperfungsi kelenjar  gondok   yang   membandel   terhadap   pemberian   obat   –   obatan   non   radiasi,keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan) sendi yang sulit dikendalikan dengan menggunakan   terapi   obat-obatan   biasa.   Bila   untuk   keperluan   diagnosis,   radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka dalm terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu.
Last Updated (Wednesday, 04 January 20120

No comments:

Post a Comment